Wednesday, March 16, 2011

Ulang Tahun...............

Semalam saya mencoba menunggu detik-detik pukul 12.00 malam.

Saya ingin tahu, apakah ada teman saya yang respon dengan hari lahir saya.

Ternyata; ada.

Teman lama saya yang tinggal di Semarang memberi ucapan selamat tepat pukul 12.00 malam.

He he he he.


Pagi hari saya berangkat ke sekolah untuk mengawas Ujian Akhir Sekolah.

Saya mengawas di ruang lima.

Suasana kurang kondusif karena UAS digabung dengan UTS.

Saya tidak tahu kenapa, pagi itu ketika mengawas suasana hati saya sangat tidak enak.

Bahkan saya sempat bersitegang dengan murid-murid saya kelas XII yang ingin segera keluar kelas.

Murid; boleh keluar gak bu?

Saya; belum.

Murid; tapi sudah kelar bu?

Saya; belum waktunya untuk keluar.

Murid; emang waktunya berapa lama bu?

Saya; 120 menit, kalian boleh keluar 15 menit sebelum waktu habis.

Murid; yah, masih lama dunk bu, bosen ne.

Saya; kamu itu ya, dibilanginnya susah banget, maunya apa? kamu gak inget klo kamu udah kelas XII?

Murid; kelas lain udah boleh keluar bu? gak adil dung?

Saya; gak ada urusan dengan kelas lain.

Murid; yah, gimana sih ibu.

Saya; cek lagi jawabannya, barangkali ada yang salah.

Murid; sudah bu.

Saya; cek lagi, lagipula kayak bener ajah jawabannya.

Murid; bener dung.

Saya; seterah kamu ajah.


Keluar kelas, hati saya dalam keadaan dongkol dan setengah marah-marah.

Saya langsung masuk ruang pengawas untuk menyerahkan jawaban murid-murid saya.

Setelah masuk ruangan saya keluar lagi untuk masuk ke ruang tata usaha.

Tiba-tiba saya dipanggil sama teman guru saya untuk segera ke ruang pengawas.

Kata teman saya, ada lembar jawaban anak yang salah.

Saya; iya bu ada apa?

Panitia; gimana sih, masa ada lembar jawab yang cacat.

Saya; emang cacat kenapa?

Panitia; lihat dunk lembar jawabannya kamil, berantakan gak karu-karuan.

Saya; kok bisa ya? perasaan tadi sudah saya cek dech.

Panitia; makanya kalau ngawas jangan ngobrol ajah.

Saya; dih, siapa yang ngobrol.

Panitia; buktinya masih ada yang salah, ngawas kayak gini ajah gak bisa, gimana mau ngawas UAN?

Saya; kok cuma saya yang dimarahi? kan saya ngawas berdua.

Panitia; yah kan sama ajah, gak usah ngeles.

Saya; yaudah saya benerin dulu dech, mana gak ada pensil 2B lagi.


Saya langsung menuju meja saya dan sambil mencari pensil 2B.

Tiba-tiba lagu selamat ulang tahun berkumandang dari laptop salah satu guru.

Teman-teman guru langsung menghampiri saya dan memberi ucapan selamat ulang tahun buat saya.

Sontak kaget dan serasa ingin menangis karena terharu.

Ternyata saya dikerjain oleh teman-teman saya di sekolah.

Saya langsung senang dan tidak jadi gondok.

Ha ha ha.

Terima kasih teman-teman yang saya sayangi.




Malam hari saya mengajar di kampus Tangerang pukul 18.30 Wib.

Saya masuk ke kelas tetapi kelas kosong.

Hanya ada tiga mahasiswi yang masuk.

Akhirnya saya ngobrol ke mereka tentang diet.

Eh mereka tertarik.

Yaudah saya lanjutkan saja ngobrolnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 19.10 Wib, tapi mahasiswa yang lain belum juga masuk.

Saya; emang yang lain kemana mbak?

Mahasiswi; gak tau bu.

Saya; lha ini tasnya kok ada disini?

Mahasiswa; katanya pada males masuk di pelajaran ibu.

Saya; masa sih? emang kenapa?

Mahasiswi; saya dengar mereka ngomongin ibu diluar, tapi ibu jangan bilang ke mereka ya? saya gak enak.

Saya; emang kenapa? (sambil cengir-cengir)

Mahasiswi; katanya pada males pelajaran ibu.

Saya; (senyum-senyum gak jelas setengah percaya gak percaya)


Tiba-tiba segerombol mahasiswa saya masuk dengan membawa kue ultah dan menyanyikan lagu ultah.

Saya senyum-senyum dan terharu.

Tidak sampai menangis sih, hanya kaget dan senang saja.

Saya senang karena ternyata mahasiswa saya ingat hari ultah saya.

Dan saya sebenarnya tidak enak karena jadi merepotkan mereka.

Ha ha ha.

Jadila setelah itu kami pesta kue ultah sampai pukul 19.30 Wib.

Baru setelah kami makan kuenya, kami kembali belajar mata kuliah teknologi pendidikan.

Terima kasih para mahasiswa saya yang baik-baik dan cakep-cakep.

Kalian adalah mahasiswa sekaligus teman berwacana buat saya.


Saya juga mendapatkan ucapan selamat ultah dari teman-teman lewat fb dan sms.

Ucapan menurut saya adalah do'a.

Sehingga saya berterima kasih atas do'a dari teman-teman semua.

Semoga kita bisa menjadi lebih baik lagi di hari-hari berikutnya.
Amien.
Continue Reading...

Saturday, March 12, 2011

Cerita Tentang Kakus Kali......

Maaf bukan mau cerita jorok.

Waktu kecil, saya buang air besarnya di kali.

Bukan cuma saya, hampir sebagian besar warga kampung buang air besar di kali.

Hanya sebagian kecil masyarakat kampungku yang punya wc.

Keluargaku dan saudara-saudaraku tidak ada yang punya wc.

Hahahaha.


Pas kecil saya tidak malu buang air besar di kali.

Lagipula di kalinya juga ada kakusnya (tutup).

Cuma yang lucu, ketika sudah kebelet tapi antrian ke kakusnya panjang.

Maklum satu RT buang air besarnya di kakus itu.

Sebenarnya ada dua kakus yang dekat, tapi tetap saja antri.

Apalagi jika buang air besarnya pagi hari habis subuh.

Walhasil, banyak ibu-ibu/bapak-bapak yang asal nongkrong di pinggir kali.

Hehehehe.


Menjelang remaja, saya mulai malu buang air besar di kakus.

Saya protes sama mbah saya tercinta.

Tapi kata mbah;

mbah; kenapa?

saya; mbok bikin wc mbah?

mbah; oalah nggo opo?

saya; ya buat buang hajat to mbah.

mbah; lha di kali kan bisa.

saya; malu aku mbah, masa buang hajat kok di kali.

mbah; lha emang kenapa? wong kamu kan gak maling, kenapa musti malu?

saya; bukan begitu mbah, saya kan sudah gede, masa masih buang air besar di kali?

mbah; mboh ah, ngelu aku.


Tapi untungnya pas saya sudah mulai malu, ibu saya membeli rumah tetangga.

Kebetulan rumah tetangga saya ada wcnya.

Saya bersyukur karena akhirnya bisa buang air besar di wc.

Meski kadang saya rindu buang air besar di kali.

Gimana gak rindu, wong buang air besar di kali itu enak.

Bisa ketemu banyak orang yang antri.

Kadang sambil antri bisa sambil ngobrol ngalor ngidul.

Hahahaha, udah kayak mau ngaji ajah.

Selain bisa ngobrol, saat buang air besar, saya suka berlama-lama ria nongkrongnya.

Mau tahu saya ngapain?

Saya main rumah-rumahan pake lidi di kayu pijakan kaki saya.

Kadang saya main wayang-wayangan pake daun/ranting daun.

Tapi gak asyiknya buang air besar di kali adalah ceboknya musti di rumah.

Jadi, ehm gak nyaman gitu.

Lucu ya?


Suatu ketika ada saudara dari Jakarta main ke rumah.

Dia kaget karena buang hajatnya harus ke kali.

Karena tidak tahu, dia bawa air bersih di ember dari rumah sampai kali.

Air tersebut digunakan buat cebok di kali.

Padahal jarak dari rumah saya ke kali lumayan jauh.

Kebayang gak?

Hahahaha.


Oya, kembali ke wc saya.

Meski saya sudah punya wc, keluarga saya jarang yang buang hajat ke wc.

Mereka tetap berbondong-bondong buang hajat ke kali.

Alasannya; katanya lebih enak ke kali dari pada di wc.

Huuuhhhh parah memang.


Pas saya kuliah di Semarang, dosen antrophologi saya bercerita tentang desa.

Dosen; masyarakat Jawa Tengah sebagian besar hidup di pedesaan.

mereka hidup berkelompok-kelompok dan saling tolong menolong.

masyarakat pedesaan punya aturan sendiri yang kadang susah ditembus oleh peradaban baru.

misalnya masalah buang hajat, sebenarnya untuk sekedar bikin wc mereka punya uang.

mereka pasti mampu membangun wc di dalam rumahnya.

tapi, mereka lebih senang buang hajat di kali dari pada di wc.

ada banyak alasan yang kadang tidak logis jika dijelaskan dengan nalar, kenapa mereka memilih ke kali.

Saya; betul sekali pak, kebetulan saya mengalami kasus tersebut di keluarga dan di desa saya.

terus, bagaimana cara merubahnya ya pak?

Dosen; tidak perlu dirubah dengan paksa, sejalan dengan berjalannya waktu dan perkembangan jaman,

masyarakat akan mulai merubah kebiasaan-kebiasaannya.

Saya; berarti butuh waktu ya pak?

DOsen; betul sekali.


Sekarang, setelah bertahun-tahun saya buang air besar di wc.

Kadang saya rindu buang hajat di kali.

Mengenang masa kecil dulu, bisa main rumah-rumahan sambil buang hajat.

Kadang nahan buang hajat sampai pagi karena tidak berani keluar malam hari.

Kadang gak kuat ngantri saat kebelet.

Kadang gak bisa ke kali karena hujan sangat lebat.

Kadang ketemu ulat saat nongkrong di kayu kakus.

Hehehehehe.


Masa lalu itu pasti indah.

Seperti apapun bentuk masa lalunya.

Jangan lupakan masa lalu.

Meski kita tidak boleh berlarut sedih dengan kesuraman di masa lalu.

Tataplah masa depan dengan semangat.

Tentukan prinsip hidup sebagai pegangan menajalani hidup dan kehidupan.

Sehingga kita menemukan masa depan yang gemilang.
Continue Reading...

Wednesday, March 09, 2011

Rejeki Emang Gak Kemana.........

Cerita I

Waktu kuliah di Semarang, saya pernah mengalami kejadian yang mengenaskan.

Suatu ketika saya benar-benar kehabisan uang, dan saya belum sempat pulang untuk minta uang jatan bulanan.

Hari itu waktu menunjukkan pukul 19.00 Wib, dan saya kelaparan karena belum makan dari siang.

Ditambah belum makan malam, kelaparan saya semakin bertambah payah.

Hahahaha, lebay.com.

Sampai akhirnya saya memanjatkan do'a selepas sholat isya:

Ya Allah, hari ini saya belum makan dari siang, dan sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 Wib.

Saya tidak bermaksud menantang keberadaan-Mu Allah.

Tapi saya hanya ingin bukti akan eksistensi-Mu.

Ya Allah, saya ingin makan malam ini, karena saya lapar.



Dalam do'a saya tersebut, sempat terbesit pertanyaan, benarkah Allah ada?

Jika Allah ada, masa Dia membiarkan saya kelaparan.

Hehehehehe, maaf ya Allah.



Waktu menunjukkan pukul 21.30 Wib, dan saya tengah bersiap-siap untuk tidur dalam kelaparan.

Tiba-tiba pintu kamar kos ada yang mengetuk dengan keras.

Langsung saya buka, dan ternyata ibu kos tengah berdiri di depan pintu kamar:

Ibu kos; sudah tidur mbak?

Saya; baru mau bu.

Ibu kos; sudah makan belum?

Saya; belum bu alhamdulillah.

Ibu kos; ini ada nasi berkat mbak, tadi bapak dapat dari selametan tetangga.

Saya; aduh jadi nggak enak ne bu.

Ibu kos; santai ajah mbak, kebetulan di rumah suda pada makan semua, dari pada mubadzir.

Saya; bener bu, memubadzirkan makanan itu dosa, hehehehe.

Ibu kos; nah itu tau.

Saya; makasih banyak ya bu?

Ibu kos; sama-sama mbak.



Cerita II

Suatu hari uang saya tinggal 15.000, maklum namanya juga sendiri di Jakarta.

Saya tidak mau ambil pusing dengan keadaan itu.

Alhamdulillah bensin motor sudah full, sehingga saya tidak begitu resah.

Tiba-tiba teman organisasi saya mengajak saya untuk hadir di pertemuan antar organisasi.

Awalnya saya menolak, karena sudah janji sama teman untuk ikut acara lain.

Tapi akhirnya saya memutuskan untuk bagi-bagi waktu.

Pagi sampai siang saya ikut teman saya di JCC dan siangnya saya ke Hotel Haris.

Pulang dari kegiatan di Hotel Haris, saya dipanggil sama panitia dan disuruh tanda tangan.

Puji syukur ya Allah, ternyata saya dapat uang transportasi sebesar 200.000.



Cerita III

Kejadian tidak punya uang terulang kembali, uang di dompet saya setelah diambil buat makan malam berjumlah 6.000.

Itu uang terakhir di dompet, tapi alhamdulillahnya bensin motor masih full.

Meksipun tidak punya uang, tapi saya selalu mengecek bensin motor saya.

Karena kalau tidak ada bensin, saya tidak akan bisa beraktifitas.

Sampai rumah sekitar pukul 20.00 Wib, saya langsung naik ke atas karena lelah.

Sebenarnya puyeng karena tidak punya duit, apalagi keesokan harinya saya harus makan dan beraktivitas.

Saya minum dan kemudian menuju kamar mandi untuk menyegarkan badan.

Selesai mandi, saya langsung menyalakan TV dan duduk di depan TV.

Tiba-tiba saya melihat tumpukan seperti uang di meja bawah TV.

Yakin tidak yakin, ternyata itu benar-benar uang 5.000an dan setelah dihitung jumlahnya 45.000.

Saya tersenyum setengah tertawa.

Dalam hati saya berkata; Allah memang sayang sama saya.

Meskipun saya bandel, meskipun saya banyak tanya, meskipun saya tidak begitu alim.
Continue Reading...
Cerita I

Waktu kuliah di Semarang, saya pernah mengalami kejadian yang mengenaskan.

Suatu ketika saya benar-benar kehabisan uang, dan saya belum sempat pulang untuk minta uang jatan bulanan.

Hari itu waktu menunjukkan pukul 19.00 Wib, dan saya kelaparan karena belum makan dari siang.

Ditambah belum makan malam, kelaparan saya semakin bertambah payah.

Hahahaha, lebay.com.

Sampai akhirnya saya memanjatkan do'a selepas sholat isya:

Ya Allah, hari ini saya belum makan dari siang, dan sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 Wib.

Saya tidak bermaksud menantang keberadaan-Mu Allah.

Tapi saya hanya ingin bukti akan eksistensi-Mu.

Ya Allah, saya ingin makan malam ini, karena saya lapar.



Dalam do'a saya tersebut, sempat terbesit pertanyaan, benarkah Allah ada?

Jika Allah ada, masa Dia membiarkan saya kelaparan.

Hehehehehe, maaf ya Allah.



Waktu menunjukkan pukul 21.30 Wib, dan saya tengah bersiap-siap untuk tidur dalam kelaparan.

Tiba-tiba pintu kamar kos ada yang mengetuk dengan keras.

Langsung saya buka, dan ternyata ibu kos tengah berdiri di depan pintu kamar:

Ibu kos; sudah tidur mbak?

Saya; baru mau bu.

Ibu kos; sudah makan belum?

Saya; belum bu alhamdulillah.

Ibu kos; ini ada nasi berkat mbak, tadi bapak dapat dari selametan tetangga.

Saya; aduh jadi nggak enak ne bu.

Ibu kos; santai ajah mbak, kebetulan di rumah suda pada makan semua, dari pada mubadzir.

Saya; bener bu, memubadzirkan makanan itu dosa, hehehehe.

Ibu kos; nah itu tau.

Saya; makasih banyak ya bu?

Ibu kos; sama-sama mbak.



Cerita II

Suatu hari uang saya tinggal 15.000, maklum namanya juga sendiri di Jakarta.

Saya tidak mau ambil pusing dengan keadaan itu.

Alhamdulillah bensin motor sudah full, sehingga saya tidak begitu resah.

Tiba-tiba teman organisasi saya mengajak saya untuk hadir di pertemuan antar organisasi.

Awalnya saya menolak, karena sudah janji sama teman untuk ikut acara lain.

Tapi akhirnya saya memutuskan untuk bagi-bagi waktu.

Pagi sampai siang saya ikut teman saya di JCC dan siangnya saya ke Hotel Haris.

Pulang dari kegiatan di Hotel Haris, saya dipanggil sama panitia dan disuruh tanda tangan.

Puji syukur ya Allah, ternyata saya dapat uang transportasi sebesar 200.000.



Cerita III

Kejadian tidak punya uang terulang kembali, uang di dompet saya setelah diambil buat makan malam berjumlah 6.000.

Itu uang terakhir di dompet, tapi alhamdulillahnya bensin motor masih full.

Meksipun tidak punya uang, tapi saya selalu mengecek bensin motor saya.

Karena kalau tidak ada bensin, saya tidak akan bisa beraktifitas.

Sampai rumah sekitar pukul 20.00 Wib, saya langsung naik ke atas karena lelah.

Sebenarnya puyeng karena tidak punya duit, apalagi keesokan harinya saya harus makan dan beraktivitas.

Saya minum dan kemudian menuju kamar mandi untuk menyegarkan badan.

Selesai mandi, saya langsung menyalakan TV dan duduk di depan TV.

Tiba-tiba saya melihat tumpukan seperti uang di meja bawah TV.

Yakin tidak yakin, ternyata itu benar-benar uang 5.000an dan setelah dihitung jumlahnya 45.000.

Saya tersenyum setengah tertawa.

Dalam hati saya berkata; Allah memang sayang sama saya.

Meskipun saya bandel, meskipun saya banyak tanya, meskipun saya tidak begitu alim.
Continue Reading...

Tuesday, March 08, 2011

Belajar Dari Orang Gila.....

Part I

Waktu kuliah di Semarang, untuk sampai ke kampus saya memilih jalan kaki dari pada naik angkot.

Perjalanan yang saya tempuh kurang lebih 1,5 kilo meter, dan butuh waktu sekitar 15 menit.

Jika langkah kaki saya lebih cepat, dalam waktu 10 menit saya bisa sampai ke kampus.

Apalagi jika saya terlambat bangun, bisa 7 menit saya sampai ke kampus, hahaha.

Di daerah dekat kos, ada orang Gila laki-laki yang berkeliaran dijalanan.

Orang Gila tersebut suka teriak-teriak, suka ngoceh, suka senyum, suka tertawa, dan terkadang menyapa.

Banyak teman-teman saya yang takut dan menghindar dari orang Gila tersebut.

Saya awalnya takut, tapi kemudian saya mencoba memahami keGilaan orang tersebut.

Saya mencoba untuk santun, biasa saja, tidak takut, dan sesekali tersenyum/menjawab pertanyaannya.

Dari keramahan saya tersebut, akhirnya saya tahu bahwa dia Gila karena ilmu.

Dulu waktu muda, dia belajar agama dan bahasa di pesantren.

Karena terlalu banyak ilmu yang diberikan, dia tidak kuat dan akhirnya Gila.


Part II

Suatu pagi dini hari sekitar pukul 01.00 malam, saya sedang menuju ke daerah dekat pasat Kebayoran Lama.

Saya agak buru-buru karena ada janjian sama teman-teman muda saya.

Dan saat dijalanan, saya sempat berhenti karena jalanan macet.

Tiba-tiba saya dipukul orang Gila perempuan dari sebelah kanan.

Dia mukul dengat sangat keras kearah wajah saya, spontan saya kaget dan kesakitan.

Dia memukul dengan gulungan kain besar, sontak saya terperangah dan langsung menancap gas motor saya.

Setelah ketemu teman-teman saya, saya baru tahu bahwa orang Gila tersebut memang biasa memukul orang.

Bahaya juga tu, kalau tidak hati-hati, untung yang dipukulkan ke saya cuma kain.

Kebayang nggak? jika yang dipukulkan adalah balok kayu?


Part III

Malam hari sekitar pukul 21.00, tiba-tiba saya merasa lapar.

Sebenarnya saya ogah-ogahan keluar rumah, maklum sudah posisi enak di rumah.

Tapi perut lapar saya menggelora, akhirnya saya memutuskan untuk mencari makanan.

Saya memutuskan membeli mie ayam di samping rumah.

Dan saat tiba di warung mie ayam, saya kaget ada orang Gila laki-laki yang sedang duduk di warung itu.

Posisi kursi kosong tinggal satu dan pas di sebelah orang Gila tersebut.

Dengan setengah ragu, akhirnya saya putuskan untuk duduk di sebelah orang Gila tersebut.

Posisi duduk saya sangat dekat dengan orang Gila tersebut, jaraknya hanya sejengkal.

Sekitar 10 menit saya diam terpaku tanpa berani menoleh ke samping.

Takut dipukul sama orang Gila itu, karena saya lihat dia membawa gitar rusak.

Semakin lama, saya semakin penasaran, karena penasaran saya memaksakan diri menoleh ke arah orang Gila tersebut.

Ups, saya kaget saat melihat dia tersenyum ke arah saya.

Hampir loncat dari kursi, tapi tidak mungkin.

Akhirnya kupaksakan membalas senyumnya, meski tanpa makna.


HIKMAH

Tidak semua orang gila benar-benar Gila.

Ada orang gila yang sesungguhnya dia tidak benar-benar Gila.

Waspada dan hati-hati terhadap mereka boleh-boleh saja.

Tetapi menjustifikasi mereka sebagai gembel yang harus dijauhi, sepertinya adalah tindakan yang keliru.

Bagaimanapun mereka adalah manusia.

Yang harus dihormati dan dihargai secara kapasitasnya.
Continue Reading...
 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog