Wednesday, September 30, 2009

Naik Sepeda...

Dari kecil sebelum sekolah, saya senang naik sepeda. Dari sepeda mini beranjang, sepeda onthel, sepeda jengki, sepeda federal, dan sepeda BMX. Naik sepeda awalnya karena saya cuma punya sepeda, dan alat bantu jalan yang paling efektif waktu itu hanya sepeda. Dengan sepeda saya bisa muter-muter kampung sama teman-teman kecil saya, saya juga bisa jalan-jalan ke laut buntu. Ketika sekolah, dengan sepeda saya bisa menggunakannya untuk pergi ke sekolah.

Saat Madrasah saya tidak sering menggunakan sepeda karena rumah saya dekat dengan MI. SMP saya aktif menggunakan sepeda tapi tidak sampai sekolah, karena sekolah saya di dataran tinggi sehingga terlalu berat untuk mengayuh sepeda sampai ke sekolahan. Setengah perjalanan sepeda saya tuntun sampai sekolah, baru pulangnya saya menaiki sepeda dari sekolah sampai rumah. SMEA saya menggunakan sepeda tidak sampai sekolah, karena sekolah saya telah melintasi kecamatan dan melewati jalan raya. Sepeda saya titipkan di Gringsing dan saya melanjutkan sekolah dengan menggunakan angkutan umum.

Tidak hanya saya yang menggunakan sepeda, teman-teman SMP dan SMEA saya juga banyak yang menggunakan sepeda. Harus diakui sepeda memang sangat asyik dan mnyenangkan, asyik karena bisa menikmati udara segar dan bisa menikmati mengayuh sepeda dengan kaki, sehingga bersepeda menurut saya merupakan bagian dari olah raga tubuh.

Sejak kuliah di Semarang, saya tidak lagi menggunakan sepeda, bukan malu tetapi karena jalanan di UNNES tidak rata. Dan hidup di kota menggunakan motor dirasa lebih efektif dari pada menggunakan sepeda. DI Jakarta sama sekali tidak menyentuh sepeda, alasannya jalanan yang penuh sesak dan polusi tidak baik untuk bersepeda. Padahal jika banyak orang di Jakarta bersepeda, Jakarta akan sedikit bersih dari polusi. Mungkin sekarang, saatnya memulai lagi menggunakan sepeda, karena tidak ada ruginya sama sekali jika kita mau kembali bersepeda.
Continue Reading...

Naik Pohon...

Waktu saya Madrasah Ibtidaiyah setara dengan Sekolah Dasar, saya sangat suka menaiki pohon jambu, baik jambu air maupun jambu biji. Sepulang sekolah sebelum ganti baju atau kalau liburan sekolah hari minggu, saya selalu naik pohon jambu. Dan ketika sudah naik pohon jambu, saya pasti berlama-lama di atas sampai-sampai emak saya bingung mencari keberadaan saya. Kalau sudah di atas saya tidak hanya memetik dan makan jambu, tetapi juga menikmati pemandangan atap-atap rumah yang bentuknya hampir serupa meski tak sama.

Jambu-jambu saya baik yang air dan biji kebetulan sangat enak dan segar, bahkan berbuahnya juga sangat banyak. Sehingga orang memandangnya sampai mengeluarkan air liur, hehehe. Meskipun sering menaiki pohon jambu, alhamdulillah saya jarang jatuh dan jarang cedera karena kepleset. Karena ternyata saya telah lihai memanjat pohon, terbukti tidak hanya pohon jambu yang saya panjat, pohon lainpun seperti pohon gringging dan randu saya bisa memanjatnya.

Saya menaiki pohon jambu biji sendirian, sedangkan menaiki pohon jambu air sering bareng sama teman saya Mbak Jum. Pohon jambu biji saya kecil, sehingga kalau dinaiki dua orang takut goyang saja meski tidak akan patah. Sedangkan jambu air saya agak besar sehingga bisa dinaiki oleh lebih dari dua orang. Sangat menyenangkan bisa di atas pohon jambu meski membahayakan, dan hanya ada satu hal yang menyebalkan ketika saya di atas pohon jambu yaitu jika ada ulat-ulat bulu. Jika ada ulat bulu yang bertengger di pohon jambu, sebelum naikpun saya sudah gemetaran dan kabur duluan. Apalagi saya sudah di atas dan baru melihat ulat bulu, saya pasti langsung teriak-teriak minta tolong.

Pernah waktu itu saya di pohon jambu saya Mbak Jum, tiba-tiba Mbak Jum teriak-teriak sangat panik karena ada ulat bulu di dalam bajunya. Saya bukannya menolong Mbak Jum tetapi buru-buru kabur turun dari pohon dan meninggalkan Mbak Jum sendirian kepanikan di atas pohon. Bukan tidak mau menolong, nyali saya citu ketika mendengar dan melihat ada ulat bulu di pohon jambu. Meskipun semua teman-teman saya mengakui bahwa saya jago manjat pohon dan jago berlama-lama di atas pohon.
Continue Reading...

Menyontek...

Saya hampir tidak pernah menyontek ketika sekolah, kecuali dalam keadaan mendesak banget. Itupun seingat saya setelah selesai Sarjana, saya menyontek pertama kali ketika kuliah Magister, dan itupun dalam keadaan panik dan dosen akhirnya mengijinkan untuk open book. Meski saya tidak menyontek, tapi teman-teman saya dari mulai Madrasah Ibtidaiyah sampai Magister banyak yang suka menyontek, dan rata-rata dari mereka setelah saya tanya mengatakan bahwa mereka menyontek dalam rangka untuk mendapatkan nilai bagus. Dan nilai bagus tersebut akan dipersembahkannya kepada orang tua mereka kelak. Karena mereka yakin orang tua akan bangga jika nilai anaknya bagus.

Yang saya amati menyontek bisa dilakukan dengan berbagai cara, dari mulai menulis dikertas kecil sampai menulisnya di bagian tubuh tertentu seperti tangan dan paha. Bahkan saat ini menyontek sudah lebih canggih lagi yaitu dengan menggunakan hand phone. Anak-anak yang menyontek rata-rata tidak merasa bersalah lantaran sudah terbiasa dengan keadaan menyontek. Bahkan ada guru yang sebenarnya tahu bahwa muridnya menyontek tapi tetap membiarkan muridnya menyontek. Guru tersebut beralasan bahwa menyontek itu sudah biasa sehingga tidak perlu diingatkan atau dirisaukan.

Apapun alasannya secara normal dan sadar orang pasti akan bilang bahwa menyontek merupakan hal yang tidak terpuji, dan menyontek membuktikan bahwa si anak tidak mempunyai kemampuan untuk mengandalkan dirinya sendiri. Semua pihak harus mulai mengevaluasi kondisi menyontek yang dilakukan oleh hampir sebagian pelajar di Indonesia. Karena jika dibiarkan, menyontek akan menjadi kebudayaan yang dianggap biasa saja dan tidak bernilai.

Menurut saya ada beberapa alasan murid menyontek yaitu:
1. mengikuti tradisi kakak kelasnya.
2. Si anak memang tidak menguasai pelajaran.
3. Ingin mencari enaknya saja.
4. Malas belajar.
5. Guru tidak menegur.
6. Soal terlalu sukar.
7. Takut mendapatkan nilai jelek.

Guru tidak bisa menyalahkan murid secara total, muridpun tidak boleh merasa tidak bersalah sedikitpun. Guru harus mulai mengevaluasi metode mengajarnya apakah sudah menyenangkan dan berhasil menyentuh nalar logis dan nurani murid. Murid juga harus mulai sadar akan pentingnya ilmu, bahwa ilmu adalah sesuatu yang sangat penting dan harus dimiliki oleh diri sendiri. Sehingga murid tidak perlu lagi menyontek karena dirinya telah pandai dan soal yang diberikan guru juga tidak terlalu sukar.
Continue Reading...

Tuesday, September 29, 2009

Buka Puasa Bersama...

Saya diajak anak-anak Yadika buka puasa bersama di pasar seni bintaro, sangat menyenangkan karena sudah lama saya tidak ketemu dengan mereka. Senang juga karena saya menghargai mereka yang masih ingat saya sebagai mantai gurunya. Suasana begitu ramai dan anak-anak banyak yang datang, sudah banyak perubahan yang terjadi pada mereka, dan tentunya perubahan tersebut saya lihat pada arah kedewasaan dan kebaikan.

Buka bersama dengan tentor-tentor Primagama Pondok Aren juga tidak kalah menyenangkannya, kita makan di sate kambing Madinah daerah Tegal Rotan, menyenangkan meski saya dan Subchan sempat tertinggal rombongan dan nyasar. Akhirnya saya dan Subchan sampai juga dan karena sudah maghrib saya langsung mencari air teh manis untuk membatalkan puasa. Banyak yang hadir dan makanannya terlihat sangat lezat, apalagi ada sayur asemnya yang kelihatan sangat segar.

Buka puasa di Bina Madani juga tidak kalah menyenangkan, menyenangkan karena bareng dengan anak-anak yatim dari panti asuhan dekat kampus. Jumlah anak-anak yatim tersebut ternyata lebih banyak dari jumlah dosen yang hadir. Saya juga salut dengan ketua rombongan yang masih muda dan bisa memberikan sambutan dengan sangat lancar. Kolak buatan Mbak Ida sangat gurih, dan es buah buatan teman-teman TU juga sangat segar dan enak.

Buka puasa di sekolah adalah buka puasa yang agak terakhir sebelum saya pulang ke rumah, buka puasa di sekolah sangat ramai karena dihadiri guru-guru dan karyawan seperguruan di Kebayoran Lama. Ada yang menarik yaitu ceramah sang ustadz yang sangat menggebu-gebu dan suaranya sangat lantang jika di dengarkan. Dan saya tidak bisa makan banyak malam itu saya merasa sangat kenyang meski baru makan kolak dan teh manis.
Continue Reading...

Otoritas Dosen...

Saya seorang dosen yang pernah menjadi mahasiswa, saya pernah betapa sebalnya mempunyai dosen yang tidak pernah mengerti kita. Sebagai mahasiswa saya jarang bisa mengerti dosen, dan saya selalu menuntut dosen untuk mengerti saya. Saya sempat sebel sama dosen lantaran nilai-nilai saya selalu C, saya sama sekali tidak pernah menanyakan kepada dosen tersebut kenapa nilai saya C. Saya juga pernah sakit hati sama dosen lantaran nilai saya dipersulit alias tidak pernah keluar hampir dua semester. Saya juga sempat patah semangat ketika skripsi saya sulit banget, saya tidak pernah berfikir bahwa kesulitan tersebut bisa saja karena saya, tidak melulu karena dosen-dosen saya.

Sekarang saat saya menjadi dosen saya berusaha agar tidak dibenci atau disebelin oleh mahasiswa saya, meski alasannya karena mahasiswa kurang bisa mengerti saya. Saya berusaha menjadi teman bagi mereka, sehingga mereka tidak sungkan terhadap saya. Saat menjadi pembimbing skripsipun saya berusaha bisa meluangkan waktu untuk mereka, meski sesekali saya tidak bisa karena kesibukan saya.

Suatu ketika saya sudah janjian sama mahasiswa saya untuk bimbingan pukul 13.00 siang. Pagi harinya saya ada acara di Diknas Pendidikan Kota Bekasi, saya pikir jam 10.00 acara di Bekasi sudah selesai dan saya bisa segera meluncur ke kampus. Ternyata acara di Dinas Bekasi sangat ribet dan baru selesai pukul 14.00. Pukul 11.00 saya sudah sms mahasiswa saya yang berjumlah empat orang bahwa kemungkinan saya telah sampai ke kampus, dan mereka alhamdulillah tidak masalah menunggu saya datang meskipun telat. Pukul 14.00 baru selesai saya mencoba memenuhi janji dan segera meluncur ke Tangerang, dan pukul 15.30 saya tiba di rumah Bintaro. Maksud hati ingin mandi dulu sebentar lantaran berkeringat dan cuaca waktu itu sangat panas, apalagi saya sedang puasa ramadhan dan menggunakan motor.

Sampai di rumah saya mandi dan leyeh-leyeh sebentar di di kasur dan ternyata saya ketiduran lantaran kecapean, untung hanya tertidur selama 10 menit. Dan ketika hendak melanjutkan ke kampus saya merasa sudah tidak sanggup lagi lantaran kelelahan yang berat sekali, akhirnya saya sms mahasiswa saya untuk meninggal skripsinya di kampus dan nanti akan saya ambil. Dan merekapun menerima keputusan saya dengan ikhlas, meski saya tahu mereka pasti sangat kecewa dengan keputusan saya tersebut. Terus terang saya merasa sangat tidak enak hingga esok harinya, bahkan saya mengsms mereka untuk meminta maaf karena kesalahan saya tersebut. Dan mereka memaafkan saya dan juga meminta maaf karena telah merepotkan saya.

Ehm menurut saya ada salah paham antar dosen mahasiswa yang kadang tidak bisa dipahami oleh para mahasiswa contohnya saya ketika menjadi mahasiswa. Ketika Thesis saya juga sempat mengeluh karena harus bolak-balik ke Kantor dosen saya yang terletak di daerah senin. Selain jauh saya juga harus bolak-balik seminggu sampai dua kali. Saya hampir putus asa dan capek melanjutkan mengerjakan Thesis, tetapi dengan dukungan dari berbagai pihan akhirnya semangat saya tumbuh lagi.

Akhirnya saya meminta kepada para dosen dan mahasiswa agar sama-sama bisa mengerti dan memahani kondisi yang ada. Saling memberi dan saling berbaik sangka jika ada kesalahan yang terjadi. Bagaimanapun dosen dan mahasiswa harus saling bekerjasama untuk majunya dunia pendidikan Indonesia.
Continue Reading...

Menyikapi Salah Pendengaran...

Si Wati seorang guru sedang ngobrol dengan muridnya lewat sms, di akhir smsnya Wati menulis kata: ce u. Ce u yang dimaksud Wati adalah see you alias sampe ketemu di acara buka bersama esok hari. Ternyata si murid yang bernama Edo salah tangkap dan dia membalas: cewek saya bu? saya belum punya cewek lagi bu sejak putus sama Rani. Karena tidak enak Wati membalas: yaudah enggak apa-apa entar juga dapat cewek lagi kok, pacaran itu kan tidak musti selamanya ada saatnya harus putus dulu untuk dapat yang lebih baik, semangat ya.

Bu Erma sedang di suatu acara dengan Mbak Dina, Bu erma bertanya kepada Mbak Dina: terus nanti gimana ya pulangnya? Karena ramai Mbak Dina tidak mendengar jelas apa yang dibicarakan oleh Bu erma, dan Mbak Dina menjawab: untuk masalah bisnisnya nanti kita bicarakan lagi aja bu, saya secepatnya akan menghubungi teman saya. Bu erma tidak seperti Wati dia bilang ke Mbak Dina: bukan bisnisnya Din, tetapi nanti pulangnya kita numpang mobilnya siapa? Kata Mbak Dina: oh tak pikir nanyain bisnis kita, yah nanti numpang yang kosong saja bu.

Dua cerita di atas sama tetapi penyikapannya saja yang berbeda, pada cerita pertama Wati tidak salah karena dia tidak ingin membuat malu muridnya meskipun dia harus berbohong. Pada cerita kedua juga tidak salah, karena Bu Erma sangat jujur dan tidak berkelit. Berbohong untuk kebaikan menurut saya memang tidak dibenarkan tetapi juga tidak layak disalahkan, apalagi jika melihat pada cerita pertama. Wati orang yang dalam pergaulan sangat menghormati teman-temannya sehingga dia tidak ingin temannya tersinggung atau sakit hati. Sedangkan Bu Erma adalah orang yang tegas dan tidak tedeng aling-aling. Terserah teman-teman mau milih bersikap seperti apa??
Continue Reading...

Janji Dan Iri...

Salut untuk orang yang telah berbuat kesalahan apapun kesalahannya kemudian dia berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Janji tersebut menurut saya lebih dari cukup dan sungguh bernilai serta layak untuk dihargai. Saya tidak akan mencari tahu apakah orang tersebut akhirnya melaksanakan janji tersebut atau tidak, tetapi janji saja sudah lebih dari cukup. Karena janji itu sendiri berawal dari niat tulus yang isinya adalah kebaikan. Kebaikan untuk perubahan yang lebih baik dan tidak akan mengulangi kesalahan-kesalahan di masa lampau.

Iri, saya sebagai manusia biasa sangat iri jika ada teman saya yang berjanji untuk lebih baik lagi. Iri dalam artian saya juga ingin bisa menjadi manusia baik seperti yang dicita-citakan semua manusia yang punya hati nurani. Saya iri karena saya takut belum bisa menjadi baik, atau belum bisa menjadi berguna untuk banyak orang seperti apa yang saya cita-citakan.

Selayaknyalah manusia hidup harus selalu berjanji untuk selalu menjadi baik, dan selayaknya jugalah manusia iri dengan kebaikan-kebaikan yang dilakukan orang lain. Dan hendaknya iri tersebut bisa lebih memotivasi dirinya untuk juga melakukan kebaikan-kebaikan yang disukai oleh banyak orang. Karena pada hakikatnya semua orang menginginkan kebaikan.
Continue Reading...

Kemudahan Bagi Yang Percaya...

Ada cerita dari ibu-ibu yang sedang naik haji ke Mekkah, beliau saat itu ingin mencium Hajar Aswat tapi urung lantaran beliau dilahirkan di keluarga yang sangat mencintai kebersihan. Beliau urung mencium Hajar Aswat lantaran berfikir bahwa begitu banya orang yang mencium Hajar Aswat dan masing-masing orang pasti tidak semuanya sehat, sehingga beliau berfikir bahwa Hajar Aswat tersebut bisa jadi kurang bersih. Akhirnya beliau kembali ke penginapan dan tidak jadi mencium Hajar Aswat.

Malam harinya ada yang mengingatkan bahwa manusia tidak bisa melogikakan secara detail apa yang diperintahkan oleh Tuhan. Karena nasehat tersebut tiba-tiba si ibu menjadi bersemangat lagi untuk mencium Hajar Aswat pada keesokan harinya. Dan benar saja keesokan harinya si ibu segera menuju Hajar Aswat dengan keyakinan dan kesungguhan untuk menjalankan perintah Tuhan. Tiba-tiba tidak disangka-sangka, orang-orang minggir dan mempersilahkan si ibu untuk menuju Hajar Aswat tanpa terhalang sedikitpun. Dan dengan keyakinan tersebutlah si ibu berhasil mencium Hajar Aswat dengan kegembiraan dan keyakinan.
Continue Reading...

Kisah Temanku...

Ketika itu temanku masih duduk dibangku smu kelas tiga, sebut saja namanya Jery. Jery adalah anak yang tidak nakal dan rajin sekolah, dia juga mempunyai banyak teman. Dia jarang membuat keributan dengan orang lain meski teman-temannya suka tawuran dan suka bikin keributan, maklum dia sekolah di STM yang murid-muridnya terkenal suka tawuran dan bikin keributan dengan sekolah lain.

Tiba-tiba suatu hari saat dia di perpustakaan hendak meminjam buku, dia melihat ada adek kelasnya yang meminjan pensil kepenjaga perpustakaan yang sudah tua. Saat mengembalikan pensil si anak tersebut melempar dengan kasar, karena kaget si ibu penjaga bilang: sudah dipinjami kok mengembalikannya tidak sopan, tiba-tiba si anak tersebut bilang: ibu berani sama saya? Karena emosi dan tidak terima tiba-tiba Jery memukul adek kelasnya tersebut hingga jatuh.

Jery tersinggung lantaran adek kelasnya tersebut telah tidak sopan terhadap penjaga perpustakaan yang sudah tua. Dia tidak terima karena adek kelasnya menghina ibu-ibu yang sudah tua, yang seharusnya dihormati oleh anak yang lebih muda. Tiba-tiba ada anak kelas tiga yang membela adek kelas tersebut dan memukul Jery, Jery tidak takut dan membalas pukulan anak kelas tiga yang baru datang tersebut. Kebetulan Jery aktif ikut pencak silat sehingga pertahanannya cukup kuat.

Akhirnya tiga anak tersebut termasuk Jery dibawa ke ruang kepala sekolah untuk dimintai pertanggungan jawab, karena merasa tidak bersalah Jery bersedia dan tidak takut. Di ruang kepala sekolah Jery menjelaskan semua peristiwa yang terjadi secara runtut, bahkan dia menjelaskan alasan kenapa dia memukul adek kelasnya. Jery tidak suka ada anak muda yang tidak hormat terhadap orang tua. Akhirnya kepala sekolah bisa mengerti dan malah menghukum sang adek kelas yang songong dan anak kelas tiga yang ikut campur urusan orang lain, sedangkan Jery dibebaskan dari hukuman karena dianggap tidak bersalah.
Continue Reading...

Di Sekitar Lebaran 2009...

Mie Ayam Baso

Lebaran makanan khasnya pasti lontong atau ketupat ditambah dengan opor ayam atau opor daging. Bagi orang-orang di kampung saya tidak lupa ditambah dengan lepet alias makanan yang terbuat dari ketan rasanya gurih dibungkus dengan janur. Tidak hanya lontong dan opor, jajanan atau kue-kue di saat lebaran juga pasti memenuhi meja ruang tamu dan meja ruang makan, bahkan saking penuhnya di meja kue-kue tersebut disimpan di lemari kaca.

Bukan tidak doyan lontong dan opor ayam atau kue-kuenya, tetapi hampir sebagian orang pasti bosen dengan makanan tersebut, karena makanan tersebut ada di rumah kita hampir selama seminggu, apalagi seminggu setelah lebaran masih ada syawalan yang artinya orang-orang di kampung saya masih memasak ayam dan lontong sebagai hidangan.

Percaya atau tidak, hadirnya mie ayam baso di saat lebaran sungguh sangat berarti dan sangat menyenangkan hati. Tidak hanya saya yang berbondong-bondong untuk makan mie ayam baso di saat lebaran. Mie ayam baso yang pada hari biasa tidak begitu istimewa, sekarang terasa sangat istimewa dan tiba-tiba begitu enak serta lezat rasanya. Lebih dari itu, saya justru salut sama penjualnya yang begitu kreatif dan mengerti keadaan.

Silaturahmi atau halal bi halal

Halal bi halal saat lebaran atau setelah solat idul fitri masih berjalan di kampung saya, meskipun tidak berjalan dibeberapa kampung lainnya terutama di kota. Di kota halal bi halal dilakukan setelah selesai sholat idul fitri, sehingga setelah sholat orang tidak perlu lagi keliling mendatangi rumah-rumah tetangganya. Di kampung saya Desa Krengseng Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang, setelah sholat idul fitri orang-orang kampung beramai-ramai menuju jalan-jalan untuk silaturahmi dari rumah ke rumah. Tidak lupa mereka juga sambil bersalaman ketika ketemu dipersimpangan jalan.

Kebiasaannya orang-orang yang tua menunggu di rumah, sedangkan orang-orang yang masih muda berkeliling untuk mendatangi orang-orang yang tua tersebut. Selain orang-orang tua, orang-orang kaya juga tinggal di rumah menunggu silaturahmi dari orang-orang muda tersebut. Semua menjalani dengan bahagia dan ikhlas, apalagi telah ada makanan enak-enak yang disediakan di masing-masing rumah, dari kue yang modern sampai kue-kue yang tradisional.

Halal bi halal tidak sampai seharian penuh, kira-kira pukul 12.00 siang orang-orang sudah mulai pulang ke rumah masing-masing untuk kembali makan lontong dan ayam. Ada juga yang mulai siap-siap untuk ke rumah mertuanya atau mengujungi saudaranya yang jauh. Ada juga yang tinggal di rumah hingga esok hari, dan esok hari baru mulai bersiap-siap untuk mengunjungi saudaranya.


Continue Reading...

Cerita-Cerita Dari Orang Kampung....

Cerita 1

Ada anak smu laki-laki sebut saja namanya Hardi, dia menghamili anak ibu kosnya yang kebetulan sudah kuliah sebut saja namanya Yuli. Hardi menghamili Yuli atas dasar saling cinta dan saling sayang. Hardi dikeluarkan dari sekolah dan mendapat murka dari orang tuanya, Hardi dan keluarganya berniat menikahi Yuli karena Yuli telah hamil. Tetapi keluarga Yuli menolak dengan alasan Yuli masih kuliah dan orang tua Yuli tidak ingin kuliah Yuli berantakan lantaran Yuli menikah.

Karena dikeluarkan dari sekolah, Hardi mencari pekerjaan yang tidak membutuhkan ijazah smu. Hardi dan keluarganya sangat sedih karena tidak diijinkan bertemu dengan Yuli dan calon anak yang dikandung oleh Yuli. Tetapi apa boleh buat, Hardi tidak bisa melakukan apapun yang diputuskan oleh keluarga Yuli.

Yuli cuti dari kuliahnya untuk sementara, dan orang tua Yuli mengirim Yuli ke Jawa Timur ketempat neneknya. Orang tua Yuli ingin Yuli melahirkan anaknya di Jawa Timur dan setelah itu Yuli diminta orang tuanya untuk melanjutkan kuliah lagi. Ternyata benar, Yuli telah melahirkan dan anaknya ditinggal di Jawa Timur tempat neneknya. Yuli kembali melanjutkan kuliah dan tidak lagi berhubungan dengan Hardi. Orang tua Yuli tidak rela jika Yuli berhubungan kembali dengan Hardi.

Cerita 2

Ada sebuah cerita lagi yaitu ada anak laki-laki lulusan smu sebut saja namanya Diki yang mencintai anak lulusan smu juga namanya Rika. Mereka telah melakukan kesalahan karena Rika telah hamil sebelum mereka menikah. Diki bermaksud menikahi Rika sebagai bentuk pertanggungan jawab. Tetapi keluarga Rika menolak dengan alasan Rika adalah anak orang kaya dan Rika tidak dibolehkan menikah sebelum selesai kuliah nanti. Karena orang tua Rika tidak boleh, Diki akhirnya merantau ke Sumatra dalam rangka melupakan Rika.

Rika tinggal bersama keluarganya hingga sang bayi lahir ke dunia. Setelah hadir sang bayi diasuh oleh nenek Rika, karena orang tua Rika tidak berkenan mengasuhnya. Rika nekat menyusul Diki ke Sumatra tanpa sepengetahuan keluarganya. Tetapi akhirnya keluarga Rika tahu dan segera menyusul Rika ke Sumatra. Rika dibawa paksa oleh keluarganya dan dilarang lagi berhubungan dengan Diki.

Selang sekitar setahun Rika telah menyelesaikan kuliah D1nya, dan rika telah mengajar di TK. Diki pulang ke rumah dan kembali meminta ijin keluarganya untuk menikahi Rika. Akhirnya keluarga Rika luluh juga dan mengijinkan Rika menikah dengan Diki.

Cerita 3

Ada sebuah keluarga yang berprofesi sebagai penjual ayam potong dan mie ayam di kampung saya. Sebut saja namanya Bu Mul dan suaminya Bapak Yadi, mereka adalah keluarga bahagia dengan lima orang anak. Suatu ketika Bu Mul, Bapak Yadi dan dua orang anaknya bermaksud menyumbang ke tempat saudaranya di daerah Pekalongan. Tiba-tiba di daerah Batang, Bapak Yadi bermaksud menyalip mobil dan karena panik Bu Mul loncat dari motor. Karena Bu Mul loncat dari motor, Bapak Yadi panik dan menabrak mobil besar yang ada didepannya. Kisah cerita ini berakhir sangat tragis karena Bapak Yadi dan kedua anaknya meninggal di tempat kejadian. Sementara Bu Mul selamat tetapi kedua kakinya harus diamputasi.

Cerita 4

Ada seorang laki-laki sebut saja namanya Budi, dia menikah sudah ketiga kalinya. Istri pertamanya diceraikan, istri keduanya juga diceraikan, dan akhirnya dia menikahi istri yang ketiga. Istri ketiganya dinikahi tanpa persetujuan orang tua si perempuan, dan sekarang mereka telah memiliki dua orang anak laki-laki. Tiba-tiba orang tua perempuan tahu dan datang untuk melabrak Budi, karena tidak terima anaknya dinikahi tanpa seijinnya dan kebetelan si anak juga telah bertungan sebelum menika dengan Budi, maka orang tua si perempuan mengajak anak perempuannya pulang kerumahnya. Anak pertama ditinggal bersama Budi, dan Harti hanya mengajak anak keduanya yang masih bayi.

Cerita 5

Ada perempuan yang menggugat suaminya karena alasan kekerasan dalam rumah tangga. Suami yang temperamen tidak terima dicerai dan meminta hak pengasuhan anaknya ada pada dirinya. Karena sudah tidak tahan lagi, sang istri menyerahkan anaknya kepada mantan suaminya yang temperamen tersebut. Setelah beberapa lama bercerai si perempuan tersebut menikah lagi dan mendapatkan laki-laki yang sangat baik. Dia juga telah dikaruniai seorang anak laki-laki yang sangat lucu dan manis. Tiba-tiba mantan suaminya datang lagi dan tidak terima atas perceraian yang telah terjadi. Dan mantan suami tersebut kaget karena mantan istrinya telah menikah lagi dan telah mempunyai satu orang anak. Dia sangat marah dan tidak terima, akhirnya karena lelah tanpa pembela dia pulang tanpa pesan apapun.
Continue Reading...

Reuni HKn-PPKn...

Tanggal 26 kemaren saya menghadiri reuni sama teman-teman HKn-PPKn UNNES angkatan 2000 di rumah mas agus daerah jalan stonen timur no. 55 Semarang. Tidak banyak yang hadir hanya beberapa saja yaitu: Yuyun beserta keluarganya, Alinda, Supri, Evy beserta keluarganya, Santi, Gopal, saya, Maria beserta keluarganya, Rina beserta keluarganya, dan Agus. Tidak banyak yang datang tetapi menurut saya sangat cukup untuk tahap awal pertemuan. Kami merencanakan untuk mengadakan reuni tahun depan dan insya allah akan mengundang kakak tingkat dan adek tingkatan.

Betapa bahagianya saya bisa bertemu dengan teman-teman lama saya, bahagia karena sudah lama tidak bertemu kurang lebih hampir empat tahun lamanya. Tidak banyak yang berubah dari teman-teman saya tersebut, hanya perubahannya pada rata-rata dari kita sudah berkeluarga dan mempunyai anak. Untuk karakter, fisik, pembawaan, gaya, dan bahkan cara bicaranya masih sama seperti yang dulu. Bahkan ketika kita berkumpul dan bercanda saya masih membayangkan bahwa saya masih melihat mereka di kampus UNNES.

Ehm mungkin orang memang tidak akan cepat berubah, bahkan rentang empat sampai lima tahun itu masih terbilang waktu yang terlalu singkat. Terlalu singkat untuk berubah secara drastis atau total, meskipun tidak sedikit orang yang berubah secara drastis dalam rentang empat sampai lima tahun. Karena hakikat dari perubahan yang sesungguhnya adalah usaha yang diupayakan secara mandiri dan personil. Tanpa kemandirian dan usaha yang keras, manusia akan berjalanan di tempat atau stagnan tanpa perubahan apapun.

Reuni sendiri menurut saya bukan hanya sekedar kebiasaan yang dibiasakan, tetapi lebih dari ajang silaturahmi yang sangat bernilai. Bernilai dalam arti bahwa dengan reuni kita bisa belajar banyak dari teman-teman kita yang mempunyai pengalaman yang mungkin berbeda dengan pengalaman yang kita alami. Pasti akan ada banyak cerita dari teman-teman kita yang telah mengamalkan gelar sarjananya setelah lulus dari kuliah. Ada yang bekerja sesuai profesinya yaitu guru, dan ada pula yang bekerja tidak sesuai dengan profesinya misalnya kerja di kantoran.

Seperti kisahnya teman saya Gopal atau nama lengkapnya Ristiono Mei Eko Palguno asal dari Tegal. Dia setelah lulus kuliah sempat mengajar di beberapa sekolah di Tegal, tetapi karena tidak ada perkembangan dia merantau ke Pontianak Kalbar. Dia merantau ke Pontianak lantaran diajak oleh kakak kelas di HKn-PPKn yaitu Mas Yahya. Dia merantau dengan maksud untuk mengabdikan diri di Pontianak sebagai guru, selain mengabdi dia juga mau mencoba peruntungan menjadi PNS. Karena memang riil bahwa di luar Jawa tenaga-tenaga dari Jawa masih sangat dibutuhkan. Dan alhamdulillah tahun ini Mas Gogal diterima menjadi PNS di Pontianak Kalbar.

Atau seperti kisahnya Mbak Rina yang karena susah mencari kerja di Semarang, dia merantau ke Riau ikut saudaranya. Ternyata di Riau mbak rina benar-benar bisa mendapatkan pekerjaan meski awalnya tidak langsung menjadi guru tetapi kerja di kontraktor. Tetapi lebih dari menjadi guru, Mbak Rina ternyata menemukan jodohnya di Riau dan setelah menikah menikah Mbak Rina bisa menjadi guru.

Saya sebagai teman yang baik sangat bangga dan bahagia melihat keberhasilan teman-teman saya. Hampir semua teman-teman saya telah bekerja dan hampir rata-rata teman saya telah berkeluarga. Pekerjaan teman-teman saya juga relevan sesuai dengan profesi yang diemban. Saya berharap kepada teman-teman saya agar menjadi guru yang baik. Guru yang bijaksana dan humanis terhadap murid-muridnya. Guru yang bisa membuat perubahan besar dalam dunia pendidikan di Indonesia. Guru yang tidak gila hormat oleh muridnya lantaran dirinya adalah seorang guru. Selamat teman-temanku semua, insya allah kita akan berjumpa lagi dalam keberhasilan yang lebih dari saat ini, amien.
Continue Reading...

Monday, September 28, 2009

RESUME MATA KULIAH FILSAFAT ILMU LANJUTAN Tanggal, 07 September

TUGAS RESUME
MATA KULIAH FISLSAFAT ILMU LANJUTAN
NAMA: SRI IMAWATI
NIM: 7817090943

Ilmu Kealaman
Yaitu: ilmu yang berpedoman pada pengalaman filsuf dan menjadikan pengalaman sebagai teori (hipotesa) kemudian diuji kebenarannya berdasarkan pengalaman.

Perbedaan ilmu dengan filsafat yaitu:
1. Ilmu
- Maju teratur, penelitian objek, caranya sama, merumuskan hasil dengan keilmuan umum.
- Ilmu sifat bahasanya sangat in personal yaitu maju teratur secara bersama-sama.
- Mempertanyakan sesuatu tetapi perkembangannya agak lambat.
- Ilmu butuh bukti empiris.
2. Filsafat
- Tidak ada kesatuan (benda, bahasa, metode, dan pendiriannya).
- Bertanya.
- Skeptis, radikal, dan kritis.
- Memberi tanda tanya pada akhir kesimpulan.

Hipotesa yaitu: turunan dari teori, distrukturkan secara rasional dan logis. Munculnya hipotesa tergantung verifikasi empirisnya.

Asumsi yaitu: pola yang tidak bisa langsung di verifikasi atau pandangan yang didasarkan pada teori. Dalam ilmu asumsi bisa menjadi pijakan.

Inferensi yaitu: menterjemahkan pengertian tertentu dari perilaku nyata, inferensi berdasarkan teori yang shoheh.

Paedagogik yaitu: ilmu yang mandiri.

Perbedaan antara ilmu, filsafat, dan aksiologi yaitu:
1. Ilmu: dikaji
2. Filsafat: skeptis, radikan, dan kritis
3. Aksiologi: kegunaan

Perbedaan sistematis dan sistemik yaitu:
1. Sistematis: logis dan berurutan
2. Sistemik: masing-masing komponen terkait satu sama lainnya

Intersubjektif yaitu: masih antar ilmuwan sebidang.

Pertemuan antara psikologi dan paedagogik yaitu sama-sama mempelajari perilaku manusia. Psikologi apa adanya sedangkan paedagogik normatif.

Cagito ergo sum yaitu: ketika saya berfikir saya ada. Hanya otak dan fisik yang ada dalam diri manusia, otak sebagai pengendali sedangkan fisik adalah bendanya.

Kajian ilmu filsafat yiatu etika dan estetika.

Skodelik yaitu bebas, sedangkan arbitrase yaitu kesepakatan antara para ilmuwan.

Dua pendekatan dalam filsafat yaitu:
1. Lingkungan para filsuf
Filsafat ilmu turunan dari filsafat umum.
2. Refleksi dari para ilmuwan
Ilmuwan memikirkan banyak hal, kemudian mulai mempertanyakannya.

Semakin akurat pengukuran maka isinya akan semakin sedikit.
Continue Reading...

Sunday, September 27, 2009

Mudik...

Waktu pulang ke kampung dua hari sebelum lebaran, jalanan sudah macet perjalanan yang seharusnya hanya tujuh sampai delapan jam tertempuh hingga delapan belas jam. Siapapun pasti sangat jenuh, lelah, capek, dan mati gaya karena saking lamanya. Saya dan seluruh penumpang tidak dapat mengeluh kepada siapapun, karena jalanan waktu itu benar-benar padat oleh para pemudik yang menggunakan motor maupun mobil pribadi. Mudik menggunakan mobil tidak masalah saya kira, meskipun tetap ada resikonya. Yang ingin saya bahas disini adalah mudik dengan menggunakan kendaraan bermotor. Bukan tidak boleh atau tidak setuju, tetapi banyak hal dan banyak faktor yang musti kita bahas mengenai mudik dengan motor.

Saat menuju ke Jakarta tadi pagi, saya berangkat dari Pekalongan pukul 07.00 wib dan alhamdulillah pukul 19.00 wib sudah tiba di terminal Lebak Bulus Jaksel. Tidak begitu macet, tetapi tidak begitu lancar juga dan ketidaklancaran itu lantaran padatnya kendaraan bermotor. Ada beberapa hal yang akan saya bahas tentang mudik dengan kendaraan bermotor, beberapa hal tersebut ada untung dan ada pula kerugiannya. Keuntungan mudik dengan motor yaitu:
1. Lebih ngirit biaya
Mudik dengan sepeda motor hanya butuh untuk beli bensin, service motor sebelum berangkat pulang, dan biaya makan di jalanan itupun jika tidak membawa bekal makanan sendiri. Ngirit biaya karena ongkos angkutan umum sangat mahal, bahkan kenaikannya tidak sesuai dengan anjuran pemerintah.
2. Lebih praktis dan cepat
Mudik dengan motor bisa lebih cepat dibandingkan dengan angkutan umum atau mobil pribadi, karena menggunakan motor bisa nyalip kanan kiri dan bisa menerobos kemacetan.
3. Motor bisa dipakai di rumah
Tidak semua orang di kampung mempunyai kendaraan bermotor, sehingga mudik dengan motor akan sangat berguna di kampuang, motor bisa digunakan untuk keliling silaturahmi.
4. Pengalaman yang menyenangkan
Menurut saya bisa mudik menggunakan motor pasti akan menyenangkan meski saya belum pernah mencobanya, menyenangkan dalam artian bahagia karena bisa bertemu dengan sesama pemudik dan bisa menikmati alam bebas.
5. Memberikan rejeki dadakan bagi penjual jalanan (penjual dadakan)
Jumlah pemudik menggunakan motor yang begitu banyak menyebabkan banyaknya penjual makanan dan minuman dadakan, otomatis akan menguntungkan penjual dadakan tersebut.
6. Menguntungkan pertamina
Otomatis akan banyak motor yang mampir ke pom bensin sekedar untuk mengisi bensin yang habis, apalagi jika motornya tergolong motor yang boros.

Kerugian mudik menggunakan motor yaitu:
1. Resiko kecelakaan yang tinggi
Menggunakan motor sangat beresiko terjadi kecelakaan, apalagi satu motor di isi oleh lebih dari dua orang. Resiko kecelakaan menggunakan motor biasanya karena pengendara ngantuk, atau karena kesalahan dalam menyalip mobil-mobil besar. Resiko kematian lainnya biasanya disebabkan oleh angin jalanan yang begitu tajam, sehingga orang-orang yang daya tahan tubuhnya lemah akan beresiko terkena masuk angin akut.
2. Kepanasan
Sudah pasti akan lebih nyaman menggunakan bus dengan ac dibandingkan menggunakan motor di siang hari.
3. Boros jajan
Boros jajan artinya, jika pengendara termasuk orang yang tidak tahan lelah otomatis dia akan banyak berhenti untuk beristirahat, dan berhenti tersebut otomatis harus di warung makan jalanan.
4. Kelelahan
Kelelahan menggunakan bus berbeda dengan menggunakan motor, menggunakan motor seharian lelahnya bisa berhari-hari, apalagi jika pengendara tidak menopang dirinya dengan vitamin dan makanan yang bergizi.

Tentu mudik menggunakan apapun pasti beresiko dan perlu berhati-hati, apalagi mengingat padatnya pemudik pada hari raya idul fitri. Hampir semua orang sepakat bahwa mudik pada saat idul fitri adalah keharusan yang harus diusahakan dengan sungguh-sungguh. Silaturahmi sebenarnya tidak harus bertatap muka, apalagi di jaman yang serba canggih dan cepat. Tetapi bagi sebagian orang silaturahmi dengan fisik akan lebih bernilai dari hanya sekedar lewat telephone, sms, chatting, atau email. Masyarakat Jawa yang tinggal di Jakarta rata-rata masih menganggap mudik idul fitri adalah sebagai sebuah keharusan. Karena mudik pada saat idul fitri sangat menyenangkan dan menggembirakan, menyenangkan karena hampir seluruh orang kampung yang merantau akan kumpul pada saat idul fitri. Sehingga kita bisa bertemu dengan orang-orang yang lama tidak kita jumpai. Bagaimanapun, saya termasuk orang yang sepakat bahwa hari raya idul fitri akan lebih berkesan jika dirayakan di kampung halaman tempat kelahiran saya.
Continue Reading...

Friday, September 25, 2009

Kerang Dan Karang...

Pagi tadi saya ke laut buntu yang tidak jauh dari rumahku, kira-kira lima kilo meter saja. Saya ke laut bersama rombongan anak-anak muda usia Sekolah dasar dan SMP serta kakak keponakanku, kira-kira kita berlima orang. Pukul 07.00 saya sampai laut buntu menghampiri sukoco yang sudah seperti saudaraku sendiri. Saya bersama rombongan langsung menuju batu karang yang letaknya di ujung laut sebelah barat. Saya dan rombongan bermaksud mencari kerang hijau yang kata sukoco lumayan banyak jumlahnya. Saya awalnya tidak begitu punya gambaran akan keberadaan kerang-kerang tersebut. Setelah tiba di batu karang di ujung barat lautan, saya tertegun ketika melihat kerang-kerang hijau menempel begitu mesra di batu karang yang kokoh. Saya hampir tertipu dengan keberadaan kerang-kerang tersebut yang menempel begitu rapat, apalagi kerang-kerang tersebut ditutupi oleh beberapa lumut dan beberapa rumput-rumput halus yang saya tidak tahu apa namanya.

Mulailah saya dan teman-teman saya semangat mencabuti kerang-kerang tersebut, begitu kuat dan perkasanya kerang-kerang tersebut melekat di batu karang, sehingga tangan-tangan kami lecet dan perih karena benturan tajam dengan kerang dan karang. Perih yang sesungguhnya hadir hampir tidak kami rasakan dengan sempurna, bahkan teriknya matahari pagi pun sudah mulai sedikit memanggang kulit wajah saya dan teman-teman saya. Baju dan celana yang basahpun tidak saya hiraukan, bahkan kaki saya pun sudah mulai kesemutan karena lama berjongkok.

Di tengah pengambilan kerang-kerang tersebut, saya bertanya kepada sukoco berapa harga kerang satu kilonya? Sukoco bilang bahwa harga kerang satu kilo sekitar 12.000, harga yang sangat murah dan terjangkau sebenarnya. Artinya sesungguhnya saya bisa membelinya jika memang saya menginginkan untuk memakan kerang hijau tersebut. Tapi kemudian saya berfikir kembali, bahwa secara logika sekalipun orang akan senang hati dan bangga dengan hasil jerih payahnya dibandingkan tinggal menikmati jerih payah orang lain. Dengan semangat itulah saya kembali semangat mencungkil kerang-kerang tajam yang menempel di batu karang. Tidak terasa waktu menunjukkan pukul 08.30 pagi, dan saya beserta rombongan memutuskan untuk meninggalkan kembali kerang-kerang yang jika malam kesepian teman tetapi bahagia karena dihibur oleh deburan ombak besar yang menggelegar menyambar ke tepi pantai.

Saya dan teman-teman saya memutuskan untuk mampir di warung tenda pinggir pantai yang kebetulan jualan lontong dan gorengan juga minuman dingin. Kami berlima merasa sangat kelaparan setelah sekian jam bergelayut dengan kerang dan batu karang. Kami makan sampai kenyang dan hingga hauspun menghilang dari tenggorokan. Saya keluarkan uang 50.000 dan beranggapan akan habis sekitar 25.000 atau lebih, ternyata saya hanya harus membayar 11.500. Sanking kagetnya saya bilang: ibu, uang ten mriki taksih aji nggih bu? wong jajan tiang gangsal kok telase namung 11.500, nak ten jakarta arto 50.000 mpun mboten aji bu. Si ibu hanya tersenyum mendengar celoteh kaget saya, dan sambil mengembalikan kembalian uang saya, si ibu mengobrol banyak tentang beberapa hal diantaranya: dia prihatin dengan anak-anak muda jaman sekarang yang sukanya pacaran, bahkan pacarannya sampai kelewat batas, bahkan tidak sedikit anak-anak muda yang hamil di luar nikah, dia bercerita bahwa anak-anak muda yang pacaran di laut jika melewati batas waktu maghrib akan di usir oleh pemuda desa, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, karena suatu hari lalu pernah ada kejadian yang tidak mengenakkan dan tidak layak untuk diceritakan.
Continue Reading...

Dialog...

Saya sedang bercerita kepada teman saya anak IMM tentang mudik, bagi saya mudik hanya fenomena biasa yang akhirnya dibudayakan. Karena dibudayakan mudik seolah-olah menjadi sesuatu yang sifatnya wajib dan jika orang punya kampung tapi dia tidak mudik maka menurut teman saya dia punya masalah di rumah. Nah saya jadi teringat kenapa saya tidak buru-buru mudik padahal sudah mendekati lebaran, saya bilang ke teman saya bahwa saya tidak pulang karena males. Kemalasan saya disebabkan oleh kegagalan pencalegan saya pada pemilu legislatif kemaren. Meskipun sebenarnya saya sudah santai dan mengikhlaskan semuanya, karena bagaimanapun segala yang kita lakukan pasti ada resikonya. Dan resiko itu bisa baik dan bisa juga sangat tidak baik alias akan menyakitkan diri kita baik secara fisik maupaun secara psikis.

Tiba-tiba murid saya nimbrung dan bilang: ibu tidak usah malu bu, ibu harus biasa-biasa saja dan tetap semangat, karena ibu masih punya pekerjaan mulia yaitu sebagai seorang guru. Tanggapan yang sangat luar biasa dan sangat menggembirakan hati saya. Sebagai seorang guru saya mengharapkan murid saya menganggap saya sebagai patnernya dalam belajar. Saya ingin semua murid saya bisa senang dan nyaman dengan kehadiran saya. Saya ingin mereka mengharap kehadiran saya ketika saya tidak masuk sekolah.

Bagi saya pribadi, murid adalah aset masa depan yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya. Murid adalah anugrah dari Tuhan yang harus didampingi hingga mencapai keberhasilan awal. Murid adalah manusia yang punya karakter unik dan harus dipahami pola berfikirnya. Tentu ini tidak menafikkan kapasitas guru yang juga harus dihargai dan dihormati oleh murid-muridnya. Atau lebih pantas dan adilnya yaitu saling menghormati dan menghargai antara guru dan murid.
Continue Reading...

Thursday, September 10, 2009

RESUME MATA KULIAH FILSAFAT ILMU LANJUTAN Tanggal, 03 September

Pengertian filsafat ilmu?
Filsafat ilmu pengetahuan adalah suatu bidang studi filsafat yang obyek materinya berupa ilmu pengetahuan dalam berbagai jenis, bentuk, dan sifatnya. Jadi filsafat ilmu pengetahuan meliputi pluralitas ilmu pengetahuan sedangkan obyek formalnya berupa hakikat ilmu pengetahuan.

Mengapa manusia berfilsafat?
Agama dengan keimanan dan ketaqwaannya tidak menahan manusia menggunakan akal budi dan fikirannya untuk mencari tahu apa sebenarnya yang ada dibalik segala kenyataan (realitas) hidup. Proses mencari tahu itu menghasilkan sebuah kesadaran, yang disebut pengetahuan. Jika proses itu memiliki ciri-ciri metodis, sistematis dan koheren, dan cara mendapatkannya dapat dipertanggung-jawabkan, maka lahirlah ilmu pengetahuan.

Bagaimana manusia berfilsafat?
Manusia berfilsafat dengan menggunakan akal pikirannya, dan akal pikiran itu digunakannya untuk mencari suatu kebenaran yang ilmiah serta dapat dipertanggung jawabkan. Metode memperoleh pengetahuan dan menentukan sifat kebenaran pengetahuan yaitu:
1. Metode empirik (empirism)
2. Metode rasional (rasionalism)
3. Metode fenomenologi (fenomenologism)
4. Medote ilmia (menggabungkan metode empiris dan rasional)

Ada beberapa era kehidupan:
1. Agraris
Masyarakat agraris adalah masyarakat pedesaan yang sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani.
2. Industri
Efisiensi dan efektivitas pada era industri sangat tepat guna dan cepat berkembangnya.
3. Respiritualisasi
Upaya peningkatan nilai-nilai kemanusiaan semakin terlihat dengan jelas, sehingga manusia bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dengan baik. Manusia bahagia tidak selalu dengan harta benda, tetapi dengan kesenangan hati dan jiwa. Spiritualitas tidak harus berhubungan dengan agama yang ada, tetapi lebih dari itu spiritualitas adalah nilai-nilai kemanusiaan (humanisme).

Assesmen yang berstandar mutlak yaitu:
1. The learning (pembelajaran)
Pembelajaran yang dikembangkan di sekolah harus mulai dikembangkan dan tidak boleh hanya standar-standar saja. Seperti kasus UAN, buat apa dilaksanakan jika tidak banyak memberikan nilai positif bagi para peserta UAN.
2. The learner (yang belajar)
Siswa yang belajar juga harus peduli dan serius dalam menerima pelajaran dari guru.

Standar pendidikan di Indonesia
Seharusnya dan semestinya standar yang menyesuaikan dengan manusia, bukan manusia yang menyesuaikan dengan standar. Adapun standar pendidikan yang seharusnya menurut Peter Watson yaitu:
1. Memiliki equity (hak)
2. Memiliki equality (kesetaraan)
3. Memiliki eficiency

Potensi dalam diri manusia
1. Baik (positif)
Potensi yang mendorong manusia untuk berbuat banyak bagi orang lain, sehingga keberadaannya di dunia tidak terasa sia-sia.
2. Tidak baik (negatif)
Penghalalan segala cara dalam mencapai tujuan yang diinginkan, tidak peduli apakah cara itu layak ditempuh atau tidak layak untuk digunakan.

Pilihan dalam hidup manusia
1. Melawan arus
2. Ikut arus
3. Hidup bersama arus
Continue Reading...

Suap...

Ada sebuah cerita tentang dosen dan mahasiswa yang sedang melakukan bimbingan skripsi, dosen tersebut membimbing ke empat mahasiswanya secara sekaligus, hal ini dilakukan karena si dosen jarang ada waktu luang dan si dosen pengen mahasiswanya bisa saling membantu dalam menyelesaikan skripsi, tentunya saling membantu dalam kebaikan dan kemanfaatan.

Mahasiswa bimbingan sangat agresif dan semangat, mereka benar-benar ingin bisa cepat lulus dan mendapatkan gelar sarjana. Si dosen tidak bermaksud mempersulit sang mahasiswa, sang dosen hanya ingin skripsi mahasiswanya berkualitas alias tidak sembarangan. Akhirnya atas nama idealisme sang dosen, mahasiswa dibimbing satu-satu dengan sangat teliti sampai mahasiswa paham akan kekurangan dan kesalahannya.

Bimbingan berlangsung selama hampir tiga jam, dan setelah selesai sang dosen berpamitan untuk pulang karena masih ada urusan yang harus diselesaikan. Tiba-tiba salah satu mahasiswa mengejar sang dosen dan hendak memberikan amplop kepada sang dosen, kontan sang dosen kaget dan menolak amplop tersebut. Tetapi dengan tak gentar sang mahasiswa tetap mengejar dosen dan memaksa memasukkan amplop tersebut ke dalam tas ransel dosen. Dosen ngotot tidak mau dan memberikan kembali amplop tersebut, sang mahasiswa juga tak lelah berusaha dengan menyelipkan amplop tersebut di kantong kecil tas ransel sang dosen. Karena lelah dan tidak mau berdebat, sang dosen akhirnya membiarkan dan berkata: "besok-besok jangan diulangai lagi ya pak dan bu?"

Sang dosen menghela napas dan berfikir tentang: kenapa ya orang Indonesia tidak pernah bisa tegas terhadap hal-hal yang tidak benar sekalipun. Bukan persoalan butuh uang tetapi lebih pada persoalan bahwa sang dosen tidak cukup punya nyali untuk menyakiti hati mahasiswanya yang telah menyiapkan uang transportasi untuk dirinya. Bukan apa-apa karena jumlah uangnyapun tidak banyak dan tidak terlalu dibutuhkan oleh sang dosen. Akhirnya dosen tersebut berfikir untuk suatu saat akan mengembalikan uang tersebut dan akan bilang bahwa membimbing skripsi adalah tugas dan kewajibannya sebagai seorang dosen, sehingga mahasiswa tidak perlu repot-repot memberikan uang transport buatnya.
Continue Reading...

Organisasi Berbeda Dengan Kantoran...

Ketua organisasi pasti berbeda dengan jabatan pimpinan di kantor atau perusahaan. Secara kasat mata orang sudah tahu bahwa di organisasi tidak di bayar sedangkan di kantor atau perusahaan orang kerja secara profesional dan mendapatkan gaji. Statemen ini bukan berarti mengatakan bahwa kerja di organisasi tidak profesional. Karena menurut saya di organisasi juga sangat profesional, karena organisasi juga mempunyai aturan-aturan kebijakan yang jelas dan taat hukum yang berlaku.

Dunia kerja menuntut loyalitas dan profesionalisme kaku, sedangkan di organisasi menuntuk loyalitas dan komitmen secara tulus ikhlas. Di dunia kerja orang tidak boleh main-main dan seenaknya sendiri, sedangkan di organisasi orang bisa seenaknya sendiri selama bertanggung jawab atas tugasnya di organisasi.

Makanya saya sepakat dengan pernyataan: menjadi ketua umum organisasi bisa jauh lebih berat dibandingkan menjadi direktur atau pimpinan dalam sebuah perusahaan. Di organisasi ketua belum tentu mampu mengkoordinir anggotanya untuk satu jalan dan satu tujuan, karena di organisasi ego masing-masing anggota dibiarkan liar sesuai dengan kapasitasnya. Berbeda dengan di perusahaan atau kantor, ego para karyawan dipaksa untuk selaras dan sama atas nama kepentingan perusahaan atau kantor.

Sehingga wajar ketika kita menyaksikan akan ada banyak konflik di organisasi dibandingkan konflik yang ada di kantor atau perusahaan. Bagaimanapun di kantor adalah tempat dimana orang mengejar karir dan jabatan, yang semua itu dihargai dengan imbalan gaji. Sedangkan di organisasi orang hanya mengejar prestise atau nama secara sosial masyarakat, dan sama sekali tidak ada imbalan atau gaji. Oleh karenanya iklim di organisasi pastilah berbeda dengan iklim dikantor, sehingga kurang bijak jika ada orang-orang kantoran yang kebetulan aktivis memposisikan organisasi layaknya dirinya berada di kantor.
Continue Reading...

Diskusi Tentang Peran Muhammadiyah Untuk Negara Indonesia...

Muhammadiyah sebagai organisasi besar setelah NU, tentunya sangat berperan aktif dalam mengisi pembangunan Indonesia. Lewat berbagai bidang garapnya, Muhammadiyah selalu menempatkan diri pada posisi siap siaga untuk majunya negara Indonesia. Beberapa bidang yang digarap Muhammadiyah seperti: pendidikan dari TK sampai Perguruan Tinggi, Panti asuhan, Panti jompo, Rumah sakit, Pekan kesehatan umat, Panti rehabilitasi narkoba, Zakat, Bank persyarikatan, dan lembaga-lembaga lainnya yang sinergi denga program pembangunan pemerintah Indonesia.

Warga muhammadiyah peduli dengan majunya bangsa Indonesia, warga Muhammadiyah juga terlibat aktif dalam struktur pemerintahan baik yang formal maupun yang non formal. Peranan warga Muhammadiyah tersebut adalah sebagai bukti kepedulian warga Muhamamdiyah terhadap bangsa Indonesia ini. Warga Muhammadiyah peduli karena warga Muhammadiyah merasa bahwa negara Indonesia adalah bagian dari hidup dan kehidupannya, karena tanpa negara Indonesia Muhammadiyah tidak akan bisa eksis dan berkembang.

Muhammadiyah mengakui kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden sebagai kekhalifahan, artinya bahwa Presiden dan Wakilnya adalah khalifah bagi warga Muhammadiyah selama dia beragama Islam dan memiliki moralitas yang disyaratkan oleh warga Muhammadiyah. Tentang konsep hukuman bagi orang yang melakukan pelanggaran, ini menurut yang saya pahami bahwa Muhammadiyah cukup toleran dengan konsep bahwa ketika orang mencuri dan dia telah dipenjara otomatis itu sudah merupakan hukuman bagi dia karena telah melakukan kesalahan mencuri.

Untuk masalah politik, Muhammadiyah memang berbeda dengan NU yang jelas-jelas mengakui PKB sebagai partainya orang-orang NU. Dalam hal ini Muhammadiyah tidak mau terjebak pada politisir organisasi untuk kepentingan partai. Atau Muhammadiyah tidak mau jika ada warga Muhammadiyah yang menggunakan fasilitas Muhammadiyah untuk kampanye. Muhammadiyah memberikan kebebasan kepada warganya untuk memilih partai sesuai dengan hati nuraninya. Meski ketidakpastian sikap Muhammadiyah terkadang menimbulkan polemik dalam organisasi. Bahwa banyak atau ada beberapa orang yang akhirnya tidak bisa membedakan mana wilayah organisasi dan mana wilayak kepentingan politis. Sehingga akhirnya jalannya organisasi sedikit terganggu oleh masalah-masalah kepentingan tersebut.

Saya pernah nyaleg DPR RI dapil 10 jawa tengah dari partai matahari bangsa, bukan partai Muhammadiyah hanya saja anggotanya adalah kader-kader Muhammadiyah. Saya paham dan bisa menerima bahwa partai saya berbasic Muhammadiyah meskipun Muhammadiyah tidak pernah mengakui partai saya sebagai milik Muhammadiyah. Tetapi sebagai kader Muhammadiyah tidak salah ketika saya berkampanye di warga Muhammadiyah, selama saya tidak mempolitisir organisasi Muhammadiyah untuk kepentingan kampanye saya. Yang tidak boleh menurut saya adalah ketika saya mewajibkan kepada warga Muhammadiyah untuk memilih saya karena saya kader Muhammadiyah.

Kasus kekalahan calon DPD dari muhammadiyah jawa tengah memang menyakitkan, dan saya kira itu salah satu dampak negatif dari tidak jelasnya sikap Muhammadiyah terhadap politik. Bukan tidak percaya pada kemampuan teks warga Muhammadiyah akan partai politik dan teori-teorinya, tetapi lebih pada kejelasan sikap Muhammadiyah antara iya atau tidak? Jika iya berarti warga Muhammadiyah memang harus mulai membenahi diri untuk terjun ke politik baik konseptual maupun praktis. Jika tidak itu artinya stop bagi semua warga Muhammadiyah agar tidak terlibat di politik. Dan sebagai warga Muhammadiyah yang baik tentunya akan bisa menerima keputusan tersebut dengan hati ikhlas dan lapang dada.
Continue Reading...

Saturday, September 05, 2009

waktu...

ketika itu ingus masih meler...
maen peta kumpet dan blarak sempyar bareng teman-teman kecilku...
sangat menyenangkan dan tanpa beban...
hiruk pikuk anak-anak kecil ramaikan hamparan lapangan desa...
lapangan yang rimbun oleh rumput-rumput hijau nan lebat...
tidak hanya anak-anak...
orang tua pun ikut serta nongol dan nungguin anak-anaknya yang sedang bermain di lapangan...
bermain-main hingga maghrib tiba...
setelah maghrib anak-anak pun ikhlas untuk melanjutkan bermain bersama teman-temannya...
bermain tanpa beban apapun...
termasuk tanpa beban karena ada film bagus di tv...
maklum waktu itu acara tv tidak sebagus sekarang...
cerita ini berakhir ketika aku masuk smp...
dan ternyata aku tidak punya penerus...
setelah aku smp...
anak-anak kecil dibawahku sudah tidak tertarik main di lapangan...
aku tidak tahu kenapa?
tapi sepertinya salah satu penyebabnya karena tv...
aku smu dan aku kuliah, lapangan sudah semakin sepi...
bahkan sangat sepi...
ibu-ibu dan bapak-bapak pun sudah tidak terlihat di pinggiran lapangan...
bukan karena sibuk habis dari kantor...
tetapi kurun waktu aku lulus sekolah dasar...
banyak ibu-ibu yang menjadi tki...
sehingga bapak-bapak pun sibuk dengan pekerjaan rumah tangga...
lapangan sunyi...
hijau rumput menjadi tandus...
keceriaan punah...
tawa anak-anak garing...
permainan masa kecilkupun tak berbekas...
anak-anak kecil yang baru tidak tertarik lagi main: peta kumpet, blarak sempyar, sudamanda, karetan, dan atau pasar-pasaran...
bukan salah mereka...
jika mereka lebih tertarik dengan permainan yang baru...
karena orang tua mereka tidak mewajibkan mereka untuk tahu permainan lama...

sehingga jangan kaget...
jika banyak budaya kita yang berceceran diklaim sama malaysia...
selamat merenungi kesalahan bersama...
Continue Reading...

Wednesday, September 02, 2009

Negara Indonesia Bagaimana Nasibmu...

Semua orang di indonesia pasti percaya dan yakin bahwa yang akan melanjutkan kepemimpinan di indonesia adalah para generasi muda. Generasi muda dianggap mampu karena usianya yang masih belia dan karena semangat generasi muda masih menggebu-gebu. Idealnya berarti bahwa generasi muda yang diharapkan tersebut harus benar-benar siap menjadi manusia perkasa yang akan menggantikan tampok kepemimpinan para genarasi tua. Nah pertanyaannya kemudian adalah bagaimana gambaran generasi muda saat ini? Siapkah mereka menjadi pemimpin-pemimpin bangsa untuk menggantikan para pendahulunya? Mungkin bukan kita yang menjawab tetapi mereka, meskipun secara kasat mata kitapun sudah dapat menilai secara umum bahwa generasi muda di indonesia mengalami kemunduran dalam banyak hal, termasuk dalam cara berfikir dan bergaul.

Saya ingat salah satu siswa yang tidak berpuasa pada bulan ramadhan dan ketika saya tanya alasannya dia bilang: "saya bosan bu puasa, dari dulu sampai sekarang gini-gini saja tidak ada perubahannya." Saya kaget dengan jawaban tersebut, sekaligus koreksi diri bahwa ternyata kadang jawaban mereka jauh lebih logis dari yang pernah kita fikirkan sebagai orang dewasa. Masalah lain misalnya tentang tawuran yang jelas-jelas merupakan tindakan kekerasan dan menimbulkan kekacauan, ada beberapa anak muda yang bilang seperti ini tentang tawuran: "namanya juga anak remaja bu, gejolak jiwa mudanya masih tinggi dan ibu sebagai orang dewasa harus bisa ngerti dung." Lagi-lagi saya kaget dengan jawaban tersebut, karena saya berharap anak tersebut akan bilang: "iya bu, saya prihatin dengan generasi muda yang bisanya hanya tawuran, mereka mencemarkan nama baik indonesia bu." Tapi sayang, kata-kata tersebut seolah hanya hayalan yang sulit untuk terwujud dengan indah.

Bicara tentang nasib negara indonesia tentu tidak bisa lepas dari perilaku masyarakatnya, apakah perilaku masyarakatnya bermoral atau tidak memiliki etika sama sekali, atau berada diantara keduanya. Bagaimanapun moral menjadi standar, karena agama di indonesia ada enam dan kita tidak mungkin menggunakan salah satu agama saja sebagai sumber inspirasi dalam membangun negara indonesia. Sehingga batasan moral sekiranya bisa disepakati oleh semua agama, karena hampir semua agama yang ada di indonesia dan di seluruh duni pasti mengajarkan kebaikan kepada umatnya.

Saya tidak lagi sedang bilang bahwa moral di indonesia tidak baik, hanya sedang mengalami penurunan yang cukup drastis. Bagaimana tidak, akhir-akhir ini ada anggapan yang bicara tentang realitas keberagamaan di indonesia. Ada yang mempertanyakan tentang dua hal penting yang berkaitan langsung dengan moral yaitu:
1. orang beragama tapi tidak agamis
2. orang tidak beragama tapi agamis
Ketika kita menemukan dua pertanyaan tersebut, sebagai orang yang beragama kita akan memilih yang mana kira-kira, yang pertama atau yang kedua? Tentu tidak ada pilihan ketiga, karena tawaran pertanyaannya hanya ada dua.

Realitas yang mayoritas di indonesia menurut saya adalah yang kesatu, di indonesia agama menjadi wajib dan tidak boleh atheis di negara tercinta ini, sehingga semua manusia yang menginjakkan kaki di indonesia wajib memakai agama dalam kehidupannya. Keberagamaan yang mayoritas tersebut ternyata tidak menjamin kualitas keberagamaan manusianya, terbukti indonesia adalah negara yang mempunyai banyak permasalahan yang berhubungan dengan menurunnya nilai-nilai moralitas. Ada beberapa contoh yang saya kira kita semua sepakat bahwa itu adalah permasalahan moral yang musti cepat diselesaikan diantaranya:
1. budaya korupsi
2. free seks di kalangan anak remaja
3. tawuran pelajar
4. anak-anak berani membantah orang tuanya
5. banyaknya pelacuran
6. adanya penguasa yang kurang bertanggung jawab
7. pengangguran
8. kemiskinan
9. pencurian dan perampokan
10. pembunuhan, dan lainnya.

Bukan tidak bisa diselesaikan, tetapi lebih pada pertanyaan ulang kenapa indonesia dengan masyarakatnya yang beragama cenderung tidak agamis dalam kehidupan sehari-harinya? Karena saya tidak akan menyalahkan agama, bagaimanapun agama tidak salah dan tidak layak dijadikan tersangka, karena agama akan pasif jika tidak dijalankan oleh manusia sebagai benda hidupnya.

Tentu kiranya jawaban atas pertanyaan dan ketakutan-ketakutan terhadap permasalahan di atas menurut saya hanya satu: bangkitnya semangat generasi muda untuk menjadi manusia yang tangguh dan siap membangun negeri dengan keringatnya dan darahnya. Bukan tidak percaya dengan orang-orang tua, tetapi dalam sistem apapun regenerasi harus berjalan dengan baik dan sempurna. Sehingga mulai dari saat ini para orang-orang tua harus mendidik anak-anaknya menjadi generasi yang siap tersebut, generasi yang tangguh, dan generasi yang tidak cengeng serta siap berperang untuk kemaksiatan di muka bumi indonesia.
Continue Reading...

Tuesday, September 01, 2009

Contact

Advice from friends will be very useful to me.
Continue Reading...

About Me

Nama: Sri Imawati, S.Pd, M.Pd
TTL: Batang, 16 Maret 1983
Email: immawati83@gmail.com / s.immawati@gmail.com
Alamat: Beranda Ganesha Blok C7 No. 9 Telaga Kahuripan Parung Bogor Jabar 16000
Asal: Krajan Krengseng RT 01 / RW II No. 16 Gringsing Batang Jawa Tengah
Hobby: Jalan-jalan

Pendidikan:
MI Krengseng Gringsing Batang Lulus 1994
SMP N 03 Gringsing Batang Lulus 1997
SMK Muhammadiyah 01 Weleri Kendal Lulus 2000
S1 Universitas Negeri Semarang Jurusan PKn Lulus 2004
S2 Universitas Muhamamdiyah Prof. Dr. Hamka Jurusan PEP Lulus 2008
S3 Universitas Negeri Jakarta Jurusan PEP Lulus 2012

Organisasi:
Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah Sebagai Sekbid Kominmas
Kwarwil HW DKI Jakarta Sebagai Anggota
DPP Partai Demokrat Sebagai Anggota Komlik
DPP Partai Matahari Bangsa Sebagai Anggota 
Pimpinan Ranting Ikatan Remaja Muhammadiyah SMK Muhammadiyah 01 Weleri Sebagai Wakil Ketua II
Pimpinan Cabang Ikatan Remaja Muhammadiyah Gringsing Batang Sebagai Ketua Umum
Pimpinan Daerah Ikatan Remaja Muhammadiyah Kendal Sebagai Wakil Bendahara
Pimpinan Daerah Ikatan Remaja Muhammadiyah Batang Sebagai Wakil Sekretaris
Pimpinan Wilayah Ikatan Remaja Muhammadiyah Jawa Tengah Sebagai Ketua Umum
Pimpinan Pusat Ikatan Remaja Muhammadiyah Sebagai Sekbid SDI
Ikatan Mahasiswa Muhamamdiyah Komisariat UNNES Sebagai Sekbid Advokasi
Perpustakaan Jurusan HKn UNNES Sebagai Koordinator
Rohis Jurusan HKn UNNES Sebagai Sekretaris Umum
Perpustakaan Masjid Ulul Albab UNNES Sebagai Sekretaris Umum
LSM Gender Alifah PP IRM Sebagai Fasilitator

Motto:
"Hidup hanya satu kali gunakan untuk kebaikan"

Continue Reading...

Tanggal 31 Agustus 2009...

Hari itu saya pertama kuliah di program doktoral unj jurusan penelitian dan evaluasi pendidikan. Saya sampai di unj sekitar pukul 07.30 sementara acara kuliah perdana dimulai pukul 08.00. Sesampai di unj saya agak terasing karena benar-benar tidak punya teman. Akhirnya kuliah perdanapun dimulai di aula lantai satu gedung pasca sarjana, dan ternyata agiel temenku juga masuk pasca s2 di unj. Karena dia sudah datang dan untuk yang magister jam 10.00 maka saya mengajak agiel untuk ikut kuliah perdana di program doktoral.

Mahasiswa yang diruangan tersebut lebih dari dua ratus dan saya melihat girang semangat di wajahnya. Sayapun terbawa suasana semangat yang luar biasa dan sudah membayangkan gelar doktor yang selama ini saya impikan dan cita-citakan. Dalam sesi tanya jawab saya sempat meminta kerjasama dari semua dosen yang kelak menjadi promotor, karena bagaimanapun kita tidak bisa menafikkan akan kasus kegagalan skripsi, thesis, atau desertasi. Para dosen tertawa dan menegaskan bahwa dirinya akan membantu semaksimal mungkin dan sebisa mungkin. Tentu ini sangat melegakan buat saya, orang yang juga kadang takut dengan klaim dosen kiler.

Saya sempat mengamati wajah-wajah para pimpinan pasca dan juga dosen-dosen yang terdiri dari ibu-ibu dan bapak-bapak, betapa hebatnya mereka dan betapa cerdasnya mereka. Rata-rata dari mereka sudah doktor dan bahkan profesor. Semangat saya untuk seperti mereka tiba-tiba menggebu-gebu, dan saya ingin sekali bisa menjadi mereka di masa mendatang. Bukan pada jabatan strukturalnya tetapi lebih pada ilmu yang mereka miliki. Selesai kuliah umum saya masih sempat ke dokter erna untuk memeli cream malam dan toner, karena kebetulan cream malamnya sudah habis.

Pukul 13.00 saya harus masuk kelas lagi untuk silaturahmi dengan teman-teman sejurusan dan juga untuk mendapatkan orientasi dengan ketua program studi dan sekretaris program studi pep. Semua mahasiswa s3 jurusan pep telah memasuki ruangan ber ac yang sangat dingin. Tiba-tiba ada hal yang tidak diinginkan yaitu lampu diruangan tersebut padam dan gelaplah ruangan dengans segera. Akhirnya karena gelap mahasiswa s3 pep digabung dengan mahasiswa s2 pep yang jumlahnya ternyata menjadi sangat banyak sekali. Karena kapasistasnya tidak mencukupi mahasiswa s3 banyak yang berdiri termasuk saya. Saya sebenarnya tidak masalah ketika harus berdiri, cuma terkesan kurang sopan saja, masa iya diantara puluhan orang saya harus berdiri mencolok dengan baju dan kerudung merah. Tiba-tiba ada seorang bapak yang nawari saya kursi sampai maksa, saya tidak berkenan bukan sombong tetapi lebih pada hak bahwa dia lebih dulu mendapat kursi dari saya.

Selesai acara di kampus unj saya langsugn menuju menteng untuk ikut acara buka bersama di rumah menteri kesehatan. Alhamdulillah bus belum pada berangkat dan mobil terlihat menumpuk di depan gedung muhammadiyah, bahkan sampai luber ke parkiran gedung-gedung sebelah. Saya mendapatkan tumpangan mobil punya mas rohim, sebenarnya banyak yang menawari saya tetapi saya terlanjur diajak mbak neny naik mobilnya mas rohim. Setibanya di rumah menkes saya dan rombongan langsung masuk ke rumah ibu menkes bagian belakang. Dan ternyata mobil-mobil pengangkut sudah ada sebagian yang tiba terlebih dahulu. Acara di mulai pukul 16.30 dan selesai pada buka bersama yang dilanjutkan dengan sholat maghrib berjamaah. Pada sesi acara diisi oleh sambutan-sambutan dari ketua ppa dan ketua ppm, sambutan dari tuan rumah, dan diisi pengajian oleh dosen uhamka bapak ki ageng.

Selesai makan rombongan siap-siap menuju menteng untuk kembali melanjutkan diskusi yang masih ada dua sesi lagi. Sesi tentang membangun peradaban dan sesi tentang penanaman nilai-nilai islam. Pada sesi pertama peserta sangat banyak bahkan kursi yang tersedia kurang. Tetapi sesi kedua peserta sudah mulai berkurang meski tidak signifikan. Tapi kata ki ageng kita tetap harus selalu optimis kepada orang lain, bisa saja peserta yang meninggalkan ruangan memang sangat kelelahan dan harus istirahat segera. Ki ageng juga mengomentari tentang statemen polisi yang akan menjaga pengajian-pengajian yang mencurigakan, kata ki ageng: alhamdulillah kalau polisi sempat jagain pengajian, berarti polisi kan bisa ikut ngaji sekalian, barangkali selama ini tidak sempat mengaji. Luar biasa, jika dalam hidup sehari-hari kita selalu berbaik sangka sama orang lain seburuk apapun perlakuan orang tersebut sama kita.
Continue Reading...

Oleh-Oleh...

Waktu kos dulu di semarang, saya termasuk anak kos yang sering bepergian keluar kota untuk tugas dari organisasi ikatan remaja muhammadiya jawa tengah. Seperti yang dilakukan oleh orang-orang pada umumnya, setiap ada yang mau pergi jauh pasti dititipin oleh-oleh. Dan saya termasuk orang yang jarang banget membawa oleh-oleh setelah bepergian jauh. Selain karena alasan males saya juga memang waktu itu uangnya sangat mepet. Gimana tidak mepet, ongkos pulang pergi saja ditanggung oleh organisasi yang memberangkatkan saya.

Sampai sekarang meskipun saya sudah bekerja dan punya penghasilan, saya tetap males membawa oleh-oleh untuk teman saya. Saya rasa bukan karena uang lagi tetapi lebih karena saya males membawa oleh-olehnya yang menurut saya merepotkan. Dan saya menganggap bahwa oleh-oleh itu tidak wajib alias sukarela. Sama dengan ketika kita nyumbang ke pengantin, menurut saya lebih wajib datangnya dari pada nyumbangnya (memberi kado/amplop).

Saya sebenarnya agak risih dengan tradisi oleh-oleh yang akhirnya terkesan dipaksakan oleh orang-orang yang tidak punya sampai mengadakan. Bagi yang berada sebenarnya tidak menjadi masalah dan sah-sah saja, asal jangan sampai hutang hanya untuk membeli oleh-oleh. Meskipun sebenarnya tradisi oleh-oleh juga banyak kebaikannya, karena oleh-oleh bisa menyambung silaturahmi dan bisa sebagai sarana untuk berbagi rejeki jika memang kita sedang berlebihan.

Sama halnya dengan acara ulang tahun yang seringnya orang memaksakan untuk mengadakan, padahal dirinya tidak punya cukup uang. Ini mungkin yang agak kurang tepat dan harus dikoreksi bersama-sama, bahwa orang tidak perlu memaksakan diri menyenangkan orang lain ketika dirinya juga menderita. Apalagi menyenangkan dalam rangkan mendapatkan prestise atau penghargaan tertentu, semoga kita tidak termasuk yang demikian, amien.
Continue Reading...
 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog