Friday, October 22, 2010

Detik-Detik Terakhir...

Bagian I

Dia sms sebelum saya pulang ke kampung, kata dia: "mbak hp LG nya tolong di bawa ya? nanti saya benerin".

Saya langsung balas: "iya nanti saya bawa".

Saya sudah tahu kalau hp saya bakalah diminta sama dia, karena saat itu dia lagi tidak punya hp bagus. Sebenarnya saya agak sebel sama dia, karena sudah berkali-kali ganti hp dan berkali-kali juga hp nya rusak atau dijual. Tapi saya mencoba memahami dan memaklumi, namanya juga mahasiswa, hehehe.


Bagian II

Saya sampai rumah di kampung Krengseng Gringsing Batang, sampai rumah saya ketemu dengan dia dan saya lihat dia diam saja tidak menyambut kedatangan saya. Saya bilang kedia kalau saya mau pinjam motor esok harinya untuk dibawa ke Tegal bareng adek saya Septi, tetap saja dia tidak berkomentar sedikitpun. Keesokan harinya sebelum saya berangkat, tiba-tiba saya ingat hp LG saya yang memang rencananya mau saya berikan buat dia. Saya serahkan hp LG saya buat dia, saya bilang hp nya masih bagus dan layak untuk digunakan. Dia tetap diam dan hanya bilang terima kasih.


Bagian III

Pulang dari Tegal dia menyarankan saya untuk menonton 3 idiot yang diputar selama dua hari di sctv, film India yang menurut dia sangat bagus dan sangat keren. Dia banyak bercerita tentang realitas pendidikan di India yang hampir sama dengan Indonesia. Karena menghargai dia saya mencoba untuk menonton. Saat menonton saya didampingi dia, dan saat film diputar dia begitu antusias memberikan opini dan unek-uneknya tentang film India tersebut. Saya mencoba masuk ke dalam cerita film tersebut, sedikit demi sedikit saya mulai sepakat dengan dia bahwa film 3 idiot lumayan keren dan layak untuk ditonton.


Bagian IV

Malam berikutnya saya kembali menonton lanjutan film 3 idiot dengan ditemani dia. Dia benar-benar antusias memberi opininya tentang film tersebut. Begini dialog saya dengan dia:

Dia: "keren yakin film ini, meskipun film India tetapi beda dengan film India yang lainnya".

Saya: "iya sih, benar-benar menggambarkan realitas pendidikan di Indonesia dan di India".

Dia: "Kata-katanya juga keren banget lho mbak, itu kan menyinggung banget, bahwa dalam kenyataannya pendidikan di negara Indonesia dan India terlalu tekstual dan hampir tanpa kompromi. Pendidikan hanya memihak kepada orang-orang pintar dan orang-orang yang kaya. Para guru/dosen mengklaim murid/mahasiswanya tanpa ampun dan tanpa kompromi. Seolah-olah hanya guru/dosen saja yang benar, sementara murid/mahasiswa adalah sosok yang patut untuk disalahkan. Guru/dosen mempunyai kuasa penuh atas murid/mahasiswanya, seolah merekalah yang memiliki murid/mahasiswanya".

Saya: "memang kenyataannya begitu, dari dulu sampai sekarang guru/dosen memang menjadi sosok yang berkuasa atas murid/mahasiswanya. Ketika murid/mahasiswa melawan dia langsung mengancam nilai murid/mahasiswanya. Lagipula film ini memang keren, film ini menggambarkan tentang bobroknya sistem pendidikan, fenomena pemalsuan ijazah, proses merendahkan murid/mahasiswa yang bodoh, tekanan dari orang tua atas anaknya, tentang persahabatan yang benar-benar tulus.

Dia: "iya mbak, saya setuju, film ini benar-benar keren mbak".


Bagian V

Saya: "sorry ya dek, saya belum bisa membantu kamu, soale saya juga lagi kuliah s3, kalau ada pasti saya bantu".

Dia: "memang gajimu berapa mbak?".

Saya: "gaji saya kecil banget, tahu sendiri kan sma swasta dan kampus swasta?".

Dia: "iya sih, lagipula biaya kuliahmu juga besar to mbak?".

Saya: "bukan besar lagi, tapi besar banget, saya juga masih nunggak spp selama dua semester yaitu 10.000.000".

Dia: "yaudah saya juga paham kok, saya kan kadang pengen minta bantuan biaya, karena memang kebutuhan saya di Purwokerto banyak banget mbak".

Saya: "saya juga paham kok dek".


Bagian VI

Saya: "sebelum sebelum puasa, saya ketemu dengan mbak Andy Nurpati, dia menawari saya untuk masuk DPP Partai Demokrat, dia sengaja mengajak kader AMM untuk bergabung di devisinya".

Dia: "yaudah bagus itu mbak, keren lho kalau bisa masuk jadi pengurus DPP Partai Demokrat".

Saya: "tapi kok sepertinya mbak Andy enggak yakin sama kemampuan saya, dia melihat saya masih terlalu muda untuk bergabung di partai tingkat nasional".

Dia: "lha kan mbak udah pernah di DPP PMB? harusnya dia percaya dunk sama mbak?".

Saya: "enggak tahu juga tu, kita lihat saja nanti, nanti pasca lebaran saya mau tanya ke mbak Andy, semoga sih dia percaya sama saya".

Dia: "amien".


Bagian VII

Saya sekeluarga mengajak dia silaturahmi ke Desa Kalimanggis, Desa kelahiran bapak kandung saya yang telah meninggal sejak saya kelas tiga sekolah dasar. Saat di Kalimanggis dia bercerita bahwa saat sebelum puasa tiba, dia sudah datang ke kuburan bapak untuk sarean dan mendoakan bapak. Saya cuma tersenyum tanpa menimpali, karena memang saya jarang ke kuburan bapak saya. Di Kalimanggis dia sudah terlihat agak diam dan tidak banyak bicara. Wajahnya sudah mulai lesu dan dia sudah mulai males mengendarai sepeda motor.


Bagian VIII

Saya: "emang kamu serius sama Maria dek?".

Dia: "enggak tau mbak, tapi dia baik banget sama saya".

Saya: "baik gimana?".

Dia: "dia rela melakukan apapun buat saya mbak, dia sayang banget sama saya, dia juga masa depannya bagus".

Saya: "bagus gimana?".

Dia: "dia kan punya saudara di Pemda Bogor, nanti dia mau dimasukkin saudaranya jadi PNS di Pemda Bogor".

Saya: "tapi sepertinya dia manja banget ya dek? kayak udah tidak bisa dilepaskan gitu sama kamu?".

Dia: "iya sih, tapi yang penting dia baik, bahkan dia mau berubah karena saya, dulu dia bandel mbak, tapi sekarang sudah mulai berubah".

Saya: "alhamdulillah dech kalau begitu, toh yang mau menjalani kan kamu bukan saya".


Bagian IX

Dia cerita tentang jerawatnya yang tumbuh banyak kalau dia tidak pakai gatsby white for men, maka pas saya pergi ke Weleri dia minta dibelikan gatsby yang dia maksudkan. Akhirnya saya belikan di alfamart, karena saya senang kalau jerawat adek saya sembuh, bagaimanapun saya juga jerawatan sama seperti dia. Sesampainya di rumah dia bercerita dengan gayanya bahwa jerawatnya benar-benar bersih setelah pakai gatsby itu. Dia juga menyarankan saya untuk memakainya, barangkali cocok kata dia. Saya adalah kakak yang tidak bisa menolak keinginan adek, saya selalu percaya sama dia dan tertarik dengan tawaran-tawarannya. Akhirnya saya memutuskan untuk memakai juga, barangkali saja bisa hilang juga jerawat saya.


Bagian X

Dia: "mbak beli bakwan di lek Waginem dung?".

Saya: "yaudah nyuruh Septi saja untuk beli, enak ya bakwannya?".

Dia: "enak banget mbak, dan rasanya kan tidak pernah berubah dari kita kecil sampai kita dewasa seperti sekarang ini".

Saya: "masa sih? kok saya enggak begitu memperhatikan ya?".

Dia: "benar mbak, nanti coba rasakan bakwannya, pasti masih sama seperti dulu, saya saja heran, kok bisa begitu ya mbak?".

Saya: "mungkin dia punya resep tersendiri, yang benar-benar dijaga dan dirahasiakan, hehehe".

Dia: "mungkin juga sih".

Saya membeli bakwan lek Waginem sebanyak 10 bakwan (5000), dan setelah bakwan tiba adek saya langsung melahap bakwan tersebut tanpa ampun. Tidak puas hanya menjambal, dia sampai meminjam nasi saudara saya karena di rumah sedang tidak ada nasi, dia pinjam nasi satu piring yang dia makan dengan bakwan lek Waginem. Saya sampai heran melihat dia makan dengan lahapnya, padahal lauknya cuma bakwan dan tidak ada lagi lauk lainnya.


Bagian XI

Saya sedang mengambili komedo saya dengan alat tusuk komedo, dia melihat dan tiba-tiba minta dibersihin komedonya. Kata saya ke dia, agak sakit kalau diambili komedonya pakai alat tusuk komedo, tapi dia ngeyel dan tetap maksa. Karena dia maksa saya menyiapkan kapas, toner, dan alat tusuk komedo untuk membersihkan komedo-komedo dia. Ternyata tidak seperti yang saya duga, dia tidak kesakitan dan biasa-biasa saja, dan ternyata komedo dia tidak sebanyak komedo saya. Karena komedonya sedikit saya tidak mau, dan saya menyuruh dia agar mengambil komedonya sendiri. Akhirnya dia meminta alat tusuk komedonya dan membersihkan komedonya sendiri.


Bagian XII

Saya agak sebel dan ingin marah saat melihat dia malas dan tidak banyak membantu pekerjaan rumah. Dia hanya tidur-tiduran, maen, makan, mandi, dan sholat. Sama sekali tidak membantu pekerjaan rumah, semua pekerjaan rumah saya yang mengerjakan. Sementara Septi bagian disuruh-suruh sama embah saya. Saya hampir memarahi dia karena kemalasannya, tapi entah kenapa mulut ini kaku untuk sekedar mengingatkan dia agar sedikit membantu pekerjaan rumah, menguras bak kamar mandi misalnya.


Bagian XIII

Dia: "mbak saya punya kaos SID lho ya".

Saya: "coba lihat, idih bagus banget, buat saya dung?".

Dia: "yah, jangan mbak, cuma satu soalnya, ini juga saya dapat dari Inul".

Saya: "bagus tau gambarnya".

Dia: "ini saya yang pesan mbak, pesan di Bandung, waktu itu saya sampai naik motor ke Bandungnya".

Saya: "sama siapa naik motornya?".

Dia: "sama Maria mbak, padahal saya belum pernah naik motor ke Bandung".

Saya: "oooo".


Bagian XIV

Saya mengajak dia ke laut tapi dengan menggunakan sepeda, saya bercerita betapa enaknya bersepeda dari pada sepeda motor. Tiba-tiba dia tertarik dan setuju untuk ke laut dengan menggunakan sepeda. Pulang dari laut dia tiba-tiba mengajak saya lewat jalan yang rusak, tetapi memang jalan tersebut jalan kenangan antara saya dengan dia waktu kami kecil. Dulu waktu kecil saya sering ke laut sama teman-teman laki-laki saya, dan dia sering bergabung dengan geng saya. Dia memang paling kecil diantara kami, tetapi dia selalu percaya diri dan merasa bahwa dirinya bisa bergaul dengan anak-anak yang lebih dewasa dari dia.


Bagian XIV

Saya mengajak dia ke laut tapi dengan menggunakan sepeda, saya bercerita betapa enaknya bersepeda dari pada sepeda motor. Tiba-tiba dia tertarik dan setuju untuk ke laut dengan menggunakan sepeda. Pulang dari laut dia tiba-tiba mengajak saya lewat jalan yang rusak, tetapi memang jalan tersebut jalan kenangan antara saya dengan dia waktu kami kecil. Dulu waktu kecil saya sering ke laut sama teman-teman laki-laki saya, dan dia sering bergabung dengan geng saya. Dia memang paling kecil diantara kami, tetapi dia selalu percaya diri dan merasa bahwa dirinya bisa bergaul dengan anak-anak yang lebih dewasa dari dia.



Bagian XV

Dia: "mbak, aku pengen ambil s2 filsafat saja ya?".

Saya: "terserah kamu saja, kan kamu yang mau jalani".

Dia: "yang bagus dimana?".

Saya: "di STF Driyarkara saja, tapi kamu harus ikut matrikulasi selama setahun, dan kalau kamu gagal matrikulasi kamu harus mengulang matrikulasi lagi".

Dia: "yaudah saya mau dech, kayaknya menarik tu, tapi bagus kan mbak?".

Saya: "saya jamin keren banget, yang penting kamu selesaikan dulu kuliahmu".

Dia: "iya mbak, insya allah desember saya sidang skripsi dan maret 2011 saya sudah wisuda".

Saya: "emang sudah sidang proposal dek?".

Dia: "belum mbak, rencananya habis lebaran ini saya sidang proposal skripsi".

Saya: "yaudah jangan kelamaan ya?".

Dia: "iya mbak".


Bagian XVI

Malam itu saya berangkat ke Jakarta dengan menggunakan bus sinar jaya dari Pancuran Plelen. Sore hari sebelum saya pulang saya diajak dia ke rumah Koco dalam rangka akikahan Koco. Dia datang terlebih dulu siang hari, sementara saya menyusul sore harinya sebelum maghrib. Selepas maghrib saya diantar sama dia ke Pancuran Plelen, tiba-tiba dijalan hujan gerimis. Dia menyarankan untuk berhenti dulu, tetapi karena takut ketinggalan bus saya mengajak dia untuk terus jalan. Dia memberikan jaketnya buat saya, kata dia supaya saya tidak kehujanan. Di jalan hujannya terlihat agak aneh, karena hujannya tidak merata. Sesampainya di pangkalan bus sinar jaya, dia tidak langsung pulang dan sempat menunggui saya selama satu jam. Saat menunggui saya, dia tidak duduk di samping saya melainkan agak jauh dari saya duduk. Beberapa kali dia melihat ke saya tanpa bicara seolah menyiratkan makna bahwa dia sayang sama saya. Saya juga cuma tersenyum melihat gayanya yang kocak karena bolak balik melihat ke arah saya. Tiba-tiba dia pamitan pulang, katanya mumpung hujan suda agak reda, saya tidak bisa mencegah dia pulang, karena bus juga memang datang terlambat dan tidak jelas jam berapa akan datang. Saat berpamitan dia mencium tangan saya dan lagi-lagi melihat ke arah saya sampai dia menaiki motornya. Saya melihatnya hingga motornya menghilang dari pandangan mata saya.


Bagian XVII

Saya tiba di Jakarta hari kamis siang tanggal 16 september 2010, malam jumat saya tidur dengan pulas karena kecapaian di jalan. Hari jumat siang setelah sholat jumat tiba-tiba air habis dan benar-benar habis. Yang punya rumah masih di kampung dan colokan air berada di rumahnya. Karena saya butuh air untuk mandi dan cuci piring, saya sampai mengambil air dari musholla samping kontrakan. Rasanya sedih banget hari itu, sedih karena mau mandi saja harus mengambil air ke musholla. Setelah mandi saya berencana menyetrika baju setumpuk, kebetulan yang nyuci sudah mengundurkan diri karena tidak sempat lagi nyuci dan nyetrika. Tiba-tiba saya mendapat telephone dari nomor yang tidak saya kenal, karena nomornya tidak saya kenal saya tidak langsung mengangkat, baru setelah tiga kali telephone baru saya angkat.

Saudara: "Imma ya?".

Saya: "ini siapa ya?".

Saudara: "mas Kasdik nok".

Saya: "ada apa mas?".

Saudara: "Sugi kecelakaan di Surodadi".

Saya: "terus gimana mas keadaannya?".

Saudara: "tidak apa-apa, tapi kamu pulang ya, Sugi pengen ketemu kamu".

Saya: "saya kan baru sampai Jakarta sehari mas? masa disuruh pulang lagi?".

Saudara: "yah namanya saudara, dia pengen ngomong sama kamu".

Saya: "mas jangan bohong, Sugi kenapa mas?".

Tiba-tiba hp mati dan suara mas Kasdik tiba-tiba terputus, saya sudah curiga karena tidak mungkin saya disuruh pulang kalau Sugi tidak kenapa-napa. Saya langsung mencari info dati Koco dan ternyata Koco belum dapat kabar apa-apa. Saya langsung menghubungi pacar Sugi yaitu Maria dan katanya Maria sedang pingsan. Saya sudah berfikiran buruk bahwa adek saya tercinta meninggal dunia. Dan ternyata benar, adek saya Sugiharto meninggal ditempat dalam kecelakaan motor di Surodadi. Adek saya kesenggol truk tronton dan kena bagian ban belakang truk tronton....


Bagian XVIII

Saya tidak tahu lagi mau bicara apa di bagian ini, tanpa saya bicara pasti semua orang tahu bahwa saya sangat mencintai dan menyayangi adek saya. Dia adek saya kandung satu-satunya, dia juga adek laki-laki saya satu-satunya. Saya sangat percaya dengannya, dan saya juga sangat berharap banyak untuk masa depannya. Dia meninggal tanggal 17 september 2010 pada hari jumat setelah sholat jumat. Meninggal di hari baik dan dalam keadaan hujan. Dia juga meninggal setelah puasa ramadhan dan setelah hari raya idul fitri. Secara logika saya percaya dia meninggal dalam keadaan baik dan patut. Meski secara rasa/hati saya masih belum siap untuk kehilangannya untuk selama-lamanya. Selamat jalan cintaku, selamat jalan bagian hatiku, saya selalu mengenangmu sampai kapanpun.
Continue Reading...

Thursday, October 21, 2010

Cerita Hari Ini...

Naik Haji

Ada berita di televisi bahwa ada dua orang perempuan bisa naik haji, meskipun dua perempuan tersebut tidak kaya dan hanya bekerja sebagai penjual kue. Mereka jualan kue kecil-kecilan dan kue-kuenya tersebut dipasarkan di warung-warung kecil dekat dengan rumahnya. Tidak ada larangan berhaji bagi umat Islam, siapapun boleh menunaikan haji asal mempunyai niat dan mempunyai perbekalan materi yang cukup. Hanya saja kesan yang berkembang selama ini adalah bahwa orang kaya saja yang layak menunaikan ibadah haji. Mungkin anggapan ini tidak lepas dari mahalnya biaya haji di Indonesia, sehingga seolah-olah orang miskin dianggap tidak akan mampu menunaikan haji, karena semua orang tahu bahwa orang miskin pasti tidak akan punya uang.


1000 Hari Soeharto

Seribu hari Soeharto menurut saya tidak perlu membicarakan betapa keluarga Soeharto telah menyiapkan perhelatan yang megah untuk selamatan. Semua orang di dunia juga tahu kalau keluarga Soeharto memang sangat kaya, sehingga tidak usah kaget jika keluarga Soeharto telah menyiapkan uang yang banyak untuk mengadakan upacara 1000 hari meninggalnya Soeharto. Justru yang perlu diingat menurut saya adalah bagaimana kemudian agar keluarga besar Soeharto ingat bahwa sebagai penguasa yang bertengger selama 32 tahun, Soeharto tidak luput dari kesalahan-kesalahan terhadap rakyat Indonesia.


Setahun SBY

Setahun pemerintahan SBY-Boediono dirayakan dengan demonstrasi rusuh, unjuk rasa anarkis, protes pedas, dan tawuran/kericuhan antara polisi dengan mahasiswa. Mahasiswa ingin SBY keluar dari istana dan agar SBY mengundurkan diri dari jabatan presiden Indonesia. Lha kalau SBY mengundurkan diri siapa yang mau menggantikan hayo? Paling-paling kalau Boediono yang naik masyarakat juga bakalah tidak setuju, masa iya mau pemilu lagi? Entar bisa-bisa habis uang negara buat pemilu, mending uangnya digunakan untuk membayar cicilan hutang negara Indonesia yang sudah kian menumpuk.


Anak Sekolah

Melihat dengan mata kepala sendiri ada anak sekolah yang sedang tawuran bersembunyi di bajaj, dan ternyata sopir bajaj tidak bisa diajak kompromi yang akhirnya melaporkan keberadaan dua anak sekolah yang bersembunyi di bajajnya kepada polisi yang sedang mencari anak-anak sekolah. Sedih banget rasanya melihat polisi memukuli dan menampar dua anak sekola tersebut, sampai mulut dan hidung dua anak tersebut berdarah-darah. Saya karena kasihan dan takut dua anak itu kenapa-kenapa berteriak-teriak agar polisi menangkap dengan cara yang bijaksana dan santun? Bisa enggak ya kira-kira, polisi menangkap anak-anak sekolah yang tawuran dengan cara yang bijaksana dan santun? Hehehehe.
Continue Reading...

Wednesday, October 13, 2010

Cinta tak selamanya...

Cinta memang tidak bisa dipaksakan untuk bersama selamanya, meskipun ada orang yang sanggup mempertahankan cinta selama-lamanya hingga maut memisahkan mereka berdua. Tidak ada yang salah bagi orang-orang yang tidak bisa mempertahankan cinta dengan sempurna, karena perasaan cinta menurut saya bukan sesuatu yang stagnan (mutlak).
Manusia mengalami perubahan-perubahan yang tidak cuma sekali dalam hidupnya.
Perubahan-perubahan tersebut lebih dipengaruhi oleh banyak faktor yang ada disekitarnya seperti: kepandaian yang meningkat, pendidikan yang semakin tinggi, ilmu yang lebih banyak, pengalaman-pengalaman, pengamatan-pengamatan, dan pemikiran-pemikiran.


Pun tidak berarti orang yang bisa mempertahankan cinta adalah orang-orang yang benar dan sejati, bisa jadi orang-orang tersebut adalah orang-orang yang komitmen dan mempunyai cara berfikir yang lurus. Dia adalah orang-orang yang tidak cepat terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya. Dia cenderung tertutup dan memegang prinsip hidupnya seerat mungkin. Orang-orang seperti ini biasa disebut sebagai orang-orang yang setia dan tidak mudah jatuh cinta kepada orang yang baru dikenalnya.


Persahabatan

Ada sahabat yang tidak terpisahkan dari kecil hingga mereka kakek nenek, dan ada juga sahabat yang terpisah karena alasan tempat tinggal atau karena alasan konflik pribadi diantara mereka berdua. Bahkan kadang ada sahabat yang pisah hanya karena sudah bosan dengan sahabatnya masing-masing. Kejadian itu tidak salah menurut saya, karena dalam kehidupan memang tidak ada yang sempurna. Manusiawi juga jika dalam bersahabat mengalami kebosanan-kebosanan. Jadi dalam berteman/bersahabat tidak perlu banyak menuntut terhadap sahabatnya, karena jika kita terlalu menuntut secara berlebihan ditakutkan akan menimbulkan kekecewaan di kemudian harinya.


Pacaran

Dalam konsep pacaran sekalipun, tidak perlu terlalu serius seolah-olah sudah seperti suami istri. Cowoknya mengatur ceweknya sedemikian rupa, sedangkan ceweknya terlalu cemburuan dengan cowoknya. Dunia remaja mereka yang seharusnya digunakan untuk mencari banyak pengalaman dengan teman-temannya yang lain menjadi berkurang hanya karena sibuk sendiri mengurusi pacarnya. Boro-boro mikirin tugas/pr dari guru sekolah, ini malah mikirin pacarnya dan mikirin masalah percintaannya. Pacarannya sudah seperti orang dewasa, saling ngambek-ngambekkan dan saling berantem sampai pukul-pukulan. Sangat lucu dan sangat disayangkan jika dalam masa pacaran, hubungan dilakukan dengan sangat serius, padahal seharusnya pacaran hanya untuk saling mengenal satu sama lain dan untuk mencari pengalaman dari pasangannya. Kalau dalam dunia remaja/pelajar pacaran seharusnya digunakan untuk belajar bersama-sama agar nilai sekolahnya lebih bagus lagi. Jadi tidak usah takut kehilangan pacarnya, karena pacaran tidak untuk menangis dan sakit hati ketika diputuskan pasangannya.


Rumah tangga

Suami istri juga, tidak ada yang mutlak dalam rumah tangga, meski Tuhan tidak begitu suka dengan orang-orang yang bercerai. Tapi jika dalam kenyataannya suami istri sudah tidak cocok dan memang sudah merasa tidak bisa hidup bersama lagi, maka tidak ada yang bisa memaksa agar suami istri tersebut tetap bersama-sama dengan alasan anak-anak. Hidup ini sangat rumit dan kompleks, masing-masing individu mempunyai prinsip yang tidak sama. Anak bukan berarti selalu dikorbankan oleh orang tua, karena menurut saya jika disuruh memilih pasti orang tua tersebut tidak suka melihat anaknya berada dalam kondisi yang down gara-gara harus memilih antara ikut bapak atau ibu. Tapi menurut saya bagaimana agar anak juga mengerti bahwa hidup itu memang pilihan yang harus ditempuh oleh kedua orang tuanya. Karena dalam kehidupan tidak selalu musti cocok dan bisa berdampingan dalam waktu yang sangat lama.
Continue Reading...

Tuesday, October 12, 2010

Mengajar di tanjung priuk...

Hari itu saya dapat jatah mengajar di kelas jauh di daerah tanjung priuk jakarta utara. Saya sama sekali belum tahu dimana tempatnya, meski saya sudah memegang alamat lengkapnya. Ancer-ancer tempat kuliahnya yaitu di dekat wali kota jakarta utara dan polres jakarta utara. Setelah sampai disitu saya masuk jalan bugis dan mencari tempat kuliahnya, saya berhenti di apotik ira dekat uob buana. Karena tidak ketemu juga saya menelphone pegawai tata usaha kampus situ, tetapi setelah berkali-kali saya telphon sama sekali tidak ada jawaban, bahkan sms sayapun tidak dibalas. Saya agak sewot dan sebal karena waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 sore, kuliah dimulai tepat pukul 16.00 sore.


Akhirnya saya memutuskan untuk menerobos lampu hijau dan lurus ke arah polres jakarta utara, dan ternyata benar saya sudah kebablasan jauh dan harus puter balik untuk bisa kembali ke lokasi kuliah. Akhire saya minta agar dijemput sama mahasiswa saya, kata tata usaha ada bapak fery yang akan menjemput saya di halte deket polres jakarta utara. Sepuluh menit setelah saya menunggu datanglah bapak fery, berikut dialog saya dengan beliau:

bapak fery: maaf ini ibu dosen pkn?

saya: betul sekali pak, ini bapak fery?

bapak fery: iya bu, mari biar saya yang bawa motor ibu, mobil saya ditinggal dikantor biar bisa bareng sama ibu.

saya: iya makasih bapak, tapi helm saya cuma satu pak? saya tidak berani nanti kena tilang sama polisi.

bapak fery: insya allah tidak apa-apa bu, saya yang jamin.


Saya sempat tidak suka dengan jawaban bapak fery, karena kesannya menyepelekan aturan lalu lintas di indonesia. Tapi saya pikir lagi mungkin bapak fery sudah tahu daerah situ, jadi dia berani meyakinkan saya untuk tidak usah takut dengan polisi. Sepuluh menit kemudian sampailah saya di tempat kuliah yang ternyata benar-benar dekat dengan apotik ira tempat saya berhenti sebelumnya. Saya langsung masuk ke dalam dan siap-siap untuk mengajar mata kuliah pkn (kewarganegaraan).


Saya mengajar cukup serius seperti biasa saya mengajar di sekolah, saya menginginkan agar mahasiswa saya yang sudah bapak-bapak dan ibu-ibu tersebut mempunyai semangat nasionalisme yang tinggi buat indonesia tercinta. Saya berbicara tentang pluralitas, tentang dpr/mpr, tentang presiden, tentang realitas masyarakat yang apatis dengan pemerintah, konflik antara tni dan polri. Mahasiswa saya terlihat santai dan biasa-biasa saja mendengarkan penjelasan dari saya, saya waktu itu cuma berfikir mungkin mereka bisa mencerna dengan baik penjelasan saya. Akhirnya saya memutuskan untuk bertanya:

saya: ada pertanyaan bapak dan ibu?

mahasiswa: sementara belum ada bu.

saya: tapi tidak ada masalah kan dengan penjelasan saya?

mahasiswa: sampai saat ini tidak ada bu dosen.

saya: saya cuma miris saja dengan rendahnya semangat nasionalisme wni.

mahasiswa: yah begitulah bu indonesia, perlu kerja keras untuk menyadarkan rakyat indonesia agara taat aturan dan mencintai negaranya.

saya: betul sekali pak.

mahasiswa: saya terus mendukung upaya ibu dosen.

saya: makasih pak. oya ngomong-ngomong, bapak dan ibu kerjanya dimana?

mahasiswa: kami yang ada disini bekerja sudah puluhan tahun di polres jakarta utara dan polisi air tanjung priuk.


Tuhan, saya langsung bengong setelah tahu mereka kerja di kepolisian. Bengong dan jadi grogi karena mengajar mata kuliah yang saya yakin mereka sudah hafal dan merupakan makanan mereka sehari-hari. Bagaimana tidak, mereka aparat penegak hukum yang pastinya di didik untuk paham hukum secara menyeluruh. Bahkan saya juga yakin bahwa semangat nasionalisme mereka sudah tidak perlu diragukan lagi.


Tapi untuk membuat saya tenang saya kemudian berfikir, bahwa kita harus belajar dari siapapun juga termasuk dari anak kecil yang usianya tentu jauh di bawah kita. Karena ilmu dan pengetahuan datangnya bisa dari mana saja tanpa melihat siapa yang menyampaikannya. Dan saya kira orang yang bijak adalah orang yang mau mencari ilmu dari arah mana saja tanpa mengklaim komunitas/kelompok tertentu. :).
Continue Reading...

Wednesday, October 06, 2010

Rupa-Rupa Lebaran...

Perjalanan Pulkam

Waktu pulang menjelang lebaran, transportasi jenis apapun sangat-sangat penuh, maklum sebagian orang yang tinggal di Jakarta hendak mudik ke kampung halamannya masing-masing. Saya duduk di bangku depan tepatnya belakang pak sopir bus, di samping pak sopir ada bangku satu yang diisi oleh perempuan cantik nan lembut parasnya. Saat perjalanan tiba-tiba saya memperhatikan perempuan yang duduk di samping pak sopir yang ternyata kelihatan langsung akrab dengan pak sopir dan kondekturnya. Sebenarnya sih tidak ada masalah karena saya lihat si perempuan tersebut sorang diri, mungkin dia benar-benar butuh teman untuk mengobrol. Saat istirahat di rumah makan si perempuan ini keluar bareng pak sopir dan makan bareng pak sopir pula. Tiba-tiba ada yang nyeletuk "tu perempuan ganjen banget sih, masa ikut pak sopir terus", kata saya "enggak papa bu, mungkin dia memang tidak punya teman dan merasa cocok dengan pak sopir, kata si ibu "iya juga sih, mungkin dia memang sendirian di jalan ini". Menurut saya, kita sering sekali mengusik urusan orang lain sementara urusan sendiri tidak diurusi dengan benar. Saking sibuknya ngurusi urusan orang lain, kita tidak sadar bahwa diri kita juga mempunyai banyak kekurangan dan kesalahan-kesalahan.


Mudik Motor

Tidak bermaksud melarang pemudik dengan motor, tapi menurut saya mudik menggunakan motor sangat berbahaya buat pengendara. Berbahaya karena alasan kemanan, sakit karena kena angin, kepanasan, dehidrasi, kecelakaan lalu lintas, atau kelelahan yang berlebihan. Tapi jika dipikir-pikir lagi, toh kita tidak bisa membantu pemudik motor agar mereka mudik dengan menggunakan transportasi yang ongkosnya naik 100%. Menurut mereka mudik dengan menggunakan motor lebih praktis, lebih cepat, lebih menyenangkan, dan lebih irit. Pemudik bermotor juga bilang bahwa motor yang mereka bawa ke rumah akan sangat bermanfaat dikampung halaman, mereka bisa keliling bersilaturahmi tanpa harus meminjam motor atau harus naik angkutan umum. Intinya bagi pemudik menggunakan motor hendaknya lebih berhati-hati lagi selama perjalanan. Dan pemerintah harus menemukan formulasi yang tepat untuk tahun depan agar pemudik motor benar-benar bisa di kurangi, karena secara nyata mudik dengan menggunakan motor sangat membahayakan nyawa.


Sholat Idul Fitiri

Sholat idul fitri ada yang dilakukan di lapangan atau di masjid, sebenarnya sama saja yang penting niat dan kekhusukan dalam menjalankan sholat idul fitri. Bagi orang-orang yang jarang di rumah alias merantau ke luar kota, sholat idul fitri adalah pertemuan pertama dengan orang-orang kampung yang sudah lama tidak ketemu, setelah itu baru bertemu dalam ritual halal bi halal. Saya adalah orang yang pasti asing dengan sebelah kanan atau kiri saya, karena saking lamanya saya di Jakarta dan jarang bertemu dengan mereka. Selain karena lama tidak ketemu, ternyata mereka anak-anak muda terutama perkembangan fisiknya sangat cepat sekali, sehingga tidak mudah untuk diingat dan di hafal. Bagi saya sholat idul fitri adalah moment untuk mencari pahala dan juga untuk silaturahmi pertama sebelum halal bi halal. Karena sholat ini dilakukan setahun sekali, masyarakat kampung terlihat sangat antusias melaksanakannya. Hampir semua datang berbondong-bondong ke masjid untuk sholat idul fitri, bahkan orang-orang yang haidpun tetap datang meski hanya untuk mendengarkan ceramah.


Halal Bi Halal

Waktu saya kecil, halal bi halal dilangsungkan sangat lama, dari mulai pagi setelah sholat idul fitri sampai sore hari. Beberapa tahun terkhir ini, halal bi halal menjadi aktivitas yang sangat singkat dan seperti tidak terasa. Anak-anak, ibu-ibu, dan bapak-bapak lebih senang bersalaman di masjid setelah sholat idul fitri dari pada harus keliling dari satu rumah ke rumah lainnya. Tidak salah sebenarnya jika orang-orang mulai merasa tidak perlu lagi salaman secara fisik, karena sesungguhnya yang peling penting adalah kefitrahan dari segala dosa-dosa yang telah diperbuat. Bagaimanapun bagi orang Islam pasca puasa ramadhan pasti sudah fitrah dari dosa-dosa, sehingga harus diakui bahwa salam-salaman hanya bagian dari budaya yang harus terus ditradisikan. Karena dengan salaman kita akan bersilaturahmi dengan orang-orang yang telah lama kita kenal. Lagi pula akan sangat bermanfaat bagi orang-orang yang lama meninggalkan kampung halaman, di kesempatan itulah dia bisa bertemu dengan teman-teman lama atau saudara-saudara lama.


Ke Laut Naek Sepeda

Hari itu minggu yang cerah ceria, saya jalan-jalan ke laut buntu naik sepeda bareng adek saya almarhum. Awalnya saya yang mengusulkan kedia supaya ke laut naik sepeda dari pada naik sepeda motor, dan herannya dia langsung setuju untuk naik sepeda. Saya berjalan mengayuh sepeda dengan semangat 45 supaya cepat sampai ke laut. Alhamdulillah sampai juga di laut buntu dan lumayan lama saya disana. Pulang dari laut adek saya mengajak saya lewat balekambang deket hutan, saya tidak mau karena jalannya kecil, tapi dia memaksa. Karena saya benar-benar tidak mau dia mengajak saya lewat jalan beda, jalan yang rusak tapi memberikan banyak kenangan buat kami berdua. Ketika kecil saya dan adek saya sepeda-sepedaan ke laut bareng teman-teman laki-laki saya yang lainnya. Adek saya paling kecil diantara saya dan teman-teman saya, tapi dia akrab sama teman-teman sebaya saya. Dalam perjalanan dia bercerita bahwa dia kangen dengan jalan rusakitu, saya tidak punya firasat apa-apa tentang adek saya. Saya fikir dia hanya ingin bernostalgia tentang masa lalunya bersama saya, ternyata itu kenangan saya terakhir bersama adek saya. Saya tidak bisa lagi bersepeda ria dengan dia yang saya cintai dan sayangi. I love you sugiharto.



Continue Reading...

Sunday, October 03, 2010

Keterbatasan....

SANG PENCERAH

KH. Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah mengalami banyak kesulitan dalam berdakwah di lingkungan keraton.

Meskipun keraton merupakan kerajaan Islam, tetapi lingkungan keraton tidak lepas dari adat-adat yang kadang-kadang tidak ada di Islam.

KH. Ahmad Dahlan terus gigih berjuang menyampaikan ajaran Islam modern yang jauh dari bid'ah, takhayul, dan khurofat.

Meski beliau sadar bahwa dirinya mempunyai keterbatasan, beliau tidak menghiraukannya karena beliau yakin akan banyak jalan keluar.

KH. Ahmad Dahlan berdakwah dengan segenap jiwa, raga, dan materi.

Beliau di dukung sepenuhnya oleh Nyai H. Siti Walidah yang merupakan istri tercintanya.

Kegigihan dan kesungguhan KH. Ahmad Dahlan dan murid-muridnya dalam berdakwah membuahkan hasil diberbagai bidang.

KH. Ahmad Dahlan berhasil melakukan beberapa hal yaitu:

1. Mendirikan sekolah madrasah diniyah

2. Menyantuni anak-anak fakir miskin

3. Mengajar di sekolah Belanda

4. Meyakinkan Hamengkubuwono

5. Mendirikan organisasi Islam Muhammadiyah


PANCASILA

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia di lahirkan pada tanggal 1 juni 1945 dan disahkan tanggal 18 agustus 1945.

Setelah dilahirkan dan disahkan pancasila menjadi sakti pada tanggal 1 oktober 1965 pasca peristiwa G30SPKI.

Pancasila adalah produk buatan manusia yang didedikasikan buat negara Indonesia tercinta.

Sila-sila dalam pancasila memiliki makna yang sangat dalam dan berarti yaitu:

1. Sila satu tentang agama

2. Sila dua tentang kemanusiaan

3. Sila tiga tentang persatuan/nasionalisme

4. Sila empat tentang musyawarah/demokrasi

5. Sila lima tentang keadilan

Sekuat apapun dan seideal apapun konsep dalam teks pancasila, pancasila tetap prouduk buatan manusia.

Sehingga dalam pelaksanaannya terkadang pancasila mengalami kekurangan-kekurangan.

Meksi kekurangan tersebut tidak pantas jika dijadikan alasan untuk menghakimi pancasila.

Sehingga ada beberapa orang yang bilang bahwa pancasila tidak bisa menyelesaikan persoalan bangsa.


SEPEDAAN

Tadi malam saya sepedaan dengan dengan teman saya yaitu mbak eni dan linda.

Mbak eni adalah teman dekat saya sedangkan linda adalah mahasiswa saya semester tiga.

Kami bertiga berniat menuju kota tua jakarta pusat dengan menggunakan sepeda.

Tetapi di tengah jalan kita mengurungkan niat jalan ke kota tua, alasannya capek dan males.

Selain capek alasan kuat lainnya adalah motor di malam hari jalannya kenceng-kenceng.

Sehingga terlalu berbahaya bagi pengguna sepeda yang tidak di fasilitasi dengan lampu sepeda.

Akhirnya kami bertiga memutuskan muter-muter di sekitar kebayoran lama dan beristirahat di masjid dozqi.

Kami sempat kuliner yaitu makan mie rebus dan makan kerak telor.

Meski malam itu kemampuan kami bertiga terbatas, kami cukup bangga bisa melakukan aktivitas sepedaan.
Continue Reading...
 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog