Monday, August 31, 2009

Tentang Motor...

Cerita I

Saya mendatangi bengkel untuk mengecek apakah benar ada yang rusak di bagian mesin depan, karena saya merasakan ketidakenakan menggunakan motor saat mengebut. Saya meminta masnya untuk mengecek dengan mengendarai secara langsung, supaya masnya bisa merasakan apa yang saya rasakan. Saya bercerita bahwa motor saya sekarang sudah tidak bisa dipakai untuk ngebut lebih dari 100 km, maksimal hanya 80 km atau paling-paling 90 km. Saya juga bercerita bahwa saya memang suka ngebut jika jalanan sedang sepi, apalagi jika pulang rapat sekitar pukul 23.00- 05.00 pagi. Saya bercerita tanpa beban karena memang tidak perlu merasa tidak enak hanya karena saya seorang perempuan. Ternyata si mas dan teman-temannya tertawa mentertawakan saya, mereka kaget karena melihat perempuan edan seperti saya, apalagi saya menggunakan rok yang agak sepan. Kata mereka: masa iya ada perempuan yang suka ngebut, pulang malam, dan mengendarai motor dengan rok? Saya balik tertawa, karena menurut saya tidak ada yang aneh dan tidak ada yang perlu untuk dipertanyakan hanya karena saya perempuan.

Cerita II

Saya hampir sering bolak-balik menteng bintaro, kadang bintaro kebayoran lama, kadang kemana-mana mengelilingi jakarta untuk sebuah acara/undangan. Saya hampir mengamati dengan seksama para pengendara motor, dan rata-rata jenis kelaminnya laki-laki, bukan berarti tidak ada perempuannya ya. Tetapi jumlah perempuan yang menggunkan motor sangat sedikit tidak signifikan dengan jumlan pengendara motor laki-laki. Usut punya usut dengan menanyakan teman-teman perempuan saya, mereka menganggap ribet jika harus naik motor. Ribet dan memusingkan dengan segala kemacetan dan polusi yang ada, ditambah lagi kadang perempuan tidak diijinkan oleh orang tuanya untuk menggunakan motor dengan bebas, berbeda dengan anak laki-laki yang begitu dipercaya untuk menggunakan motornya. Padahal menurut saya menggunakan motor tidak ada hubungannya dengan jenis kelamin, karena banyak juga perempuan yang lebih mahir menggunakan motor dari laki-laki.


Cerita III

Saya suka menggunakan motor dan saya bahagia bisa menikmati jalanan dengan mata telanjang. Saya bisa naik motor dari smu kelas satu, waktu itu belajar menggunakan motornya lek ni. Saya di jakarta mulai menggunakan motor karena waktu saya sering habis jika saya harus menggunakan angkutan umum. Saya tidak bisa pindah kebeberapa tempat jika harus menggunakan angkutan umum, sehingga saya memutuskan menggunakan motor. Dan ternyata benar dengan motor waktu yang saya miliki sangat efektif dan efisien. Dalam sehari saya bisa menghadiri acara dibeberapa tempat sekaligus tanpa telat yang berarti. Tetapi sebagai manusia biasa, adakalanya saya merasa sangat motor jika harus menggunakan motor. Saya merasa bahwa memakai motor sangat melelahkan dan membuat saya sangat ngantuk dan tidak bisa istirahat ketika di jalan. Jika sudah bosen dengan motor saya tidak lantas memakai angkutan umum lagi, tetapi saya memilih untuk istirahat sejenak di rumah sampai saya tertarik lagi untuk menggunakan motor kesayangan saya.


Cerita IV

Saya sering lewat jalan dari asia afrika tembus ke sudirman, tepatnya di samping senayan. Disana saya sering melihat joki-joki dipinggir jalan, dari mulai ibu-ibu, remaja, anak-anak, dan bahkan orang tua. Saya tidak terganggu dengan pemandangan itu, malah saya penasaran kenapa mereka menjadi joki? Apakah karena dapat uanga banyak, atau karena alasan lainnya yang lebih logis dari sekedar uang. Saya juga melihat polisis disitu dan ternyata polisi tidak bermasalah dengan keberadaan joki-joki tersebut. Padahal joki-joki tersebut muncul akibat adanya peraturan tentang mobil berpenumpang kurang dari tiga dilarang lewat jalan tertentu. Sehingga saya heran jika polisi tidak menindak tegas keberadaan joki, karena jika tidak ada joki seharusnya mobil tersebut tidak lewat dan akan mengurangi mobil yang melintas di jalan raya. sehingga otomatis akan mengurangi polusi dan kebisingan di ibu kota jakarta.


Continue Reading...

Sunday, August 30, 2009

Diskusi Terorisme...

Judul kegiatan pada hari itu adalah "waspadai orang berjenggot dan berjubah", membuat saya tertarik karena terkesan sangat provokatif. Pembicara berasal dari beberapa kalangan diantaranya: dari polri, dari kuasa hukum salah satu organisasi agama, dari komnas ham, dan dari kyai jamaah tabligh. Polri agak sedikit tersudut karena memang dia sendirian, dalam arti kata dia dikelilingi komunitas masyarakat yang telah anti pati dengan polri/penegak hukum yang cenderung kurang peduli dengan keadaan masyarakat.

Banyak pertanyaan dan banyak masukan yang ditujukan kepada polri, dan hampir semua pertanyaan tersebut memojokkan polri, seperti kasus penangkapan di temanggung yang disinyalir oleh lsm penegak ham sebagai pelanggaran ham berat. Dikatakan sebagai pelanggaran ham karena penangkapan yang hanya menangkap satu orang dilakukan dengan cara-cara yang cenderung berlebihan. Artinya masyarakat menganggap bahwa penangkapan tersebut bisa dilakukan oleh hanya beberapa orang saja. Apalagi akibat dari penangkapan tersebut mengakibatkan kerusakan dan trauma yang mendalam bagi masyarakat setempat.

Dari diskusi tersebut saya mengamati beberapa hal yaitu:
1. Klaim terhadap umat islam

Semestinya umat islam tidak usah kebakaran jenggot dengan statemen yang dikeluarkan oleh polri tentang orang berjenggot dan berjubah. Orang islam tidak perlu merasa tertuduh oleh kasus-kasus terorisme. Justru menurut saya orang islam harus instropeksi diri tentang klaim yang mengatakan bahwa: terorisme adalah islam. Coba kita renungkan bersama beberapa kasus berikut: kita menemukan orang berbohong sekali, dua kali, tiga kali, dan empat kali maka kita akan menyimpulkan bahwa dia adalah pembohong. Orang mencuri satu kali, dua kali, tiga kali, dan empat kali maka kita wajar jika mengkalim dia adalah pencuri. Meski saya masih yakin bagi orang-orang bijak klaim itu tidak berlaku karena manusia dinilai tidak hanya dari satu sisi saja melainkan dari banyak sisi. Tetapi masalahnya seberapa banyak orang-orang yang mempunyai kearifan dalam berfikir?

2. Kosku ketika kuliah

Saya jadi teringat ketika kuliah di unnes dan sempat kos bareng sama teman-teman dari jamaah. Saya berani bilang jamaah karena mereka memang mengakui sebagai gerakan islam baru yang bukan muhammadiyah dan nu. Saya membenarkan sedikit statemen polri karena menurut subjektifitas saya teman-teman di jamaah memang mengagungkan jubah dan jenggot. Bahkan mereka yakin bahwa berjenggot dan berjubah itu akan menambah pahala, karena jubah dan jenggot bukan hanya identitas melainkan satu lekatan khusus bagi umat islam.

3. Banyaknya gerakan islam

Menurut saya polri dan pemerintah secara khusus harus mulai banyak belajar dan mengetahui bahwa gerakan islam di indonesia pasca reformasi sudah mulai menjamur. Kenapa polri dan pemerintah perlu belajar? Karena jangan sampai ada kesalahpahaman antara aparat pemerintah dengan gerakan-gerakan islam yang sangat banyak jumlahnya. Karena tidak semua gerakan islam sesat, mungkin ada beberapa yang memang kurang terbuka dan beridiologi agak sedikit tertutup. Nah disinilah perlunya aparat pemerintah melakukan pendekatan-pendekatan melalui banyak cara seperti diskusi. Sehingga aparat pemerintah tidak perlu menuduh salah satu gerakan atau salah satu agama.

4. Berjubah dan berjenggot

Orang islam kenapa musti sakit hati dengan istilah tersebut, bukankah orang-orang kristen juga banyak yang berjubah dan berjenggot? Kalau demikian berarti statemen tersebut tidak menunjuk hanya kepada orang islam saja. Kalaupun orang islam memang lebih banyak yang berjubah dan berjenggot, orang islam tetap tidak perlu tersinggung jika memang dirinya tidak bersalah. Dan orang islam tidak perlu memojokkan polri seolah polri sangat membenci umat islam, padahal orang-orang polri juga banyak yang beragama islam.

5. Temanggung

Untuk kasus temanggung saya sepakat bahwa penangkapan tersebut melanggar ham, pelanggaran karena yang ditangkap akhirnya meninggal dunia dengan cara yang mengenaskan dan kurang manusiawi.
Continue Reading...

Saturday, August 29, 2009

Work Shop Komnas Perempuan...

Saya dulu sebelum ikut TOT pelatihan sadar gender di bogor sama sekali tidak tertarik dengan masalah-masalah yang berhubungan dengan perempuan. Saya tidak tertarik bukan tidak simpati atau empat, tetapi lebih pada pemahaman saya waktu itu yang bilang bahwa perempuan ya perempuan, jadi tidak perlu dikhawatikan atau diperbincangkan. Awal masuk kuliah di unnes berbarengan dengan masuknya saya di organisasi IRM tingkat wilayah jawa tengah. Saya ketika itu diutus oleh bidang irmawati untuk ikut TOT PSG di bogor. Karena tugas dan juga saya senang, maka saya memutuskan untuk ikut kegiatan tersebut. Saya sempat mengalami gejolak kejiwaan tentang apa yang disampaikan dalam acara tersebut, meski akhirnya di masa depan tidak berakibat buruk seperti bayanganku ketika itu. Karena ternyata ilmu yang saya dapatkan di TOT tersebut sangat bermanfaat bagi kehidupan saya di masa depan. Terutama bagi bekal pemahaman saya terhadap kasus-kasus yang menghinggapi perempuan.

Pada work shop di komnas kemaren membahas tentang perempuan-perempuan korban pelecehan di daerah konflik atau daerah yang rawan konflik. Ada teman-teman lsm yang sengaja didatangkan dari Aceh, Poso, Ambon, dan NTT. Mereka sengaja didatangkan jauh dari tempat tinggalnya untuk berbagi cerita tentang masalah yang sedang akan di bahas oleh peserta work shop.

Dari pemaparan teman-teman dari daerah tersebut, bisa disimpulkan bahwa perempuan korban-korban konflik benar-benar ada, dan mereka sampai sekarang banyak yang belum bisa tersenyum karena para pemerkosanya belum bisa dijebloskan ke penjara. Perempuan-perempuan tersebut juga masih harus menanggung beban klaim dan pencitraan buruk dari orang-orang disekitarnya. Orang-orang picik dan bodoh yang tidak pernah merasakan betapa sakitnya diperkosa, orang-orang yang hanya bisa mencemooh tanpa memberi masukan yang berarti.

Seperti kasus di daerah aceh, ada banyak perempuan yang dipaksa oleh aparat untuk melayani nafsunya. Perempuan itu sangat tidak bisa menolak karena aparat tersebut berjumlah sangat banyak, dan mereka cenderung menggunakan kekerasan jika si perempuan menolak untuk melayani nafsu bejatnya. Tidak sedikit yang akhirnya sampai hamil dan anak-anaknya tidak mempunyai bapak. Para perempuan tersebut menanggung banyak beban termasuk beban mengasuh anaknya seorang diri.

Saya pribadi dan selurush peserta work shop sangat geram mendengar cerita kekerasan terhadap perempuan, termasuk kasus yang menimpa pada patricia yang diperkosa di perbatasan NTT dan Timor Leste. Tentunya kegeraman itu tidak lantas mendiamkan kami semua, justru membuat kami semakin obsesif dan agrasif untuk terus memperjuangkan hak-hak perempuan yang selama ini masih tertindas. Seperti kata bapak Munir Mulkhan: perempuan saat ini di bawah laki-laki dan untuk menyamakan kaum perempuan dengan laki-laki, perempuan harus mampu menjadi di atas laki-laki terlebih dahulu baru menyamakan diri dengan laki-laki.

Teman-teman peserta juga masih memepertanyakan tentag otoritas agama yang masih begitu besarnya dalam pola hubungan rumah tangga. Masih ada pemahaman agama yang seolah membenarkan bahwa laki-laki boleh berkuasa terhadap istrinya, bahkan istri tidak diberi kesempatan untuk melakukan apapun tanpa seijin suaminya. Teks-teks agama masih bias gender dan masih mengusung kepentingan kaum laki-laki.

Selain otoritas agama yang sampai saat ini tidak pernah selesai dengan tuntas, peserta juga membahas tentang kasus perkosaan jika dilakukan oleh aparat pemeritahan maka kasusnya dapat dipastikan akan sulit diungkap dan kalaupun bisa diungkap akan sangat lama dan berbelit-belit. Berbelit-belit karena ketika aparat melakukan kesalahan maka akan banyak yang melindunginya. Sehingga perempuan yang menjadi korbanya sudah tidak dipedulikan lagi. Bahkan ada beberapa aparat pelaku pemerkosaan menganggap bahwa perkosaan itu terjadi karena kelalaian si perempuan, bukan kesalahan dirinya sebagai pelaku.

Dalam work shop kemaren dibahas tiga hal penting yang harus diseriusi oleh para peserta yaitu:
1. Kebenaran
2. Keadilan
3. Pemulihan

Kebenaran bagaimana kita yang melihat mampu membantu para korban yang mengalami kekerasan, sehingga fakta-fakta kekerasan akan bisa terungkap secara hukum dengan bukti-buktinya. Keadilan yaitu setelah bukti-bukti terkumpul dan berkas disidangkan maka harapannya akan didapatkan keadilan bagi korban dan hukuman bagi si pelaku pemerkosaan atau pelecehan seksual. Sedangkan pemulihan adalah bagaimana agar korban bisa terdampingi dengan maksimal dan benar, sehingga dirinya tidak perlu lagi merasa minder dan merasa berdosa akibat perkosaan yang menimpa pada dirinya.

Adapun masalah tersulit yang dihadapi sebelum menjangkau ketiga masalah tersebut yaitu basic pemahaman masyarakat baik laki-laki dan perempuan yang masih sangat tekstual tidak kompromis. Masyarakat bahkan kaum perempuan sendiri masih berprinsip bahwa masalah rumah tangga adalah masalah domestik yang harus diselesaikan sendiri. Dan orang lain sangat tidak punya hak untuk mencampurinya, apalagi sampai ikut menyelesaikannya. Kemudian laki-laki juga masih susah untuk sadar dan menganggap istrinya sebagai budak bukan sebagai patner. Padahal keadilan dan persamaan akan terwujud jika para laki-laki mulai membuka hatinya untuk menerima perempuan sebagai patner bukan sebagai orang yang lebih rendah dari dirinya.
Continue Reading...

Kadang Kita Toleran Sama Kesalahan....

Pagi hari ketika hendak berangkat ke sekolah, saya melewati gang kecil yang bisa tembus ke sekolah, gang kecil itu bisa menghubungkan ke sekolah dengan lebih cepat dari pada harus lewat jalan yang besar. Pagi itu saya agak terburu-buru karena jam sudah menunjukkan pukul 06.25, sementara bel masuk dibunyikan sekitar pukul 06.30. Saya agak sebel ketika melihat motor di depan saya persis knalpotnya sangat bising dan asap mengepul ke muka saya. Saya marah dan hampir berteriak untuk menegur pengendara tersebut, ternyata pengendara tersebut adalah teman saya. Tiba-tiba kemarahan saya hilang dan saya malah menyapa teman saya tersebut dengan senyuman. Saya menjadi sangat toleran dan kehabisan kata-kata untuk sekedar mengingatkan teman saya tersebut.

Ketika kumpul sama teman-teman, banyak dari teman saya yang merokok, bahkan merokok sangat aktif. Saya sebenarnya sangat terganggu dengan kegiatan merokok teman-teman saya tersebut, bahkan tidak jarang saya terbatuk-batuk karena asap rokok yang ditimbulkan oleh teman saya itu. Saya sebenarnya protes dan tidak terima, dan jika yang merokok itu adalah orang yang saya tidak kenal pasti saya akan sangat marah dan memakinya. Tetapi ternyata lagi-lagi saya sangat toleran dengan teman-teman saya tersebut. Saya tidak tahu kenapa saya bisa berbuat sedemikian rupa, seolah saya sangat bijaksana dengan membiarkan teman saya tetap merokok padahal saya sangat terganggu.

Ada dua orang teman sebut saja indah dan ely, indah termasuk anak yang agak bebas dan hampir tidak punya aturan, sementara ely adalah anak yang pendiam dan baik. Seringkali indah curhat sama ely tentang masalah-masalahnya, masalah yang menurut ely agak aneh dan sebenarnya merupakan kesalahan jika masyarakat yang mengklaim. Tetapi seberapapun salahnya indah, ely tidak pernah mengkritik ataupun mengingatkan indah karena alasan ely sayang sama indah. Padahal definisi sayang menurut saya adalah tidak membiarkan teman-teman atau saudaranya terjebak dalam kesalahan dan kekeliruan permanen.
Continue Reading...

Kadang Kita Melanggar Hak Orang...

tidak kita sadari beberapa kali kita pasti pernah melanggar hak orang lain. bukan hanya melanggar haknya, kita juga sering menindas secara halus. meskipun apologi kita biasanya bahwa kita merasa melakukan itu dengan tidak sengaja. tidak sengaja yang menyinggung dan menyakitkan orang lain.

masa ada orang yang makan makanan punya orang lain tanpa ijin. atau tiba-tiba dia memakai sendal orang lain tanpa ijin padahal orang lain tersebut sedang membutuhkan sendal itu. atau lagi masa ada orang nyelonong ke rumah orang tanpa permisi, sementara yang punya rumah sedang tidaka ada di rumah.

apapun alasanya mendzalimi hak orang lain menurut saya adalah kurang benar. apalagi mendzalimi dengan sadar bahwa dirinya memang telah mendzalimi orang lain. jangankan mendzalimi orang lain, mendzalimi diri sendiri saja tidak boleh. oleh karena itu, jangan karena merasa senior dan paling benar membuat kita menjadi manusia yang egois tanpa memperhatikan hak-hak orang lain.
Continue Reading...

Tuesday, August 25, 2009

Puasa Tahun 2009...

puasa itu wajib
bagi yang merasa bahwa dirinya meyakini puasa
puasa itu wajib
bagi yang ingin meningkatkan kualitas diri
puasa itu wajib
bagi yang tidak keberatan menjalankannya
puasa itu wajib
bagi yang ingin lebih baik lagi

puasa itu berat
bagi yang tidak ikhlas
puasa itu berat
bagi yang tidak biasa
puasa itu berat
bagi yang biasa makan banyak
puasa itu berat
bagi yang hanya menahan lapar saja

puasa terasa semakin berat dijalankan di ibukota jakarta
suasana panas menyengat
suasana banyaknya warung yang masih buka
suasana yang banyak godaan
suasana yang bisa bikin dehidrasi

tapi sesungguhnya
tidak hanya di jakarta
puasa dimanapun akan mengganggu
jika si pelaku menganggap puasa sebagai rutinitas
rutinitas yang pasti datang tanpa diundang

kita belajar bersama
akan makna keikhlasan dalam menjalankan puasa
karena menerima keihlasan sebagai bagian dari karakter
kadang lebih sulit dari apa yang kita bayangkan

harapan saya cuma satu
semoga puasa kita berkah
amien...
Continue Reading...

Monday, August 24, 2009

Perjalanan Ke Lampung...

saat menuju ke lampung saya sengaja ngeteng karena memang kehabisan tiket damri. lagipula saya pengen sekali bisa ngeteng, karena ketika ngeteng saya yakin akan menemukan banyak hikmah dan pengalaman. saya naik bus dari terminal bekasi jurusan merak, sampai di serang saya duduk sendiri dan tidak berteman. tiba-tiba ada cewek namanya silfie yang duduk di sebelah saya, karena senang saya segera mempersilahkan dia untuk duduk.

saya banyak bercerita ke silfi tentang aktivitas dia, dan ternyata dia seorang mahasiswa. dia senang sepertinya kenal dengan saya, karena saya kebetulan dosen, kata silfi saya dosen yang baik padahal dia baru kenal saya. bagi saya itu suatu penghargaan yang tidak ternilai, karena terkadang kita sendiri sangat susah untuk langsung percaya sama orang yang baru kita kenal. apalagi langsung mengklaim bahwa orang itu adalah orang baik. yang ada kita sering berburuk sangka sama orang yang baru kita kenal.

sampai di merak saya bilang ke silfi bahwa saya lapar dan hendak makan terlebih dahulu, akhirnya dia memutuskan menemani saya makan nasi goreng di pinggir pantai sebelum masuk pelabuhan merak. saya mengamati silfi makan dan sepertinya dia juga lapar seperti saya. sayang sekali, saya tidak bisa menghabiskan makanan tersebut karena perut saya sedang tidak enak. sehingga saya memutuskan untuk tidak menghabiskan nasi gorengnya.

selesai makan saya dan silfi langsung menuju ke pelabuhan, dan ternyata jaran dari kita makan lumayan jauh sekitar 500m. tapi karena kita jalan berdua maka perjalanan lumayan jauh tersebut sangat tidak terasa. sesampai di loket saya membeli tiket dua untuk saya dan silfi dan segera saya menuju kapal yang sedang disandarkan. saya masuk kapal dan langsung mencari kelas yang eksekutif. meski eksekutif sangatlah murah, karena saya hanya menambah 6.000 dari harga karcis yang 11.000.

didalam ruang itu tiba-tiba saya kebelet pipis dan menitipkan tas saya ke silfi. sampai toilet tiba-tiba saya khawatir sama silfi, karena semua barang berharga saya ada di dalam tas tersebut. buru-buru saya menyelesaikan pipis saya dan langsung menghambur ke ruangan eksekutif tersebut. saya melihat silfi sedang smsan dan melihat wajah sendunya saya langsung merasa bersalah karena telah berburuk sangka sama silfi. mohon maaf, saya tidak bermaksud berburuk sangka tetapi memang realitasnya kan seperti itu. hampir banyak orang yang sudah tidak dapat dipercaya, apalagi klaim terhadap orang yang baru kita kenal.

tiba-tiba perut saya mual serasa mau muntah, kepala saya juga pusing tujuh keliling. saya ijin ke silfi untuk tiduran, dan akhirnya saya benar-benar tertidur dengan pulas serasa di kasur yang empuk. tiba-tiba saya dibangunkan oleh silfi karena kapal sudah merapat ke bakahuni. saya kaget dan langsung terbangun, karena masih pusing saya mendiamkan diri dulu kemudian siap-siap untuk berdiri. agak lama kapal merapat, saya mencoba mengamati dengan seksama apa yang sedang terjadi, dan akhinya kapal merapat juga. saya turun bersama dengan silfi dan ternyata lagi-lagi jalan menuju travel teramat jauh, hampir 500 m juga. tiba di bawah banyak calo-calo travel dan bus yang memperebutkan penumpang yang baru turun dari kapal. saya sangat pusing mendengar ocehan mereka. sampai saya berteriak: "saya pusing, tolong biarkan saya lewat." orang-orang hanya melihat saya dan membiarkan saya lewat.

saya mengajak silfi untuk naik travel tetapi silfi memutuskan untuk naik bus. saya pikir kita akan berpisah dan mencari kendaraan sendiri-sendiri, ternyata dia mengantarkan saya ke travel dan menunggu saya sampai naik ke mobil. karena terharu saya meminta nomor hpnya, saya terharu karena dia lebih muda juah dengan saya tetapi sikapnya sungguh dewasa. atau mungkin karena dia merasa orang lampung kali ya? sedangkan saya bukan orang lampung dan dia anggap masih tidak banyak tahu tentang situasi bakahuni. tapi apapun alasannya, saya berterima kasih sama silfi karena telah menjadi teman saya selama dalam perjalanan ke lampung. sampai ketemau silfi dan jadilah mahasiswa yang baik.
Continue Reading...

Friday, August 21, 2009

Pengukuhan Guru Besar...

kemaren saya menghadiri undangan di uhamka limau kebayoran baru dalam rangka pengukuhan guru besar bapak suyatno, ibu sylviana murni, dan bapak abdul madjid latief. saya sangat tertarik dan semangat karena guru besar adalah juga merupakan obsesi saya di masa depan. saya kira tidak berlebihan dan biasa saja ketika saya mendambakannya. karena menurut saya memang tidak ada yang tidak mungkin bagi orang yang berusaha dan selalu bersemangat.

semua orang tidak peduli apa latar belakang hidupnya pasti mempunyai obsesi. dan obsesi yang ada dalam diri seseorang harus dicapai dengan kerja keras yang nyata. karena tanpa kerja keras orang akan mengalami pasang surut naik turunnya prinsip hidup. kerja keras bisa bermacam-macam dari mulai: usaha, do'a, tekun, rajin, pantang menyerah, dan selalu optimis. di agama manapun tidak ada yang mengajarkan umatnya untuk berputus asa. karena sesungguhnya tuhan tidak menyukai orang-orang yang berputus asa.

saya kuliah sarjana bukan karena saya mampu atau orang tua saya kaya, tetapi lebih pada keinginan kuat saya untuk bisa kuliah. ibu saya yang hidup sendiri tanpa seorang suami tidak pernah berfikir untuk menguliahkan anak-anaknya. kata ibu saya bukan tidak mau tetapi memang benar-benar tidak mampu. saya ikut pmdk tanpa bilang ke ibu saya, dan setelah diterima saya baru memberitahu ibu saya. ibu saya diam saja karena panik dan kaget, beliau hanya bisa nangis dan diam seribu bahasa. saya saat itu mencoba untuk mengerti apa yang ibu saya rasakan, tetapi obsesi saya untuk kuliah terlalu besar. sehingga saya memberanikan memaksa ibu saya untuk menguliahkan saya. akhirnya ibu saya bersedia dan bilang: "saya akan coba dan akan berusaha, meski orang-orang kampung mungkin akan mentertawakan kemiskinan kita, tapi melihat semangatmu ibu percaya bahwa ibu mampu menguliahkan kamu nak."

saya segera menyelesaikan kuliah saya karena harus bergantian dengan adek saya. adek saya ketika saya semester akhir dia duduk di bangku kelas tiga smu. sehingga pas saya lulus delapan semester adek saya juga lulus smu, itu berarti ibu saya harus bergantian menguliahkan adek saya. bukan karena ibu saya telah kaya, tetapi lebih pada keadilan terhadap anak. walhasil adek saya kuliah di unsoed jurusan sastra inggris, dia tidak mau kuliah di unnes tempat saya, katanya dia tidak mau menjadi guru.

selesai sarjana saya melanjutkan magister di uhamka lagi-lagi bukan karena saya mempunyai banyak uang, tetapi semangat saya lebih besar dari uang yang saya punyai. alhamdulillah berkat bantuan, do'a, dan semangat saya magister selesai juga. dan sekarang saya melanjutkan doktor di universitas negeri jakarta. lagi-lagi bukan karena saya punya uang tetapi semangat diri saya sangat ekspresif mengalahkan logika realita yang ada. tapi sekali lagi saya masih percaya dengan semangat subjektif saya, dan saya yakin akan dapat menamatkan program doktoral ini dengan lancar dan sukses.

saya begitu bergairah ketika melihat orang-orang muda yang sekolah hingga tinggi, saya iri dan ingin seperti orang-orang yang lihat tersebut. saya juga selalu tergoda jika ada perbincangan tentang pendidikan, seolah-olah saya tiba-tiba merasa kenyang tanpa harus makan terlebih dahulu, atau merasa tidak haus lagi padahal sebelumnya sangat dehidrasi.

melihat dan menyaksikan pengukuhan ketiga guru besar uhamka tersebut meskipun sambil mengantuk, saya merasa hidup kembali dan sangat bernafsu untuk segera menyusul mereka. artinya bahwa keberhasilan mereka sangat menginspirasi saya untuk juga berhasil mencapai gelar profesor dalam bidang pendidikan. saya kira tidak ada yang mustahil bagi makhluk yang bernama manusia. apalagi dia masih memiliki otak, rasa, dan nalar untuk berfikir secara logis dan riil. logis bahwa ilmu itu sangat penting, riil bahwa dunia sangat membutuhkan gelar akademis.
Continue Reading...

Thursday, August 20, 2009

Kekerasan...

Oleh:
Deni Wahyudi Kurniawan
Ketua Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Dua hari yang lalu saat seluruh bangsa negeri ini memperingati hari bersejarah, kemerdekaan Republik yang ke 64, sekelompok siswa dari dua sekolah menengah atas di Jakarta terlibat baku hantam. Sabuk, balok, batu, dan tiang bendera menjadi senjata untuk saling menyakiti satu sama lain. Seorang teman yang terjebak di dalam peristiwa itu bercerita betapa mencekam dan menyedihkan menemukan kejadian seperti itu di hari raya kemerdekaan negara yang seharusnya dimaknai dengan khidmat. Di saat warga negara lain memaknai kembali arti kemerdekaan bangsa dan mengenang jasa pahlawan yang telah bersimbah dan bertumpah darah untuk meraih kemerdekaan, sekelompok anak negeri harapan bangsa di masa depan malah melakukan laku yang tak pantas ditiru.

Saya gagal memahami logika dan alasan para pelajar tersebut melakukan hal seperti itu. Apapun alasan yang melatarbelakanginya, tawuran dan kekerasan dalam bentuk lain bukan bentuk perilaku yang terpuji. Kekerasan dalam bentuk apapun dan dengan alasan apapun tidak akan memberikan solusi. Sebaliknya kekerasan hanya akan mereduplikasi dan mereproduksi kekerasan yang lain. Yang kemudian akan menjadi mata rantai kekerasan yang sulit sekali untuk dihentikan. Kekerasan adalah petak, kapan, dimana, kenapa dan kepada siapapun itu terjadi. Karena kekerasan hanya akan menambah keruh hati, menambah dengki dan dendam bagi pelaku dan korbannya.

Pelaku akan merasa ketagihan, karena melakukan kekerasan terkadang memberi candu kepongahan dan sensasi berkuasa. Sebaliknya korban akan selalu membawa dendam dan membuat sang korban menunggu waktu untuk menuntut balas.

Persoalan tawuran dan budaya kekerasan di kalangan pelajar baik itu yang dilakukan oleh pelajar, pengajar atau orang tua adalah masalah klasik yang rasanya tidak akan pernah lekang dari kenyataan. Apalagi dengan semakin canggihnya teknologi saat ini, banyak praktek kekerasan yang muncul dan terekespose oleh media. Kekerasan saat ini kembali menjadi isu hangat yang menggugah kembali kesadaran kita semua bahwa hal ini masih menjadi masalah besar dalam kehidupan sosial dan budaya kita.

Sumbernya bisa dari banyak hal. Faktor budaya, ekonomi, politik, agama, absennya kepastian hukum bisa menjadi menjadi penyumbang secara langsung ataupun tidak langsung, terasa atau tidak terasa, disadari atau tidak disadari terhadap eksistensi budaya kekerasan. Dibutuhkan pemetaan yang panjang dan analisa yang tajam dari berbagai penyebab budaya kekerasan ini. Namun saya budaya kekerasan sebetulnya bisa diminimalisir dengan mengkampanyekan dan memberikan pemahaman tentang budaya damai, peralwanan tanpa kekerasan. Dan untuk melaksanakan ini diperlukan jiwa yang sangat besar.

Dalam literatur Islam contoh yang sangat populer dari praktek budaya damai ini adalah saat Nabi dilempari penduduk Thaif. Kemudian jibril menawarkan apakah mereka perlu dibalas. Maka Nabi hanya menjawab biarlah mereka berbuat seperti itu, karena itu disebabkan ketidak tahuan mereka akan kebenaran risalah nabi. Kebesaran hati seperti ini lah yang perlu dicontoh dan diteladani. Dalam dunia kontemporer contoh yang dekat adalah apa yang dilakukan oleh Mahatma Gandhi dengan gerakan Ahimsa. Tentu dengan berpegang teguh pada ajaran agama juga bisa mengurangi dan meminimalisir hal ini. Ada konsep sabar, halim dlll yang semuanya berkonotasi anti kekerasan.

Kadang manusia selalu berkilah dan berdalih bahwa karena manusia memiliki amarah dan emosi ini, kekerasan adalah sebuah kelumrahan. Namun melakukan kekerasan sebetulnya adalah pilihan cara yang bisa kita tempuh. Dialog, memediasi dan mendengar adalah kemampuan lain yang harus dipunyai supaya kita tidak menjadi pelaku kekerasan. Karena kekerasan adalah perwujudan rasa frustasi, saat dialog dan argumentasi tidak bisa efektif untuk berkomunikasi. Anda yang memilih! Give Peace a Chance...
Continue Reading...

Wednesday, August 19, 2009

Saya Laper...

saya laper banget karena belum makan dari pagi, bukan tidak punya uang tetapi memang di lantai empat ini saya bingung mau makan dimana? di bawah sebenarnya ada kantin dua, satu lengkap dengan beberapa menu makanan dan satunya lagi ada jus dan indomie. saya sudah telephone bang ali dan memesan mie serta jus jeruk, tapi sampai sekarang belum diantar ke ruang ini. harus sabar dan tidak boleh marah, karena bang ali sibuk melayani pembeli lain, lagipula dia kan capek kalau disuruh naik ke lantai empat dan cuma mengantar pesanan saya. jangankan dia, saya saja capek dan kadang enggan banget mau naik ke lantai empat. tapi ya mau gimana lagi, kan kantor ppna di lantai empat, terpaksa deh naik setapak demi setapak, akhirnya pasti sampai juga.

kepikiran jualan nasi uduk jadinya, hehe. pasti laris manis deh, minimal pasti dibeli sama anak-anak lantai empat. gimana tidak dibeli, kan mereka semua juga sama kelaparannya kayak saya. tapi gimana mau jualan nasi uduk, masak saja saya tidak bisa, paling cuma bisa makan doang.

alhamdulillah, akhirnya datang juga pesenan saya. seneng rasanya bisa makan pagi meskipun dengan mie rebus pake telur. bukan tidak kenyang, tapi takut tidak bergizi saja. masa pagi-pagi makan mie sih? tapi apapun makanannya, minumnya jus jeruk yang segar dan nikmat. pagi-pagi kok makan es? hehe. gakpapa yang penting segar, lagipula masa bang ali cuma ngantar mie rebus doang ke atas? kan gak sopan banget kesannya.

oke teman-teman semua, saya mau menikmati mie rebus dulu ya? kayaknya enak banget deh. hehe.
Continue Reading...

Puisi Tentang Merokok...

Oleh: Taufiq Ismail

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok, tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok.

Di sawah petani merokok,
di pabrik pekerja merokok,
di kantor pegawai merokok,
di kabinet menteri merokok,
di reses parlemen anggota DPR merokok,
di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok,
hansip-bintara-perwira nongkrong merokok,
di perkebunan pemetik buah kopi merokok,
di perahu nelayan penjaring ikan merokok,
di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,
di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok.

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im sangat ramah bagi perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok.

Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,
di ruang kepala sekolah…ada guru merokok,
di kampus mahasiswa merokok,
di ruang kuliah dosen merokok,
di rapat POMG orang tua murid merokok,
di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara merokok.

Di angkot Kijang penumpang merokok,
di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk orang bertanding merokok,
di loket penjualan karcis orang merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok,
di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,
di andong Yogya kusirnya merokok,
sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok.

Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok, tapi tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok.

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita.

Di pasar orang merokok,
di warung Tegal pengunjung merokok,
di restoran, di toko buku orang merokok,
di kafe di diskotik para pengunjung merokok.

Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan asap rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur
ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok.

Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul saling menularkan HIV-AIDS sesamanya, tapi kita tidak ketularan penyakitnya. Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok di kantor atau di stop-an bus, kita ketularan penyakitnya. Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS.

Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia, dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu, bisa ketularan kena.

Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,
di apotik yang antri obat merokok,
di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok,
di ruang tunggu dokter pasien merokok,
dan ada juga dokter-dokter merokok.

Istirahat main tenis orang merokok,
di pinggir lapangan voli orang merokok,
menyandang raket badminton orang merokok,
pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok,
panitia pertandingan balap mobil, pertandingan bulutangkis, turnamen sepakbola mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok.

Di kamar kecil 12 meter kubik, sambil ‘ek-’ek orang goblok merokok,
di dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang goblok merokok,
di ruang sidang ber-AC penuh, dengan cueknya, pakai dasi, orang-orang goblok merokok.

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im sangat ramah bagi orang perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok.

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita.

Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat merujuk kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa.

Mereka ulama ahli hisap.
Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.
Bukan ahli hisab ilmu falak,
tapi ahli hisap rokok.

Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip berhala-berhala kecil, sembilan senti panjangnya, putih warnanya, kemana-mana dibawa dengan setia, satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya.

Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang, tampak kebanyakan mereka memegang rokok dengan tangan kanan, cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.
Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok ashabul yamiin dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?

Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu.
Mamnu’ut tadkhiin, ya ustadz. Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.
Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.
Haadzihi al ghurfati malii’atun bi mukayyafi al hawwa’i.
Kalau tak tahan, di luar itu sajalah merokok.

Laa taqtuluu anfusakum. Min fadhlik, ya ustadz.
25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan.
15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi). Daging khinzir diharamkan.
4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok. Patutnya rokok diapakan?

Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz. Wa yuharrimu ‘alayhimul khabaaith.
Mohon ini direnungkan tenang-tenang, karena pada zaman Rasulullah dahulu, sudah ada alkohol, sudah ada babi, tapi belum ada rokok.

Jadi ini PR untuk para ulama.
Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok, lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan, jangan.

Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini.
Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu, yaitu ujung rokok mereka.

Kini mereka berfikir. Biarkan mereka berfikir.
Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap, dan ada yang mulai terbatuk-batuk.

Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini, sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok. Korban penyakit rokok lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas.

Lebih gawat ketimbang bencana banjir, gempa bumi dan longsor, cuma setingkat di bawah korban narkoba.

Pada saat sajak ini dibacakan, berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita,
jutaan jumlahnya, bersembunyi di dalam kantong baju dan celana, dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna, diiklankan dengan indah dan cerdasnya.

Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri, tidak perlu ruku’ dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini, karena orang akan khusyuk dan fana dalam nikmat lewat upacara menyalakan api dan sesajen asap tuhan-tuhan ini.

Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.
Continue Reading...

Tuesday, August 18, 2009

Diskusi Sama Murid-Murid...

saya: saya sedih atas peristiwa tawuran kemaren, saya juga miris memikirkan nasib generasi muda yang semakin tidak jelas. mari kita merefleksi kemerdekaan bersama-sama, dan lebih khusus untuk kalian sebagai generasi muda. bukan saya merasa tua dan lebih pandai dari kalian, tetapi yang menjadi persoalan sekarang memang generasi muda. banyak orang yang mempertanyakan kemampuan generasi muda dalam sumbangsihnya terhadap negara ini.

anak-anak: bu tawuran menurut saya hal yang biasa bu, kita kan masih anak muda dan gejolak kemudaan kita memang harus disalurkan lewat tawuran salah satunya.

saya: oya? wajarnya menurut kalian dimananya? barangkali saya memang perlu tahu.

anak-anak: ibu tahu gak? anak-anak yang suka tawuran itu adalah anak-anak yang bermasalah dalam keluarganya. mereka butuh kasih sayang, butuh perhatian, dan butuh diakui keberadaannya.

saya: ya allah kasihan amat ya dek, tapi ya tetap harus berfikir rasional, karena tawuran sama sekali gak ada manfaatnya kan?

anak-anak: gak ada manfaat bagi ibu, bagi mereka sangat bermanfaat dan bisa menjawab banyaknya persoalan hidup yang mereka hadapi. saya pernah seperti mereka juga bu, makanya saya tahu, dan saya gak senang kalau masyarakat hanya menyalahkan tapi tidak memberi solusi yang tepat. bagaimanapun kita manusia yang ingin dihargai dan ingin juga menjadi baik.

saya: kita bukan tidak peduli sama kalian dek, hanya saja kalian yang tidak pernah mau cerita ke kita. masalah itu kan kompleks dan kalian sudah menuju dewasa, kadang orang tua atau guru menganggap kalian sudah dewasa dan dianggap bisa menyelesaikan persoalan sendiri.

anak-anak: sebenarnya tawuran kemaren pas 17 agustus memang tidak layak bu, dia tidak menghargai hari kemerdekaan indonesia.

saya: berarti tawuran di hari biasa boleh dung?

anak-anak: ya bukan begitu bu, tapi kemaren kan kita sedang merayakan kemerdekaan indonesia jadi harusnya mereka menghargai itu. tapi bisa jadi mereka pengen mengukir sejarah bu?

saya: maksudnya apa?

anak-anak: anak-anak terinspirasi dengan perjuangan para pahlawan dan ingin mengukir sejarah di hari kemerdekaan bu. kalau pas tawuran terus ada yang meninggal kan bisa masuk dalam sejarah bu?

saya: ngawur ah. oke saya punya pertanyaan, jika ketika mereka tawuran tiba-tiba indonesia diserang oleh musuh, kira-kira mereka bersatu gak ya?

anak-anak: pasti bersatu bu.

saya: berarti mereka masih mempunyai semangat nasionalisme ya?

anak-anak: masih bu, pasti masih.

saya: terima kasih semuanya, masukan kalian akan menjadi masukan yang sangat berarti buat saya.
Continue Reading...

REFLEKSI HARI ULANG TAHUN KEMERDEKAAN RI

Malam tanggal 17 agustus tahun 2009 saya menanyakan kepada rekan guru perihal seragam yang harus digunakan dalam upacara 17 agustus 2009 yang diadakan oleh perguruan muhammadiyah Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Selain seragam saya juga menanyakan pukul berapa upacara akan dimulai, bukan apa-apa saya takut jika terlambat datang ke sekolahan. Maklum, kadang kita sering tidak komitmen dengan diri kita sendiri.

Keesokan harinya pukul 06.30 saya telah tiba di sekolah tercinta, saya naik ke lantai tiga ruang guru untuk mengganti sendal dengan sepatu. Di atas saya bertemu dengan rekan guru yang semalam saya tanyai, dia tertawa dan bilang: “bu imma maaf ya saya bohong, sebenarnya upacaranya jam 07.00, tapi karena ibu kadang terlambat saya sengaja bilang jam 06.30 biar ibu imma tidak terlambat.” Menanggapi hal itu saya tidak marah dan hanya tersenyum seramah mungkin, karena bagaimanapun saya harus menerima kritikan bahwa saya memang kadang sering terlambat tiba di sekolahan. Lagipula buat apa marah, toh yang bisa menilai diri kita adalah orang lain bukan diri kita sendiri.

Pukul 07.00 kurang saya meluncur ke lapangan tempat dilaksanakannya upacara 17 agustus 2009 dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Indonesia. Tepat pukul 07.00 upacara dimulai dengan khitmad dan penuh emosi semangat perjuangan. Saat dinaikkan bendera merah putih diiringi oleh lagu kebangsaan Indonesia raya, saya menitikkan air mata yang sangat tidak seberapa. Apalagi setelah saya mengingat bahwa selama hidup saya belum pernah memberikan apa-apa untuk negeri Indonesia tercinta.

Secara umum upacara berjalan dengan khitmad dan lancar, hanya ada sedikit kendala kecil yaitu pembaca teks UUD 1945 sedikit lupa teks pada alinea terakhir. Tetapi itu tidak mengurangi kekhusyukan upacara, karena segera setelah lupa petugas tersebut langsung ingat dan kembali meneruskan mengumandangkan UUD 1945 dengan lancar.

Selesai upacara para guru berkumpul di aula gedung bawah masjid untuk mengikuti syukuran perguruan kemudian mengikuti acara peletakan batu pertama pembangunan unit kedua perguruan muhammadiyah. Selesai acara peletakan batu pertama para guru masuk keruangan yang telah disediakan panitia untuk makan nasi tumpeng. Nasi tumpeng tersebut didedikasikan untuk merayakan ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke 64 tahun. Perguruan muhammadiyah sangat menghargai dan menghormati makna kemerdekaan, sehingga memotong tumpeng diharapkan bisa menjadi spirit bagi perguruan muhammadiyah untuk terus mendukung negara Indonesia.

Selesai makan saya meluncur menuju ke Jakarta Timur untuk rapat ppna, saat berhenti di perempatan lampu merah bulungan tiba-tiba saya dikagetkan oleh segerombolan siswa dari arah selatan dan dari arah utara. Karena bingung dan kaget saya hanya bisa berdiam diri di tempat dan hanya mampu melihat dari jarak yang sangat dekat, beberapa detik kemudian saya baru sadar bahwa saya tengah menyaksikan tawuran pelajar smu. Saya melihat mereka membawa batu-batu ukuran kepalan tangan dan melemparkannya ke seberang, mereka juga membawa penggaris besi untuk menusuk lawan, pentungan kayu, dan arit-arit tajam yang diayun-ayunkan dengan tujuan membacok lawannya. Saya melihat darah muncrat dari dahi dan juga mengucur dari bahu mereka. Darah dari baju kelihatan hitam karena merembes ke baju dan jaket kebesaran mereka.

Saya panik dan bingung mau melakukan apa, saya mencoba telephone 108 menanyakan nomor polisi yang bisa cepat dihubungi. Setelah dapat nomor 112 saya segera menghubungi polisi, saya mencoba beberapa kali tetapi tidak ada jawaban sama sekali. Karena bingung saya mencoba menelephone teman dekat saya dan memintanya untuk menghubungi polisi secepat mungkin. Saya berdiam diri bersama motor saya, pedagang asongan berhamburan ingin melihat kejadian tersebut. Pada setiap pedagang yang lewat saya berteriak: “pak/bu tolong saya, tolong carikan polisi untuk menghentikan anak-anak ini, saya guru smu juga pak/bu.” Mereka menjawab: “ibu guru mereka atau bukan? Kalau bukan biarkan saja mereka tawuran, toh mereka sudah biasa, kecuali ibu bisa menghentikannya.” Saya sedih dan kaget mendengar jawaban para pedagang, saya bukan sok mau jadi pahlawan, saya sebagai guru hanya merasa bertanggung jawab atas tawuran tersebut. Saya hanya membayangkan seandainya yang sedang tawuran adalah murid-murid saya sendiri. Saking bingungnya saya berteriak: “anak-anak hentikan, ini hari ulang tahun Indonesia nak, jangan nodai hari ini dengan darah, tolong berhentilah nak, saya mohon.” Saya merasa tenggorokan saya serak tapi tidak ada yang menggubris sama sekali, dan karena sudah tidak bisa melakukan apapun akhirnya saya hanya diam menyaksikan sampai akhirnya mobil polisi datang dengan raungan sirine yang sangat keras.

Polisi menggiring anak-anak menjadi dua, satu ke utara dan satu lagi kearah selatan. Saya terbawa kearah selatan, karena masa selatan lebih banyak dari masa utara. Gerombolan semakin terpojokkan oleh mobil polisi yang terus mendesak. Saya juga ikut terdesak oleh mobil-mobil polisi dan akhirnya berhenti dipinggir jalan. Saya melihat gerombolan anak-anak berkumpul di tempat yang teduh dan terlihat seperti sedang diskusi atau sekedar bercerita tentang kejadian yang baru saja dialaminya. Kejadian yang tanpa sadar telah diciptakan olehnya sendiri. Kejadian yang tanpa disadarinya telah membuat beberapa keburukan yaitu:
1. Adanya korban luka-luka
2. Meresahkan pengguna jalan raya
3. Memacetkan jalan
4. Membahayakan nyawa orang lain
5. Menodai citra pelajar
6. Menodai citra sekolah
7. Menodai penegakan hukum di Indonesia

Sebenarnya saya bermaksud mendatangi anak-anak tersebut dan ingin mengobrol tentang banyak hal yang mungkin bisa saya bantu menyelesaikannya. Tapi otak dan hati saya sudah terlalu lelah dengan banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab. Akhirnya saya melanjutkan perjalanan menuju Halim Jakarta Timur. Tiba di rumah mbak anis saya langsung bercerita kepada mbak anis perihal peristiwa yang baru saja saya lihat. Saya hanya berbagi simpati dengan mbak anis tentang realitas pelajar saat ini. Saya rapat hingga setelah maghrib, dan setelah rapat selesai saya memutuskan untuk segera pulang.

Dalam perjalanan pulang saat di jalan tendean saya melihat iring-iringan sepeda motor sekitar sepuluh sepeda motor, dengan masing-masing motor terdiri dari dua orang. Saya berada persis di belakang mereka dan berusaha mendengarkan yel-yel yang mereka kumandangkan. Sayup-sayup semakin jelas mereka meneriakkan: “merdeka, merdeka, merdeka, merdeka, merdeka.” Saya semakin terpesona setelah melihat bendera merah putih berkibar di barisan paling depan, diusung tinggi dengan tiang bambu. Saya mencoba mengamati siapa gerangan anak-anak ini? Saya sungguh kagum setelah melihat dengan jelas bahwa mereka menggunakan seragam smu. Saking senangnya saya bergabung dalam barisan motor tersebut sambil meneriakkan: “merdeka, merdeka, merdeka, merdeka, merdeka.” Sakit hati saya akibat tawuran tadi siang telah terobati dengan melihat masih ada generasi muda yang peduli dengan nasib bangsa Indonesia. Teruslah bersemangat generasi mudaku, biarkan orang tidak percaya dengan kemudaanmu, tetapi yakinlah bahwa saya senantiasa mempercayaimu.

Sampai di ulujami saya kembali tersenyum setelah melihat panggung hiburan yang setelah saya amati dipersiapkan untuk acara peringatan hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia. Sampai di wilayah pinggiran rel bintaro, saya kembali tersenyum setelah juga melihat panggung dalam rangka memeriahkan kemerdekaan Indonesia. Akhirnya saya berfikir bahwa tawuran hanya sebagai kelalaian bersama yang juga harus dicari solusinya secara bersama-sama. Kita tidak bisa menyalahkan para pelaku tawuran, karena bisa jadi mereka juga tengah menyalahkan kita sebagai guru, orang tua, atau teman yang bagi mereka tidak pernah bisa mengerti harap mereka.

Setelah sampai di rumah, saya lebih tercengang ketika hujan turun dengan deras namun damai. Saya sangat menikmati turunnya air hujan tersebut, sambil berfikir dan berbaik sangka pada Allah bahwa hujan adalah penanda dari Allah agar Indonesia bisa lebih damai dan lebih sejuk lagi menjalani kehidupannya.

Saat saya hendak mengakhiri tulisan ini tiba-tiba saya dikagetkan oleh bunyi mercon yang bersaut-sautan. Saya agak risih dan sedikit terganggu oleh bunyinya di tengah malam yang seharusnya orang beristirahat. Saking penasaran saya mencari tahu dan ternyata mercon tersebut dibunyikan dalam rangka memperingati hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia. Subhanallah, jika kita sadar dengan otak jernih rasanya kita tidak perlu pesimis dengan rakyat Indonesia. Kita juga tidak perlu berburuk sangka akan kegagalan-kegagalan pemerintah. Kita juga tidak perlu terlalu apatis dengan sistem yang telah mendarah daging. Karena yang terpenting menurut saya adalah bagaimana kita mengoreksi diri kita sendiri, seberapa banyak yang telah kita berikan untuk Indonesia tercinta?
Continue Reading...

Thursday, August 13, 2009

Sampah...

setelah minum air tawar gelas, aku mencari tempat sampah..
untuk membuang bekas gelas plastiknya...
ternyata di kopaja tidak ada tempat sampah...
rencana mau tak taroh di tas tapi takut basah...
mau tak buang ke jendela sangat tidak mungkin...
tak bawa sampai rumah juga kejauhan...
bingung jadinya...???
akhirnya tak buanglah di bawah tempat duduk...
sebenarnya merasa bersalah dan tidak aman...
malu sama orang-orang sekitar...
malu juga sama diri sendiri...
tapi mau bagaimana lagi...???
katanya harus bersih, tapi tempat sampah saja tidak ada...
kalaupun ada jumlahnya sangat jarang...
setelah kopaja jalan, saya mengamati mobil-mobil yang lewat...
banyak mobil-mobil mewah berkeliaran di jalan raya...
tiba-tiba aku kaget...
melihat ada orang membuang sampah dari mobil mewahnya...
lha kok sama...???
tidak penumpang kopaja, tidak penumpang mobil mewah...
sama-sama buang sampah di sembarang tempat...
terus bagaimana ini...???
apa solusinya agar orang-orang sadar akan sampah...
agar bungkus permen sekalipun...
harus masuk tong sampah...
agar plastik kecil sekalipun...
dipastikan masuk tong sampah...
agar indonesia bersih dari sampah...
agar indonesia berseri-seri...
Continue Reading...

Wednesday, August 12, 2009

Tentang Perasaan...

seminggu sebelum meninggal dunia, mbak lela sahabat saya menelphone saya dan bilang kangen. dia juga bilang bahwa dia minta maaf jika punya salah sama saya. saya bilang aja: saya juga minta maaf mbak kalau punya salah sama mbak lela. saya sama sekali tidak menyadari bahwa dia akan pergi meninggalkan saya untuk selamanya. tapi menurut saya, mbak lela telah punya perasaan bahwa dirinya akan meninggal menghadap allah swt.

ketika naik motor sama mbak eny, saya agak ragu karena mbak eny baru saja bisa naik motor. tapi karena dia adalah teman dekat saya, saya percaya sama dia bahwa dia akan berhati-hati dan tidak akan mencelakakan saya. saat di jalan raya yang satu arah, dia ngebut dan saya melihat di depan saya ada metromini yang jalan pelan, saat itu saya punya perasaan bahwa saya akan jatuh. ternyata benar, kurang dari satu menit saya merasa tiba-tiba metromini berhenti dan mbak eny menjatuhkan motornya karena menghindari metromini.

saya janjian sama mbak eny sebelum maghrib, tetapi sampai habis maghrib dan bahkan menjelang isya mbak eny belum datang juga. saya merasa bahwa mbak eny telah ingkar janji dan membuat hati saya kesal. saya menunggu dengan setia hampir dua jam sudah, dan karena tidak sabar dan perasaan saya sudah gundah, saya memutuskan untuk menyusul mbak eny ke primagama. ternyata saya ketemu mbak eny di jalan, dan dia sedang tergesa-gesa menuju kost saya. ternyata prasangka saya salah, mbak eny bukannya tidak menepati janji tetapi pekerjaan di primagama sedang banyak-banyaknya, dan mas dian sedang tidak masuk kerja.

saya pernah sebel banget sama orang, karena dia ingkar janji dan juga karena dia terlihat tidak komitmen. saya sebel karena hari sebelumnya dia bicara A tetapi keesokan harinya berubah menjadi B. yang saya sebel lagi, dia juga kadang tidak komitmen dengan omongannya sendiri, seolah-olah dia lupa bahwa dirinya pernah berjanji kepada saya. dalam hal ini siapapun orangnya, saya sebel jika menemui orang yang seperti tersebut.

saya juga pernah sebel banget jika sedang mencari alamat tapi tidak ketemu-ketemu. tambah sebel lagi jika ketika tanya orang, orang tersebut tidak tahu tetapi jawabannya tidak jelas alias ragu-ragu. saya sangat sebel karena hati saya sedang sebel eh dia nambahin sebel lagi. sebenarnya saya ingin banget bisa mengontrol emosi saya untuk tidak sebel, tetapi saya gagal menjadi orang baik saat itu.

saat sedang macet dan saya buru-buru untuk cepat sampai tujuan, saya juga sangat tidak suka. saya pengen rasanya ngebut dan jalanan tiba-tiba menjadi kosong. saya sampai menghentak-hentakkan kaki di aspal. sudah macet, tidak bisa lewat, polusi, dan waktu sangat mepet. rasanya sudah pengen terbang bersama dengan motor saya. supaya saya bisa segera sampai tujuan tanpa telat.

ada pengemis dijalanan dan minta uangnya maksa banget, boro-boro terpikir untuk ngasi uang, melihat mukanya saja sudah sangat males. bukan apa-apa, mengemis itu kan tidak wajib dan memberi juga tidak harus, jadi saya akan merasa senang jika bisa memberi dengan ikhlas. tetapi saya menjadi sebel sendiri jika saya harus memberi uang kepada mereka tetapi dengan tidak ikhlas alias dengan terpaksa.

sama tukang parkir yang tidak pada tempatnya juga saya agak males banget, maksudnya sebenarnya tempat itu bisa untuk tidak dijaga tetapi dipaksain dijaga. karena terlihat terpaksa menjaganya, saya juga jadi terpaksa jika mau memberikan uang kepada tukang parkirnya. sebel saja, saya harus memberi uang 1000 setiap kali parkir yang cuma sebentar banget. dan saya juga melihat bahwa dia tidak menjaga motornya dengan benar-benar. dia ada ketika ada orang yang datang, dan dia ada lagi setelah orang mau pergi dan mengambil motornya. sebel juga sama tulisn di parkir resmi yang bunyinya: kehilangan bukan tanggung jawab kami tetapi tanggung jawab sendiri.

paling tidak nyaman jika diomongin orang tapi tidak di depan kita, melainkan diomongin di belakang kita. kalau di depan kita bisa memberi jawaban minimal, tetapi diomongin di belakang kita membuat kita sama sekali tidak bisa menjelaskan apapun. sehingga yang ada membuat hati kita tidak enak, dan masalah juga tidak akan selesai.

perasaan yang satu ini baik, saya seneng kalau melihat cewek yang cantik dan seksi. saya senang dan bahkan suka memperhatikannya, saya senang karena tuhan sungguh luar biasa karena menciptakan manusia perempuan yang bisa bikin laki-laki pusing tujuh keliling. bagi saya perempuan itu sangat indah, dan sangat menyenangkan jika di pandang. apalagi perempuan tersebut cantik, seksi, bersih, dan baik hati.

sementara ini dulu tentang perasaan, lain kali saya sambung lagi, perasaan saya saat ini sedang tidak enak hati karena tidak tahu kenapa. yang pasti pagi ini saya sedang flu secara tiba-tiba, dan di menteng lantai empat tidak ada obat flu. sehingga saya hanya minum antangin dari vitri ipm. bentar lagi saya mau istirahat tidur, dan saya harap besok bisa sembuh dan tidak flu lagi, amien.
Continue Reading...

Gaji Guru Seminggu Untuk Sebulan...

saya guru dan memang memilih menjadi guru, bukan karena terpaksa tapi memang profesi saya sebagai guru. saya senang menjadi guru, dan saya bangga bisa mengajar anak-anak. saya senang mengajar karena bagi saya mengajar itu pekerjaan yang sangat hidup dan menggairahkan. menggairahkan karena berkomunikasi dengan manusia. manusia remaja yang masih dalam masa perkembangan dan butuh banyak pendampingan-pendampingan.

saya kuliah jurusan pendidikan dan gelar saya sarjana pendidikan. waktu mengambil sarjana pendidikan saya berfikir bahwa gaji guru itu gede. dan jadi guru itu bisa mensejahterakan hidup saya di masa depan. mohon maaf, bukan berarti saya menyesal jadi guru, saya bangga dan bahagia menjadi guru. saya hanya bersedih ketika ingat betapa kecilnya gaji seorang guru, terutama gaji guru swasta. bayangan saya, gaji guru itu akan dikalikan tiga puluh hari alias satu bulan, ternyata gaji guru seminggu untuk sebulan. gaji guru itu jamnya hanya dihitung satu minggu, hanya transportnya yang dihitung satu bulan.

sangat tidak logis dan sangat kurang manusiawi, karena guru bekerja selama sebulan tetapi dibayar hanya dengan gaji seminggu. jadi jangan heran ketika banyak guru swasta yang akhirnya nyambi kerja kesana kemari hanya untuk mendapatkan tambahan gaji. jangan salahkan juga ketika akhirnya banyak guru yang tidak profesional karena nyambi kesana kemari. saya yakin guru tersebut tidak pernah punya maksud untuk tidak profesional. dia semata-mata hanya berfikir untuk bertahan hidup, karena hidup harus terus eksis.

nah saya jadi berfikir, guru itu pekerjaan yang tidak rumit alias sangat ribet. untuk mengajar guru harus menyiapkan banyak perangkat-perangkat juga. setelah mengajarpun guru tetap harus melengkapi perangkat-perangkat tersebut. pokoknya pekerjaan guru selain mengajar itu sangat banyak banget, apalagi guru di jakarta yang juga harus menyelesaikan sas. nah masa iya gaji guru lebih sedikit dari pada pekerja pabrik? masa iya gaji pembantu rumah tangga lebih besar dari pada gaji guru? sangat tidak logis kalau gaji guru hanya berkisar antara 300.000-700.000, meskipun banyak sekolah-sekolah swasta nasional yang sanggup membayar guru hingga 5.000.000. tapi saya yakin jumlahnya sangat sedikit dan tidak seimbang dengan jumlah guru yang ada.

saya belum punya formulasi yang detail tentang gaji guru, saya hanya berfikir bahwa bagaimana agar gaji guru di atas 1.000.000. karena kebutuhan hidup di kota ataupun di desa sekalipun pasti di atas 1.000.000. gak lucu aja jika gaji lebih kecil dari kebutuhan yang ada, yang ada orang tersebut akan kerepotan dan bermasalah dalam menjalani hidupnya. mohon kepada pemerintah agar lebih memperhatikan gaji guru, terutama guru swasta dengan sekolahan yang sangat tidak kaya. bagaimanapun besarnya gaji mempengaruhi kinerja seorang guru. bukan tidak ikhlas mengajar, tetapi lebih pada penghargaan terhadap jasa yang telah diberikan seorang guru.
Continue Reading...

Kepala Keluarga...

saya sedang bertanya-tanya secara pribadi dan saya bertanya pada diri sendiri. pertanyaan saya sangat sederhana, kenapa laki-laki setelah menikah mutlak menjadi kepala rumah tangga? tanpa melihat beberapa hal kelayakan dan kepantasan seperti dalam organisasi. bukan pengen menyamakan dengan organisasi, tapi menurut saya rumah tangga juga ibaratnya seperti kita berorganisasi. dalam organisasi ada tahap-tahap pemilihan ketua umum dan pengurus harian lainnya. bahkan para calon ketua umum harus mempunyai kriteria yang telah disepakati bersama. kriteria atau syarat tersebut dimaksudkan untuk agara pemimpin kedepan benar-benar bisa menjalankan organisasinya dengan baik dan maksimal.

saya membayangkan dan mengharapkan secara pribadi, bahwa dalam pemilihan kepala rumah tangga juga seharusnya tidak mutlak dan msuti laki-laki sebagai suami. karena kita tidak bisa menafikkan bahwa suami dan istri tidak selalu suaminya yang lebih pintar dari istrinya. ada banyak kasus dimana istri jauh lebih cerdas dan berpengalaman dari suaminya. nah maksud saya, kenapa laki-laki harus malu mengakui bahwa istrinya memang mempunyai kelebihan dan lebih layak menjadi kepala rumah tangga dari dirinya.

saya coba kroscek kebeberapa keluarga, dan hampir semua sepakat bahwa suamilah yang layak menjadi kepala keluarga tanpa syarat apapun. jadi laki-laki yang biasa-biasa sekalipun setelah menikah pasti langsung menjadi kepala rumah tangga. sehingga jangan kaget ketika laki-laki tersebut sangat temperamen karena tidak mempunyai pengalaman memimpin. dia menganggap bahwa memimpin itu adalah berkuasa secara penuh. dan berkuasa itu tidak memberikan kebebasan kepada istrinya untuk menjadi dirinya sendiri. dia merasa bahwa istri adalah budaknya, dia merasa bahwa istri adalah manusia lemah yang bisa diapakan saja, bahkan dia merasa bahwa dirinya mempunyai kuasa atas istrinya.

sungguh kasihan jika ada perempuan yang menemui suaminya seperti demikian, karena dia hampir dipastikan akan merasa terkekang dan tidak bisa mengembangkan dirinya sendiri. alih-alih bisa berkarir, dia pasti akan terjebak pada pekerjaan domestik. bahkan ada beberapa yang akhirnya beban ganda, bekerja di rumah dan juga bekerja di luar rumah. dia bekerja di luar rumah bukan untuk karir tetapi lebih untuk membantu keuangan suaminya. karena dia hanya membantu keuangan suaminya, maka suaminya tidak merelakannya secara penuh untuk benar-benar berkarir dalam dunia kerjanya.

saya tidak berkeberatan ketika istrinya enjoy dan tidak dipaksa. saya menjadi sangat keberatan ketika si istri dipaksa untuk menjadi istri sesuai dengan persepsi masyarakat. bagi saya pernikahan adalah patner, suami dan istri harus saling menghormati dan menghargai. istri harus mengerti suaminya, suami juga harus mengerti istrinya. tidak ada ceritanya bagi suami yang merasa bahwa dirinya adalah raja yang seolah-olah punya kuasa penuh atas istrinya. sehingga istri merasa seperti kerbau yang dicokol hidungnya, atau seperti istilah jawa di culke endhase tapi digondheli buntute.
Continue Reading...

Penangkapan Teroris...

mendengar kata teroris seakan sangat menakutkan dan sangat mengerikan. semua orang akhirnya sepakat bahwa teroris adalah manusia-manusia yang sungguh tidak bertanggung jawab dan hampir tidak memiliki hati. saya mengatakan hampir tidak punya hati karena mereka menyakiti dan menghancurkan orang lain atas nama kebaikan. mereka merasa bahwa perbuatannya adalah perbuatan mulia dan akan mendapatkan pahala dari allah.

terorisme adalah perbuatan yang merugikan dan meresahkan banyak orang yang sesungguhnya tidak bersalah. para teroris merasa bahwa apa yang dilakukannya bukan kesalahan, karena bunuh diri untuk mematikan orang luar negeri dan menghancurkan gedung-gedungnya bagi mereka adalah perbuatan yang mendatangkan pahala. pahala karena logika jihad memerangi orang-orang yang dianggap kafis oleh mereka.

beberapa waktu lalu densus 88 mengepung rumah di daerah temanggung untuk menangkap seseorang yang dianggap nurdin m top. densus membawa banyak orang (sepasukan) yang benar-benar disiapkan untuk mengepung rumah tersebut. pengepungan dilakukan dalam waktu yang sangat lama, membawa banyak orang, menghancurkan rumah yang di dalamnya terdapat sasaran, mengganggu para tetangga, menghabiskan banyak peluru, dan menyisakan trauma yang dalam bagi para tetangga.

meskipun akhirnya tertangkap dalam keadaan mati, sepertinya banyak yang harus dikoreksi bersama-sama. karena ada banyak hal kecil yang juga berimbas kepada rakyat kecil yang berada disekitar rumah tersebut. densus juga tidak bisa menafikkan bahwa ada beberapa orang yang menganggap bahwa penangkapan dengan cara seperti tersebut melanggar ham. coba bayangkan jika menangkap satu orang tapi dengan menghabiskan banyak dana dan mengerahkan banyak orang. yang mestinya bisa dilakukan dengan cara-cara yang lebih sederhana.

meskipun ada sisi baiknya juga, karena mendatangkan banyak rejeki bagi tetangga sekitar. banyak tetangga desa dan tetangga daerah yang akhirnya datang ke lokasi untuk melihat rumah yang pernah disinggahi oleh teroris. karena banyak yang berdatangan untuk melihat, akhirnya banyak para pedagang dadakan. dan alhamdulillahnya pedagang tersebut mempunyai penghasilan tambahan yang jumlahnya lumayan.

tentang teroris dan peristiwa penangkapa tersebut, hampir semua manusia indonesia membicarakannya. dari mulai anak kecil sampai orang dewasa, semua seolah menjadi sangat tertarik dengan kasus tersebut. semua seolah peduli dengan masalah tersebut, karena masyarakat merasa bahwa masalah teroris adalah masalah bangsa yang harus segera diselesaikan. apalagi sebentar lagi menjelang hari ulang tahun kemerdekaan indonesia. masyarakat sangat takut jika para teroris akan beraksi ketika tanggal 17 agustus nanti. meskipun para teroris adalah orang indonesia, masyarakat sudah sangat menyangsikan nasionalisme para teroris.

saya kira, kita perlu banyak belajar dari masalah teroris di negara indonesia. ada satu hal yang menurut saya sangat menarik, saya berfikir jangan-jangan para teroris tersebut merasa banyak dikhianati oleh pemerintah, dan merasa sangat membenci pemerintah. artinya, ada beberapa hal yang bisa dilihat dari segi positif dalam kasus terorisme. pemerintah tidak bisa hanya mengklaim dengan penuh tanpa mau mengerti apa yang mereka inginkan. karena saya masih sangat yakin, bahwa diskusi dan musyawarah masih cukup efektif dilakukan. masalah sebesar apapun pasti masih bisa diselesaikan dengan cara-cara yang damai.
Continue Reading...

Taman Safari Bogor...

hari minggu tanggal 09 agustus perguruan muhammadiyah mengadakan family gathering ke taman safari bogor. ada sekitar 12 bus yang membawa para guru dan karyawan beserta sanak keluarganya. rombongan berangkat pukul 07.00 pagi dan tiba di lokasi sekitar pukul 10.00 pagi. rombongan yang begitu banyak berjalan beriringan hingga sampai ke lokasi. saya terus terang baru pertama kali ke taman safari bogor. dan ketika sudah sampai bus berputar-putar memperlihatkan para hewan-hewan yang sungguh bagus. dan setelah saya lihat-lihat ternyata hewan-hewannya tidak jauh berbeda dengan yang di ragunan jakarta selatan.

bedanya dengan ragunan, di taman safari melihat hewannya dari mobil dan tidak bisa turun langsung. sedangkan kalau di ragunan, para pengunjung di perbolehkan untuk turun dan melihat-lihat dengan kaki. tapi sama saja, karena toh akhirnya kita bisa melihat para hewan-hewan yang ternyata sungguh luar biasa. luar biasa karena habitatnya di jaga oleh pemerintah agar tidak punah dari peredaran.

sampai di tempat acara saya turun dan mengikuti acara sebentar, setelah itu saya berjalan-jalan dengan subchan untuk melihat-lihat lokasi taman safari. dan ternyata saya tidak kecewa karena saya bisa melakukan banyak aktivitas seperti: melihat pertunjukkan harimau sumatra, naik kereta gantung, naik perahu dayung, melihat pertunjukkan burung, melihat coboy show, melihat motor setan tampil, dan melihat pinguin. banyak hal yang menarik di taman safari, apalagi hijaunya alam yang sungguh menyegarkan dan menyejukkan hati. sehingga saya membayangkan, seandainya jakarta ditumbuhi oleh banyak tumbuh-tumbuhan, maka akan segarlah jakarta.

saat melihat coboy show saya sungguh terpesona dan bangga, sungguh luar biasa dan banyak memberikan inspirasi. para penampilnya sangat semangat dan tampil sungguh-sungguh maksimal. mereka menceritakan tentang bandit-bandit yang suka mengganggu warga dan akhirnya bisa dikalahkan oleh polisi dan warga indiana yang peduli dengan kedamaian. ada beberapa aksi-aksi keren seperti: tembakan, bom kecil, ledakan api, ledakan air, dan ambruknya rumah-rumahan. apresiasi penonton ternyata sungguh luar biasa, bahkan mereka terlihat tidak menyesal melihat pertunjukkan coboy show.

setelah keluar dari coboy show saya menyaksikan motor setan yang sedang tampil, mereka sungguh berani dan kuat ketika berputar-putar di bola setan. ada empat motor dan mereka melakukannya dengan formasi yang begitu cantik dan indah. saya juga menggunakan motor, dan saya juga suka ngebut di jalan. tetapi rasanya jika saya harus melakukan hal tersebut saya tidak sanggup dan belum tentu berani.

setelah bus datang sekitar pukul 16.00 wib, seluruh rombongan dari perguruan muhammadiyah memasuki bus masing-masing dan bersiap-siap untuk meluncur ke jakarta. bus kembali beriringan menuju jakarta, dan beberapa ada yang berhenti di jalan untuk membeli oleh-oleh. tapi sayang, bus yang saya tumpangi tidak berhenti lantara para penumpangnya tidak ada yang menghendaki untuk membeli oleh-oleh. pukul 19.00 wib saya tiba di sekolah dan yang tersisa adalah pegel-pegel di kaki dan seluruh badan. tapi tidak mengapa, yang penting silaturahmi terjaga dengan baik dan itu jauh lebih penting.
Continue Reading...

Menteng Lantai Empat...

di menteng lantai empat tepatnya di kantor pp muhammadiyah saya terkadang bermalam disini. saya bermalam karena biasanya sorenya harus rapat ppna atau ketika memang ada kegiatan atau lagi memang hanya pengen nginep saja tanpa alasan yang jelas. maklum, tempat tinggalku di bintaro agak jauh jika harus bolak-balik ke menteng jakarta pusat. di menteng lantai empat ini ada beberapa teman-teman amm yang juga tinggal disini dan tidur disini. masing-masing kita mempunyai ruangan sendiri-sendiri yaitu: ipm, imm, pemuda muhammadiyah, na, dan ruangan-ruangan kerja lainnya yang memang bisa untuk ditinggali.

melihat fenomena itu saya tidaklah kaget, karena pada tahun 2005 saya juga sempat menjadi penghuni tetap lantai empat ini. jadi saya tidak heran jika ada teman-teman amm yang tinggal di lantai empat ini. sebenarnya kita semua tahu bahwa ini adalah kantor muhammadiyah alias organisasi. tetapi lagi-lagi demi efektivitas waktu dan kegiatan, teman-teman rela tinggal di menteng. teman-teman tinggal di menteng bukan tanpa tujuan akan tetapi mereka merasa bahwa organisasi muhammadiyah butuh mereka disini.

saya secara pribadi salut dengan mereka semua yang menghuni menteng lantai empat ini. gimana tidak salut, wong cari makan disini agak jauh apalagi tidak ada kendaraan. walhasil jika kelaparan malam-malam atau pagi-pagi buta, anak-anak harus rela berjalan kaki agak lumayan jauh untuk mendapatkan makanan. sebenarnya pagi ada kantin di bawah, tetapi bukanya jam 09.00 wib. lagipula masa iya makan dengan menu yang selalu sama, kan sekali-kali musti makan makanan yang berbeda.

untuk masalah mandi tidak ada masalah, karena disini banyak kamar mandi dan airnya juga sangat bersih. saya lebih melihat pada komitmen dan kesungguhan teman-teman yang sampai merelakan hidupnya untuk menghuni menteng lantai empat. mereka sungguh luar biasa dan manusia-manusia pilihan. mereka adalah penggerak organisasi muhammadiyah yang tanpa lelah. mereka mencurahkan segala waktu dan tenaganya untuk eksisnya muhammadiyah.

di lantai empat ini, sungguh sangat menyenangkan dan menggembirakan. masing-masing sudah merasa seperti saudara sendiri dan bukan orang lain lagi. masing-masing bisa saling memberi dan menolong bagi yang lain ketika membutuhkan pertolongan. apalagi masalah makanan, selalu berbagai dalam suka dan duka. bagaimanapun teman-teman yang di lantai empat ini jauh dari orang tua dan sanak saudara. sehingga sangat tidak salah jika akhirnya menjadikan teman-teman yang ada disini sebagai saudara sendiri.

teman-temanku, meskipun lelah menggapai lantai empat dengan tangga manual. tetapi kelelahan itu tidaklah berarti jika organisasi kita tetap berkibar di luar. apalah artinya kelelahan fisik ketika menaiki tangga. apalah artinya kelaparan ketika memang susah cari makan. demi organisasi tercinta kita, kita harus tetap semangat dan merelakan banyak waktu dan tenaga kita. teruslah menjadi baik dan teruslah berjuang, demi tegaknya amar ma'ruf dan nahi munkar.
Continue Reading...

Saturday, August 08, 2009

Kematian...

kematian terkadang terkesan sangat menakutkan dan mengerikan. hampir semua orang ngeri jika membayangkan tentang kematian. bahkan tidak sekedar ngeri, orang juga sangat takut jika ingat akan yang namanya mati. tapi meskipun demikian, kematian pasti akan menghampiri manusia tidak seperti kisah pada kaum elf dibeberapa novel yang katanya mengalami keabadian dan tidak akan pernah mati. kematian pasti akan tiba, oleh karena itu harus disiapkan dengan sebaik mungkin.

bapak saya telah meninggal sejak saya kelas tiga sekolah dasar, sejak umur tujuh tahun itulah saya telah kehilangan sosok bapak yang dimiliki oleh teman-teman saya. kakek saya juga telah meninggal sebelum saya lahir ke bumi. buyut saya juga meninggal dan untungnya saya sempat mengenal buyut saya. kemudian mbah kakung dan mbah putri dari bapak saya juga akhirnya meninggal dunia.

tidak hanya keluarga dekat, beberapa teman saya juga ada yang meninggal dunia seperti hartoyo, mbak nusaibah, nunung kurniawan, dan beberapa murid-murid saya seperti totok dan fahrurrozi. kematian tidak bisa ditentang dan juga tidak bisa diundurkan jika allah telah menghendakinya. kita bahkan tengah kehilangan dua seniman besar sekaligus yaitu mbah surip dan ws rendra. mbah surip adalah sosok baru tetapi sungguh sangat berkesan karena kesederhanaannya. sedangkan ws rendra adalah seorang seniman lama dan sangat luar biasa karya-karyanya.

tidak ada yang menyangka mbah surip akan pergi secepat itu dikala karirnya sedang menanjak naik. saya meski tidak begitu akrab tapi saya lumayan mengenal mbah surip di kenduri cintanya cak nun di tim. beberapa kali saya ketemu mbah surip dan beliau memang orang yang sangat sederhana dan biasa-biasa saja, bahkan ketika dirinya diisukan mempunyai uang miliaran gara-gara nada sambung 'tak gendong'.

malam hari setelah kematian mbah surip saya bermimpi dan dalam mimpi saya tersebut saya seolah-olah sedang akan di eksekusi oleh polisi. saya di eksekusi karena dianggap bersalah terhadap suatu hal. oleh karenanya saya layak untuk dihukum mati. saya sempat ketakutan akan kematian sampai saya hampir teriak-teriak, tetapi akhirnya saya sadar bahwa itu hanyalah sebuah mimpi.

apapun dan seperti apapun kita hendaknya kita selalu berusaha dengan semaksimal mungkin agar meninggal dengan cara mudah. dan agar ketika kita meninggal banyak teman-teman yang datang melayat kita. bahkan kalau bisa ada karya yang ingin saya buktikan kepada keluarga saya.
Continue Reading...

Sunday, August 02, 2009

Wanita Tangguh...

ketika itu fina sedang sharring di fb tentang wanita cantik menurut dia, bahwa wanita cantik menurut dia adalah wanita yang tidak hanya cantik secara fisik tetapi juga yang hatinya cantik. ada yang nanggapin: "berarti yang dipoles hatinya dung? emang bisa?" jelas itu hanya guyonan saya tahu itu. ada lagi yang bilang" "semoga fina termasuk wanita yang cantik hatinya." nah karena saya ingat akan sesuatu hal yang langsung nanggapi fina dengan bilang: "menurut saya wanita yang cantik itu adalah wanita yang berani, kuat, tanggung, tidak cengeng, bertanggung jawab, tidak lemah, dan bisa mengangkat galon aqua ke dispenser." saya bilang gitu karena saya pengen ingetin fina bahwa wanita juga bisa angkat galon aqua yang kata para wanita agak berat. karena kalau pas galon habis dan saya ada di ppna, maka saya yang mengangkatnya hingga masuk ke dispenser. dan saya kira tidak aneh dengan hal itu dan itu biasa-biasa saja menurut saya.

nah saya juga pengen bilang ke semua orang dan semua laki-laki, bahwa fina benar wanita yang cantik itu tidak hanya dilihat dari fisik sebagaimana laki-laki dipandang oleh wanita, dia dipandang bukan karena cakep dan tampan secara fisik tapi juga hatinya. cakepnya setengah mati kalau hatinya tidak baik atau bodoh banget buat apa coba? atau cakepnya setengah hidup kalau tidak bisa mengerti perasaan kita mau diapain coba? pasti kita akan bosan mendapatkan pasangan yang seperti itu. bagusnya sih emang sempurna, cakepnya dapat, pinternya dapat, duitnya juga dapat. tapi saya kira untuk jaman sekarang tidak terlalu penting, yang penting untuk dipertimbangkan adalah benar-benar kebaikannya.

ternyata dari curhatan fina ada juga yang nanggapin saya, dia bilang: "saya setuju dengan mbak sri, bahwa wanita harus kuat dan tidak cengeng, kasihan ibu kartini perjuangannya tidak dihargai." saya bilang aja ke dia: "jangan hanya setuju mas, tapi anda sebagai laki-laki harus membuktikan ke wanita bahwa kaum laki-laki juga mendukung kemajuan bagi kaum wanita, jangan sebelum menikah bilangnya mau nyuci baju bareng-bareng eh setelah menikah malas membantu istrinya." eh dia jawab gini: "kayaknya pengalaman pribadi ne?" dalam hati saya bilang: "ini realitas mas, buka mata anda dan lihatlah sekeliling anda, betapa masih banyak perempuan yang terkungkung oleh kelicikan dan ego para suaminya, tiba-tiba para suami tersebut menjadi sangat berkuasa dan seolah-olah memiliki istrinya secara penuh, hanya karena dia menafkahi istrinya, alasan yang konyol dan sangat tidak manusiawi menurut saya."
Continue Reading...

Skripsi Bagaikan Momok...

saya tidak mengerti harus mulai bicara dari mana, yang jelas adekku tercinta saat ini juga belum lulus kuliah karena skripsi. saya bilang tinggal skripsi karena mata kuliahnya sudah hampir selesai bahkan sepertinya sudah selesai. untuk kasus adek saya, saya tidak bisa brutal seperti ketika saya marah-marah sama teman-teman saya yang belum lulus-lulus gara-gara skripsi. saya cukup punya beban mental untuk bisa memaksa adek saya menyelesaikan skripsinya. saya seolah menjadi sangat mengerti betapa dia sangat tersiksa dengan skripsinya. tapi lagi-lagi jika tidak segera diselesaikan, maka kitalah yang akan tergilas oleh waktu yang terus berjalan dengan maju bukan dengan mundur.

saya paham tidak mudah bisa menyelesaikan skripsi, butuh keseriusan dan banyak waktu yang harus tersedia. selain itu dibutuhkan dana yang juga tidak sedikit, apalagi jika dosennya agak susah ditembus. saya ketika skripsi juga mengalami hal-hal aneh yang juga dialami oleh seluruh mahasiswa di dunia. saya takut dengan dosen pembimbing, saya merasa tidak bisa mengerjakan, saya takut salah, saya takut uang saya kurang, saya juga takut tidak lulus kuliah gara-gara gagal skripsi.

tapi saya mencoba realistis, bahwa saya bukan orang kaya dan saya harus bergantian dengan adek saya yang ketika saya lulus kuliah dia juga telah lulus smu. semester enam saya sudah mengajukan judul dan semester tujuh saya menyelesaikan proposal skripsi saya. semester delapan sembari menyelesaikan mata kuliah yang belum diambil saya menyusun skripsi saya. dan alhamdulilah saya bisa lulus tepat waktu yaitu delapan semester.

selama skripsi banyak halangan dan rintangan yang menghadang diantaranya:
1. Dosen

saya benar-benar gemetaran ketika ingat dosen pembimbing satu dan dua. saya benar-benar hampir merinding ketika membayangkan bertemu dengan beliau berdua. tapi saya tetap menyusun skripsi saya dan terus membuat janji untuk bisa bimbingan dengan dosbing satu dan dosbing dua. selain telephone saya juga menghubungi beliau lewat sms dan kadang nebeng teman yang kebetulan juga mau bimbingan sama dosen tersebut. saya menemui dosbing di kampus, di rumahnya, bahkan sampai di rumah sakit. saya tidak gentar meski pernah dimarahi salah satu dosbing hanya karena saya menghubunginya lewat sms. saya juga tidak putus asa meski kedua dosbing saya sangat sibuk dan hampir tidak ada waktu. saya selalu mengkesampingkan rasa takut saya terhadap beliau berdua. bahkan saya harus ke demak dan ke pucang gading yang lumayan jauh dari kampus. saya harus kehujanan dijalan dan kelaparan karena belum makan dari pagi. tapi saya selalu optimis bahwa saya pasti bisa melewati semuanya.

2. Uang

selain takut dosen, saya juga takut banget jika kekurangan uang dalam penyusunan skripsi. karena tidak munafik ternyata untuk membuat skripsi dibutuhkan uang yang tidak sedikit. tapi lagi-lagi saya harus tetap optimis bahwa semua pasti ada jalan keluarnya. lagipula untuk mahasiswa uang masih menjadi tanggung jawab orang tua sepenuhnya, meski saya sadar bahwa orang tua saya tidak kaya.

3. Penelitian

saya sempat takut ketika ingat tentang penelitan, bagaimana tidak takut saya harus penelitian ke purwokerto banyumas. daerah yang sangat-sangat jauh dari semarang, otomatis saya harus benar-benar meluangkan waktu banyak untuk fokus penelitan. belum lagi ketakutan akan susahnya mencari data dari pemda maupun dari objek yang saya teliti. ternyata setelah saya jalani penelitan sangat enak dan menyenangkan. saya mengajak serta afri untuk menemani saya selama penelitian di purwokerto. saya lupa berapa lama tinggal di purwokerto, yang pasti saya cukup lama tinggal di kos yani dan keliling purwokerto untuk mencari data-data yang saya butuhkan. saya begitu bangga dan sangat berkesan dengan penelitian saya, apalagi ada afri yang selalu menemani saya.

4. Menyusun skripsi

selesai penelitian, ternyata saya agak males menyusun hasil penelitiannya. saya merasa kepala saya hampir mau pecah saat melihat tumpukan dokumen hasil penelitian. saya hampir menangis membayangkan bagaimana cara menyusunnya, ditambah saya tidak punya komputer pada waktu itu. tapi saya hanya berfikir satu hal, jika saya menyerah dan berhenti pasti saya akan malas selamanya dan pasti skripsi saya tidak akan selesai. akhirnya semangat saya timbul lagi meski saya harus nginep di rental komputer punya kirun teman saya, teman karena saking seringnya saya rental disitu. saya yakin pada diri saya bahwa saya bukan mahasiswa bodoh yang tidak bisa menyusun hasil penelitian.

5. Bimbingan setelah penelitian

ternyata setelah saya menyelesaikan bab empat dan bab lima saya mempunyai masalah baru yaitu bimbingan pasca penelitian yang ketika saya sedang penelitian saya lupa akan rasa takut itu. saya juga tidak tahu kenapa rasa takut itu bisa muncul lagi, dan jika saya tidak berfikir secara logis pasti saya sudah menyerah dan tidak mau bimbingan. tapi semangat saya tidak pernah saya turunkan sejengkalpun. saya berfikir ketika itu bahwa dosen juga manusia biasa sama seperti saya. setelah beberapa kali bimbingan dan setelah beberapa kali dicoret-coret juga, saya mulai lemas lagi dan hampir putus asa. tapi saya selalu mencoba untuk tidak berhenti, karena jika saya berhenti resiko yang bakal saya terima pasti saya akan terhenti untuk waktu yang sangat lama.

6. Sidang skripsi, revisi, dan nilai

bimbingan kelar masih ada yang menakutkan dan masih menjadi beban yaitu sidang skripsi, revisi, dan nilai. saya ngeri membayangkan sidang skripsi setelah mendengan cerita dari kakak kelas saya yang sudah sidang skripsi. saya bahkan sampai tidak nafsu sarapan gara-gara memikirkan mau sidang. saya takut jika dibantai dan tidak bisa menjawab dengan benar. tapi alhamdulillah sidang skripsi saya lancar meski ada salah satu dosen yang tidak bisa hadir ketika itu. jadi saya hanya di uji oleh dua dosen yang seharusnya di uji oleh tiga dosen. dan revisi saya alhamdulillah lagi tidak begitu banyak artinya saya masih mampu untuk melakukannya. dan untuk nilai saya pasrah asal tidak dapat nilai c saya sudah sangat senang, meski yang saya harapkan adalah nilai a.

kejadian-kejadian ketika skripsi tersebut juga saya alami ketika mengerjakan thesis, tapi lagi-lagi semangat dan berfikir positif bisa mengalahkan segalanya. buktinya saya bisa menyelesaikan s2 dan tidak kapok dengan melanjutkan s3 di unj, hehe. bagi teman-teman yang mengalami masalah dalam skripsi, bisa hubungi saya untuk berkonsultasi, insya allah gratis tanpa biaya sepeserpun.

oya jadi ingat mahasiswaku ne, saya kan juga membimbing skripsi di kampus, gara-gara kasian sama nasib teman-teman saya yang belum pada lulus kuliah gara-gara skripsi, saya sampai menghubungi mahasiswa saya untuk segera menyelesaikan skripsinya. maksud hati mau memberi tahu mereka bahwa mereka tidak perlu takut dengan dosen pembimbing, eh tetap saya dari lima mahasiswa yang saya bimbing baru dua yang menemui saya. yang tiga sama sekali tidak menghubungi saya apalagi menemui. yang menyebalkan lagi, yang dua juga ikut-ikuttan menghilang tanpa jejak. padahal ketika mereka bimbingan saya sudah bersikap sebaik mungkin dan seramah munkgin menghadapi mereka. jadi sebenarnya masalah mahasiswa itu apa?
Continue Reading...

Kos DI Baitul Izzah...

awal kenapa saya bisa masuk kos baitul izzah karena saat daftar ulang saya ketemu sama mbak ana orang magelang yang waktu itu kalau tidak salah sudah dua tingkat di atasku. saya sebenarnya berharap bertemu dengan teman-teman imm karena kebetulan saya pengurus irm dari kelas satu smu. tapi karena ketemunya mbak ana ya sudah saya mengikutinya ketika dia menawarkan kos kepada saya. saya diajak ke patemon agak jauh dari kampus tapi masih terjangkau jika jalan kaki kurang lebih sekitar setengah kilo lebih, dan lebihnya berapa saya lupa, hehe.

ada beberapa hal yang membuat saya terkesan ketika kos di baitul izzah, dan akan saya coba rangkai dari cerita saya ini:

1. Masak bersama-sama

saya tidak tahu ini budaya dari mana, karena sewaktu smu saya tidak pernah ngekos. saya awalnya kaget ketika ada jadwal untuk masak, dan masaknya untuk semua anak kos yang jumlahnya sekitar dua belas orang. saya kaget karena tidak bisa masak dan karena iurannya sangat murah dibandingkan kita harus makan tiap hari di warung makan. meski tidak bisa masak akhirnya saya percaya diri karena masaknya bareng-bareng sama teman-teman yang lainnya, dan saya paling bertugas belanja atau mengiris-iris bahan yang mau di masak. lama-lama saya semakin sibuk di pw irm dan saya juga agak males karena memang saya benar-benar tidak bisa masak, akhirnya saya memutuskan untuk tidak ikut masak bersama.

2. Sholat berjamaah

sholat maghrib, isya', dan subuh diusahakan dilakukan secara berjamaah. bahkan bagi yang mau disarankan untuk sholat malam sekitar pukul 03.00 pagi dini hari. saya meskipun agak males sholat berjamaah karena itu sudah aturan kos mau tidak mau ikut sholat berjamaah. imam selalu bergantian dan biasanya yang menjadi imam adalah mbak-mbak yang sudah senior, kalau seperti saya yang masih baru hanya menjadi makmum saja untuk sementara. mbak-mbak yang menjadi tanggung jawab mengimami juga bacaannya sudah lumayan bagus, dan dia punya kewajiban untuk selalu meningkatkan hafalan dan meningkatkan bacaannya.

3. Umi kos

umi kos adalah semacam ketua kos dan yang menjadi ibu pengganti dari anak-anak yang memang sedang jauh dari orang tua kandungnya. umi kos biasanya diambil dari yang paling tua dan paling bijaksana, meskipun mbak-mbak disana saya lihat hampir semuanya bijaksana. umi kos juga bertugas memantau seisi kos barangkali ada yang bermasalah secara pribadi, kuliah, maupaun keuangan. umi kos juga bertanggung jawab terhadap hal-hal lain seperti memimpin rapat dan mengur bagi anak kos yang pulang terlambat. semua penghuni kos menyayangi dan menghormati umi kos hampir seperti kakak sendiri.

4. Tadarus dan membaca al-ma'syurot

tadarus bareng dilakukan tiap hari setelah sholat maghrib, sedangkan al-ma'syurot dibaca rutin setelah sholat subuh. tadarus dilakukan sebagai kewajiban agar anak-anak kos semakin fasih bacaan ngajinya dan agar anak-anak kos lebih senang lagi untuk mengaji. sedangkan al-ma'syurot dibaca untuk keselamatan dan kesehatan anak-anak kos. sehingga karena alasan itu hampir tidak ada yang tidak ikut acara itu kecuali sedang tidak ada di kos.

5. Piket pekerjaan rumah

hampir semua hal sekecil apapun di kos tersebut sangat terjadwal dengan rapi, bahkan piket untuk menyapu lantai, menyapu halaman depan dan belakang, dan mengepelpun ada jadwalnya. meski sangat bosan dan tidak begitu suka diatur, saya tetap harus menjalankan aturan yang ada di kos tersebut. karena bagaimanapun saya harus komitmen dengan keputusan bersama, meski berat untuk melakukannya.

6. Guru untuk mengaji

saya bingung lama-lama, bahkan saya juga dicarikan guru untuk mengaji. bukan masalah saya sudah pinter mengaji, kalau untuk sekedar baca dan tajwid saya sudah agak paham. kalaupun masalah pelajaran-pelajaran agama, saya smu di muhammadiyah dan saat itu juga saya sedang aktif di organisasi dakwah yaitu pw irm jawa tengah. kalau gurunya adalah orang yang lebih tua jauh dalam artian memang biasa mengisi acara-acara pengajian sih tidak apa-apa. masalahnya menurut saya, guru ngajinya adalah senior saya yang juga masih kuliah di kampus, mohon maaf saja saya pikir saya dan dia juga masih sama-sama belajar agama islam. jadi alasan apa yang mengharuskan saya belajar mengaji sama dia?

karena banyak benturan dan ketidakcocokan saya dengan teman-teman kos, saya hanya bertahan selama setahun dan setelah itu saya memutuskan untuk pindah kos. meskipun dilarang saya tetap bersikeras dan tidak mempedulikan pelarangan dari mbak-mbak kos saya. apalagi waktu itu saya sedang patah hati gara-gara ditinggal meninggal oleh hartoyo teman dekat saya. sehingga saya merasa butuh suasana baru untuk menenangkan kembali pikiran saya yang sempat agak goyah dan kacau. saya berharap akan mendapatkan pencerahan dan kebahagiaan di kos baru saya.

oya saya lupa, saya punya teman satu kos sebut saja namanya siti, dia selain satu kos juga satu jurusan sama saya. orangnya pendiem, baik, sopan, lembut, dan suaranya sangat pelan. dia pernah mengeluh sama saya, bahwa dia pengen pindah jurusan tetapi harus menunggu sampai semester tiga. saya tanya kenapa siti mau pindah jurusan? dia tidak suka belajar di PPKn karena pelajaran-pelajaran di PPKn tidak islami. saya sangat kaget dengan jawaban siti yang menurut saya sangat aneh, kok bisa tidak islami? dari mana dia mempunyai pikiran sepicik itu? saya lebih bisa menerima ketika ada teman sejurusan juga yang ingin pindah ke ekonomi karena alasan tidak suka pelajaran PPKn bukan karena PPKn tidak islami. tapi biarlah, itu kan cara pandang siti bukan cara pandang saya, dan saya kita itu adalah hak siti sebagai individu. tapi secara pribadi dan juga sangat berharap, semoga tidak ada lagi orang-orang yang berfikir bahwa pelajaran PPKn tidak islami.
Continue Reading...

Acara Di Gedung Juang Nasional...

Siang itu sekitar pukul 11.30 wib hari rabu tanggal 29 Juli 2009, saya telah sampai di Gedung Juang Nasional daerah senin jakarta pusat. Hari itu ada seminar tentang menakar kepemimpinan bangsa indonesia di masa yang akan datang. Pembicaranya tidak diragukan lagi dan sangat ahli di bidangnya yaitu:
1. Bapak Frans Magnis Suseno
2. Bapak Azumardi Azra
3. Bapak Rizal Ramli
4. Bapak Syafi'i Ma'arif sebagai pengantarnya

Bukan hanya pembicaranya yang keren, pesertanya juga saya lihat keren-keren dan dari berbagai latar belakang seperti:
1. Aktivis organisasi
2. Dosen
3. Mahasiswa
4. Masyarakat
5. Pejabat
6. Dan beberapa cucu pejuang Indonesia

Saya pertama masuk ke Gedung Juang tersebut sedikit memaki diri sendiri dan sebel sama diri sendiri, hampir empat tahun saya di Jakarta tapi baru tahu bahwa ada Gedung Juang yang sangat sarat dengan suasana perjuangan. Saya hampir menangis dan trenyuh ketika melihat tingginya bangunan yang menjulang, apalagi setelah masuk ke aula tempat acara dimana di dinding-dinding terpasang photo-photo para pahlawan nasional Indonesia. Saya jadi teringah ketika menanyakan ke murid saya:
Saya: "Bagaimana pahlawan menurut kalian anak-anak?"
Murid: "Pahlawan adalah orang yang rela mati untuk negara Indonesia."
Saya: "Yang lainnya?"
Murid: "Pahlawan adalah orang yang berani dan tangguh serta berjuang sampai titik darah penghabisan".
Saya: "Yang lain lagi?"
Murid: "Pahlawan adalah orang yang tidak bisa dinilai jasa-jasanya."
Saya: "Sekarang saya tanya, jika tiba-tiba Indonesia di serang oleh musuh apa yang bisa kalian lakukan untuk Indonesia tercinta?"
Murid-murid: "Saya akan ikut membela Indonesia, saya akan berperang, saya akan mengatur rencana, saya akan bergabung dengan tentara Indonesia, saya akan rela mati untuk Indonesia."
Saya: "Jawaban kalian sungguh luar biasa anak-anak, saya salut sama kalian semuanya, kalau demikian berarti kalian siap untuk perang kan?"
(sunyi tidak ada yang menjawab)

Dari acara tersebut ada beberapa hal yang akhirnya mengganjal benak saya:
1. Politisi yang Negarawan atau Negarawan yang Ahli Politik

Bapak Syafi'i Ma'arif menyampaikan betapa orang telah memisahkan antara negarawan dengan politisi, sehingga politisi kerjanya hanya ngurusi politik sedangkan hanya negarawan saja yang saat ini bisa diandalkan oleh negara untuk membenahi negara menjadi lebih baik lagi. Beliau seperti ingin mengatakan bahwa masyarakat dan negara tidaklah perlu berharap banyak dari para politisi Indonesia saat ini, bukan karena tidak percaya tapi realitasnya memang mengatakan demikian. Dari pendapat beliau tersebut saya lebih berfikir secara agak khayal, bagaimana seandainya ada politisi yang negarawan? atau seorang negarawan yang juga ahli dalam bidang politik? Dalam benak subjektif saya, saya sangat mengharapkan ada orang-orang yang paham akan manajerial teknis negara sehingga bisa kita percaya untuk membangun negara dan dia juga seorang yang mempunyai sifat yang mulia sehingga hanya mementingkan urusan rakyat dibandingkan dengan urusannya sendiri.

Tentu itu bukan hanya harapan saya dan pastinya menjadi harapan semua orang, apalagi di tengah kondisi Indonesia yanga sangat terpuruk saat ini. Saya masih yakin dengan sepenuh hati, bahwa sebenarnya masih banyak orang-orang baik dan jujur yang layak memimpin negeri Indonesia tercinta. Orang baik dan jujur adalah orang yang benar-benar punya prinsip kuat sehingga tidak akan terpengaruh oleh sistem yang telah terbangun di Indonesia. Tapi saya tidak tahu, barangkali baik dan jujur menurut saya berbeda maknanya dengan baik dan jujur menurut orang lain. Karena saat ini orang hampir-hampir muak menafsir tentang kebaikan dan kejujuran.

2. Pasal yang di Khianati Oleh Negara

Saya ketika Bapak Syafi'i Ma'arif membacakan makalahnya sebagai pengantar acara saya menikmatinya dengan seksama, sampai pada paragraf terakhir saya baru kaget dan tersentak tentang beberapa kalimat yang ditegaskan oleh beliau yaitu: bahwa sila ke lima dari pancasila adalah pasal yang dikhianati oleh pemerintah Indonesia. Di khianati karena sila ke lima tentang: keadilan sosial bagi rakyat Indonesia tidak bisa terwujud dengan baik bahkan sama sekali tidak ada niat dari pemerintah untuk mewujudkan sila ke lima tersebut. Keadilan hanya seolah menjadi simbol kata yang hanya bisa didengungkan sebagai janji-janji bukan sebagai bukti nyata. Dan hampir semua orang menjanjikan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, meski realitasnya keadilan belum memihak kepada orang-orang miskin. Hanya orang-orang tertentu yang mengecam keadilan, dan itupun jumlahnya sangat sedikit.

3. Tentang Ketuhanan yang Maha Esa

Dulu sila satu pancasila pernah agak ekstrim yang berbunyi: Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Saya bilang agak ekstrim karena Indonesia adalah negara dengan banyak agama dan dengan latar belakang dijajah yang cukup lama, sehingga akan sangat berat jika diberlakukan pasal tersebut. Bukan akan mendamaikan tetapi sepertinya justru akan lebih mengacaukan Indonesia. Saya lebih setuju dengan Ketuhanan yang maha esa karena maknanya lebih universal dan melindungi semua agama yang ada di Indonesia.

Kemudian selain dari masalah sila ketuhanan yang maha esa, saya juga berfikir tentang bagaimana keagamaan masyarakat Indoensia yang mayoritas Islam dan hampir semuanya memiliki agama. Baiknya tentu masyarakat beragama dan agamis kelakuannya, meskipun dalam realitasnya banyak orang-orang beragama yang tingkah lakunya tidak agamis. Bukan berarti saya sepakat dengan masyarakat yang tidak beragama tapi agamis ya? Saya hanya berfikir saja, kok bisa ada ya masyarakat yang tidak beragama secara teks tetapi tingkah lakunya sangat agamis dan mulia. Saya kita itu patut untuk di diskusikan lebih jauh dan lebih detail lagi, supaya semua orang bisa paham bahwa agama itu tidak hanya secara tekstual tetapi juga harus kontekstual.

4. Tentang Seniman yang Merasa Terpinggirkan

Saya bukan seniman dan saya juga belum lama kenal dengan beberapa seniman, mereka pernah cerita ke saya betapa kadang pemerintah seperti mencampakkan keberadaan para seniman. Mereka merasa bahwa pemerintah kurang peduli dan membantu mereka dalam mengembangkan karya-karyanya. Padahal karya yang mereka ciptakan benar-benar tulus untuk membangun negeri Indonesia tercinta. Saya bilang aja ke teman saya itu, bahwa pemerintah terlalu banyak kerjaan dan terlalu sibuk sehingga tidak mungkin mengurusi semua masalah yang ada di Indonesia. Atau jangan-jangan karena di Indonesia terlalu banyak masalah, sehingga pemerintah kebingungan mau menyelesaikan yang mana dulu.

5. Rendahnya Semangat Nasionalisme anak Muda

Saya tidak tahu kenapa anak-anak smu begitu tidak peduli dengan masalah-masalah di negerinya. Negeri yang seharusnya dicintainya dengan segenap hati dan jiwa. Apakah karena orang tua mereka tidak pernah mengajari untuk mencintai Indonesia? Saya kira tidak mungkin ada orang tua yang mengajarkan anaknya untuk membenci Indonesia. Atau memang mereka telah melihat sendiri bagaimana buruknya tatanan sistem di Indonesia dan kemudian mereka memunculkan sendiri pandangannya tentang Indonesia? Bisa jadi, karena smu memang bukan anak kecil lagi bahkan mereka sudah sangat dewasa. Apapun alasannya, saya melihat betapa rendahnya semangat nasionalisme anak-anak smu sekarang. Dan karena alasan itu, semua orang tua dan semua guru berkewajiban mengarahkan anak-anaknya dan murid-muridnya agar lebih bisa menghargai negeri Indonesia. Bukan hanya menghargai tetapi juga berfikir untuk memberikan yang terbaik bagi negerinya tercinta.

Selesai acara saya mencoba melihat beberapa orang yang masih tinggal sama seperti saya. Betapa semangatnya mereka dengan seminar ini, dan saya melihat ketulusan-ketulusan mereka untuk membangun negeri Indonesia yang sudah kehilangan banyak kepercayaan bahkan dari rakyatnya sendiri. Tapi dengan lantang saya katakan: saya masih percaya dengan negara Indonesia dan saya tetap semangat memberikan cinta saya untuk Indonesia tercinta. Sebelum mulai acara saya sempat ditawari panitia untuk jadi dirijen lagu Indonesia raya, saya benar-benar tidak bisa sehingga saya menolak tawaran panitia. Saya kaget ketika dia bilang: "berarti tidak nasionalis dung?" Saya kaget bukan karena marah tetapi saya malah mencoba untuk mereview diri sendiri, jangan-jangan meskipun saya guru PPKn saya memang benar-benar belum nasionalis?
Continue Reading...
 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog