Sunday, June 28, 2009

Berkaca Dari Film King Dan Garuda Didadaku

Ada beberapa hal yang saya dapatkan dari film king dan garuda didadaku yaitu:
1. Campur tangan dari orang tua yang berlebihan
Dalam film king, sang bapak yang ditinggal istrinya terlalu banyak mengekang anaknya, sehingga anak merasa bahwa dirinya tidak mampu menjadi juara lantaran orang tuanya selalu menyalahkannya ketika dirinya kalah. Guntur sadar bahwa dirinya mempunyai potensi yang luar biasa dalam olah raga bulu tangkis, tetapi Guntur sering tidak percaya diri karena tekanan dari bapaknya yang terlalu berlebihan. Meskipun akhirnya sang bapak sadar, bahwa anaknya telah dewasa dan telah mampu mengembangkan bakatnya sendiri tanpa campur tangan berlebihan dari orang tuanya.

Dalam film garuda didadaku hampir ada kejadian yang sama yaitu peran sanga kakek yang terlalu berlebihan kepada cucunya Bayu. Sang kakek merasa sangat bertanggung jawab terhadap masa depan cucunya karena dia ingin cucunya menjadi orang hebat di masa mendatang. Sang kakek juga tidak menginginkan cucunya menjadi pemain sepak bola seperti bapaknya yang telah meninggal. Bagi sang kakek menjadi pemain sepak bola itu tidak keren dan tidak punya masa depan yang cemerlang. Meskipun juga akhirnya sang kakek sadar dan memberikan kesempatan kepada Bayu untuk berkarya di sepak bola Indonesia.

2. Semangat dari dalam diri
Guntur sangat bersemangat meskipun dirinya tidak memiliki roket yang bagus dan layak untuk digunakan. Guntur juga sering minder dengan tekanan dari bapaknya, ditambah keterbatasan ekonomi untuk bisa mengikuti club-club yang bagus. Akhirnya dengan dorongan dari teman terdekatnya, Guntur mulai mengumpulkan semangat untuk latihan lebih giat lagi agar cita-citanya tercapai dengan sempurna.

Bayu juga mengalami hal yang sama, dia sangat ingin menjadi tim nasional dan mengenakan kaos yang ada lambang garuda didadanya. Tetapi dia takut dengan ancaman-ancaman kakeknya yang menegaskan bahwa dirinya tidak boleh mengikuti jejak bapaknya yang telah meninggal. Bayu latihan sepak bola secara sembunyi-sembunyi dengan harapan bisa masuk tim nasional tanpa sepengetahuan kakeknya, meskipun kakeknya akhirnya tahu dan sangat kaget. Semangat Bayu sempat memudar dan memutuskan untuk berhenti terlibat di sepak bola, tetapi akhirnya sang kakek sadar bahwa bakat tidak bisa dihalang-halangi. Semangat Bayu yang memang sudah menjadi prinsip dan mendarah daging dalam jiwanya akhirnya kembali membara.

3. Motivasi dari teman dan lingkungan
Guntur dan Bayu bisa tetap eksis karena bantuan dan dukungan dari teman-teman terdekatnya. Mereka berdua tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan dan kebaikan-kebaikan dari teman-teman dekatnya. Kedekatan dengan teman bukan berarti ketergantungan akan tetapi lebih pada penyadaran bahwa manusia hidup memang sangat membutuhkan bantuan dan pertolongan dari orang lain.

4. Semangat nasionalisme
Saya menetesakan air mata saat menonton film king dan garuda didadaku. Saya menangis karena terharu dan bangga. Saya terharu karena ada anak-anak muda yang hidupnya sangat optimis dan penuh dedikasi. Saya hanya membayangkan seandainya semua anak muda berkarya seperti Guntur dan Bayu, pasti negara Indonesia tidak akan terpuruk seperti sekarang ini. Secara pribadi saya juga berfikir dan menjadi lebih semangat untuk menggapai cita-cita yang saya impikan. Mungkin tidak banyak orang yang sadar akan makna nasionalisme, karena makna nasionalisme terkadang terlihat sangat absurd. Makna nasionalisme tidak bisa dibicarakan hanya secara teoritis saja tetapi harus diresapi dengan hati yang tulus ikhlas. Tulus ikhlas berarti bahwa kita bangga menjadi warga negara Indonesia yang baik dan benar.

5. Tentang olah raga di Indonesia dan klaimnya
Bukan hanya olah raga yang kata orang buruk, hampir semua hal yang di Indonesia seolah-olah buruk. Tetapi citra olah raga di Indonesia memang benar-benar telah terklaim buruk bahkan oleh masyarakat kita sendiri. Meskipun ada beberapa cabang olah raga yang membanggakan, sebagian lagi seolah-olah biasa saja. Lewat kedua film tersebutlah ditunjukkan satu nilai yang luar biasa, bahwa seburuk apapun citranya tidak ada kata untuk menyerah. Tidak ada kata untuk pesimis dan hanya puas dengan status kekalahan mutlak.

0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog