Tuesday, June 30, 2009

Muridku Meninggal Lagi

namanya fahrurrozi anak kelas 10A, anaknya diam dan tidak banyak bicara. dia meninggal karena kecelakaan saat mengendarai motor bareng sama teman-temannya. pagi itu saya di sms dan di telephone sama beberapa murid saya, mereka memberitahukan perihal kematian fahrurrozi. saya menyesal tidak bisa hadir karena sedang ngantor di ppna menteng. saya hanya bisa bersedih hari itu dan mengirimkan doa untuknya semoga allah mengampuni dosanya.

keesokan harinya tanggal 29 juni 2009 saya ke sekolah dan ketemu dengan wali kelasnya bapak rusdiono, karena beliau mau kesana saya memutuskan untuk ikut serta. akhirnya saya ikut ke rumah fahrurrozi bersama dengan bapak rus dan bapak bakir. sesampainya disana ada murid saya yang kebetulan saat kejadian mereka ada ditempat yaitu: fikriadi, fatah, dan andy. mereka menjelaskan ke saya kronologis kejadiannya.

saya agak menyalahkan mereka karena melarikan fahrurrozi ke rumah askit cipto yang jaraknya sangat jauh. padahal disekitar itu ada rumah sakit yang lumayan dekat. mereka beralasan sudah sangat panik dan tidak ingat lagi bahwa ada rumah sakit yang dekat kejadian perkara. akhirnya sayapun mencoba untuk mengerti dan memahami kondisi kejiwaan mereka ketika itu.

saya sungguh kagum dengan pertemanaan mereka, mereka bertiga saya lihat begitu setia kawan. mereka terlihat sangat berduka atas meninggalnya kawan tercintanya, bahkan fatah sempat menangis selama semalaman penuh. apapun pendapat orang tentang kalian: fatah, andy, dan fikri, saya percaya dengan sepenuh hati bahwa kalian adalah anak-anak yang baik dan luar bias, saya salut sama kalian.

di dalam rumah orang tua fahrurrozi telah menunggu saya dan saya menyampaikan belasungkawa yang sebesar-besarnya kepada keluarga yang ditinggalkan. ibunya terlihat sangat tegar apalagi sang bapak yang masih sempat tersenyum dan menawarkan makanan suguhan. saya jadi belajar dari situ, bahwa meninggal itu pasti dan bukan pilihan lagi. dan bagi keluarga atau teman yang ditinggalkan hendaknya memang harus merelakan. karena toh tidak ada gunanya meratapi kepergian orang yang telah meninggal, karena yang telah meninggal tidak akan kembali lagi.

saya juga pernah ditinggal oleh bapak saya tercinta ketika saya berusia 7 tahun. ketika itu saya tidak begitu bersedih karena saya belum begitu paham akan kematian. yang saya ingat saya malah maen-maen dan jajan. saya hanya tahu bahwa bapak saya telah pergi dan tidak akan kembali lagi dalam waktu yang sangat lama. begitulah kematian sangat menakutkan dan harus dinanti, karena ketika kematian telah datang siapapun tidak punya hak untuk mencegat atau merubahnya.

0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog