Wednesday, October 28, 2009

I Love Indonesia...

Satu nusa...
Satu bangsa...
Satu bahasa kita...
Tanah air...
Pasti jaya...
Untuk slama-lamanya...
Indonesia pusaka...
Indonesia tercinta...
Nusa bangsa dan bahasa...
Kita bela bersama...

Aku cinta Indonesia...
Bahkan aku sangat mencintai Indonesia...
Aku tidak peduli orang masih mempertanyakan cintaku...
Yang penting aku selalu cinta Indonesia...

Aku bangga menjadi warga negara Indonesia...
Dengan segala kelebihan dan kekurangannya...
Mungkin saat ini Indonesia sedang terpuruk...
Tapi aku yakin suatu saat Indonesia akan bangkit dengan kesempurnaannya...

Aku sedih ketika tidak mampu menangsi untuk Indonesia...
Aku merasa bahwa empatiku untuk negeri ini dipertanyakan...
Aku iri ketika melihat para veteran meneteskan air mata ketika menyanyikan lagu Indonesia Raya...
Ketulusan mereka tak ternilai...
Bahkan tak tergambarkan dengan fisis apapun...

Aku memang orang desa...
Aku memang tidak banyak tahu tentang teks dan konteks...
Tapi menurutku tidak berarti kita melarang anak-anak jalanan untuk cinta Indonesia...
Nurani manusia sama secara prinsip...
Empati tulus manusiapun aku pikir tidak jauh berbeda...

Semua warga negara Indonesia...
Mencintai negeri ini...
Mencintai dengan hati...
Mencintai dengan akal...
Mencintai dengan karya...
Mencintai dengan linangan air mata...

Para TKI tidak bosan kembali ke luar negeri...
Hanya untuk devisa...
Hanya untuk mengepakkan sayap Indonesia...
Mereka merelakan fisik dan jiwanya untuk dicaci dan dimaki...
Bahkan untuk mati...

Para petani rela berpanas-panasan seharian...
Bergelayut dengan lumpur dan terik matahari...
Untuk upah yang hanya cukup untuk sesuap nasi...
Keringatnya mengucur mengaliri badan...
Tapi mereka tidak pernah mengeluh...
Meski hasil panen mereka tidak terhargai...
Pemerintah masih saja impor beras...
Di tengah banyaknya beras lokal...

Gelandangan di ibu kota juga selalu sabar...
Sabar dengan kesengsaraannya...
Sabar dengan penderitaan hidupnya yang hampir tiada akhir...
Sabar dengan kelaparan yang dirasa perutnya...
Sabar dengan ketidakpastian akan hari esok...

Para pelacur jalanan...
Kehilangan rasa takutnya akan HIV/AIDS...
Bukan tidak takut maut...
Tetapi mereka tidak cukup punya alasan untuk sekedar takut...
Anggapan orang yang melekat...
Bahwa mereka adalah sampah masyarakat tidak dihirau lagi...
Di depan matanya hanya sesuap nasi...
Masa bodoh dengan penderitaan dan ego laki-laki...
Yang tanpa kompromi ketika meniduri...
Air matanya terkuras tak tersisa...
Boro-boro kepada pemerintah...
Kepada Tuhanpun mereka enggan mengeluh...
Karena mereka terlalu malu untuk sekedar menyebut Tuhan...

Indonesia...
Bergairahlah...
Banyak yang menunggumu...
Banyak yang menyimpan harap atas keberhasilanmu...
Banyak yang menyayangimu...
Banyak yang membanggakanmu...
Tidak terkecuali orang-orang yang bahkan sama sekali tidak mengenalmu secara teks dan konteks...
Tetapi mereka punya secuil ruang hati untukmu...
Meski secuil...
Ruang itu begitu manis...
Ruang itu begitu cantik...
Ruang itu begitu indah...
Dan ruang itu tidak mengharapkan imbalan...
Darah mereka dimuntahkan untukmu...
Raga mereka diwakafkan untukmu...
Semangat mereka melebihi semangat para birokrat...
Percayalah...

Indonesia...
I will always love you with heart and soul. Until this life separate from my body.
Continue Reading...

28 Oktober...

Pemuda Indonesia adalah pemuda yang mempunyai jati diri.
Pemuda Indonesia adalah pemuda yang mempunyai keinginan.
Pemuda Indonesia adalah pemuda yang selalu optimis.
Pemuda Indonesaia adalah pemuda yang jujur.
Pemuda Indonesia adalah pemuda yang berani menatap masa depan, sepahit apapun masa depan itu.

Tidak perlu menangis dan tidak usah bersedih.
Tidak perlu berteriak dan tidak usah malu.
Tidak perlu gundah dan tidak usah gelisah.

Beginilah wajah Indonesia tercinta.

Seperti apapun Indonesia, sang merah putih tetap kebanggaan.
Seperti apapun Indonesia, bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu.
Seperti apapun Indonesia, kita tetap harus bangga menjadi warga negara Indonesia.

Jangan tanyakan konstribusi pemerintah untuk rakyat.
Tetapi tanyakan apa yang telah kita berikan untuk Indonesia?
Jangan-jangan kita hanya mampu berkata.
Tetapi sama sekali tak mampu memberikan makna untuk Indonesia.

Hari ini harus lebih baik dari hari kemaren.
Hari esok harus lebih baik dari hari ini.

Manusia tidak ada yang sempurna.
Tetapi bukan alasan pembenar bagi kita untuk tidak berkarya.
Indonesia butuh partisipasi kita.
Tunjukkan karya nyata kita.

Korupsi, penyakit masyarakat, ketidakadilan, kemiskinan, pengangguran dan lain-lannya adalah realitas yang tidak perlu kita ingkari.
Semua harus kita hadapi dengan kebijaksanaan.
Kebijaksanaan yang bernurani.
Tanpa kepentingan subjektifitas yang dibungkus dengan sutra.

Hampir susah membedakan.
Hampir malas memilah.
Hampir setengah hati menjadi wni.
Hampir lelah berkata.
Hampir menghilangkan empati dan simpati.

Tapi.
Hati kita tak sekotor ketakutan kita.
Nurani kita tak semati bangkai.
Jiwa kita tak sekotor limbah.
Otak kita tak selicik tikus got.
Sifat kita tak seburuk raja yang otoriter.

Masih ada hari cerah di esok hari.
Masih ada angin sepoi membelai wajah kita.
Masih ada hujan setelah musim kemarau.
Masih ada kebaikan di atas klaim keburukan.

Seburuk apapun Indonesia.
Banggalah menjadi warga negara Indonesia.

Berbaik sangkalah akan apa yang terjadi.
Lanjutkan baik sangka dengan konstribusi.

Indonesia hari esok.
Tergantung di tangan para pemudanya.
Continue Reading...

Monday, October 26, 2009

Nurani....

Pagi-pagi harus ngotot ngadepin dosen...
Lantaran keinginan beliau tak sama dengan keinginanku...
Mungkin juga keinginan hampir sebagian teman-temanku yang lain...
Hanya saja sepertinya teman-temanku memilih untuk mengalah...
Mengalah karena struktur birokrasi tingkatan...
Bahwa anak harus patuh pada orang tuanya...
Bahwa pembantu harus melayani majikannya...
Bahwa rakyat sepertinya harus hormat pada presidennya...

Akhirnya dalam kelelahan...
Aku dipaksa diam oleh temanku...
Aku dipaksa untuk mengerti bahwa aku hanyalah mahasiswa...
Aku lelah dan sedih...
Hampir kehilangan rasa sabar....
Dan dalam hati yang paling ujung, aku ingin kuliah jangan diganti hari jum'at...
Karena aku mempunyai kewajiban lain...
Yaitu mengajar...

Aku bilang ketemenku...
"Besok lagi tidak usah melarang aku bicara,
aku cukup mengerti tentang etika,
aku cukup paham tentang aturan-aturan,
dan aku cukup dewasa untuk membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik"
Temanku hanya tersenyum penuh penyesalan...
Menyesal karena telah menginjak hakku...
Tapi dengan kepolosannya itu aku sangat memaafkannya...

Pindah cerita masih pada hari yang sama hanya beda kelas...
Aku agak gontok sama temanku...
Kata-katanya begitu sinis dan sadis...
Dia menyinggungku dan menuduhku akan hal yang tidak benar...
Mungkin ucapannya hanya gurau...
Tapi hatiku ketika sedang masam dan terluka...
Sehingga otakku sangat tidak jernih untuk sekedar mencerna makna...
Aku tidak terima dan aku langsung bilang kedia...
"Aku sudah bayar spp kok, apa urusanmu?"
Dia menjadi sangat tidak enak dan langsung diam...
Aku tidak tahu arti diamnya...
Penyesalankah?
Atau perenungankah?
Atau tidak kedua-duanya...

Selang hanya beberapa menit...
Temanku yang lain mengelak akan kesalahannya pada kuliah beberapa hari lalu...
Dia ngotot bahwa dia sudah menghubungi dosen...
Tetapi sang dosen nomornya tidak aktif...
Kejadiannya yaitu bahwa dosen yang kata temanku sudah dihubungi...
Tiba-tiba datang untuk mengajar...
Sementara teman-temanku sudah pada pulang semua...
Aku ngotot menjelaskan kejadian tersebut...
Tetapi dia jauh lebih ngotot dengan egonya...

Kuliah jam terakhir...
Disitulah aku tertawa...
Karena sang dosen memberiku kesejukan...
Kesejukan yang mencerahkan...
Juga bisa mendamaikan hatiku yang sepertinya sedang kacau atau acak...
Tertawaku sangat ku syukuri...
Tertawaku sangat ku ingini...
Tertawaku membuatku tersenyum akan diriku sendiri...
Karena dari tertawalah aku mampu sedikit memakna nilai...

Buru-buru lari keparkiran motor...
Jaraknya lumayan dekat dari gedung kuliah...
Agak ngeri karena mendung sudah bergelayut mesra...
Kutancap gas dan segera kabur...
Ternganga di perempatan pasar rumput...
Ada seorang perempuan duduk ditrotoar tanpa alas kaki...
Bajunya lusuh dan kumal...
Orang pasti akan bilang bahwa dia orang gila...
Takut ikut sepakat dengan pendapat orang, aku segera menepis klaim itu...
Aku memaksakan diri untuk bilang bahwa dia tidak gila...
Kuamati dengan setengah sempurna...
Dia mengambil plastik bekas es teh manis yang masih sedikit tersisa...
Kemudian diteguknya dengan kepasrahan dan kenikmatan...
Huuuuhhhh, aku tidak tega melihatnya...
Aku hampir turun menghampiri...
Tapi ternyata lampu hijau begitu cepat muncul...
Sehingga dengan penyesalan aku harus meninggalkanya...
Jauh dalam pandangan kasat mata...

Tentang orang gila...
Aku ingin menganggap mereka bukan orang gila...
Sehingga mereka harus menerima pengasingan...
Tidak ada manusia dibelahan bumi manapun yang ingin gila...
Bahkan ketika dikasih hadiah sekalipun orang dapat dipastikan memilih tetap waras...
Gila bukan pilihan...
Sehingga menganggap orang gila juga tentu bukan pilihan...
Percayalah...
Orang-orang gila itu...
Adalah orang-orang yang tidak menutup kemungkinan hatinya tidak gila...
Continue Reading...

Sunday, October 25, 2009

Berkaca dari Roti...

Hari ketika itu begitu terik
Kurasakan bahagia karena masuk ruangan ber ac
Tapi ternyata kebahagiaan itu seketika pergi menyelonong tanpa permisi
Kesejukan ac yang kubayangkan dimatikan oleh padatnya manusia-manusia dengan tujuan sama
Yaitu membeli roti khas Bogor
Mereka pastinya tidak sengaja begitu
Karena masing-masing yang ada disitu pasti ingin tidak gerah
Ingin bisa menikmati dinginnya ac
Tapi sudahlah semua sudah terjadi
Tak pantas sepertinya terlalu banyak mengeluh
Karena orang yang suka mengeluh adalah orang-orang yang lemah

Niatku dan teman-temanku membeli roti tersebut
Meski aku sama sekali belum tahu roti itu
Yah seperti biasa dan seperti dalam kebudayaan kita bahwa orang cenderung percaya
Percaya tanpa tanya
Percaya tanpa curiga

Aku kaget dengan banyaknya pembeli
Padatnya pembeli
Hingga pelayannya tidak kelihatan batang hidungnya
Aku mencoba menerobos para pembeli yang sama sekali tidak mau antri
Namun aku gagal
Gagal karena nalar logisku bilang bahwa tidak perlu bersusah payah untuk sebuah roti
Ada yang lebih penting dari sekedar itu

Akhirnya aku mundur dan membiarkan temenku maju
Aku sengajakan diri berdiri disitu hanya untuk mengamati
Mengamati aktivitas pelanggan dan pelayan
Aku juga menyesalkan kenapa tidak menggunaka sistem antri
Kenapa juga tidak disediakan tempat duduk banyak untuk menunggu
Atau dilengkapi dengan lagu-lagu sendu suapaya lebih mendamaikan
Terus aku mengamati
Teriakan-teriakan dari pelanggan datang tanpa henti
Masing-masing bersahutan dan ingin didahulukan

Kemudian aku melihat wajah pelayan
Muram durja kehilangan senyumnya
Boro-boro untuk sekedar berbasa-basi
Menjawab pertanyaan pelanggan saja hampir enggan
Mereka hanya menerima selembar kertas dari pelanggan
Yang isinya catatan pesanan
Kemudian setelah membaca sang pelayan langsung sibuk mengambili roti-roti
Dan kemudian memasukkannya ke dalam kardus
Bahkan kulihat ada yang berwajah sinis
Sinis lantaran terlalu pusing dengan yang dihadapinya setiap hari

Begitulah hari itu
Aku belajar banyak dari roti
Aku belajar banyak tentang pentingnya antri
Dan aku belajar banyak tentang terkadang kita kurang bisa memuaskan orang
Terkadang kita hanya mencari keuntungan untuk diri sendiri saja
Terkadang kita terlalu egois untuk sekedar menjadi baik buat banyak orang
Continue Reading...

Mengapa Berubah...???

Waktu kelas tiga SD saya pernah mendapatkan cerita dari guru saya namanya bu Siti, beliau bercerita bahwa ada teman kuliahnya yang pacaran hampir lima tahun tetapi akhirnya harus putus. Kala itu saya tidak begitu paham akan makna cinta, yang saya pertanyakan kenapa setelah pacaran lima tahun mereka berdua harus putus. Bu Sitipun menjawab bahwa mereka putus karena ternyata mereka masing-masing sadar bahwa ada ketidakcocokan diantara mereka berdua.

Kembali kepada teman saya yang sedang mempertanyakan cinta, menurut teman saya cintanya orang yang sedang pacaran berbeda dengan cintanya ketika mereka berdua setelah menikah. Orang berpacaran cenderung sempurna dan berlebihan. Orang berpacaran sangat perhatian, sangat mengerti, sangat memahami, sangat ada waktu untuk berdua, dan sangat membahagiakan. Sedangkan setelah menikah, masing-masing yang tadinya begitu perhatian dan saling paham, tiba-tiba menjadi sangat egois dengan kepentingannya sendiri-sendiri. Laki-laki menjadi begitu mengatur istrinya karena menganggap istrinya adalah manusia yang harus dikendalikannya. Istri juga menjadi tidak suka dengan otoritas suami yang tanpa kompromi dan tanpa toleransi. Masing-masing sibuk dengan pekerjaan dan organisasinya, sehingga intensitas pertemuan merekapun menjadi sangat minim.

Menurut teman saya hal tersebut sebagai akibat dari kebosanan dan kejenuhan karena hidup dengan orang yang sama, tetapi kalau menurut saya hal-hal di atas lebih karena bahwa orang saling mencintai ketika mereka hidup bersama mereka cenderung lupa akan perasaannya dan mereka baru akan merasa kehilangan ketika pasangannya pergi meninggalkan dirinya. Saya berpendapat seperti itu karena hampir sama dengan kasus yaitu sering kita tidak dekat dengan saudara-saudara kita sendiri padahal mereka berada dekat di samping kita, sementara dengan kawan yang jauh kita merasa sangat kangen dan begitu menyayanginya. Kita tidak pernah sadar bahwa sesungguhnya kita akan sedih jika tiba-tiba saudara kita meninggal dunia atau sakit yang parah.

Yang sepertinya harus kita koreksi bersama yaitu tentang makna cinta itu sendiri. Bahwa cinta adalah sebuah perasaan tertarik, suka, simpati, empati, kangen, sayang, rindu, ingin melihat, ingin memberi, ingin diperhatikan olehnya, dan ingin hidup berdampingan dengannya. Cinta yang seperti demikian tentu sangat sempurna dan membahagiakan. Cinta yang demikian juga merupakan cinta yang paling sempurna dan diimpikan oleh semua orang. Persoalannya adalah bahwa manusia sering tidak komitmen dengan cintanya, bahwa manusia sering kalah oleh egonya, bahwa manusia sering lupa dengan perasaannya, bahwa manusia sering silau oleh dunia, dan bahwa manusia kadang mudah untuk jatuh cinta.

Masing-masing manusia punya cinta karena cinta adalah bagian dari perasaan hati. Cinta secara umum mungkin akan sama, tetapi cinta secara subjektifitas mempunyai tafsir yang beragam. Cinta sebelum pernikahan dan cinta sesudah pernikahan seharusnya kadarnya tidak berubah, dan akan lebih bagus jika kadarnya menjadi bertambah karena bertambahnya jumlah keluarga yaitu anak. Kesibukan tidak bisa dijadikan asalan untuk tidak lagi punya waktu bagi keluarganya. Kebosanan juga tidak manusiawi jika dijadikan alasan pembenar, karena bagaimanapun ketika kita memilih dia untuk pasangan hidup kita berarti kita telah siap dengan segala konsekuensinya. Kecuali ada alasan pembenar dan masuk akal yang mengakibatkan mereka harus berpisah, meski Tuhan tidak begitu suka orang-orang yang bercerai.
Continue Reading...

Mengapa Berubah...???

Waktu kelas tiga SD saya pernah mendapatkan cerita dari guru saya namanya bu Siti, beliau bercerita bahwa ada teman kuliahnya yang pacaran hampir lima tahun tetapi akhirnya harus putus. Kala itu saya tidak begitu paham akan makna cinta, yang saya pertanyakan kenapa setelah pacaran lima tahun mereka berdua harus putus. Bu Sitipun menjawab bahwa mereka putus karena ternyata mereka masing-masing sadar bahwa ada ketidakcocokan diantara mereka berdua.

Kembali kepada teman saya yang sedang mempertanyakan cinta, menurut teman saya cintanya orang yang sedang pacaran berbeda dengan cintanya ketika mereka berdua setelah menikah. Orang berpacaran cenderung sempurna dan berlebihan. Orang berpacaran sangat perhatian, sangat mengerti, sangat memahami, sangat ada waktu untuk berdua, dan sangat membahagiakan. Sedangkan setelah menikah, masing-masing yang tadinya begitu perhatian dan saling paham, tiba-tiba menjadi sangat egois dengan kepentingannya sendiri-sendiri. Laki-laki menjadi begitu mengatur istrinya karena menganggap istrinya adalah manusia yang harus dikendalikannya. Istri juga menjadi tidak suka dengan otoritas suami yang tanpa kompromi dan tanpa toleransi. Masing-masing sibuk dengan pekerjaan dan organisasinya, sehingga intensitas pertemuan merekapun menjadi sangat minim.

Menurut teman saya hal tersebut sebagai akibat dari kebosanan dan kejenuhan karena hidup dengan orang yang sama, tetapi kalau menurut saya hal-hal di atas lebih karena bahwa orang saling mencintai ketika mereka hidup bersama mereka cenderung lupa akan perasaannya dan mereka baru akan merasa kehilangan ketika pasangannya pergi meninggalkan dirinya. Saya berpendapat seperti itu karena hampir sama dengan kasus yaitu sering kita tidak dekat dengan saudara-saudara kita sendiri padahal mereka berada dekat di samping kita, sementara dengan kawan yang jauh kita merasa sangat kangen dan begitu menyayanginya. Kita tidak pernah sadar bahwa sesungguhnya kita akan sedih jika tiba-tiba saudara kita meninggal dunia atau sakit yang parah.

Yang sepertinya harus kita koreksi bersama yaitu tentang makna cinta itu sendiri. Bahwa cinta adalah sebuah perasaan tertarik, suka, simpati, empati, kangen, sayang, rindu, ingin melihat, ingin memberi, ingin diperhatikan olehnya, dan ingin hidup berdampingan dengannya. Cinta yang seperti demikian tentu sangat sempurna dan membahagiakan. Cinta yang demikian juga merupakan cinta yang paling sempurna dan diimpikan oleh semua orang. Persoalannya adalah bahwa manusia sering tidak komitmen dengan cintanya, bahwa manusia sering kalah oleh egonya, bahwa manusia sering lupa dengan perasaannya, bahwa manusia sering silau oleh dunia, dan bahwa manusia kadang mudah untuk jatuh cinta.

Masing-masing manusia punya cinta karena cinta adalah bagian dari perasaan hati. Cinta secara umum mungkin akan sama, tetapi cinta secara subjektifitas mempunyai tafsir yang beragam. Cinta sebelum pernikahan dan cinta sesudah pernikahan seharusnya kadarnya tidak berubah, dan akan lebih bagus jika kadarnya menjadi bertambah karena bertambahnya jumlah keluarga yaitu anak. Kesibukan tidak bisa dijadikan asalan untuk tidak lagi punya waktu bagi keluarganya. Kebosanan juga tidak manusiawi jika dijadikan alasan pembenar, karena bagaimanapun ketika kita memilih dia untuk pasangan hidup kita berarti kita telah siap dengan segala konsekuensinya. Kecuali ada alasan pembenar dan masuk akal yang mengakibatkan mereka harus berpisah, meski Tuhan tidak begitu suka orang-orang yang bercerai.
Continue Reading...

Thursday, October 22, 2009

Poligami...

Makan bersama teman-teman kuliah di kantin kampus UNJ kurang lebih pukul 10.00 pagi. Ada seorang teman saya sebut saja Laki-laki A yang tiba-tiba membuka topik diskusi sehingga terjadilah dialog berikut ini:

Laki-laki A: teman-teman sudah tahu berita tentang komunitas yang sepakat dengan poligami belum? mereka bersekretariat di Jawa Barat, teman-teman setuju atau tidak? kalau saya sih sangat setuju sekali.

Saya: komunitas aneh dan kurang kerjaan menurut saya.

Laki-laki A: kok kurang kerjaan? saya sangat mendukung mereka karena saya setuju poligami.

Laki-laki B: kalau saya bukan masalah setuju atau tidak setuju, tetapi kita sebagai laki-laki mampu atau tidak jika harus berpoligami, kalau kita mampu yah laksanakan saja, tapi kalau tidak mampu mendingan satu saja.

Saya: saya kok tidak yakin dengan konsep keadilan, menurut saya manusia tidak ada yang bisa berbuat adil, karena manusia bukan nabi bukan juga malaikat.

Perempuan C: saya sebagai perempuan sebenarnya kurang setuju, tetapi jumlah perempuan memang lebih banyak dari laki-laki, jadi yah saya setuju saja.

Saya: bener bu, tetapi jumlah perempuan yang banyak adalah perempuan yang maaf saja usia lanjut, karena angka harapan hidup perempuan lebih tinggi dari laki-laki, kalau laki-laki mau menikahi perempuan yang usia lanjut saya sih setuju-setuju saja.

Laki-laki A: enak saja, ngapain menikahi perempuan jompo, saya kalau poligami mau mencari yang masih gadis-gadis dunk.

Saya: dasar, itu sih maunya laki-laki, mau poligami dan mau dapat yang gadis-gadis.

Laki-laki B: pokoknya intinya kesanggupan saja, dan istri pertama juga harus mengijinkan suaminya, kalau istri pertamanya tidak mengijinkan yah suami tidak boleh egois.

Saya: saya kok tidak yakin ada perempuan yang merelakan suaminya untuk perempuan lain, meskipun secara di mulut dia mengijinkan, karena saya yakin dia mengijinkan lantaran dia dipaksa oleh klaim masyarakat bahwa perempuan memang harus mengijinkan suaminya menikah lagi.

Laki-laki A: saya tetap sepakat dengan poligami, dan poligami adalah jalan bagi istri untuk masuk syurga.

Saya: syurganya siapa? jalan untuk masuk syurga itu banyak bisa dengan membuat musholla, membuat masjid, menyantuni anak yatim, memberi zakat, atau mengasuh anak-anak jalanan. jangan-jangan syurga hanya untuk alasan pembenar saja, padahal kita sendiri belum punya banyak amalan yang nyata.

Laki-laki A: tapi poligami itu cara enak untuk mendapatkan syurga, laki-laki enak dan perempuan juga enak karena dijamin syurga.

Saya: saya tetap kekeh bahwa jalan menuju syurga sangat banyak dan poligami bukan jalan yang tepat untuk mendapatkan syurga.

Laki-laki A: istri saya tidak masalah kalau saya poligami, bahkan dia mengijinkan karena saya jauh dari dia.

Saya: lho kalau jauh berarti sama-sama butuh seks donk, berarti kalau suami merasa berhak menikah lagi karena alasan seks, perempuan juga punya hak menikah lagi dunk karena alasan seks. karena laki-laki dan perempuan sama-sama membutuhkan seks.

Laki-laki A: kalau perempuan yah tidak boleh menikah lagi, tapi kalau laki-laki dia punya hak menikah lagi.

Saya: aneh dan tidak logis, sekarang saya mau tanya? kalau tiba-tiba istrimu selingkuh atau suka sama laki-laki lain kamu cemburu tidak? kalau kamu cemburu berarti istrimu juga akan cemburu jika kamu selingkuh sama perempuan lain?

Laki-laki: perempuan tidak boleh selingkuh apalagi sampai menikah lagi.

Saya: egois banget, bicara pakai hati dunk, jangan pakai pembenar agama saja, perempuan juga manusia yang punya hati nurani, dia akan kecewa dan sakit hati jika dikhianati, apalagi dikhianati oleh suaminya sendiri.
Continue Reading...

Wednesday, October 21, 2009

Tambal Ban...

Pulang dari acara pembekalan yang diadakan oleh diknas di Hotel Mega Anggrek, saya melewati daerah Kemanggisan hendak menuju ke Kebayoran Lama. Kondisi waktu itu agak panik karena saya tidak hafal jalan, yang kedua panik karena bensin saya sudah benar-benar habis, saya ngeri ajah jika harus menuntun motor lantaran kehabisan bensin. Bukan apa-apa, saya tidak tahan sama rasa malunya aja masa menuntun motor sendirian, masih mending kalau ada temannya.

Dalam kondisi panik tersebut saya masih sempat ngebut berharap menemui penjual bensin yang dipinggir jalan. Tiba-tiba ada anak SMU yang bilang ke saya bahwa ban motor saya kempes, sponan tambah aja tu kepanikan, ngeri aja kalau tidak ada tukang tambal ban yang dekat situ. Ditengah kepanikan itu tiba-tiba saya merasa lega karena ada tukang tambal ban sekitar dua tempat, tidak tahu kenapa saya langsung ingat berita-berita di TV tentang banyaknya tukang tambal ban yang curang dengan menyebar paku-paku disekitar tempat tambal pan.

Tiba-tiba saja saya menjadi sangat sebel sama tukang tambal ban yang kebetulan bapak-bapak, saya langsung bilang ke orang yang lagi nambal ban juga:
saya: kok bisa ada paku segede itu ya pak?
bapak: yah namanya juga jalanan mbak.
saya: heran aja, kok bisa pakunya besar dan ada rafianya ya?
bapak: mungkin paku bekas jemuran mbak.
saya: tetap aja tidak masuk akal pak, jadi sebel aja ni. maksudnya apa sih? kalau niat cari uang jangan pakai cara tidak halal dunk? itu kan merugikan orang. kalau butuh uang bilang aja, tidak usah membuat orang jadi sebel.
bapak: kita kan tidak bisa berburuk sangka dulu mbak, apalagi kita tidak punya bukti nyata.
saya: saya tahu pak, kita memang tidak bisa menuduh tanpa ada bukti, tapi berita di TV sudah sering diungkap pak, saya sudah bosan membaca beritanya.
bapak: ya terserah mbak sajalah.

Si bapak telah kelar tambal bannya dan pergi meninggalkan saya dan si tukang tambal ban. Saya masih sebel dan masih mengklaim bahwa si tukang tambal banlah yang menyebar paku disekitar tempat tambal ban. Bahkan saya tidak peduli lagi dengan belas kasihan dan ketidakbolehan menuduh tanpa bukti. Yang saya pikirkan saat itu adalah saya pernah tahu bahwa ada modus penyebaran paku secara sengaja untuk mendapatkan mangsa.

Si bapak bilang bahwa ban saya rusak berat bahkan tersayat-sayat, akhirnya saya harus ganti ban. Paku sempat disimpan lagi sama si bapak, karena takut dipakai lagi paku saya minta dan saya masukkan kedalam tas saya. Ban yang hancurpun saya simpan di jok motor untuk kenang-kenangan. Ternyata si bapak menjual bensin juga, dan karena bensin saya habis saya sekalian beli bensin disitu. Tanpa tersadar sisi nurani saya berbicara bahwa saya berterima kasih ke si bapak karena telah menjual bensin, sehingga saya tidak perlu menuntun sepeda motor saya.

Teman-temanku semuanya, dalam kehidupan kita sering kita membuat kesalahan terhadap orang lain. Kita juga terkadang menyakiti orang lain secara sengaja. Kita selalu mengklaim dan menyalahkan orang tanpa kompromi sama sekali. Kita tidak pernah mau mencoba untuk mengoreksi diri sendiri dan menyalahkan diri sendiri. Kita terlalu bangga dan asyik membuka aib-aib orang lain. Padahal kita secara pribadi sangat marah dan tidak terima jika kita diklaim dan disalahkan orang lain tanpa ada bukti. Sepertinya mulai sekarang kita harus sedikit menurunkan ego kita untuk tetap menghargai orang lain, meskipun kita dalam keadaan emosi.
Continue Reading...

Tambal Ban...

Pulang dari acara pembekalan yang diadakan oleh diknas di Hotel Mega Anggrek, saya melewati daerah Kemanggisan hendak menuju ke Kebayoran Lama. Kondisi waktu itu agak panik karena saya tidak hafal jalan, yang kedua panik karena bensin saya sudah benar-benar habis, saya ngeri ajah jika harus menuntun motor lantaran kehabisan bensin. Bukan apa-apa, saya tidak tahan sama rasa malunya aja masa menuntun motor sendirian, masih mending kalau ada temannya.

Dalam kondisi panik tersebut saya masih sempat ngebut berharap menemui penjual bensin yang dipinggir jalan. Tiba-tiba ada anak SMU yang bilang ke saya bahwa ban motor saya kempes, sponan tambah aja tu kepanikan, ngeri aja kalau tidak ada tukang tambal ban yang dekat situ. Ditengah kepanikan itu tiba-tiba saya merasa lega karena ada tukang tambal ban sekitar dua tempat, tidak tahu kenapa saya langsung ingat berita-berita di TV tentang banyaknya tukang tambal ban yang curang dengan menyebar paku-paku disekitar tempat tambal pan.

Tiba-tiba saja saya menjadi sangat sebel sama tukang tambal ban yang kebetulan bapak-bapak, saya langsung bilang ke orang yang lagi nambal ban juga:
saya: kok bisa ada paku segede itu ya pak?
bapak: yah namanya juga jalanan mbak.
saya: heran aja, kok bisa pakunya besar dan ada rafianya ya?
bapak: mungkin paku bekas jemuran mbak.
saya: tetap aja tidak masuk akal pak, jadi sebel aja ni. maksudnya apa sih? kalau niat cari uang jangan pakai cara tidak halal dunk? itu kan merugikan orang. kalau butuh uang bilang aja, tidak usah membuat orang jadi sebel.
bapak: kita kan tidak bisa berburuk sangka dulu mbak, apalagi kita tidak punya bukti nyata.
saya: saya tahu pak, kita memang tidak bisa menuduh tanpa ada bukti, tapi berita di TV sudah sering diungkap pak, saya sudah bosan membaca beritanya.
bapak: ya terserah mbak sajalah.

Si bapak telah kelar tambal bannya dan pergi meninggalkan saya dan si tukang tambal ban. Saya masih sebel dan masih mengklaim bahwa si tukang tambal banlah yang menyebar paku disekitar tempat tambal ban. Bahkan saya tidak peduli lagi dengan belas kasihan dan ketidakbolehan menuduh tanpa bukti. Yang saya pikirkan saat itu adalah saya pernah tahu bahwa ada modus penyebaran paku secara sengaja untuk mendapatkan mangsa.

Si bapak bilang bahwa ban saya rusak berat bahkan tersayat-sayat, akhirnya saya harus ganti ban. Paku sempat disimpan lagi sama si bapak, karena takut dipakai lagi paku saya minta dan saya masukkan kedalam tas saya. Ban yang hancurpun saya simpan di jok motor untuk kenang-kenangan. Ternyata si bapak menjual bensin juga, dan karena bensin saya habis saya sekalian beli bensin disitu. Tanpa tersadar sisi nurani saya berbicara bahwa saya berterima kasih ke si bapak karena telah menjual bensin, sehingga saya tidak perlu menuntun sepeda motor saya.

Teman-temanku semuanya, dalam kehidupan kita sering kita membuat kesalahan terhadap orang lain. Kita juga terkadang menyakiti orang lain secara sengaja. Kita selalu mengklaim dan menyalahkan orang tanpa kompromi sama sekali. Kita tidak pernah mau mencoba untuk mengoreksi diri sendiri dan menyalahkan diri sendiri. Kita terlalu bangga dan asyik membuka aib-aib orang lain. Padahal kita secara pribadi sangat marah dan tidak terima jika kita diklaim dan disalahkan orang lain tanpa ada bukti. Sepertinya mulai sekarang kita harus sedikit menurunkan ego kita untuk tetap menghargai orang lain, meskipun kita dalam keadaan emosi.
Continue Reading...

Tuesday, October 20, 2009

Cinta Berkepentingan...

Cinta yang sesungguhnya seharusnya melibatkan hati dan jiwa secara utuh, meskipun keutuhan itu adalah suatu keniscayaan untuk bisa aplikatif. Butuh waktu yang panjang untuk membicarakan cinta secara tuntas dan sempurna, karena seolah sudah menjadi hukum alam bahwa ketuntasan dan kesempurnaan diklaim sebagai milik Tuhan. Tuhan selalu menjadi alasan bagi semua makhluk hidup untuk sekedar menjadikan dirinya sempurna. Manusia terlalu takut menjadi sempurna (baik) karena takut menyaingi eksistensi Tuhan. Padahal di keberadaan Tuhan sana, saya yakin Tuhan tidak bermaksud demikian. Tuhan saya yakin tidk otoriter dan gila hormat dari hamba-hambanya.

Cinta selalu syarat dengan banyak kepentingan. Cinta manusia kepada Tuhan dalam rangka merajuk kepada Tuhan agar dirinya tidak dimasukkan ke dalam neraka kelak. Meski keberadaan neraka sampai saat ini masih ada yang memperbincangkan, terkait dengan kondisi dan eksistensi neraka. Manusia sering tidak nyaman untuk bilang bahwa cintanya kepada Tuhan tulus tanpa mengharapkan imbalan. Karena manusia pada umumnya menikmati dogma-dogma keberagamaan yang disampaikan oleh para senior agama, tanpa berani membantah atau sekedar meminta penjelasan.

Cinta kepada pacarpun tidak jauh dari kepentingan dan keinginan. Orang yang lagi kasmaran seolah mampu memberikan apapun untuk orang yang dikasihinya, meski sebenarnya dirinya tidak mampu untuk mewujudkannya. Dia beranggapan bahwa yang dilakukannya adalah pengorbanan yang tulus dan memang seharusnya, karena dirinya sedang merayu kekasihnya dalam rangka memiliki hatinya. Dia tidak sadar bahwa kepura-puraannya tersebut akan menjadi benalu dikelak kemudian hari. Dikala masing-masing menyadari betapa keindahan selama pacaran menjadi sesuatu yang tidak menarik lagi dalam rumah tangg, jika ego keduanya sama-sama pada titik klimaks.

Cinta murid kepada guru sering juga berkeinginan, dalam rangka memperolah nilai yang bagus. Tidak sekedar nilai bagus tetapi juga perhatian dari guru. Karena dalam sistem pendidikan di Indonesia masih ada kelas pembeda antara seorang guru dengan murid. Klaim yang berkembang malah membenarkan bahwa guru adalah sosok yang tidak boleh dibantah oleh murid, sehingga apa kata guru murid kadang dipaksa untuk sepakat. Itulah yang menyebabkan murid kemudian menjadi mencintai dan taat kepada guru.

Cinta pemimpin kepada rakyatnya juga demikian, tidak sedikit para caleg dan capres mendekati masyarakat saat kampanye. Mereka menjadi manusia yang seolah-olah begitu peka dan peduli dengan kondisi masyarakat yang sebenarnya dia tidak paham masalah apa yang dihadapi oleh masyarakat. Para caleg dan capres yang diwakili oleh para tim suksesnya menjadi punya banyak waktu untuk mendengarkan keluh kesah warga masyarakat. Telinga mereka menjadi sangat peka, dan mata mereka tiba-tiba terbuka dengan lebar. Simpati disempurnakan dengan empati yang berlebihan yang kemudian teraplikasi dalam bentuk janji-janji asalkan masyarakat memilihnya nanti menjadi wakilnya. Sangat berkepentingan karena empati yang diberikan harus dibayar dengan satu suara. Satu suara yang muncul bukan dari keinginan nurani, melainkan karena sistem kesepakatan tunggal yang berkembang di masyarakat.

Hari ini pelantikan Presiden dan Wakil Presiden baru. Saya sadar, kita bahkan tidak mempunyai hak untuk sekedar berburuk sangka dengan mereka. Bahwa secara struktural formal kita harus mengakui mereka terpilih secara mutlak dan sah. Tidak ada lagi urusan dengan orang-orang yang golput ataupun apriori dengan kinerja pemerintah. Sepakat tidak sepakat SBY dan Boediono adalah Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Merekalah yang nantinya akan menjalankan tapuk kepemimpinan secara nasional. Sehingga kita sekiranya harus mulai sedikit membuka hati kepada mereka. Dan kitapun harus mulai yakin bahwa cinta mereka kepada rakyatnya adalah cinta yang tidak berkepentingan.
Continue Reading...

Monday, October 19, 2009

RESUME-MK-FI-5

TUGAS RESUME (Tanggal, 12 Oktober 2009)
MATA KULIAH FISLSAFAT ILMU LANJUTAN
NAMA: SRI IMAWATI
NIM: 7817090943

NIAT
Dalam hati yang paling dalam, semua manusia mempunyai niat untuk mengetahui sesuatu yang belum diketahui sebelumnya. Bahkan semua manusia (subjek) mempersoalkan objek yang ada di dunia ini. Manusia selalu terus menerus mempertanyakan hal-hal yang ada di dunia (intention manusia).

Cara berfikir ada dua yaitu:
1.Induktif
Cara berfikir sesuai dengan apa yang dapat diraba atau apa yang bisa dilihat (apospriori). Induktif cara berfikir dengan formulasi generalisasi berdasarkan observasi kejadian spesifik (tidak mutlak/umum ke khusus).

Contoh:
Ibu Harti seorang ibu yang bijaksana
Ibu Ina seorang ibu yang bijaksana
Ibu Siti seorang ibu yang bijaksana
Semua ibu bijaksana

Contoh:
Dino dari SMU A Jakarta kurang pandai
Rudi dari SMU A Jakarta kurang pandai
Ridwan dari SMU A Jakarta kurang pandai
Semua siswa dari SMU A kurang pandai

2.Deduktif
Cara berfikir dengan berdasarkan pada apa yang sudah diketahui sebelumnya (apriori). Apriori yaitu berfikir dengan berdasarkan pada ilmu pasti (karena ilmu pasti merupakan syarat mutlak dalam berilmu). Deduktif cara berfikir dari umum menuju pada pemikiran yang lebih spesifik (mutlak/khusus ke umum).

Contoh:
Semua manusia yang beragama sepakat dengan kebaikan
Saya manusia beragama
Saya sepakat dengan kebaikan

Contoh:
Semua murid harus belajar dengan rajin
Enda adalah murid
Enda harus belajar dengan rajin

PLATO
-Episteme (pengetahuan sejati) manusia mempunyai ide-ide abadi dari dunia baka. Bahkan manusia telah membayangkan sebelum masuk penjara badan yang merupakan hasil ingatan yang melekat pada dirinya.
-Context of justification.

ARISTOTELES
-Penemuan itu selalu dibingkai oleh context of this covery (jika ingin menemukan sesuatu manusia harus mencobanya terlebih dahulu).
-Pencapaian sesuatu yang diinginkan oleh manusia melalui sebab musabab terlebih dahulu.

Tiga contoh proses kerja ilmu:
1.Pengalaman
2.Percobaan
3.Penemuan

Biased yaitu memihak, artinya bahwa dalam kehidupan kita sebagai manusia kadang kita memihak pada satu persoalan saja, dan keberpihakan itu terkadang memunculkan ketidakadilan. Unbiased yaitu tidak memihak, artinya bahwa manusia yang bijaksana adalah manusia yang tidak memihak pada salah satu hal saja tetapi mampu bersikap secara adil.

TERMINUS MEDIUS (istilah menengah)
Contoh:
Semua mahasiswa UNJ (S)
Adalah anak-anak pandai (P)
Karena lulus PMDK dan SMPTN (M)

Terminus mediusnya yaitu karena lulus PMDK dan SMPTN.
Continue Reading...

RESUME-MK-FI-5

TUGAS RESUME (Tanggal, 12 Oktober 2009)
MATA KULIAH FISLSAFAT ILMU LANJUTAN
NAMA: SRI IMAWATI
NIM: 7817090943

NIAT
Dalam hati yang paling dalam, semua manusia mempunyai niat untuk mengetahui sesuatu yang belum diketahui sebelumnya. Bahkan semua manusia (subjek) mempersoalkan objek yang ada di dunia ini. Manusia selalu terus menerus mempertanyakan hal-hal yang ada di dunia (intention manusia).

Cara berfikir ada dua yaitu:
1.Induktif
Cara berfikir sesuai dengan apa yang dapat diraba atau apa yang bisa dilihat apospriori). Induktif cara berfikir dengan formulasi generalisasi berdasarkan observasi kejadian spesifik (tidak mutlak/umum ke khusus).
Contoh:
Ibu Harti seorang ibu yang bijaksana
Ibu Ina seorang ibu yang bijaksana
Ibu Siti seorang ibu yang bijaksana
Semua ibu bijaksana
Contoh:
Dino dari SMU A Jakarta kurang pandai
Rudi dari SMU A Jakarta kurang pandai
Ridwan dari SMU A Jakarta kurang pandai
Semua siswa dari SMU A kurang pandai
2. Deduktif
Cara berfikir dengan berdasarkan pada apa yang sudah diketahui sebelumnya (apriori). Apriori yaitu berfikir dengan berdasarkan pada ilmu pasti (karena ilmu pasti merupakan syarat mutlak dalam berilmu). Deduktif cara berfikir dari umum menuju pada pemikiran yang lebih spesifik (mutlak/khusus ke umum).
Contoh:
Semua manusia yang beragama sepakat dengan kebaikan
Saya manusia beragama
Saya sepakat dengan kebaikan
Contoh:
Semua murid harus belajar dengan rajin
Enda adalah murid
Enda harus belajar dengan rajin

PLATO
- Episteme (pengetahuan sejati) manusia mempunyai ide-ide abadi dari dunia baka. Bahkan manusia telah membayangkan sebelum masuk penjara badan yang merupakan hasil ingatan yang melekat pada dirinya.
- Context of justification.

ARISTOTELES
- Penemuan itu selalu dibingkai oleh context of this covery (jika ingin menemukan sesuatu manusia harus mencobanya terlebih dahulu).
- Pencapaian sesuatu yang diinginkan oleh manusia melalui sebab musabab terlebih dahulu.

Tiga contoh proses kerja ilmu:
1. Pengalaman
2. Percobaan
3. Penemuan

Biased yaitu memihak, artinya bahwa dalam kehidupan kita sebagai manusia kadang kita memihak pada satu persoalan saja, dan keberpihakan itu terkadang memunculkan ketidakadilan. Unbiased yaitu tidak memihak, artinya bahwa manusia yang bijaksana adalah manusia yang tidak memihak pada salah satu hal saja tetapi mampu bersikap secara adil.

TERMINUS MEDIUS (istilah menengah)
Contoh:
Semua mahasiswa UNJ (S)
Adalah anak-anak pandai (P)
Karena lulus PMDK dan SMPTN (M)

Terminus mediusnya yaitu karena lulus PMDK dan SMPTN.
Continue Reading...

Thursday, October 15, 2009

Pak Polisi...

Waktu adek saya SMU dia pernah ditangkap polisi lantaran tidak memakai helm dan tidak mempunyai SIM. Adek saya dan teman-temannya tidak melawan karena memang bersalah, akhirnya adek saya dan teman-temannya menyerahkan STNKnya kepada Pak Polisi. Saat polisi berbalik arah tiba-tiba polisi tersebut terjatuh, dan secara spontan adek saya dan teman-temannya mentertawakan Pak Polisi. Karena tidak terima Pak Polisi menghampiri adek saya dan teman-temannya, Pak Polisi yang sedang tidak terima memarahi teman-teman adek saya dan menojok perut adek saya. Setelah itu Pak Polisi langsung pergi meninggalakan adek saya dan teman-temannya yang terkaget-kaget karena telah dimarahi dan ditonjok sama Pak Polisi. Sampe rumah mereka semua cerita kepada saya, karena tidak terima saya bermaksud melabrak dan mencari Pak Polisi tersebut, tetapi adek saya melarang saya, alasannya dia merasa bersalah karena telah melanggar aturan lalu lintas.

Waktu kuliah saya sering membawa motor, kadang motor punya PW IRM kadang motor sendiri, dan saya juga termasuk orang yang sering ketangkap sama Pak Polisi. Saya sering ketangkap lantaran kesalahan saya yaitu berani mengemudi motor padahal belum membuat SIM. Bukan tidak sadar hukum, tapi kalau tidak salah waktu itu belum sempat saja membuat SIM lantaran terlalu sibuk kuliah dan di PW IRM Jateng. Saya tidak tahu apakah saya yang memang salah, atau memang di Semarang Pak Polisi terlalu sering mengadakan razia.

Dengan almarhum Mbak Lela saya kurang lebih dua kali tertangkap Pak Polisi, saya waktu itu sempat mau kabur dan mengambil jalan lain, tetapi karena Mbak Lela orangnya sangat baik dia meminta saya untuk tidak melarikan diri dan hendaknya bertanggung jawab atas kesalahan saya. Karena sayang banget sama Mbak Lela, saya akhirnya menyerah pada operasi yang sedang diadakan oleh Pak Polisi.

Pernah juga saya jarak jauh yaitu Semarang Purwokerto berani menggunakan motor padahal belum punya SIM. Saya ditemani oleh Afri teman dekat saya, saat terkena operasi di Banjarnegara saya memohon kepada Pak Polisi untuk dilepaskan karena alasan saya tidak punya uang dan saya tidak ada waktu untuk mengurus STNK ke Banjarnegara. Mungkin karena kasihan sama saya dan Afri saya akhirnya diijinkan lewat tanpa di tilang.

Pernah lagi saat lewat Temanggung sama Afri juga saat itu sedang ada operasi gabungan Temanggung dan Magelang, saya dari jarak jauh sudah melihat ada operasi. Karena tidak punya SIM saya langsung mampir ke warung makan dan pura-pura sedang makan disitu. Pak Polisi sempat mampir ke warung dan menanyakan saya dan Afri, tetapi karena saya beralasan sedang makan Pak Polisi akhirnya meninggalakan saya dan Afri.

Yang agak parah saya pernah mengantar teman saya ke Bandara Ahmad Yani Semarang, saya lupa ternyata STNK saya kebawa sama teman saya. Jarak beberapa ratus meter dari Bandara ada Pak Polisi yang sedang operasi gabungan. Karena STNK saya tidak ada otomatis saya ditangkap, tetapi karena merasa bahwa teman saya belum terbang saya bilang ke Pak Polisi bahwa STNK saya terbawa sama teman saya. Karena motor sudah ditahan saya naik becak mengambil STNK yang terbawa sama teman. Sekembalinya di tempat operasi, motor saya sudah dinaikkan ke atas mobil. Dan karena tidak terima saya marah-marah dan teriak-teriak, saya bilang bahwa Pak Polisi kejam dan tidak kompromi sama sekali. Padahal saat kejadian itu saya sedang melakukan kebaikan yaitu mengantar seorang teman ke Bandara.

Itu hanya beberapa cerita tertangkapnya saya, masih banyak cerita yang tidak saya ingat dan tidak mungkin saya ceritakan satu persatu. Apapun alasannya, saya tidak akan pernah menyalahkan Pak Polisi yang tengah menjalankan tugasnya. Karena saya juga harus sadar, bahwa saya memang melakukan kesalahan yaitu melanggar hukum lalu lintas. Meskipun setiap ingat kejadian-kejadian di atas saya hampir geram dan jengkel.

Di Jakarta, saya jarang menemukan Pak Polisi melakukan operasi gabungan. Yang saya lihat yaitu Pak Polisi sedang menangkap pengendara motor atau mobil lantaran menerobos lampu merah. Atau paling-paling pengendara motor yang tidak menggunakan helm atau plat nomornya tidak ada. Tadi sore agak sedikit kaget saja meski sebenarnya saya sudah sering menyaksikan pemandangan itu. Pak Polisi sedang menangkapi motor-motor yang masuk jalur bus way. Memang salah karena akan membahayakan pengendara motor, bagaimanapun bus way kan cepat sehingga harus punya jalur khusus.

Tetapi ada yang mengganjal tadi sore, saya merasa tiba-tiba ingin membela para pengendara motor karena memang jalanan motor dan mobil sangat macet dan sesak padat. Sementara di sebelah jalan motor mobil ada jalan bus way yang kosong melompong sedang tidak digunakan oleh bus way. Secara logika manusia, orang pasti akan tertarik menggunakan jalan kosong tersebut dari pada berebut-rebutan di jalan yang sempit dan sesak padat. Seharusnya untuk kasus itu Pak Polisi harus bisa memaklumi, karena jalanan begitu tidak normal dan sangat padat. Sehingga jika tidak ada yang berinisiatif menggunakan jalan bus way kendaraan-kendaraan pasti akan stagnan dan tidak bergerak sama sekali.

Saya kira semua orang tahu betapa macetnya Jakarta dikala pagi hari dan sore hari, macet karena orang-orang mulai berangkat dan akan pulang ke rumah. Hanya siang, hari libur, dan malam buta jakarta agak sedikit lengang dan sepi, itupun tetap ada beberapa banyak motor dan mobil yang melintas, ditambah lagi taksi. Sehingga seharusnya, Pak Polisi dan pengendara motor mobil bisa saling pengertian dan bekerjasama dengan baik serta benar.
Continue Reading...

Wednesday, October 14, 2009

Makanan dan Masakan...

Manusia yang hidup pasti butuh yang namanya makan, karena tanpa makan manusia akan meninggal dunia. Makan adalah kebutuhan pokok bagi semua manusia dan juga makhluk hidup yang lainnya. Makan tidak wajib tiga kali, meski secara sosio culture orang Indonesia biasa makan sehari tiga kali atau bahkan lebih. Meskipun ada juga orang yang dalam sehari hanya makan satu atau dua kali. Bahkan ada juga orang yang tidak bisa makan pada tiap harinya lantaran tidak mempunyai cukup uang untuk memasak makanan.

Makanan yang bagus adalah makanan yang bergizi dan bersih, dan untuk itu ada baiknya orang memasak sendiri ketimbang beli di luaran. Tetapi dalam kesibukan dan kepadatan aktivitas, banyak orang yang memilih membeli makanan di luar dibandingkan memasak sendiri. Tentu tidak salah juga, karena bagaimanapun untuk bisa makan orang harus bekerja. Dengan bekerja orang akan mendapatkan uang untuk menghidupi dirinya dan keluarganya.

Makanan bergizi dan sehat akan bagus untuk perkembangan dan pertumbuhan anak di kelak kemudian hari, sebaliknya makanan yang kurang bergizi akan berakibat kurang bagus pada kesehatan anak. Tetapi lagi-lagi kita tidak bisa menyalahkan orang yang makanannya tidak sehat dan bergizi karena alasan tidak cukup uang untuk belanja makanan yang bergizi dan sehat. Kecuali kita bisa memberi solusi misalnya dengan memberikan uang bagi keluarga tidak mampu tersebut agar bisa membeli makanan yang sehat dan bergizi.

Masakan, tentu akan enak jika dimasak oleh ahlinya entah itu laki-laki maupun perempuan. Mengapa laki-laki dan perempuan, karena pekerjaan memasak menurut saya tidak berhubungan dengan jenis kelamin. Karena dalam realitas masyarakat nasional dan internasional, banyak koki yang berjenis kelamin laki-laki. Meskipun masyarakat kita masih sering memaksakan kehendak dengan mengklaim bahwa yang harus memasak adalah perempuan.

Realitasnya memang lebih banyak perempuan yang memasak, terutama memasak di dalam rumah tangga. Sedangkan laki-laki yang memasak rata-rata berada pada ranah profesional yaitu koki. Saya hanya ingin menegaskan dan menanyakan saja, tentang sesuatu yang seharusnya dan sepantasnya, begini analisis saya:

1. Jika para laki-laki menganggap masak adalah pekerjaan perempuan, seharusnya laki-laki tidak perlu menjadi koki, biarkan perempuan yang menjadi koki profesional.

2. Jika laki-laki menganggap bahwa masak itu pekerjaan yang bisa dilakukan laki-laki dan perempuan, silahkan laki-laki dan perempuan berlomba-lomba untuk menjadi koki.

3. Jika pada poin 2 benar, berarti tidak ada pembenar bahwa perempuan harus menjadi pemasak makanan di rumah, karena laki-laki sekalipun bisa membuat makanan untuk keluarganya.

4. Tidak ada alasan bagi laki-laki untuk membedakan status profesional koki untuk laki-laki, sedangkan profesional rumah tangga untuk perempuan. Karena akan tidak adil terlihatnya, koki dibayar sedangkan koki rumah tangga tidak dibayar.

Misalnya ada kasus: suaminya adalah koki dan pastinya pinter masak makanan yang enak dan bermacam-macam, si istri pasti akan tidak enak hati jika masak untuk suaminya karena alasan takut tidak seenak masakan suaminya. Saya yakin, si suami juga pasti akan mengkritik masakan istrinya jika ternyata masakannya biasa-biasa saja.

Sebaliknya jika yang koki adalah istri, maka si istri akan tambah bangga karena bisa memasak makanan yang enak dan beragam buat keluarganya. Dan suami pastilah tidak akan mengkritik karena si suami sama sekali tidak bisa memasak makanan apapun.

Saya hanya ingin melihat satu hal yaitu ketika suami menjadi koki dia tidak punya kewajiban memasak di rumah, karena dia merasa bahwa memasak adalah pekerjaan perempuan. Tetapi jika istri yang berprofesi sebagai koki, perempuan tetep punya kewajiban memasak di rumah, dengan dalil memasak adalah pekerjaan perempuan. Jika demikian, saya membayangkan betapa ribetnya aturan masak memasak tersebut, untung saya tidak bisa dan tidak suka masak. Jadi saya tidak akan bersinggungan dengan permasalahan masak memasak.
Continue Reading...

Monday, October 12, 2009

Miyabi...

Maria Ozawa atau lebih dikenal dengan nama Miyabi dijadwalkan akan datang ke Indonesia untuk main film "Menculik Miyabi". Masyarakat Indonesia banyak yang menolak kedatangan Miyabi dengan alasan Miyabi adalah bintang film/artis porno, sehingga dia tidak pantas datang ke negara Indonesia. Saya pribadi tidak tahu alasannya, tapi secara umum dapat saya terka bahwa alasan masyarakat adalah ketidaklayakan atau ketidakpantasan. Ketidaklayakan atau ketidakpantasan itu lebih pada klaim secara umum tentang profesi Miyabi yang dianggap bukan profesi yang beretika.

Saya sepakat bahwa hidup bermasyarakat harus beretika dan punya aturan yang jelas, karena tanpa itu masyarakat akan tidak terarah dan tidak bisa bekerjasama dengan baik. Tetapi kemudian etika atau aturan yang dijalankan di masyarakat hendaknya tidak menyinggung atau menyakiti sebagian masyarakat yang lain. Misalnya jika di suatu kompleks atau desa mayoritas muslim, tidak berarti orang non muslim tidak dibolehkan tinggal disitu, atau tidak berarti non muslim merasa tidak nyaman hidup di lingkungan tersebut.

Miyabi adalah sosok personal yang pastinya dia tahu tentang dirinya secara mendalam. Orang lain termasuk orang Indonesia tidak pernah tahu tentang Miyabi secara keseluruhan, kita hanya mampu melihat Miyabi secara fisik atau badaniah. Sedangkan secara substansi prinsip dan hati Miyabi, kita sebagai orang yang tidak kenal Miyabi tentu tidak bisa menilai Miyabi. Seperti apapun profesi Miyabi, menurut saya pribadi kita tidak punya hak menjustifikasi Miyabi, apalagi mengklaim bahwa Miyabi pasti akan masuk neraka lantaran profesinya sebagai artis porno.

Tentu kita ingat dalam cerita agama Islam, bahwa ada seorang pelacur yang masyuk syurga lantaran dia memberikan minuman kepada seekor anjing, padahal dirinya sendiri sedang dalam kehausan yang mendalam. Maksud saya bahwa masuk syurga dan neraka mutlak urusan Tuhan, manusia saya pikir sama sekali tidak berhak mengatur atau memerintah Tuhan dalam urusan syurga dan neraka.

Aturan itu harus dan memang sudah sepantasnya dalam kehidupan, tetapi aturan tidak kemudian menjadikan kehidupan sangat teks tanpa konteks sedikitpun. Bagaimanapun masing-masing manusia punya history dalam kehidupannya. Masing-masing manusia mengalami proses yang beragam dalam hidupnya. Kita tidak bisa menyamakan apa yang kita alami dan rasakan kepada orang lain. Bahkan kita tidak bisa memecahkan masalah orang lain hanya dengan persepsi dan cara pandang kita.

Hidup manusia sudah sangat rumit dan banyak persoalan, tentu kita ingin hidup kita lebih nyaman dan damai. Kenyamanan dan kedamaian menurut saya ketika kita bisa hidup berdampingan dengan masyarakat luas. Dan juga ketika kita bisa banyak memberi kepada orang-orang yang membutuhkan bantuan kita. Tidak ada manusia yang menginginkan dalam hidupnya terdapat masalah-masalah yang rumit, karena secara naluriah manusia ingin bisa selalu bahagia dan gembira.

Biarkan Miyabi menjadi dirinya sendiri, dan biarkan Miyabi berproses dalam menghadapi realitas kehidupan yang sangat kompleks dan kadang kejam. Sementara Miyabi berproses, sibukkanlah diri kita dengan permasalahan-permasalahan kita yang harus segera diselesaikan. Koreksilah kesalahan dan kekurangan kita selama kita hidup dan berteman dengan sahabat-sahabat kita. Barangkali kita pernah lupa bahwa kita telah menyakiti dan menyinggung perasaan orang lain. Karena pada hakikatnya orang lainlah yang bisa menilai kita, bukan diri kita sendiri. Karena diri kita terlalu tidak jujur jika harus menilai keburukan-keburukan yang sesungguhnya ada pada diri kita.
Continue Reading...

Sunday, October 11, 2009

TUGAS RESUME (Tanggal, 05 Oktober 2009) MATA KULIAH FISLSAFAT ILMU LANJUTAN

MARAH ATAU KESAL
Kita hanya bisa melihat orang yang marah atau kesal secara fisik bukan yang dari hatinya, atau paling kita hanya mampu menafsirkan dan menghubungkan dengan kejadian tertentu. Karena orang yang sedang marah tidak bisa dilihat alasannya, tetapi hanya bisa dilihat yang terlihat saja. Hampir sama kasusnya dengan anak yang bodoh tidak bisa langsung pandai tanpa dilatih dengan sungguh-sungguh, dan setelah dilatih kita boleh yakin bahwa anak tersebut pasti akan mengalami perubahan menjadi lebih baik lagi.

GOSIP
Secara umum dan secara sosial masyarakat, gosip tidak dibenarkan dan dapat menyinggung perasaan orang lain, karena gosip sama dengan menggungjingkan kekurangan orang tanpa ijin dari orang yang sedang digunjingkan tersebut. Tetapi ada sedikit pembenar tentang gosip, bahwa gosip akan sedikit dibenarkan jika gosip tersebut lebih bertanya pada proses-proses kejadian atau akibat-akibat kejadian yang kemudian dikaji secara ilmiah.

Ada empat pertanyaan tentang tingkat keilmiahan suatu ilmu yiatu:
1.Karakteristik apa yang membedakan penelitian ilmiah dan tipe lain?
2.Prosedur yang bagaimana yang patut dituruti oleh ilmuan?
3.Kondisi bagaimana yang harus dicapai bagi penjelasan ilmiah secara benar?
4.Status kognitif bagaimana dari prinsip dan hukum ilmiah?

Tahapan diakuinya metode penelitian yaitu:
1.Tahun 1930-1950 penelitian tentang monomethod dan empirical/kuantitatif
2.Tahun 1950-1980 penelitian tentang kualitatif
3.Tahun 1980-2009 penelitian tentang mixed

Sesungguhnya kuantitatif dan kualitatif itu berada dalam satu garis, tergantung masalah yang dibahas itu apa? Cara berfikir ada dua macam yaitu: convergen dengan satu jawaban yang benar dan divergen dengan banyak jawaban yang benar. Dalam pencarian kebenaran tersebut dibutuhkan kejujuran dalam mencari datanya. Dalam penelitian tidak diperbolehkan menghalalkan segala cara untuk memperoleh data-data.

Konsep dan kedudukan filsafat ilmu
Filsafat ilmu merupakan kajian lanjutan dari ilmu dan filsafat. Filsafat ilmu ditekankan pada kajian ilmiah yang memperhatikan latar belakang, hubungan, objek dengan metode, tujuan, dan pendekatannya. Ilmu mempunyai nilai intrinsik yang bersifat kritis dan mempunyai kinerja secara menyeluruh. Meski dalam realitasnya tidak bisa mengesampingkan predeposition yaitu kecenderungan sementara para ilmuan.

Tujuan filsafat ilmu yaitu agar ilmu yang diperoleh nantinya dipertanggungjawabkan dan mempertimbangkan etika, estetika, dan logika. Etika berarti ilmu tidak menafikkan nilai-nilai moral yang ada di masyarakat. Estetika artinya ilmu juga tidak melepaskan diri dari keindahan. Dan logika maknanya adalah bahwa ilmu harus bisa dipikirkan secara logis atau masuk akal. Karena salah satu ciri khas penelitian yaitu harus ilmiah, berkarakter, melalui prosedur yang benar, memperhatikan kondisi sekitarnya, mempertimbangkan kognitifnya, dan melihat hukum ilmiahnya.

Empat titik pandang sebagai dasar pemahaman filsafat ilmu yaitu:
1.Perumusan word views
2.Eksposisi
3.Disiplin konsep
4.Secon order criteology

KONSTRUK
Konstruk adalah dibangun untuk inferensi observasi kejadian yang telah diamati. Sedangkan konstruksi yaitu membantu mengamati dan menterjemahkan hubungan secara tentatif diantara dua perangkat fakta. Konstruk selalu berhubungan dengan fakta yang ada di masyarakat. Karena konstruk merupakan penjabaran dari pengamatan dan menjadi dasar untuk meramalkan observasi di masa-masa yang akan datang. Menjadi dasar artinya bahwa konstruk mematikan kejadian/perilaku yang baru. Penggunaan konstruk menjelaskan tentang hubungan antara dua perangkat observasi data dan proses saintifik. Merupakan gerak interaktif antara teori empiris dan abstraksi rasional.
Continue Reading...

TUGAS RESUME (Tanggal, 28 September 2009) MATA KULIAH FISLSAFAT ILMU LANJUTAN

Ilmu kealaman yaitu:
ilmu eksata, ilmu kimia, ilmu fisika, dan ilmu matematika.
Ilmu sosial yaitu:
ilmu-ilmu yang berhubungan dengan kemasyarakatan seperti sejarah, ekonomi, sosiologi, dan kewarganegaraan.

Dalam bahasa Jerman:
1.Naturrhssenshaft yaitu ilmu sosial
2.Geisteshhssenshaft yaitu ilmu eksak

Radikal
Radikal adalah sesuatu yang tidak hanya ekstrim tetapi pertanyaan yang sangat ilmiah. Contohnya: teori Newton yang menanyakan mengapa apel jatuh ke bawah? Secara filsafat itu adalah pertanyaan yang sangat ekstrim. Contoh lain tentang radikal yaitu: seseorang yang mempertanyakan tentang keberadaan Tuhan? Atau adakah kebenaran mutlak dalam ilmu pengetahuan?

Anugrah
Antisipasi kemudian Forsight (anugrah oleh Allah kepada manusia) kemudian kedepan.

Prediksi
Tidak ada data yang kongkrit untuk dijadikan bukti yang kuat.

Deja vu
Sudah bisa melihat gambaran di masa yang akan datang.

Marlin Buter
The esence of man is man with man (keberadaan manusia karena keberadaan manusia yang lainnya). Seperti kisah anak bayi yang dicuri oleh srigala, ketika anak bayi tersebut dia tidak bisa berkomunikasi seperti manusia normal, dia bergaya seperti srigala karena dia diasuh dan hidup bersama srigala.

Menurut Marchell, manusia dibagi dua segi:
1.To be/etre yaitu: hidup dengan manusia lain atau manusia yang tanpa pamrih dan tanpa kepentingan (ikhlas)
2.To have/avoin yaitu: manusia yang mempunyai pamrih atau kepentingan.

To be: sebagaimana dengan kita.
To have: ingin memiliki.

Syarat ilmu:
1.Derajat kepastian (kadar kebenaran)
2.Sistemik dan sistematis
3.Inter subjektif: kadar kebenaran sesuai dengan kesepakatan.

Menurut Yuyun
Otak kanan:
1.Sistematis
2.Linier
3.Teratur
Otak kiri:
1.Holistik
2.Kreatif
3.Imajinatif

Kegunaan itu sangat penting, karena jika penelitian tidak ada gunanya maka akan sia-sia.

Gatner
Mengkritik tentang kecerdasan meski secara istilah dia sepakat dengan istilah kecerdasan secara tekstual.

Kesengajaan yang tidak disengaja (terkait dengan kepentingan bisnis)

Freud
Ada ketidaksadaran dan itu lebih berperan dalam diri manusia.

Freire
Idealis, membahasakan prinsip bahwa merubah sesuatu itu bisa dengan banyak cara. Contohnya: feminisme dan multikulturalisme. Berubah itu kemampuan dan kesabaran untuk melakukan sesuatu.

Bom di Hirosima dan Nagasaki apakah dibolehkan? Menentukan alat ntuk mencapai tujuan, karena ada dampak yang sangat panjang. Pertanyaannya lebih pada cara, ternyata sekutu sengaja menghancurkan manusia dalam jangka panjang.

Pengalaman empiris
-Anak jalanan
-Pelacuran
Kebiasaan tidak perlu dibuang hanya saja pola yang perlu dikembangkan. Kekuasaan yang besar bisa kalah dengan kekuasaan preman, dan perubahan itu melibatkan banyak orang.

Filsafat ilmu: spirit of inovasi.

Ontologi: prinsip kebenaran (eksistensi) oleh Heidegger.
Ilmiah: kualifikasi.
Positif: jawaban yang bisa dipercaya.

Selalu ada toleransi: no zero tolerance.
Continue Reading...

Tawuran Pelajar...

FENOMENA TAWURAN PELAJAR
Oleh: Sri Imawati S.Pd, M.Pd
(Mahasiswa S3 Jurusan Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Pada Universitas Negeri Jakarta)

Tawuran pelajar bagi sebagian masyarakat bukan lagi merupakan hal yang asing atau aneh, masyarakat di desa maupun di kota pasti sudah sering menyaksikan tawuran pelajar atau bahkan tawuran antar mahasiswa. Bagi masyarakat yang sering menyaksikan tawuran, mereka tidak lagi simpatik dengan para pelajar atau mahasiswa yang suka tawuran. Ketidaksimpatikan itu tentu karena ada anggapan umum bahwa anak-anak yang suka tawuran adalah anak-anak yang bandel dan tidak bisa diatur. Bahkan anggapan umum yang lebih ekstrim yaitu bahwa anak-anak tawuran adalah anak-anak yang tidak beretika dan pembuat onar di masyarakat.
Fenomena dalam sosial masyarakat, tawuran termasuk dalam kategori hal-hal yang meresahkan dan mengganggu. Selain tawuran ada hal-hal lain yang juga meresahkan dan dianggap sebagai persoalan dalam masyarakat seperti: free seks, narkoba, balapan motor liar, mabuk-mabukan, pelacuran, dan kasus-kasus lainnya. Persoalan tersebut tidak lepas dari kehidupan anak-anak remaja di Indonesia yang statusnya adalah pelajar dan mahasiswa. Lebih banyak melekat pada pelajar karena pelajar adalah usia remaja yang masih dalam pencarian jati diri, sehingga para pelajar mengalami masa-masa labil dan mengalami masa-masa dimana banyak pertanyaan yang tidak terjawab dengan sempurna.

Usia remaja adalah usia yang rentan dengan masalah, karena pada usia remaja anak-anak mulai dituntut oleh banyak tugas dan tanggung jawab yang sifatnya baru bagi mereka. Tugas dan tanggung jawab itu seperti misalnya: mulai dewasa, mulai suka/tertarik dengan lawan jenis, mulai mandiri, mulai peduli dengan temannya, mulai mengelompok, mulai menyadari bakat, mulai terobsesi dengan sesuatu, mulai coba-coba, dan mulai banyak bertanya tentang hal-hal yang sebelumnya tidak diketahuinya.

Jika didikan dari orang tua sedari kecil ada kesalahan, maka pada usia remaja si anak akan melangkah pada pilihan yang kurang tepat. Misalnya anak yang sedari kecil tidak pernah diberi informasi tentang seks, maka ketika dia remaja dia akan mencoba bermain seks sekedar untuk mengetahui dan coba-coba. Atau kasus lain perempuan yang dari kecil tidak pernah diberi pengetahuan tentang menstruasi, maka ketika dia mendapatkan menstruasi pertama dia tidak cerita kepada kedua orang tuanya. Alih-alih cerita, dia merasa malu dan takut dengan datangnya menstruasi tersebut.
Didikan orang tua tentang laki-laki dan perempuan yang dibedakan juga mengakibatkan anak laki-laki cenderung merasa lebih super hero dibandingkan perempuan, sehingga secara umum yang suka berkelahi atau tawuran adalah anak-anak remaja jenis kelamin laki-laki. Anak remaja perempuan tumbuh dengan kelembutan, kecantikan, kemanjaan, dan ketakutannya akan hal-hal yang menantang yang biasa dilakukan oleh teman-teman laki-lakinya. Para remaja laki-laki merasa bahwa dia akan disebut sebagai laki-laki jika dirinya berani berkelahi dan melakukan hal-hal yang ekstrim seperti balap-balapan motor dan berkelahi.
Kembali pada fenomena tawuran pelajar di ibu kota, bahwa tawuran pelajar di ibu kota bukan lagi aneh dan merupakan persoalan yang harus diselesaikan dengan segera. Masyarakat bahkan sudah sangat bosan dan jenuh dengan tingkah polah para pelajar yang suka tawuran. Masyarakat bahkan tidak mau tahu meski akibat dari tawuran bisa mengakibatkan melayangnya nyawa manusia, atau mengakibatkan cacat maupun meresahkan masyarakat. Masyarakat menyerahkan masalah tawuran sepenuhnya kepada aparat yang berwenang yaitu polisi, karena memang keamanan secara struktural menjadi tanggung jawab kepolisian di Republik Indonesia.
Anggapan umum masyarakat tidak bisa disalahkan atau dibenarkan secra mutlak, karena tentunya dalam setiap persoalan pasti ada penyebab atau latar belakang terjadinya masalah. Masyarakat tidak bisa menyalahkan pelajar yang tawuran secra mutlak, dan para pelajar juga tidak bisa merasa benar dan punya alasan kenapa musti tawuran. Ada beberapa hal yang sepertinya harus dibicarakan dengan tidak gegabah dan tergesa-gesa. Beberapa alasan yang membuat para pelajar memutuskan untuk tawuran yaitu:
1. Membela teman (setia kawan)
2. Membela harga dirinya (prinsip untuk tidak dilecehkan)
3. Membela almamaternya (nama baik sekolah)
4. Kebersamaan dalam tongkrongan (teman sebaya)
5. Menunjukkan eksistensinya (keberanian diri)
6. Kesenangan (pengalaman pada masa sekolah)
7. Menyelesaikan masalah (melawan jika dihina)
Pada usia remaja rasa setia kawan tiba-tiba begitu tingginya, bahkan dari perkawanan tersebut mereka bisa bersaudara melebihi saudara kandungnya sendiri. Tidak jarang mereka menjadi saudara angkat dalam istilah perkawanannya, yang kemudian saling memberi dan menerima. Jika sudah berkawan dan cocok, maka masing-masing akan saling menjaga dan melindungi satu sama lain. Hubungan ini tidak sempit hanya pada hubungan cinta atau lawan jenis, tetapi lebih dari sekedar hubungan percintaan.
Selain mereka mencintai teman-temannya, cinta terhadap sekolah/almamater juga menjadi sesuatu yang penting. Mereka merasa bahwa almamaternya harus lebih bagus dan lebih terkenal dari sekolah lain, dirinya akan merasa bangga jika almamaternya dikenal oleh sekolah-sekolah lain di sekitarnya. Dia merasa bahwa kebaikan dan kelebihan almamater/sekolah berarti kelebihan dan kebaikan pada para siswa-siswinya.
Kebersamaan bersama teman-temannya adalah sesuatu yang sangat berharga dan penting, apalagi jika anak tersebut adalah anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Dia akan merasa lebih nyaman dan tenang ketika sedang bersama dengan teman-temannya, karena yang memperhatikannya saat itu adalah temannya bukan lagi orang-orang terdekatnya. Dia merasa terasing dalam keluarga kandungnya dan merasa dihargai dalam komunitas pertemanannya. Bahkan dia tidak betah berada di rumah, karena rumah seolah menjadi penjara dan neraka yang memuakkan. Ini terjadi jika ternyata orang tua (bapak dan ibu) sering bertengkar atau terlalu mengekang anaknya. Orang tua sering menganggap anaknya masih kecil dan harus selalu nurut dengan aturannya. Orang tua sedikit lupa bahwa anaknya telah remaja dan telah mengerti mana yang baik dan mana yang tidak baik buat dirinya sendiri.
Sedangkan masyarakatpun punya alasan mengapa mereka tidak sepakat atau akhirnya mengklaim negatif anak-anak remaja yang suka tawuran, yaitu:
1. Tawuran bisa menyebabkan nyawa melayang sia-sia
2. Tawuran bisa melukai atau mengakibatkan cacat anggota tubuh
3. Mengecewakan orang tua
4. Mengecewakan guru dan sekolah
5. Mengganggu masyarakat
6. Mencitrakan buruk terhadap pelajar di Indonesia
7. Perbuatan yang sia-sia

Semua orang hampir sepakat, bahwa tawuran pelajar maupun mahasiswa memang merupakan perbuatan yang sia-sia dan meresahkan keamanan masyarakat terutama pengguna jalan. Orang tua, guru, kepala sekolah juga pasti tidak suka bila anak-anaknya tawuran. Orang tua, guru, dan kepala sekolah pasti menginginkan anak-anaknya menjadi anak yang baik dan bertanggung jawab. Menjadi anak yang berprestasi baik secara akademik maupun secara sosial masyarakat. Bagaimanapun masyarakat telah memiliki definisi tentang mana yang baik dan mana yang tidak baik, sehingga tawuran dengan definisi ketidakbaikan akan diberantas dan diklaim masyarakat sebagai sesuatu yang hina dan tidak bermanfaat. Tidak ada yang bisa menyalahkan definisi, karena definisi biasanya diciptakan secara bersama-sama tanpa ada perlawanan dari masyarakat yang lainnya.

Saya tidak akan mengklaim siapapun dalam kasus ini, sebagai seorang pengajar saya juga ingin murid-murid saya menjadi manusia yang baik. Baik dalam artinya mereka mengerti akan dirinya, mengerti akan tanggung jawabnya sebagai manusia, mengerti kehidupannya, dan mengerti akan prinsip hidupnya sendiri. Ada satu cerita dari pelajar yang membuat saya berfikir ulang tentang kebaikan dan keburukan, pelajar tersebut berkata saat saya menanyakan kenapa dia tawuran: " Gue tidak merasa membenarkan tawuran, tapi gue juga tidak suka jika orang menganggap gue dan teman-teman gue seperti layaknya sampah. Gue memilih bergabung dengan teman-teman gue karena mereka begitu peduli dan baik sama gue. Mereka teman-teman gue perhatian dan sayang sama gue, tidak seperti orang tua dan guru-guru gue. Mereka hanya bisa menyalahkan gue tanpa memberi masukan yang berarti untuk gue. Gue tawuran karena ada sebabnya, gue tidak terima jika teman gue dihina atau dilecehkan oleh pelajar dari sekolah lain. Gue tidak peduli teman gue salah atau benar, yang gue peduli gue tidak terima jika teman gue di hina. Gue rela mati demi harga diri teman gue, gue pengen teman-teman gue bahagia. Gue tahu kok resikonya, gue bisa saja mati atau masuk penjara, atau gue juga bisa saja kebacok saat tawuran. Tapi mohon maaf gue tidak bisa menjelaskan dengan kata-kata kenapa gue seperti ini? Gue ngerti tawuran ini banyak resikonya, dan gue juga paham bahwa masyarakat tidak suka dengan tawuran pelajar. Tapi perlu diketahui, gue dan teman-teman gue tidak sehina itu, gue dan teman-teman gue punya alasan.”

Sepertinya masing-masing harus menurunkan ego dalam membahas masalah ini, masalah tidak akan selesai jika ego subjektif diutamakan dan diagungkan. Raja hampir selalu menang dari bawahannya, majikan juga seolah selalu punya hak untuk menindas pembantunya. Secara tekstual orang tua, guru, dan kepala sekolah pasti selalu akan menang atas murid-muridnya. Dan kurang bijaksana menurut saya jika orang tua, guru, dan kepala sekolah sebagai manusia yang berpendidikan tidak mampu menemukan cara-cara yang bijak dan cantik untuk sekedar memahami mengapa anak-anaknya memilih tawuran. Anak-anak tersebut juga manusia yang punya hati, manusia yang juga ingin dipahami atas apa yang diperbuatnya. Ada banyak kondisi yang saya kira masih harus diperbincangkan dengan terbuka tanpa mengklaim.
Continue Reading...

Friday, October 09, 2009

Eksak dan Sosial...

Kadang orang cenderung memisahkan antara sosial dan eksak, tidak sekedar membedakan tetapi juga menganggap yang satu lebih unggul dari yang lainnya. Bahkan akhirnya dibuat seolah ada pembedaan yang dalam antara kedua ilmu tersebut. Dampaknya ada ketakutan yang mendalam bagi orang sosial ketika harus belajar eksak, dan ada ketakutan yang mendalam bagi orang eksak ketika harus belajar ilmu sosial. Masing-masing saling mengklaim dan saling menjauh, sehingga tidak terjadi sinergi antara kedua ilmu tersebut.

S1 saya jurusan sosial, kemudian saya berspekulasi mengambil s2 jurusan penelitian dan evaluasi pendidikan atau eksak. Saat mengambil pep saya tidak berfikiran bahwa pep adalah jurusan yang berkutat dengan eksak. Tetapi berkat kesungguhan dan keseriusan saya, alhamdulillah saya bisa menyelesaikan s2 saya dengan tuntas, meski thesis saya hampir setahun karena saya melakukan penelitian kualitatif.

Saya sebenarnya agak berat kuliah s2 eksak/pep, tetapi waktu itu saya tertarik dengan kata penelitian dan evaluasi pendidikan, saya tidak pernah membayangkan bahwa pep itu adalah jurusan eksak yang berkutat dengan hitung-hitungan. Hampir semua mata kuliah menggunakan hitung-hitungan dan selalu berhubungan dengan angka-angka. Saya yang basicnya sosial sangat kelimpungan dan membutuhkan banyak bantuan dari teman-teman saya yang jurusannya memang eksak ketika s1 nya. Sebenarnya tidak ada kata tidak bisa, tetapi mungkin kesalahan pola pendidikan kita yang hanya fokus pada satu hal saja. Sehingga ketika saya jurusan sosial, saya sangat anti dengan eksak.

s3 saya mau tidak mau harus mengambil jurusan yang sama dengan s2, karena bagaimanapun sayang jika s3 saya tidak sama dengan s2. Karena syarat untuk apapun biasanya harus linier dengan sebelumnya, sehingga meski berat dengan mata kuliah di pep, saya tetap memutuskan untuk mengambil jurusan pep. Lagi-lagi saya harus ketemu dengan: statistik lanjutan, teori tes, desain eksperiman, metodologi penelitian, dan filsafat ilmu lanjutan. Hanya filsafat ilmu yang tidak berhubungan dengan eksakta.

Kali ini saya tidak akan lagi pesimis dan banyak mengeluh tentang kuliah s3 saya yang sangat berat, meski saya sebenarnya ketakutan dengan eksak. Saya akan belajar lebih keras lagi, dan saya akan mencoba untuk berbaik sangka dengan mata kuliah apapun tanpa melihat apakah itu eksak atau sosial. Karena sesungguhnya jika kita mencintai ilmu, maka kita tidak akan mendiskriminasi ilmu tersebut. Karena sekali lagi, tidak ada orang yang tidak bisa sebelum dia mencoba dengan benar dan sungguh-sungguh.
Continue Reading...

Ibu Aisyiyah...

Siang itu saya ke Bekasi ke rumah mbak Rohmah teman di PP NA, saya sedang ada urusan untuk kegiatan PLS yang rencananya akan dilaksanakan akhir bulan oktober ini. Sore hari tiba di rumah mbak Rohmah dan cuaca dalam keadaan mendung dan hampir hujan. Benar saja, selang kurang lebih satu jam hujanpun turun dengan derasnya. Saya karena lelah seharian mengajar, akhirnya memutuskan untuk berleha-leha di depan televisi rumah mbak Rohmah. Sambil menelephone beberapa orang-orang Muhammadiyah untuk sowan, saya menikmati leyeh-leyeh tersebut sambil makan cemilan yang tersedia di depan mata saya. Beberapa ada yang mengangkat telephone, tapi beberapa lagi ada yang tidak mengangkat sama sekali setelah saya telephone berkali-kali, mungkin karena hujan saya berfikiran bahwa orang-orang yang saya hubungi tersebut sedang mimpi indah dalam balutan air hujan yang damai.

Akhirnya mbak Rohmah bisa menelephone ibu Fajriah ketu PC Aisyiyah Pondok Gede dan berhasil janjian ba'da isya. Karena sudah janji, ba'da isya saya dan mbak Rohmah menuju ke rumah ibu Fajriah di Pondok Gede. Tiba di rumah ibu Fajriah, suasana begitu damai dan sejuk bahkan ketika melihat wajah ibu Fajriah hati saya merasa bahagia. Saya tidak tahu kenapa demikian, tapi bahasa mbak Rohmah begitulah orang-orang beriman, wajahnya memancarkan cahaya kesejukan dan kelembutan.

Ibu Fajriah bercerita tentang perjuangannya di Pondok Gede, perjuangannya untuk mengajak ibu-ibu pengajian rutin setiap minggunya, menurut beliau dari pada menggosip atau sekedar kesana-sini tidak jelas, mendingan digunakan untuk mengaji. Beliau juga bercerita tentang betapa kesabaran dan keberanian itu akan membuahkan hasil yang manis dikemudian hari. Apapun halangan dan rintangannya, harus dihadapi dengan senyuman dan kebanggaan. Sehingga apa yang kita lakukan tidak akan membebani pikiran dan kehidupan kita.

Ibu Fajriah juga bercerita tentang betapa bahagianya ketika sedang mengajak ibu-ibu pengajian dan ternyata di respon dengan baik, sehingga akhirnya diadakanlah pengajian tiap minggu. Saat pengajian para ibu-ibu yang datang membawa anak kecilnya dan bermain-main di luar, alhamdulillahnya lagi ada tetangganya yang menawarkan kepada ibu Fajriah agar anak-anak dari ibu yang sedang pengajian diajari mengaji di masjid, sehingga ibu dan anaknya sama-sama mendapat ilmu agama yang bermanfaat.

Betapa manisnya ibu Fajriah bercerita tentang pengalamannya, saya percaya betapa tulus dan ikhlasnya ibu Fajriah menjalankan itu semuanya. Saya tidak peduli meski niat saya kesana untuk membicarakan program, saya menikmati cerita ibu Fajriah sambil makan kwaci yang terhidang di hadapan saya. Sampai akhirnya ibu Fajriah sadar bahwa kepentingan saya dan mbak Rohmah adalah untuk membicarakan program PLS.

Satu hal yang saya dapatkan dari cerita di atas, bahwa terkadang kita menginginkan sesuatu dari orang lain secara paksa. Kita tidak pernah mau tahu bahwa karakter orang lain itu berbeda, dan bahwa orang akan menghargai kita setelah kita kenal dahulu dengan dia. Bagaimanapun silaturahmi itu penting, dan dalam kepentingan apapun hendaknya kita terlebih dahulu menjalin silaturahmi. Karena secara umum, jika kita sudah kenal maka kita akan lebih bisa bekerjasama dalam hal apapun, apalagi untuk hal-hal yang kemanfaatan dan untuk umat.

Pukul 21.00 wib saya pamit pulang karena harus melanjutkan perjalanan yang lumayan panjang, saya harus pulang ke arah Bintaro perbatasan dengan Tangerang, dan jika kemalaman maka saya juga akan larut malam sampe di Bintaro. Saya berpamitan dan senang bisa kenal dengan ibu Fajriah, perempuan ayu dan juga sangat keibuan, dan ternyata saya baru sadar bahwa hampir semua ibu-ibu aisyiyah hebat seperti ibu Fajriah.
Continue Reading...

Monday, October 05, 2009

Batangku...

Tidak banyak orang yang tahu kabupaten Batang, yang orang tahu rata-rata Batam Kepulauan Riau (Kepri). Setiap kali saya nyebut Batang, orang pasti langsung bilang Batam ya? Atau orang akan bilang Batang itu dimana ya mbak? Dan atas ekspresi itu saya sudah tidak kaget dan biasa-biasa saja. Dulu awal-awalnya saya sempat sebel dan lebih sering mengaku sebagai orang Pekalongan dari pada mengaku orang Batang tapi tidak ada yang kenal Batang. Tetapi lama-lama saya sadar bahwa Batang memang kurang terkenal, oleh karena itu harus dikenalkan oleh putra-putra daerahnya yang ada di luar Batang.

Ada beberapa orang yang kenal kabupaten Batang, meski yang jelek-jeleknya seperti kasus alas roban yang dulu sering ada rampoknya dan sering terjadi kecelakaan. Kalau tidak orang kenal Batang karena disitu ada lokalisasi pelacurannya, atau bisa juga karena di Batang banyak hutannya. Meski tidak banyak yang tahu, sebagai putra daerah saya akan selalu mengenalkan kabupaten saya dengan bangga dan dengan cara apapun.

Sekarang jika ditanya asal daerah, saya akan bilang bahwa saya asli orang Batang. Jika orang tidak kenal Batang saya akan menjelaskan bahwa Batang itu di daerah pantura jika dari arah Jakarta setelah Tegal, Pemalang, Pekalongan, dan baru kemudian Batang. Atau saya juga kadang bilang bahwa Batang itu sebelum Semarang. Meski orangnya tetap tidak tahu, saya meyakinkan diri saya bahwa dia tahu Batang setelah saya jelaskan dengan panjang lebar.

Di Batang tidak hanya kekurangan yang ada, di Batang banyak kelebihan-kelebihan yang mungkin tidak dimiliki oleh daerah lain. Di Batang ada emping yang merupakan makanan khas daerah yang rasanya sangat gurih, bahkan emping cocok dengan lidah siapapun. Selain emping, di Batang juga ada bunga melati yang ditanam oleh petani pinggir pantai yang kemudian melatinya dijual untuk campuran membuat teh. Selain itu, di Batang juga ada Pagilaran kebun teh daerah dingin yang datarannya sangat tinggi. Di Pagilaran ada wisma-wisma yang bisa disewakan, ada pabrik pembuat teh, dan ada tempat untuk out bond.

Seperti apapun Batang, saya bangga menjadi orang Batang dan saya berterima kasih karena lahir di daerah Batang. Saya berjanji pada diri sendiri, bahwa ketika saya merantau meninggalkan Batang, berarti saya siap menjadi orang hebat dan mengharumkan nama Batang. Sehingga Batang kedepan akan dikenal oleh banyak orang di seluruh Indonesia. Hehehehe, kayak ksatria banget ya gayanya???
Continue Reading...

Sunday, October 04, 2009

Cinta Sejati: Indriana Lubis...

Mengharukan sampai menyentuh hati. Bahkan kita benar2 merasa ikut di dalamnya. Seperti kisah telenovela yang begitu tragis, mencari cinta hingga mengorbankan segalanya. Atau kisah mandarin yang untuk bertemu dengan sang jodoh pun harus melewati berbagai rintangan dan berbagai kesempatan emas. Penuh air mata, canda tawa, dan perasaan yang mendalam.

Dan kita hanya terpaku, berpikir, merenung, "betapa romantisnya cerita cinta ini dan itu, seandainya aku merasakan yang seperti itu". Gawatnya, kita menjadi melankolis, atau bahkan menyesali apa yang telah terjadi dalam hidup kita. "Seandainya dulu aku begini, seandainya pasanganku begitu"…keluhan pun tak berhenti.

Cinta sejati. Demikian disebutkan di film-film, drama-drama. Figur pria yang sejati, gadis yang setia, pesaing-pesaing cinta yang licik dan cerdik. Walau berebut hati, namun cinta sejati tidak akan luluh. Demikian anggapan kita tentang kisah2 romantis… Apakah itu cinta sejati? apakah kita tidak bisa menemukan cinta yang sejati seperti yang sering kita saksikan?

Cinta itu …
ada yang bilang seperti (maaf) KENTUT. Ditahan sakit perut, Dikeluarkan bikin ribut..
ada yang bilang Cinta itu Relatif..
ada yang bilang Cinta itu Buta..
ada yang bilang Cinta itu perasaan mendalam dalam hati kepada satu orang (lawan jenis tentunya)..
Banyak sekali definisinya

Secara gamblang, mereka yang mengalami kisah cinta romantis, bahkan mungkin yang tersiar di layar lebar atau layar kaca, menggambarkan bahwa, CINTA itu PENGORBANAN.
Ya..walau banyak definisi, kita bisa merangkum bahwa CINTA itu perasaan dalam hati, dengan segala komitmennya, membuat kita ingin membahagiakan seseorang, walau dengan Pengorbanan, tanpa menuntut Imbalan. Betapa idealisnya definisi ini. Pasti ada yang bilang kalau ini gombal, ataupun cuma dongeng belaka..

Tak dapat dipungkiri, berbagai sinetron dan drama televisi mengejar definisi Cinta sejati ini dengan jutaan versi. Ada yang menyentuh, hingga menjijikan. Dan saya yakin, kita pasti pernah menangis saat menyaksikan sebuah kisah yang menyentuh, atau mengharukan. Dan saya, di usia setengah baya ini, baru menyaksikan kisah2 cinta yang luar biasa bagus.

Saya merenung, apakah saya bisa merasakan cinta sejati seperti ini? Dan jawaban berbisik dalam hati saya, "kisah kasih setiap orang pasti berbeda. lihat hari2mu yang terdahulu, rangkaikan jadi sebuah kisah, dan lihatlah, betapa hari2mu pun romantis". Kurangkai hari-hari kisahku, dan aku meneteskan air mata. Rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau. Kadang kita mengingini kisah orang lain yang lebih bagus atau beruntung daripada kita, tanpa kita memandang kisah kitapun baik adanya dan tidak kalah romantis. Tapi, dapatkah kita memandangnya dari sisi yang baik?

Cinta sejati. Itulah yang diidam2kan setiap insan. dari yang kaya sampai yang miskin, dari yang hitam sampai putih, gemuk maupun kurus. Kitapun dapat merasakan kisah yang Romantis dan Cinta Sejati ini. How? bagiamana mungkin?… membaca saja aku sulit.
Jangankan bisa membaca, orang cacat pun bisa merasakan Cinta Sejati :)

Sekali lagi, Cinta ialah pengorbanan.
Untuk mengekspresikan cinta, kadang butuh pengorbanan, dari berkorban uang hingga berkorban EGO. Semakin kedua belah pihak semakin berkorban, berjuang untuk meraih cinta, kisah romantis pasti akan terjadi.
Pengorbanan ini tanpa pamrih. Biarkan cerita itu berjalan dengan jujur dan tulus, niscaya kisah romantis ini berbumbukan perjuangan cinta yang murni, bukan dengan paksaan ataupun dengan unsur2 kekerasan. jika tidak, kitalah yang jadi peran antagonisnya.
Cinta bukan perasaan sesaat, namun perasaan yang tumbuh dengan komitmen. Dipegang dengan penuh keyakinan, prinsip yang benar, dalam harapan akan tumbuhnya cinta, secara konsisten cinta akan tumbuh semakin besar. Walau terpisah jarak, jika ada komitmen antara dua pihak, yang diikuti dengan komunikasi yang benar dan jujur, kisah romantis itu akan datang dengan sendirinya.
Cinta untuk membuat kedua pihak saling bahagia, bukan hubungan yang berat sebelah. Sering kita melakukan cinta untuk kepentingan satu pihak, baik diri kita sendiri, ataupun untuk kekasih kita. Namun sesungguhnya cinta sejati, membuat kedua pihak bertumbuh menjadi diri mereka sendiri dengan bebas dan penuh, tanpa ada saling menekan atau menuntut. Cerita cinta itu akan lebih indah lagi saat kedua pasangan bisa membuat pasangannya lebih hidup tanpa ada tekanan. Dan sifat ini biasanya muncul karena kharisma masing-masing pasangan saling melengkapi.

Bukan berarti tulisan di atas sebuah artikel yang mutlak, atau dogma yang tidak bisa dipungkiri. Hanyalah sebuah tulisan dari lubuk hati yang penasaran, seperti hasil meditasi singkat sambil menyapu rumah. Saya ingin berbagi bukan berteori. Sekalipun ada yang salah, kita sama-sama berjuang mencari Cinta yang Sejati. Walau sebenarnya, saya telah menemukannya di sisi saya sendiri, cinta sejati dan kisah yang romantis itu.

Salam CINTA untuk semua...
Continue Reading...

Lagu Lama....

Sepulang dari puncak saya menumpang mobil bapak Zaid bersama bu Mun, pak Ahmadi, dan Enis. Saya membayangkan betapa sempitnya mobil Hyundai bapak Zaid di isi oleh lima orang, tetapi ternyata setelah masuk mobil yang tidak besar itu terasa sangat nyaman dan pas-pas saja. Apalagi ditambah dengan alunan musik-musik pop Indonesia yang bernuansa tentang cinta, menambah damainya hati dan jiwa. Meski jalanan macet dan padat, saya menikmatinya dengan berleha-leha sambil menyenderkan kepala ke belakang kursi. Agak ngiler melihat orang jualan jus dan rujak buah, sepertinya sangat segar dan akan terasa nikmat jika bisa dinikmati di dalam mobil bapak Zaid. Tetapi karena cuma saya dan pak Ahmadi yang minat, niatan membeli jus dan rujak dibatalkan sepihak.

Alhamdulillah jalanan mulai lancar, beberapa menit setelah jalan bapak Zaid meminggirkan mobilnya untuk membeli oleh-oleh khas bogor. Saya, bu Mun, dan bapak Ahmadi turun untuk melihat dan sekaligus membeli oleh-oleh, setelah sekian waktu melihat kami membeli: peyem, ubi bakar, dan manisan salak. Saya tidak bisa menawar dan alhamdulillah ada bu Mun yang sangat pintar menawar, sehingga saya hanya mengikuti harga yang di tawar oleh bu Mun.

Masuk tol menuju Jakarta hujan turun dengan sangat derasnya, sebenarnya agak panik karena membayangkan murid-murid saya yang naik di mobil yang berbeda, tetapi setelah mendengarkan musik dangdut jaman dulu ada sedikit rasa lega, ditambah melihat betapa kocaknya pak Ahmadi dan pak Zaid menyanyi dengan keras. Saya tidak hafal lagu-lagu dangdutnya, karena benar-benar lagu lama sekitar tahun sebelum 80-an, tetapi saya pernah mendengar lagu-lagunya. Bukan tidak suka tetapi saat ini saya sudah terbiasa mendengarkan lagu-lagu pop yang baru dan musik serta syairnya berbeda dengan lagu-lagu jaman dulu.

Pak Ahmadi berkomentar bahwa suara penyanyi jaman dulu murni dan benar-benar asli, sedangkan pak Zaid lebih tertarik mengomentari musik jaman dulu yang sederhana tapi menarik. Intinya mereka senang dengan lagu-lagu dan penyanyi jaman dulu, terutama Rhoma Irama dan Elvy Sukaesih. Mereka juga suka dengan Rita Sugiharto dan Ebiet GAD, karena syair-syair lagunya yang sesuai dengan realitas kehidupan yang ada.

Perbincangan tiba-tiba fokus ke Raja dangdut Rhoma Irama, bagi pak Zaid dan pak Ahmadi Rhoma Irama merupakan Raja dangdut nomor satu di Indonesia dan juga Raja film nomor satu di Indonesia. Saya sepakat dengan pak Ahmadi dan pak Zaid, bahkan bagi saya pribadi Rhoma Irama adalah Raja film Islam nomor satu di dunia. Saya sebut film Islam karena kalau dicermati dengan detail dan teliti, film-film Rhoma Irama mengajarkan nilai-nilai Islam secara teks dan kontekstual. Bukan hanya pada dialognya saja, tetapi lebih pada alur utamanyapun berbasis nilai-nilai Islam. Saya amati pada jaman dulu, hanya Rhoma Irama yang filmnya bernafaskan Islam. Sebelum akhirnya sekarang sudah banyak sekali film-film Islam di Indonesia.

Saya hanya bisa bilang, bahwa ternyata kita tidak bisa lepas dari masa lalu. Bahkan urusan musik sekalipun, kita tidak bisa menafikkan atau melupakan betapa penyanyi-penyanyi pada masa lalu sangat berjasa terhadap musik-musik pada jaman sekarang. Terhadap orang yang lebih tua dari kita juga, kita harus bisa mengerti betapa sesungguhnya mereka selalu ingin yang terbaik buat kita. Saya banyak belajar dari bu Mun, pak Zaid, pak Ahmadi yang jelas-jelas usianya jauh di atas saya. Saya telah menganggap mereka seperti orang tua saya sendiri, meski mereka juga teman saya sebagai guru.
Continue Reading...

Saturday, October 03, 2009

Lilin Kecil: Erwin Leonardo...

Sahabat , ada empat hal yang penting yang kadang kita kurang bisa menjaganya...dan apabila kita tidak bisa menjaganya maka dia akan lenyap satu demi satu ... empat hal yang penting itu adalah 4 LILIN...
Berikut tulisan sahabat kita menjelaskan :

Ada 4 lilin yang Menyala Di Dalam Sebuah Kamar,
Sedikit Demi Sedikit Lilin tersebut Habis Meleleh dan
Suasana Terasa Begitu Sunyi sehingga Terdengarlah Percakapan Mereka.

Aku adalah “DAMAI“.

Namun Manusia TAK MAMPU MENJAGAKU :
maka Lebih Baik aku MEMATIKAN DIRIKU SAJA !”
Demikianlah Sedikit demi sedikit sang Lilin Damai Padam.

Aku adalah “IMAN“.

Sayang aku TAK BERGUNA Lagi. Manusia TAK MAU MENGENALKU,
untuk itulah Tak Ada Gunanya aku Tetap Menyala..”
Begitu selesai Bicara, Tiupan Angin Memadamkan Lilin Iman tersebut.

Dengan Sedih giliran Ketiga Berbicara :

Aku adalah “CINTA“.

TAK MAMPU Lagi aku Untuk TETAP MENYALA.
Manusia TIDAK LAGI MEMANDANG dan MENGANGGAPKU BERGUNA.
Mereka SALING MEMBENCI, MEMFITNAH, MENGHINA bahkan Membenci Mereka yang Mencintainya, Membenci Keluarganya.” Tanpa Menunggu Waktu Lama, maka Matilah Lilin Cinta tersebut.

Tanpa terduga….

ANAK Pemilik Rumah itu Masuk ke dalam Kamar untuk mengambil
‘BENDA-benda’ Milik-Nya di sana, dan Melihat Ketiga Lilin Telah Padam.
Karena dia Tidak Bisa Melihat Jelas Dalam Gelap, ia berkata :

”Eh..Apa yang Terjadi ? Kalian Harus Tetap Menyala, Aku Tidak Mau RUMAH-ku Gelap !”

Dengan Mata Bersinar, sang Anak mengambil Lilin HARAPAN, lalu Menyalakan Kembali Ketiga Lilin lainnya.

APA YANG TIDAK PERNAH MATI HANYALAH "HARAPAN".

HARAPAN yang ADA DALAM HATI KITA.

Dan Masing-masing dari kita Dapat Menjadi ALAT Seperti Anak tersebut,
yang Dalam SITUASI APAPUN MAMPU MENGHIDUPKAN KEMBALI
IMAN, DAMAI, CINTA DENGAN HARAPAN - NYA.

Maka dari itu Sahabat ...janganlah kita kehilangan HARAPAN, karena apabila kita sudah kehilangan Harapan akan layulah kehidupannya, dia akan putus asa ditelan masa..

Milikilah HARAPAN, Anda akan mendapatkan kembali DAMAI, IMAN dan CINTA....

Semoga HARAPAN ITU MASIH ADA...
Continue Reading...

Laki-laki...

Waktu saya kecil, teman-teman saya kebanyakan laki-laki dan sedikit yang perempuan. Saya senang bergaul dengan laki-laki karena laki-laki lebih tegas dan suka bermain yang menantang. Waktu kecil saya tidak pernah paham tentang gender ataupun yang sejenisnya. Yang saya tahu, perempuan-perempuan di kampung saya diajari berbeda oleh orang tuanya. Berbeda dengan kaum laki-laki, dan kerena berbeda itulah saya lebih senang bermain dengan laki-laki. Karena saya cenderung suka dengan permainan dan cara bergaul laki-laki.

Sampai saya SMP bahkan SMK saya masih berkawan dengan laki-laki dan alasan saya masih tetap sama saya lebih senang dengan laki-laki. Waktu itu saya tidak berfikir bahwa ketika bermain dengan perempuan tidak menyenangkan, berarti ada yang salah dengan perempuan. Saya lebih berfikir bahwa perempuan kadang memang menyebalkan dengan kecengengan dan kemanjaannya. Saya tidak suka manja tetapi saya tidak pernah berfikir bahwa perempuan itu manja karena bentukan oleh orang tua dan oleh masyarakat sekitarnya.

Setelah menjadi mahasiswa saya mulai berfikir bahwa perempuan sebenarnya bisa tidak manja, bisa tidak cengeng, bisa kuat, bisa berani, dan bisa menjadi pemimpin. Dan saya juga mulai sadar bahwa ketika perempuan seperti secara umum perempuan hanya menjadi korban dogma dari orang tua dan masyarakat Indonesia. Sehingga saya berfikir ketika laki-laki menjadi kuat, bertanggung jawab, tegas, tidak cengeng, dan berani itu bukan karena secara otomatis tetapi lebih karena di dogma oleh orang tua dan masyarakatnya.

Kasus yang tertarik ingin saya diskusikan yaitu bahwa dari sebelum menikah sampai setelah menikah laki-laki harus selalu memberi kepada perempuan, sedangkan perempuan harus selalu menerima dari laki-laki. Ketika pacaranpun, laki-laki yang meskipun masih SMU dan belum bekerja dipaksa memberi kepada pacarnya. Padahal logikanya mereka masih sama-sama sekolah dan sama-sama mendapatkan uang dari orang tuanya. Setelah menikah meskipun istrinya bekerja mapan dan penghasilannya lebih besar dari suaminya, suami tetap harus memberi kepada istrinya.

Kembali kepada kasus yang pacaran, saya menjadi sangat kasihan dengan laki-laki, terutama laki-laki anak SMU yang berminat pacaran tetapi ternyata tidak mempunyai banyak uang untuk memberi kepada pacarnya yang jenis kelaminnya perempuan. Padahal seharusnya dalam fase pacaran keduanya harus saling memberi dan menerima, karena keduanya masih sama-sama sekolah dan belum bekerja. Dalam kasus ini laki-laki harus berani bilang ke pacarnya dan sang pacar juga harus mengerti dan tidak bertindak sebaliknya yaitu memoroti uang pacarnya yang kebetulan kaya.

Dalam hubungannya dengan klaim dan dogma, masyarakat kita memang sudah sangat patriarkal. Laki-laki selalu dianggap lebih tinggi dari perempuan, sehingga karena tingginya itu laki-laki dianggap harus selalu mengayomi perempuan. Sehingga seolah-olah jika ada laki-laki yang lemah masyarakat akan mencemooh dia bahkan menganggap dia laki-laki yang tidak berguna. Padahal seharusnya sifat itu tidak mutlak dan bisa dipertukarkan, bahwa ada laki-laki yang tidak pemberani dan tegas, sedangkan tidak menutup kemungkinan ada juga perempuan yang tegas dan berani.

Saran saya secara subjektif, bagi anak-anak muda yang pacaran, karena sama-sama belum bekerja maka untuk kebutuhan berdua seperti: nonton, beli buku, jalan-jalan, makan, dan beli baju hendaknya dipenuhi masing-masing. Dan laki-laki tidak usah merasa bertanggung jawab dan memberi kepada perempuan pacarnya, perempuan juga tidak perlu marah dengan pacarnya yang tidak memberi. Cukuplah cinta, kasih sayang, penghormatan, dan pengertian menjadi sesuatu yang lebih berarti dari sekedar memberi barang-barang.
Continue Reading...

Demokrasi...

Ketika itu saya mengajar mahasiswa semester satu di kampus saya Uhamka, karena mahasiswa baru mereka belum memiliki komting atau ketua kelas, kalau istilah mereka yaitu ketua mahasiswa atau KM. Karena saya mengajar mata kuliah PPKn, saya menawarkan mereka untuk belajar berdemokrasi melalui pemilihan ketua kelas atau KM. Tentunya setelah melalui tahap perkenalan antar mahasiswa, supaya tidak salah pilih tentunya.

Setelah saling kenal ada tiga nama yang muncul sebagai calon yaitu: Rahmawati, Rahma Yulmi, dan Siti Khadijah. Dari ketiga nama tersebut ada seorang yaitu Siti Khadijah yang sebenarnya tidak bersedia dicalonkan, tetapi karena untuk meramaikan demokrasi dia akhirnya bersedia menjadi calon. Cara pemilihan dilakukan dengan memilih secara langsung dan dengan one man one vote. Setelah dilakukan pemilihan langsung ternyata Rahmi Yulmi mendapatkan suara terbanyak baru setelah itu Rahmawati dan Siti Khadijah. Rahma Yulmi karena menang mutlak dia langsung bersedia menjadi ketua mahasiswa dan segera akan merencanakan program kelas, agar kelas angkatannya bisa berhasil bersama-sama.

Ada satu hal yang agak mengganjal perasaan saya yaitu pada masa pencalonan, saya bahkan tidak memberikan kesempatan kepada para mahasiswa laki-laki yang jumlahnya hanya empat orang, sedangkan perempuan jumlahnya ada sekitar empat puluh orang. Saya bahkan berkompromi dan memina ijin ke para mahasiswa laki-laki untuk legowo dan alhamdulillah mereka justru senang jika ketua mahasiswanya perempuan. Saya bukan tidak percaya dengan kepemimpinan laki-laki, justru saya ingin secara subjektif perempuan berani mengajukan diri menjadi pimpinan. Karena bukan apa-apa, di kelas itu mayoritas perempuan mutlak sehingga sudah sepantasnyalah pemimpinnya adalah perempuan.

Kasus yang sudah-sudah, perempuan sering kurang percaya diri dan masih menganggap bahwa laki-lakilah yang layak memimpin, bahkan dalam kondisi perempuan yang paling banyak sekalipun anggotanya. Mereka cenderung tidak yakin dan percaya dengan kepemimpinan perempuan, dan mereka tidak mutlak salah karena mereka mendapatkan dogma itu sedari kecil hingga mendarah daging ke otaknya. Sehingga saya memohonkan maaf jika memaksakan situasi menjadi kurang demokratis untuk para mahasiswa laki-lakinya, padahal ketika itu sedang dalam proses pembelajaran berdemokrasi.

Tidak ada maksud dan niatan lain kecuali hanya untuk mengingatkan kepada kaum perempuan agar dirinya lebih percaya diri lagi dan lebih meningkatkan kualitasnya. Mengingatkan juga kepada kaum laki-laki bahwa perempuan sangat membutuhkan suport dan kepercayaan dari laki-laki. Sehingga perempuan lebih ringan dalam melangkahkan kakinya menuju gerbang pencerahan dan kesempatan.
Continue Reading...

Friday, October 02, 2009

Film Berbagi Suami...

Saya sudah hampir nonton film berbagi suami hampir tiga kali lebih, tapi saya tidak pernah bosan melihat film tersebut. Saya pengen sekali banyak orang yang menonton film ini terutama para laki-laki. Saya pengen laki-laki menonton karena supaya laki-laki menyaksikan dari film tersebut, betapa susahnya mempunyai banyak istri. Mungkin tidak susah bagi si suami, tetapi akan sangat merepotkan dan menyakiti hati para istri dan anak-anaknya. Para anak-anak bahkan menjadi tidak suka sama bapaknya yang dianggap telah menyakiti hati ibunya. Para istri juga akhirnya dipaksa untuk legowo dengan terbaginya cinta kasih suaminya kepada perempuan lain.

Dalam kasus pak haji, dia sampai sakit gara-gara memikirkan pertengkaran istri-istrinya. Bahkan ketika setelah sakit bukan tambah sembuh, tetapi tambah parah karena pusing dengan tingkah polah istri-istri dan anak-anak. Yang paling parah si pak haji akhirnya meninggal dunia dalam perasaan bersalah kepada keluarga besarnya. Sebelum meninggal pak haji berpesan kepada anaknya dari Salma: nak kalau nanti nikah istrinya satu saja, hanya satu saja ya. Dan si anak yang dasarnya sudah tidak sepakat dengan abahnya yang mempunyai lebih dari satu istri hanya tersenyum sinis lalu mengiyakan pesan abahnya itu.

si abah benar-benar tidak berperasaan, bahkan setelah meninggal sekalipun masih ada istri keempatnya yang datang menangis di kuburan. Istri kesatu sampai ketiga sama sekali tidak tahu, bahkan Salma istri pertama pak haji tidak diberi tahu bahkan tidak dimintai ijin ketika suaminya menikah dengan ketiga istri berikutnya. Bagaimana bisa mengatasnamakan agama, jika berbohong dan tidak meminta ijin kepada istri pertamanya. Sangat tidak nyambung dan tidak komitmen dengan prinsip-prinsip agama yang ada.

Kisah berikutnya tentang sopir di rumah produksi film yang juga bermadzab poligami. Ketika istrinya sudah dua dan anaknya sudah sangat banyak, dia membawa lagi perempuan yang masih saudara jauhnya dari kampung, yang akhirnya akan dinikahinya juga. Dalam kasus kali ini, dua istri pertamanya sangat nyantai dan tidak marah jika istrinya akan menikah lagi.

Bukan pembenaran bagi yang kaya, tetapi si sopir ini benar-benar bukan orang kaya dan saya yakin jika itu terjadi secara nyata, maka dia tidak akan bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga sarjana. Karena para istrinya tidak ada yang bekerja, dan hanya mengandalkan dari suaminya saja. Benar-benar tidak masuk akal, jika ada laki-laki yang bertingkah laku seperti itu. Menurut saya, laki-laki itu adalah laki-laki yang sangat tidak tahu diri dan tidak menghargai perempuan.

Sang sopir ke aceh dalam rangka tugas untuk pembuatan dokumenter bersama bosnya, dan ketika pulang membawa perempuan dari aceh yang nantinya akan dinikahinya sebagai istri keempat. Lagi-lagi para istri-istrinya tidak komentar dan mengijinkan suaminya menikah lagi dengan perempuan yang keempat. Kondisi yang tidak normal dan untuk orang yang punya hati dan perasaan pasti akan sangat menyakitkan. Karena menurut saya, sangat tidak adil jika cinta kita dibagi-bagi kepada orang lain. Karena pasti tidak akan ada keadilan dalam cinta yang terbagi-bagi kebanyak orang.

Akhir ceritanya, dari empat istrinya ada dua orang yang akhirnya jatuh cinta alias lesbi. Mereka lesbi karena merasa cocok satu sama lainnya. Mereka cocok dan saling pengertian, bisa saling menghargai, karena bagi mereka mau menikah dengan sang sopir bukan karena cinta tetapi lebih pada menumpang hidup saja. Jadi cinta itu tidak begitu penting dan menjadi syarat untuk menikah. Bukan hanya kasus lesbi, ternyata sang sopir telah dihinggapi penyakit kelamin lantaran berganti-ganti pasangan.

Dalam cerita terakhir ada orang cina yang punya bisnis dibidang makanan dan selingkuh dengan karyawannya yang cantik jelita. Sang bos membelikan apartemen dan mobil untuk si karyawan yang cantik tersebut. Dan setelah sekian lama, istri dan anak-anaknya tahu kalau suaminya ada main sama karyawannya. Karena tidak terima sang karyawan tersebut dilabrak hingga pingsan. Apartemen dan mobilnya diminta kembali oleh sang istri dan anak-anaknya.

Apapun cerita dan alasannya, menurut saya pribadi mempunyai istri lebih dari satu itu akan mendatangkan banyak masalah. Oleh karena itu mohon kepada para laki-laki agar menurunkan egonya untuk menikah hanya dengan satu perempuan saja. Karena bagaimanapun perempuan juga ingin dihargai dan dihormati sebagaimana laki-laki juga ingin dihargai dan dihormati.
Continue Reading...
 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog