Tuesday, January 25, 2011

Hukuman....

Saya melihat ada anak kecil kira-kira kelas tiga sekolah dasar duduk di lantai depan pintu kelasnya.

Dia duduk sambil menunduk dan terlihat sedang mengerjakan sesuatu di lantai.

Saya mencoba melihatnya lebih dekat lagi.

Ternyata anak kecil tersebut sedang mengerjakan LKS.

Sepertinya dia tidak mengerjakan PR kemudian di hukum oleh guru.

Di hukum dengan cara dikeluarkan dari kelas dan disuruh mengerjakan PR di luar kelas.

Saya mencoba mendekatinya.

Berniat bertanya dan kalau bisa menemaninya meski hanya sebentar.

Semakin dekat jarak saya dengan dia, semakin jelas terlihat bahwa dia sedang menangis.

Saya terhenyak dan tertegun.

Saya sedih dan mencoba merasakan apa yang dia rasakan.

Saya bertanya kenapa? tapi sayang tidak ada jawaban apapun.

Saya membelainya, dia semakin tertunduk lesu.

Karena tidak tega dan tidak ada respon dari dia, saya memutuskan untuk meninggalkannya.

Meninggalkannya sendirian dengan hukumannya.


Mungkin guru memang punya hak untuk menghukum muridnya.

Tapi kemudian guru juga harus bijaksana dalam menghukum.

Hendaknya hukuman tersebut yang bisa mendidik dan tidak menimbulkan efek trauma.

Menurut saya, anak sekolah dasar adalah anak yang masih sangat belia.

Usia yang masih banyak tanya dan masih belum bisa mempunyai prinsip.

Sehingga tugas guru sekolah dasar sangat berat.

Dia tidak hanya menjaga, tetapi harus mampu membimbing anak-anak muridnya agar mempunyai dasar yang bagus.


Bukan ingin menggurui.

Saya khawatir saja terhadap anak kecil tersebut.

Saya takut dia menjadi trauma dan takut dengan guru yang bersangkutan.

Jika itu terjadi, maka akan berimbas pada masa depannya.

Semoga itu tidak terjadi.

Amien.


Tidak hanya untuk anak sekolah dasar, untuk anak smp dan sma hukuman yang diberikan juga kudu diperhatikan.

Saya sebenarnya kurang sreg dengan istilah hukuman.

Mungkin peringatan untuk murid agar dia tidak mengulangi perbuatan salahnya.

Misalnya:

Ada murid yang setiap pergantian jam suka pergi ke kantin, padahal belum waktunya istirahat.

Sangking senengnya pergi ke kantin, si anak ini sampai bohong kepada gurunya.

Setiap kali mau ke kantin dia bilang mau ke kamar kecil.

Akhirnya si guru mengikuti si anak dan mendapati anak tersebut tengah makan di kantin.

Kita semua pasti sepakat, bahwa anak tersebut salah karena telah berbohong dan telah mencuri jam pelajaran demi untuk kepentingan pribadinya.

Perlu dung guru memberikan hukuman buat dia?

Saya pikir tidak perlu dihukum secara fisik, karena akan melelahkan.

Berikan saran kepada si anak agar tidak lagi berbohong.

Bilang ke dia agar selalu jujur dalam hal apapun, termasuk jujur ketika ingin pergi ke kantin.

Lama-lama dia pasti malu.

Karena bilang mau ke kantin, sementara belum saatnya istirahat.


Intinya: guru dan murid adalah patner dalam dunia pendidikan.

Keduanya harus saling mengerti dan memahami.

Guru dan murid juga harus saling melengkapi satu sama lain.

Demi terciptanya suasana belajar yang menyenangkan dan kondusif.

Amien.
Continue Reading...

Sunday, January 16, 2011

Adat Dalam Perkawinan.....

Setelah maghrib saya jalan untuk membeli kado.

Kado buat pernikahan teman saya Aris dan Firda.

Kado sekalian saya bungkus di toko tempat saya beli kado.

Setelah siap saya langsung meluncur ke rumah Firda.

Kebetulan resepsi dilaksanakan di rumah Firda.


Aris teman saya asli orang Jogjakarta, sedangkan Firda asli orang Betawi.

Kedua pacaran kurang lebih 3,5 tahun.

Firda dulu les di Primagama, nah saya dan Aris adalah mentornya Firda.

Karakter mereka berdua sangat unik.

Tapi intinya keduanya sama-sama memiliki watak yang keras.


Suasana pernikahannya begitu kental dengan adat Betawi.

Dari mulai pakaian, asesoris kanan-kiri, musik, makanan, dan para tamu yang datang.

Yang paling unik disana yang kemudian saya perhatikan adalah para tamu-tamunya.

Tamu-tamu yang datang terlihat jelas orang-orang Betawi.

Terlihat dari gaya logat bicaranya.

Diantara tamu yang saya perhatikan, terlihat rombongan bang jago.

Ada sekitar sepuluh bang jago.

Mereka mengenakan setelah baju warna hitam, peci merah tua, kumis menjulang, bewok lebat, tatapan mata sangat tegas dan pasti, bicaranya juga mantap.

Saya akhirnya tahu bahwa mereka adalah asli orang Betawi.

Mereka adalah para pengurus FBR.

Mereka juga para jagoan-jagoan Betawi yang diandalkan oleh masyarakat Betawi.


Terlepas dari pengamatan saya di atas.

Ada satu hal yang kemudian menjadi pemikiran saya.

Bahwa menurut saya menyumbang/memberi amplop itu sebenarnya tidak wajib.

Karena yang wajib adalah menghadiri pernikahannya dengan ikhlas.

Karena jika amplop diwajibkan, sama saja mempelai tidak ikhlas menyelenggarakan perkawinan.

Tapi kenyataannya tidak demikian, orang mendingan tidak datang dari pada tidak membawa amplop.

Bahkan di daerah tertentu, ada standar yang disepakati bersama-sama untuk isi amplop.

Yah, ini memang budaya di Indonesia.

Tidak gampang untuk merubahnya.

Sama dengan budaya pada pakaian yang dikenakan.

Pasti pasangan mengenakan pakaian sesuai dengan asal daerahnya.

Dengan alasan menghormati adat-istiadat daerah kelahirannya.


Seperti apapun adat dalam perkawinan.

Satu yang penting, bahwa menghadiri undangan itu adalah sesuatu yang harus.

Kecuali kita berhalangan dan benar-benar tidak bisa.

Karena menghadiri undangan itu dapat memperpanjang silaturahmi kita dengan teman-teman kita.
Continue Reading...

Tuesday, January 11, 2011

Suatu ketika ada calon guru sedang PPL di SMA NEGERI di daerah Jogjakarta.

Guru tersebut sebut saja bernama SARASWATI AYU, biasa dipanggil ibu AYU oleh murid-murid barunya.

Ibu AYU ini kuliah di UNIVERSITAS NEGERI di Jogjakarta dengan jurusan FISIKA.

Selain CANTIK ibu AYU ini adalah merupakan guru PPL yang paling RAMAH DAN BAIK HATI.

Karena KERAMAHANNYA tersebut, murid-murid di SMA NEGERI tersebut tidak ada yang USIL DAN MENGGANGGU ibu AYU.

Bahkan murid-murid di SMA NEGERI tersebut sangat menyukai dan mencintai ibu AYU.

Usia ibu AYU kala itu adalah 25 tahun.

Terlalu tua untuk orang yang belum SARJANA, ceritanya ibu AYU pernah cuti selama dua tahun karena SAKIT.

Sehingga ibu AYU tertinggal lama oleh TEMAN-TEMAN SEKELASNYA di jurusan FISIKA.


Ibu AYU mengajar PPL di kelas tiga IPA.

Waktu PPL yang diberikan oleh kampus yaitu selama TIGA BULAN SETENGAH.

Waktu yang lumayan cukup lama untuk SEORANG CALON GURU.


Tiga bulan setengah telah berlalu, saat perpisahan tiba-tiba ibu AYU dihampiri oleh murid asuhnya anak kelas tiga yang bernama BUDIMAN.

Budiman menyerahkan SURAT DALAM AMPLOP BERWARNA MERAH HATI.

Tanpa banyak bertanya, ibu AYU langsung menerima surat tersebut dan memasukkanya ke dalam tas.

Sesampai di KOS, ibu AYU langsung membaca surat dari BUDIMAN.

Isi surat BUDIMAN yaitu sebagai berikut:


Ibu AYU

"I LOVE YOU"


Ibu AYU

Maaf jika maafku melukai maafmu


Ibu AYU

Cinta ini bukan rekayasa

Cinta ini tanpa kepentingan

Cinta ini juga tanpa syarat


By.

BUDIMAN


Percaya tidak percaya tapi surat tersebut sungguh NYATA ADANYA.

Sebulan berjalan, ibu AYU tidak memberikan jawaban apapun kepada BUDIMAN.

Dan ibu AYU tidak pernah menganggap serius surat dari BUDIMAN.

Karena beberapa alasan yaitu:

1. Usia BUDIMAN 17 tahun sementara usia ibu AYU 25 tahun.

2. BUDIMAN masih sekolah dan ibu AYU sebentar lagi menjadi SARJANA.

3. Culture masyarakat seolah belum TERBIASA jika laki-lakinya yang lebih TUA.

4. Ibu AYU merasa sudah siap menikah, sementara BUDIMAN masih harus kuliah selama 4-5 tahun lagi.

5. Ibu AYU menganggap semua murid-muridnya sebagai ADIK tidak lebih dan tidak kurang.


Tiga bulan telah berjalan dan ibu AYU benar-benar telah MELUPAKAN BUDIMAN.

Tiga bulan itulah BUDIMAN lulus sekolah, dan usianya genap 18 tahun.

Tidak ada yang menyangka dan menduga, BUDIMAN datang ke kos ibu AYU tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Ibu AYU kaget bercampur bingung.

Ibu AYU juga merasa bersalah karena tidak MEMBERI JAWABAN APA-APA KEPADA BUDIMAN.

Laki-laki muda yang telah mengungkapkan PERASAAN HATINYA LEWAT SURAT.

Di rumah kos ibu AYU, BUDIMAN kembali mengungkapkan isi hatinya.

Berikut dialog antara ibu AYU dengan BUDIMAN:

Budiman: ibu AYU, apa kabar?

Ayu: alhamdulillah baik BUDIMAN.

Budiman: kenapa surat saya tidak di balas?

Ayu: oh, saya minta maaf ya.

Budiman: tidak perlu meminta maaf bu, saya hanya butuh jawaban dari ibu AYU.

Ayu: terima kasih atas semuanya, tapi menurut saya surat tersebut terlalu terburu-buru BUDIMAN.

Budiman: tidak ada yang terburu-buru ibu AYU, saya mencintai dan menyayangi ibu.

Ayu: pastinya, karena saya adalah guru kamu.

Budiman: saya kira tidak pantas jika saya mengajari ibu, saya tahu ibu lebih pintar dari pada saya.

Ayu: hem, beri saya waktu untuk berfikir ya?

Budiman: selalu akan saya tunggu ibu.

Ayu: terima kasih BUDIMAN.


Dua bulan kemudian BUDIMAN telah di terima di UNIVERSITAS NEGERI jurusan SENI MUSIK.

BUDIMAN mengambil jurusan SENI MUSIK karena memang sesuai bakat dan minatnya.

Dari SMA, BUDIMAN memang sudah mempunyai band sekolah.

Dan band BUDIMAN sudah sering manggung di cafe-cafe di Jogjakarta.


Sore itu BUDIMAN kembali ke rumah ibu AYU setelah dua bulan tidak ketemu.

Hari itu BUDIMAN ingin meminta jawaban dari ibu AYU sekaligus memberitahu tentang diterimanya di salah UNIVERSITAS NEGERI di Jogjakarta.

Setiba di kos ibu AYU, BUDIMAN langsung duduk dan memberitahu keberhasilannya.

Ibu AYU tersenyum dengan sangat manis.

Ibu AYU juga mengabarkan bahwa dirinya sudah WISUDA dan sudah mengajar di SMA SWASTA sebagai guru FISIKA.

Mereka berdua tengah bergembira bersama-sama dan saling tertawa satu sama lain.

Di tengah tawa tersebut tiba-tiba BUDIMAN berbicara:

Budiman: apa jawaban buat saya bu?

Ayu: saya bingung BUDIMAN.

Budiman: bahkan saya tidak pernah bingung dan tidak pernah bimbang bu.

Ayu: kamu baik sekali BUDIMAN?

Budiman: saya mencintai dan menyayangi ibu.

Ayu: kamu dewasa sekali untuk anak seusia kamu.

Budiman: terima kasih ibu AYU.

Ayu: sama-sama BUDIMAN.


Dua bulan kemudian, ibu AYU dan BUDIMAN telah tinggal SATU RUMAH.

Mereke menyewa rumah kecil sederhana tapi cukup ASRI DAN NYAMAN.

Mereka hidup bersama dengan cinta dan kasih sayang.

BUDIMAN tetap kuliah dan bermain band bersama teman-temannya.

Sedangkan ibu AYU menjadi guru FISIKA di salah satu SMA SWASTA di Jogjakarta.

Mereka hidup bersama dengan ikatan PERNIKAHAN.


BAHAGIA DAN DAMAI BUAT MEREKA BERDUA.

Tuhan mencintai dan melindungi mereka.

Karena cinta mereka tulus dan tanpa pamrih.

(di inspirasi dari sebuah kisah nyata)

Continue Reading...

Sunday, January 09, 2011

Tidak Perlu Mengklaim Orang...

Kadang sesuatu yang biasa saja bagi kita, bisa menjadi sesuatu yang SANGAT LUAR BIASA BUAT ORANG LAIN.

Mungkin kita jarang menyadarinya, karena seringnya kita mengukur sesuatu dengan standar DIRI KITA.

Justru jeleknya mengukur sesuatu dari diri sendiri yaitu menjadikan kita manusia yang EGOIS DAN CENDERUNG SUBJEKTIF,

dalam menterjemahkan sesuatu.

Suatu kali saya ngobrol dengan teman guru di kantor, begini dialog saya dengan teman saya tersebut:


Saya: rumah ibu dimana?

Teman: di daerah Rempoa.

Saya: deket ya?

Teman: lumayan jauh ah.

Saya: itu mah deket banget bu, paling gak sampai 15menit kalau naik motor.

Teman: iya juga sih, tapi menurut saya jauh bu.

Saya: iya sih, mungkin ibu jarang pergi jauh ya?

Teman: boro-boro, saya mah mendingan di rumah, pokoknya maksimal maghrib saya sudah di rumah.

Saya: maksudnya gak pernah pulang malam bu?

Teman: maksimal maghrib, itu saja sudah ngeri tau bu.

Saya: ngeri kenapa bu? Jakarta aman ah menurut saya.

Teman: tau deh, bawaanya ngeri ajah kalau pulang kelewat maghrib.

Saya: hahaha, biasa ajah kali bu.

Teman: buat saya nggak biasa bu, kayaknya ada yang ngikutin gitu, padahal gak ada apa-apa.

Saya: emang gak ada apa-apa kali bu, perasaan kita aja yang kadang berlebihan.

Teman: makanya setiap pulang lebih dari maghrib, saya minta dijemput sama saudara saya.

Saya: lha ibu kan bawa motor sendiri?

Teman: iya sih, dia ngikutin saya dari belakang pakai motor sendiri.

Saya: ribet amat ya bu? hehehe.

Teman: dari pada kenapa-kenapa, mending ngrepotin saudara.

Saya: sebenarnya Jakarta aman bu, saya sering banget pulang malam, kadang menjelang subuh.

Teman: waduh, saya mah kagak bakalan berani bu.

Saya: hehehe, yah orang kan beda-beda ya bu, namanya juga ada urusan bu.

Teman: iya juga sih, tapi keren juga tu berani pulang malam-malam gitu.

Saya: hehehehe.


Pasti kita pernah berbenturan sama orang-orang disekitar kita.

Benturan itu terjadi karena kita mengedepankan SUBJEKTIFITAS DARI PADA OBJEKTIFITAS.

Cara pandang yang kita gunakan pakai UKURAN KITA.

Sehingga ketika orang berbeda dengan kita, seolah-olah kitalah YANG PALING BENAR.


Kasus lain misalnya, saya suka naik motor ngebut pasti orang akan berkomentar:

"tu cewek naik motornya kayak syetan ajah".

Padahal menurut saya tidak ada yang salah dengan NGEBUT.

Masa iya gara-gara saya cewek jadi TIDAK BOLEH NGEBUT.

Sementara anak-anak cowok dibolehin NGEBUT.

Maksudnya adalah, meski saya tidak sepakat dengan klaim di atas, saya tetap tidak perlu NGOTOT.

Apalagi menyalahkan orang-orang yang berkomentar di atas.

Orang tersebut berkomentar bahwa cewek naik motornya tidak boleh ngebut pasti karena alasan tertentu.

Bisa jadi keluarganya cowok semua, atau dia punya saudara cewek YANG TAKUT NAEK MOTOR.


Ada lagi kasus misalnya, ada cewek ngerokok pasti orang akan bilang:

"anak cewek kok merokok, gak pantes ah".

Padahal menurut saya, DILARANG MEROKOK UNTUK SEMUA JENIS KELAMIN.

Karena merokok jelas-jelas berbahaya bagi KESEHATAN.

Jadi tidak perlu mempermasalahkan jenis kelaminnya.

Tapi lagi-lagi kita tidak serta merta boleh menyalahkan orang-orang di atas.

Bagaimanapun orang berfikir dan berbicara atas dasar PENGALAMAN DAN PENGARUH DARI LINGKUNGAN SEKITARNYA.


So, jadilah pribadai yg MEMPUNYAI PRINSIP.

Tetapi tetap selalu menumbuhkan semangat HUMANISME DAN KEBIJAKSANAAN.
Continue Reading...

Saturday, January 08, 2011

Cerita Gado-Gado....

INDIVIDUALISTIK

Memang orang dimana-mana sudah mulai sangat individualistik.

Di angkutan umum, di pasar, di swalayan, di antrian-antrian.

Masing-masing orang sudah sibuk dengan smsan, twiteran, face bookan, telephone-telehonan atau melamun.

Hahahaha.

Jaman canggih bukan bikin orang tambah meningkat sensitifitasnya.

Tetapi makin menurun sensitifitasnya.

Kalaupun mereka mempunyai kepekaan, kepekaan mereka terhadap individunya.


TAHUN BARU

Tahun baru 2011 lumayan meriah, seperti biasa Jakarta begitu padat n macet.

Dari anak muda sampai orang tua semua turun ke jalan.

Hanya untuk merayakan tahun baru 2011.

Kata sebagian orang:

"Selamat tinggal tahun 2010 dan selamat datang tahun 2011"

Tentu semua orang ingin tahun 2011 lebih baik dan lebih indah dari tahun 2010.

Amien.


KENTUT

Lha masa iya orang kentut disalahin sih?

Di ruang formal maupun di obrolan santai, kentut bisa datang tiba-tiba.

Sebenarnya pasti tidak ada orang yang kentut dengan sengaja.

Apalagi berniat jahat membuat orang-orang disekitarnya pingsan dengan bau kentutnya.

Namanya juga perut lagi tidak enak, wajarlah kalau kentut.

Murid misalnya kentut di dalam kelas, kemudian bikin guru dan teman-temannya mau muntah.

Lha mau gimana lagi?

Apalagi kentut itu datang dengan tiba-tiba tanpa bisa diajak kompromi.

Masa iya sih, sang guru atau teman-temannya lantas marah-marah tidak terima?


MABOK LAUT

Saya juga heran, kenapa saya mabok laut.

Hahaha, pengen ketawa sebenarnya.

Karena saya sesungguhnya tidak mabok darat, cuma mabok laut saja.

Sepulang dari Bandar Lampung, saya menuju ke Jakarta dengan mengeteng.

Karena mengeteng, mau tidak mau saya harus masuk kapal secara mandiri.

Masuk kapal saya langsung oper ketempat yang kelas eksekutif.

Di dalam sangat dingin oleh AC, ternyata juga sangat ramai oleh musik organ tunggal.

Biduannya ada tiga orang, cantik-cantik juga seksi-seksi.

Suaranya juga sangat merdu.

Mereka menyanyi sembari mengedarkan kardus untuk tempat uang.

Suara musiknya begitu keras memekakkan telinga.

Para biduan berkeliling mendekati dan menghampiri para bapak-bapak/om-om.

Mungkin mereka tahu bahwa bapak-bapak/om-om itulah yang pastinya berminat memberi banyak uang buat mereka.

Di tengah riuh keramaian dan kebisingan dalam ruangan tersebut.

Perut saya mual dan kaku.

Saya memutuskan untuk ke luar ruangan dan mencari kamar mandi.

MUNTAH.


PENGEN NGAJAR

Saya sengaja mengeteng dari Lampung supaya pagi harinya bisa mengajar di sekolah.

Maklum jam 06.30 sudah masuk kelas.

Kayaknya kurang sopan kalau hari pertama masuk harus ijin.

Ternyata bus di Merak yang arah Jakarta ngetem hampir tiga jam.

Jam 03.00 pagi busa baru mulai jalan ke arah Jakarta.

Pukul 05.45 bus tiba di tol Slipi dan saya diturunkan di tepi jalan tol.

Karena tidak ada pintu saya lompat.

Karena perut sakit saya mencari Masjid untuk sekedar buang air besar.

Selepas itu saya berusaha mencari taksi tapi tidak berhasil.

Seperti di dalam film cerita, tiba-tiba ada ojek yang menghampiri saya.

Akhirnya saya memutuskan untuk ngojek sampai sekolahan.

Sampai di sekolah saya langsung mencari kunci kamar mandi dan langsung masuk untuk mandi.

Karena tidak ada baju bersih, saya memutuskan memakai kembali baju kotor yang sedang menempel di badan.

Saya pikir tidak ada masalah kok dengen baju kotor.

Hahahaha.

Yang penting hari itu saya masih bisa tetap masuk kelas.


KEMBALI KE TAHUN BARU

Lupakan kesalahan-kesalahan masa lalu.

Jadikan itu sebagai pengalaman yang berharga.

Ambil hikmahnya.

Dan jadikan tahun 2011 pemicu semangat untuk lebih maju.

Untuk lebih indah.

Dan untuk lebih ceria.

Manusia memang tidak ada yang sempurna.

Tetapi saya kira sesuatu yang mendekati kesempurnaan pasti ada.


Continue Reading...
 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog