Wednesday, July 02, 2014

Puasa 2014.....

Puasa akan hadir secara rutin setiap satu tahun sekali, idealnya kita harus menyambut datangnya puasa dengan gembira.
Karena bagi orang muslim puasa adalah sebuah kewajiban yang menyenanangkan.
Kenapa menyenangkan?
Karena dengan puasa orang Islam jadi bisa mengatur pola makan dan minum dengan baik.
Dengan puasa orang Islam bisa bersilaturahmi rutin saat sholat tarawih.
Dengan puasa orang Islam bisa menikmati rasanya haus dan lapar.

Meski kenyataannya tidak semua orang Islam menyambut puasa dengan riang gembira.
Ada saja sebagian orang Islam yang mustinya puasa tetapi sebaliknya dengan berbagai alasan yang dikemukakannya.
Tetapi lagi-lagi itu adalah hak masing-masing orang.
Kita sebagai sesama umat Islam hanya bertugas mengingatkan saja, selanjutnya kembali kepada personal masing-masing.

Setiap orang mempunyai pengalaman yang berbeda tentang puasa.
Ada yang biasa saja dengan puasa tetapi ada yang merasa sangat keberatan dengan puasa.
Apalagi kondisi ibukota Jakarta yang begitu panas dan pengap sering menjadi alasan bagi orang untuk bilang tidak kuat berpuasa sambil kerja.
Ditambah banyaknya tempat-tempat makan yang masih buka di siang hari.
Juga tempat-tempat minum yang ada dimana-mana.

Sekali lagi semua kembali kepada diri masing-masing.
Agama itu universal tetapi menjalankan agama adalah sangat personal antara pribadi tersebut dengan Allah.
Teman dan keluarga berkewajiban selalu mengingatkan dan menasihati, tetapi semua kembali kepada diri orang tersebut.

Mari puasa tahun ini kita nikmati dengan tulus.
Jadikan puasa kita sebagai bekal untuk berlatih disiplin dan menguatkan keimanan kita.
Jalani puasa dengan nyaman dan santai.
Anggap kita sedang melatih tubuh kita supaya tidak terlalu banyak makan dan minum.
Karena bagaimanapun tubuh kita punya hak untuk dijaga dan dipelihara dengan baik.

Puasa hanya salah satu perintah dalam agama.
Masih banyak perintah-perintah lain yang harus ditaati oleh umat Islam.
Sebagai konsekuensi iman dan takwa seseorang.
Agama itu adalah pedoman hidup manusia.
Agama itu adalah penolong bagi orang-orang yang yakin.

Yang terpenting dari itu semua adalah prinsip hidup.
Bahwa manusia dalam hidupnya harus mempunyai tujuan yang jelas.
Bahwa manusia dalam hidupnya harus tahu akan apa yang ingin dicapainya.
Sehingga semua yang dilakukan tidak semata-mata tekstualitas tetapi mencapai pada ranah kontekstualitas.
Continue Reading...

Monday, June 30, 2014

Pemili Presiden....

Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden sudah semakin dekat yaitu tanggal 09 Juli 2014.
Idealnya pada tanggal itu seluruh masyarakat yang sudah mempunyai KTP harus memberikan hak pilihnya.
Tidak ada alasan untuk golput bagi yang mempunyai hak suara.
Karena satu suara kita sangat berarti untuk Indonesia di masa yang akan datang.
Tidak memilih/golput berarti sama saja dengan tidak peduli dengan kondisi negara Indonesia yang sudah carut-marut.

Itu bicara dalam tataran idealitas, bahwa idealitas sering tidak sesuai dengan realitas juga harus diakui secara jujur.
Karena realitas terbukti lebih nyata dibandingkan dengan idealitas.
Masyarakat Indonesia lebih suka yang jelas/pasti ketimbang yang masih absurd atau angan-angan.
Realitasnya ada sebagian kecil masyarakat yang memilih untuk golput pada Pemilu Presiden besok.
Malah mereka merasa bahwa golput yang mereka pilihpun adalah sebuah hak yang harus dihargai dan dihormati.

Baik dan benar itu bisa menjadi sesuatu yang subjektif jika ditafsir secara subjektif.
Dua pasangan kandidat yang ada pasti baik dan sempurna menurut pendukungnya.
Tetapi bisa menjadi biasa saja bagi orang yang memang tidak mempunyai pilihan dan menginginkan pilihan ketiga.
Meski kenyataannya hanya ada dua pasangan calon yang harus dipilih salah satu.
Tentu bagi yang mau memilih dengan senang hati, bukan dengan paksaan apalagi dengan intimidasi.

Menurut saya, Presiden dan Wakilnya adalah orang nomor satu dan dua yang ada di negara Indonesia.
Dengan kondisi Indonesia yang jumlah penduduknya sangat banyak, pulaunya pun sangat banyak, dan budayanya yang beragam, Presiden dan Wakilnya harus benar-benar memiliki kemampuan yang luar biasa.
Kemampuan mengelola negara Indonesia dengan secerdas dan sebijaksana mungkin.
Sehingga kedepan negara Indonesia bisa menjadi negara maju seperti harapan seluruh masyarakat Indonesia.

Masing-masing orang pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Kapasitas masing-masing orang juga pasti berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
Yang terpenting buat kita adalah bagaimana kita menilai orang seobjektif mungkin dan dengan cara pandang yang positif.
Sehingga hidup kita jauh dari prasangka negatif.

Masyarakat Indonesia sudah cukup dewasa dan bukan anak kecil lagi yang harus diatur dan diarahkan.
Masyarakat Indonesia sudah cukup cerdas untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang tidak baik.
Masyarakat Indonesia sudah cukup profesional untuk menatap masa depan yang gemilang.
Oleh karena itu berkenaan dengan Pilpres esok hendaknya biarkan masyarakat memilih dengan hatinya jangan diintervensi oleh kepentingan-kepentingan yang tidak bertanggung jawab.
Siapapun Presiden dan Wakil Presiden yang akan dipilih, yang penting semua masyarakat Indonesia tetap bergandengan tangan sebagai saudara sebangsa dan setanah air.
Tidak patut dilihat jika ada masyarakat yang saling adu jotos hanya karena berbeda pilihan.
Sementara kita semua dalam satu naungan yaitu sama-sama sebagai Warga Negara Indonesia.

Hidup Indonesia.
Hidup perdamaian.
Hidup cinta tanah air.
Hidup kebersamaan dan kekeluargaan.

Siapapun pilihanmu, engkau tetap saudaraku.
Continue Reading...

Thursday, April 24, 2014

Surat Tulis Tangan....

Waktu duduk di bangku SMP, saya sudah mengenal tentang surat.
Bukan surat resmi, tetapi surat tidak resmi yang ditujukan kepada teman atau kepada orang yang disukai.
Surat yang ditujukan kepada teman biasanya karena teman kita berada di tempat yang jauh dari posisi kita tinggal, surat jauh memerlukan jasa pos untuk mengantarnya.
Sedangkan surat yang diperuntukkan kepada seseorang yang kita taksir biasanya tidak perlu jasa pos, karena orang yang kita sukai tersebut biasanya satu daerah dengan kita tinggal.
Sebenarnya menggunakan jasa juga yaitu teman dekat yang biasa dibilang mak comblang, hehehe.
Saya termasuk sering menulis surat saat SMP, meski kebanyakan surat untuk teman saya yang tinggalnya jauh dari daerah saya.
Misalnya waktu itu saya pernah punya teman dekat namanya Mudrikah, dia pindah ke Palembang sehingga saya harus rutin mengirim surat buat dia untuk menjalin silaturahmi.

Beberapa kali menulis surat untuk orang yang saya suka meski tidak terlalu sering.
Lagipula suka saya waktu itu sepertinya masih abu-abu dan belum bisa dianggap terlalu serius.
Meski saya tidak bisa menafikkan bahwa saya sudah mulai paham bahwa hidup itu butuh relasi antara laki-laki dan perempuan.
Bagaimanapun manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan mungkin bisa hidup seorang diri tanpa bantuan dari orang lain.
Oya kembali ke surat, saking populer surat dengan tulis tangan kala itu, banyak dijual kertas-kertas dan amplop-amplop dengan motif tertentu khusus untuk menulis surat buat teman dan orang yang disuka, hehehe.

Hingga SMK surat menyurat dengan tangan masih rame dan marak.
Tidak cuma saya tetapi hampir semua teman-teman saya menggunakan surat untuk berkomunikasi dengan teman jauh maupun dengan teman dekat.
Maklum, karena waktu itu HP dan telephone belum sebanyak sekarang.
Sehingga surat masih dianggap sebagai alat komunikasi yang sangat efektif dan efisien.
Meski ribet dan agak lama membuatnya, paling tidak menulis surat membuat jari-jari kita olah raga, hehehe.
Dan bisa mengekspresikan bentuk dan gaya tulisan seseorang, sehingaa jelas terlihat mana yang tulisannya bagus dan mana yang tulisannya kurang bagus.

Saya sempat iseng mengumpulkan surat-surat dari teman-teman saya sejak SMP hingga SMK dan hasilnya surat-surat tersebut sangat banyak dan bentuknya lucu-lucu.
Ingin tertawa saat kembali melihat dan membacanya.
Kontras sekali dengan keadaan sekarang, dimana surat hanya dibuat untuk hal-hal yang sifatnya formal kantor atau organisasi.
Surat kepada teman atau orang yang disayang tidak lagi dengan menggunakan tangan melainkan bisa dituangkan lewat sms, email, telephone, bbman, whatsappan dll nya.
Hari ini jaman sudah sangat canggih dan gemilang, sehingga orang bisa melakukan apapun yang diinginkan dengan teknologi yang tersedia.
Sehingga surat dengan tulisan tangan sepertinya sudah tidak begitu relevan dan menarik.
Meski dalam hati sempat berfikir lagi, sepertinya lucu juga ya jaman sekarang menyatakan cinta dengan surat yang di tulis tangan dalam kertas surat yang ada gambar bunga-bunganya, hehehe.
Jadul sih, tapi sesekali kita itu harus kembali pada masa jadul-jadulan, dalam rangka mengingat masa lampau.
Bahwa besarnya jaman sekarang pasti tidak lepas dari adanya masa lampau.
Itu kenapa para pendahulu kita selalu berpesan agar kita tidak pernah lupa dengan sejarah dan masa lalu.
Karena dari sejarahlah kita bisa belajar untuk merubah kehidupan yang jauh lebih baik dan lebih menyenangkan.
Amien.
Continue Reading...

Wednesday, April 23, 2014

Kamar mandi....

Saat kuliah di Semarang saya sering menginap di rumah teman yaitu Afri Listiana, rumah dia di Magelang Kota tidak jauh dari alun-alun.
Tidan tahu mengapa tapi saya senang saja saat menginap di rumah Afri, sepertinya karena orang tua Afri yang sangat senang ketika saya datang dan menginap.
Afri mempunyai satu kakak dengan jenis kelamin laki-laki, usia kakaknya tidak jauh dengan Afri kurang lebih dua tahun di atas Afri.
Tapi sayang, kakak Afri terlalu pendiam sehingga saya tidak berhasil banyak ngobrol dengan dia, paling hanya sekedar senyum dan sapa basa-basi saja seperlunya.
Kakaknya Afri tidak kuliah seperti Afri, kata Afri kakaknya lebih memilih mengalah untuk adek kesayangannya.
Luar biasa sekali ada seorang kakak yang mau mengalah untuk adek satu-satunya, tapi menurut saya itu adalah sebuah tindakan yang kesatria dalam keluarga.

Ada satu cerita lucu dan menggemaskan yaitu bahwa kakak laki-laki Afri saat di kamar mandi suka berlama-lama, bahkan sangat lama sekali.
Lamanya tersebut yaitu bisa satu jam lebih dia enjoy di kamar mandi, sehingga jika saya menginap di rumah Afri ibu selalu berpesan supaya jika saya hendak ke kamar mandi usahakan sebelum kakaknya Afri masuk kamar mandi.
Karena jika sudah keduluan kakak Afri maka saya bisa mules menahan buang air besar dan menahan pipis, hehehe.
Saya tidak tertarik bertanya mengapa begitu?
Bagi saya masing-masing orang mempunyai pilihan untuk melakukan apapun, selama tidak mengganggu kepentingan orang lain.
Nah ini masalahnya adalah kamar mandi di rumah Afri hanya ada satu, sehingga agak repot juga jika kakaknya Afri berlama-lama di kamar mandi, sementara ada orang lain yang sedang menunggu karena mules ingin buang air besar atau buang air kecil.

Ada satu hal lagi yang saya ingat ketika itu, omongan Afri dan ibu yang bilang bahwa: "saya juga bingung, laki-laki kok lama sekali di kamar mandi, ngapain coba di dalam kamar mandi?."
Ungkapan tersebut seolah menyalahkan laki-laki berlama-lama di kamar mandi, tetapi seolah membenarkan bagi perempuan untuk berlama-lama di kamar mandi.
Lagi-lagi itu bicara persoalan culture yang berkembang di masyarakat Indonesia, bahwa laki-laki dan perempuan punya lekatan khusus yang seolah-olah itu menjadi sesuatu yang mutlak.
Padahal urusan kamar mandi menurut saya tidak ada hubungannya dengan laki-laki dan perempuan.
Itu kan hanya soal kebiasaan dan kesenangan di dalam kamar mandi, siapa tahu di dalam kamar mandilah kakaknya Afri menemukan banyak inspirasi tentang hidup dan kehidupan.
Artinya bahwa tidak sedikit juga perempuan yang tidak suka berlama-lama di kamar mandi karena alasan tertentu juga, jadi pengukuran itu hal-hal dalam hidup itu bukan dari laki-laki dan perempuannya tetapi lebih pada persoalan kebiasaan yang ada di masyarakat.

Saya perempuan, tapi tidak ada lekatan tertentu dalam hidup saya soal lama atau tidaknya di dalam kamar mandi.
Kalau saya pribadi semuanya menjadi sangat fleksibel dan tidak kaku.
Saat saya buru-buru karena telat misalnya, saya bisa sangat cepat di kamar mandi bahkan bisa jadi saya memutuskan untuk tidak mandi (hanya cuci muka dan sikat gigi).
Tetapi saat saya santai dan tiba-tiba ingin bermain-main di dalam kamar mandi, saya bisa sangat lama di dalam kamar mandi bisa setengah jam lebih.
Mungkin orang akan bertanya, ngapain sih lama banget di dalam kamar mandi?
Saya pasti tidak adakan bisa menjelaskan secara detail bla bla bla, yang bisa saya lakukan adalah hanya senyum kalau tidak saya akan bilang "ada dech", hehehe.

Jadi soal mandi, soal lama atau tidaknya di dalam kamar mandi bukan lagi soal laki-laki atau perempuan, tetapi lebih pada soal kebiasaan dan keminatan seseorang.
Sehingga kita tidak perlu mengklaim orang-orang yang enjoy berlama-lama di kamar mandi.
Bahkan kitapun tidak mempunyai hak mengklaim orang-orang yang jarang mandi atau tidak begitu suka masuk kamar mandi.
Yakin bahwa orang tersebut pasti mempunyai alasan kenapa jarang mandi atau tidak begitu suka di dalam kamar mandi.
Terima kasih.
Continue Reading...

Friday, February 28, 2014

Ibu dan anak....

Kebetulan saya sedang ada acara di daerah Gajah Mada Jakarta Pusat.
Sore tadi saya tidak membawa motor karena terlalu lelah bolak balik bawa motor.
Apalagi Jakarta Pusat ke UMJ lumayan agak jauh.
Setelah lama menunggu APTB jurusan Ciputat Kota akhirnya tiba juga bus tersebut.
Sama sekali belum pernah saya menggunakan APTB tersebut.
Dan ternyata ketika saya masuk bus penuh penumpang. Akhirnya saya berdiri di tengah dekat dengan pintu dan pegangan tiang.
Karena tas terlalu berat, akhirnya saya memutuskan untuk meletakkan tas di bawah.
Supaya beban di pundak menjadi berkurang.

Kurang lebih 15 menit saya mencoba mengamati orang-orang yang duduk maupun yang berdiri.
Masing-masing asyik dengan dunianya sendiri.
Masing-masing tidak saling sapa.
Masing-masing memegang Hand Phone dengan khusyuknya.
Saya bingung mau ngobrol dengan siapa?
Karena nyaris tidak ada yang bisa diajak ngobrol.
Hanya kondektur dan sopir yang tidak megang Hand Phone.
Jelas tidak mungkin mereka ikut-ikutan megang Hand Phone.
Karena mereka sedang fokus menjalankan tugasnya.

Hingga akhirnya naiklah dua orang ibu-ibu yang usianya kurang lebih 60 tahun.
Keduanya asyik ngobrol dan bercanda dengan menggunakan bahasa Jawa.
Karena saya juga orang Jawa, primodialisme saya muncul dengan riangnya.
Saya mencoba nimbrung di percakapan kedua ibu tersebut dengan juga menggunakan bahasa Jawa.
Alhamdulillah respons mereka berdua sangat positif ke saya.
Akhirnya sayapun ngobrol banyak dengan suka ria.
Sambil tertawa-tawa kecil supaya tidak mengganggu penumpang yang lain.

Saya baru ngeh jika ternyata di belakang saya ada seorang ibu muda yang juga berdiri.
Parasnya sangat cantik dan menawan siapa saja yang melihatnya.
Kulitnya begitu lembut dan putih.
Rambutnyapun luruh gemulai dan terlihat halus.
Saat dia tersenyum saya begitu terpesona mengamatinya.
Ketika itu saya kaget ketika tiba-tiba dia membuka percakapan dengan penumpang yang duduk di dekat tiang yang sedang saya pegang.
Ibu muda: ibu maaf bolehkah saya tukar tempat duduk ibu dengan anak saya?
Ibu: Anak ibu yang mana?
Ibu muda: itu yang duduk di samping ibu.
Ibu: silahkan kalau begitu.
Ibu muda: terima kasih ya bu, anak saya mau makan soalnya, kasihan belum makan dari tadi siang.
Ibu: iya ibu silahkan.

Saya terus terang sangat terharu dan bangga dengan ibu muda tersebut.
Sungguh perhatian dengan anaknya.
Sungguh sayang dengan anak perempuannya.
Perempuan cantik, anaknya pun sangat cantik.
Saya amatai keduanya, mereka ngobrol satu sama lain tetapi tidak terdengar jelas suaranya.
Si ibu terlihat sibuk menyiapkan boks makanan untuk putri kesayangannya.
Hingga akhirnya saya mendengar dan melihat interaksi mereka berdua.

Ibu: sudah tidak marah kan sama mama?
Anak: senyum.
Ibu: masih marah sama mama?
Anak: diam.
Ibu: bagaimana sudah tidak marah kan sama mama?
Anak: iya.
Ibu: ini di makan nasinya, ayamnya dipotong-potong dahulu ya dengan sendok supaya lebih kecil.
Anak: iya (terlihat malas memotong).
Ibu: yang benar kalau motong, jangan begitu.
Anak: iya (sambil mencoba memotong dengan sendok tetapi susah).
Ibu: bisa atau tidak? masa begitu saja tidak bisa sih.
Anak: diam.
Ibu: yasudah cepat makannya jangan main-main nanti keburu turun lho ya.
Anak: hanya menunduk sambil makan.
Ibu: kalau sudah selesai ini minum.
Anak: iya maaf tidak habis makannya.
Ibu: makan begini saja kok tidak habis.
Anak: diam.
Ibu: mau dihabiskan tidak? kalau tidak yasudah sekarang minum aqua ini.
Anak: iya.
Ibu: cepetan minumnya, hati-hati nanti tumpah.
Anak: diam.
Ibu: jangan minum terus, nanti kencing.
Anak: bingung ekspresinya.

Saya benar-benar emosi melihat kejadian tersebut.Awalnya saya sangat kagum dan bangga dengan si ibu yang sangat perhatian dengan anaknya.
Sampai saya berpikir bahwa si ibu adalah ibu ideal yang harus dicontoh.
Ada yang aneh dan tidak konsisten dari si ibu dalam berinteraksi dengan anaknya.
Ada yang tidak seharusnya dilakukan seorang ibu kepada anaknya.Apalagi si anak masih duduk di bangku sekolah dasar kelas 4.
Usia yang masih kecil dan masih butuh banyak dampingan dalam rangka pembentukan karakter dasar.
Saking tidak sukanya akhirnya keluarlah kalimat-kalimat agak pedas dari mulut saya.

Saya: maaf ya bu, ibu tidak tahu ya cara mendidik anak dengan benar?
Ibu: tidak usah ikut campur.
Saya: lho saya tetap akan ikut campur, karena ada yang salah dengan cara ibu mendidik anak.
Ibu: tapi kan dia anak saya?Saya: tapi dia masih anak-anak, dia belum bisa memahami apa yang kita inginkan, yang dia paham adalah bahwa dia tidak suka jika orang terdekatnya berlaku kasar terhadapnya.
Ibu: saya tidak kasar kok sama dia.
Saya: ibu mungkin tidak merasa kasar, tapi saya disini sebagai pengamat merasa sangat risih dengan gaya ibu memperlakukan anaknya.
Ibu: diam dan cuek.
Saya: selalu belajar dan belajar, karena kehidupan anak kita kelak dipengaruhi oleh kehidupan masa kecilnya, jika di masa kecilnya psikologis dia tidak nyaman, maka ke depan dia akan menjadi orang yang kurang percaya diri atau akan berlaku kasar dengan orang lain sebagaimana ibu memperlakukannya sekarang.
Ibu: berpaling muka.

Ibu-ibu itu siap-siap untuk turun, karena sepertinya rumah dia sudah dekat.
Dia mengajak anaknya untuk siap-siap dan membenahi tasnya.
Sebelum anak tersebut turun dengan ibunya saya sunggingkan senyum untuk anak tersebut.
Saya sempat bertanya kelas berapa, dan dia menjawab kelas 4.
Dan kemudian diapun bilang "dada kakak".
Subhanallah, cantik sekali anak itu.
Semoga ibunya berubah dan bisa mendampingi anak tersebut dengan semestinya.
Tentu dengan bantuan dari suaminya.
Karena mengasuh anak adalah tanggung jawab antara bapak dan ibu.
Continue Reading...

Thursday, January 16, 2014

Mengungkap Rasa Itu Hak...

Diskusi ini berawal dari sebuah gambar yang bertuliskan "I don't care if you don't like me, i like me".
Saya berdiskusi dengan teman dosen sebut saja namanya Intan.
Buat saya Intan adalah sosok perempuan yang sangat anggun, cantik, dan cerdas.
Hingga secara pribadi saya benar-benar hormat dan salut dengannya.
Beginilah dialog saya dengan Intan:

Saya
Tulisan itu artinya bahwa; tau gak sih kalau gw itu suka banget sama lo, dan lo harus tau bahwa suka itu adalah hak semua orang, jadi meski lo gak suka sama gw gak ada masalah buat gw, tapi lo gak boleh melarang gw buat suka sama lo, karena jika lo melarang gw berarti lo melanggar HAM.

Intan
Membalas dengan like.

Saya
Hehehe.
Benar begitu mbak?
Jadi buat apa dung kita ngomong suka ke dia?

Intan
Just to let them know your feelings.
Is it a sin?I don't think so.
:)
(Hanya untuk memberi tahu perasaanmu, apakah itu berdosa? saya rasa tidak)


Saya
I agree with you sister.
(Saya setuju denganmu saudaraku)

Intan
:)

Saya
Tapi nyakitin juga tu sebenarnya kalau ternyata laki-laki itu tidak menerima rasa suka kita.
Mungkin mulut kita bilang tidak apa-apa karena lagi-lagi itu hak kita.
Tapi dihati pasti sedikit agak sakit.
Tapi akhirnya kita harus bilang bahwa kita pun melanggar HAM jika memaksa dia untuk menerima rasa suka kita.

Intan
Allah itu maha pandai merubah hati seseorang.
Maka bersabarlah sampai dia menyadari ketulusanmu.

Saya
Ehm.
Sebentar dech.
Konsisten yang mana?

Intan
Wah, kamu saja masih belum yakin, berarti masih belum tulus dung?
:)

Saya
Antara bahwa menyukai itu hak dan menyampaikan juga hak tanpa pamrih ingin dibalas rasa sukanya.
Atau pada konsep menyampaikan tapi siap tidak diterima tetapi tetap mengguankan nilai spiritualitas dengan memohon kepada sang khalik untuk merubah hatinya menjadi suka dengan kita?

Intan
Yeah, itulah fitrah manusia.
Tidak bisa ditolak kan?
Semakin kita sangkal kehebatan Allah, maka semakin menyakiti kita.
Maka teguhlah pada doamu.
Mungkin justru dalam perjalanan itu rasa suka mu lah yang dirubah oleh Allah.
Untuk apa?
Untuk mendapatkan yang lebih indah yang sudah Allah siapkan untukmu.

Saya
Wow.
Bahwa tidak bisa bersatunya kita dengan dia karena Allah telah menyiapkan laki-laki yang jauh lebih luar biasa dari orang yang kita suka sekarang.
Begitukah mbak?

Intan
Insya Allah.
Hanya Allah yang tahu.
Yang penting adalah yakin.

Saya
Atau Allah sedang mengijinkan kita untuk menjelajah tentang makna rasa yang sesungguhnya?
Atau bisa juga jika tidak berkaitan dengan kuasa Allah tetapi lebih ke teknik kita saja yang kurang tepat untuk menarik hati si laki-laki tersebut?

Intan
Hey dinda, jangan terlalu banyak berpikir tentang itu.
Nanti energimu habis sia-sia.
Lebih baik tanyakan pada hatimu apa yang sangat kamu inginkan dan berdoalah untuk mendapatkan itu.

Saya
Hahahaha.
Ini sedang diskusi kanda.
Bukan persoalan menghabiskan energi untuk hal ini (rasa suka).
Manalah mungkin.
Kita ini sudah sibuk mengurusi umat.
Jadi tahu mana yang harus dipikirkan dengan serius dan sungguh-sungguh.

Intan
Hahahaha.
Iya dech.
Terserah dinda saja.
Yang terbaik saja buat dinda.
Please forgive me for any unacceptable words.
:)

Saya
Relax.
Kan kita saling belajar kanda.
Tapi yang jelas gambar itu beserta kata-katanya memberi saya inspirasi.

Intan
Like.
Continue Reading...
 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog