Monday, September 27, 2010

Kebahagiaan dan Kesedihan itu Teman...

Tidak tahu rasanya ingin menulis dari mana dan dengan menggunakan kata-kata apa.

Seandainya saja banyak yang mau menyumbang kata-kata untuk menggambarkan kesedihan yang saya rasakan, saya akan sangat berterima kasih.

Terlalu berat dan terlalu luka untuk bisa diaktualisasikan dengan kata-kata tekstual.

Mungkin kita akan bisa berbicara panjang lebar sekedar memberi nasehat, ketika kesedihan ini sedang tidak menimpa diri kita.

Tetapi ternyata kita tidak akan bisa berkata apa-apa manakala kesedihan ini tengah menghampiri diri kita.

Dalam teorinya kesedihan dan bahagia itu selalu beriringan dan berdampingan, sama halnya dengan kekayaan dan kemiskinan.

Kesedihan datang ketika kita tengah berpisah dengan orang-orang yang sesungguhnya kita harapkan selalu ada disamping kita.

Sementara kebahagiaan datang ketika kita menemukan/mendapatkan sesuatu yang kita inginkan.

Manusia selama dia bernafas, dirinya tidak akan pernah lepas dari yang namanya kesedihan dan kebahagiaan.

Ada kalanya manusia sedih dan ada kalanya manusia bahagia, ada kalanya manusia bertemu dengan manusia lain dan ada kalanya manusia harus berpisah dengan manusia lainnya.

Manusia sebagai manusia pilihan Tuhan memiliki akal, rasa, dan jiwa.

Ketiganya menyatu dalam diri manusia dan memunculkan karakter peka, karakter peka itulah yang menyadarkan manusia untuk berhubungan dengan manusia lainnya, karena pada hakikatnya tidak ada manusia yang sanggup hidup sendirian.

Tanggal 15 September pukul 18.30 saya diantar adek saya ke pangkalan bus sinar jaya jurusan jakarta kali deres. Saya berniat pulang lagi ke jakarta setelah kurang lebih sepuluh hari liburan idul fitri di kampung halaman. Saat saya tiba di pangkalan bus ternyata bus tersebut belum datang dan kata pegawai sinar jaya bus nya mengalami kemacetan di daerah pekalongan jawa tengah. Adek saya dengan sabarnya menunggui saya meski tidak sampai bus datang, karena bus baru datang sekitar pukul 21.30. Pukul 20.15 adek saya pamit untuk pulang dulu karena hujan sudah mulai reda, lagipula jaket dan kaosnya sudah basah karena ketika berangkat saya dan adek saya kehujanan di jalan.

Saat menunggui saya, adek saya tidak duduk di sebelah saya tetapi justru agak berjauhan dengan saya. Berkali-kali dia melihat ke arah saya sambil melanjutkan ngobrolnya dengan penumpang lain yang juga ingin ke jakarta. Adek saya menatap saya penuh makna meski tidak banyak mengeluarkan kata-kata, saya hanya menanggapinya dengan senyuman. Saya hanya berfikir agar hujan reda agar adek saya tidak kehujanan saat pulang ke rumah. Saat pamit untuk pulang terlebih dahulu, adek saya mengenakan jaket yang sebenarnya sudah basah kuyup, saat saya larang dia bilang: "enggak apa-apa mbak, dari pada tidak pakai jaket saya malah lebih dingin". Dia menjabat tangan saya dan kemudian mencium tangan saya, tidak biasanya dia mencium tangan saya tapi malam itu dia mencium tangan saya dan kemudian menatap saya agak lama. Sayapun tiba-tiba menatapnya hingga motornya menghilang dari pandangan mata saya.

Tanggal 16 September pukul 12.00 saya tiba di terminal kali deres jakarta dan langsung meluncur ke kontrakan. Hari itu hingga tanggal 17 September saya tidak mempunyai firasat apa-apa dan bahkan tidak bermimpi apa-apa tentang adek saya. Tanggal 17 September sekitar pukul 15.30 saya mendapat telephone dari saudara saya di kampung, bahwa adek saya kecelakaan di surodadi gringsing batang saat perjalanan ke kampusnya unsoed di purwokerto. Saudara saya bilang bahwa adek saya tidak apa-apa dan hanya lecet-lecet biasa, saudara saya bilang saya tidak perlu khawatir dan hendaknya pulang dengan hati-hati, karena jarak jakarta ke jawa tengah lumayan agak jauh.

Saya protes dan tidak percaya kalau adek saya hanya lecet-lecet biasa, karena jika cuma lecet-lecet pasti saya tidak akan disuruh pulang ke jawa tengah. Karena penasaran saya langsung menghubungi teman dekat adek saya koco dan ternyata koco belum dapat kabar apa-apa. Akhirnya koco mencari kabar tentang adek saya di kampung dan ternyata benar, adek saya kecelakaan saat mengendarai motor dan langsung meninggal ditempat kejadian. Adek saya berada di sebelah kiri truk tronton dan kesenggol badan truk sehingga motornya oleng, karena oleng adek saya kaget dan jatuh ke kolong truk tronton sementara motornya jatuh ke sebelah kiri jalan raya. Motor dan semua barang bawaan adek saya masih utuh dan tidak rusak sama sekali, sementara tubuh adek saya masuk kolong truk tronton dan langsung kelindes ban belakang, adek saya meninggal ditempat kejadian. Setelah kejadian polisi langsung datang dan membawa adek saya ke rumah sakit islam kendal untuk di rawat jenazahnya.

Kebetulan lokasi kecelakaan tidak jauh dari rumah saya kurang lebih 15 menit, sehingga pemuda kampung yang kebetulan teman dekat adek saya langsung datang rombongan ke tempat kejadian perkara. Tidak jelas cerita mana yang benar dan valid yang pasti semuanya telah terjadi dan semuanya bukan cuma mimpi. Saya langsung meluncur ke batang jawa tengah dengan ditemani teman dekat saya mbak eny dengan menggunakan bus kramat jati jurusan pekalongan jawa tengah. Saya sungguh harus ditemani karena tidak sanggup untuk melakukan perjalanan seorang diri. Saya sungguh sedih yang luar biasa, hampir tidak dapat saya bayangkan bagaimana untuk bisa menghentikan air mata saya yang terus mengalir tanpa kontrol.

Pagi hari pukul 04.00 pagi saya tiba di batang jawa tengah, hari itu hari sabtu tanggal 18 September 2010. Tidak perlu saya lukiskan betapa sedih dan kehilangannya saya dan keluarga saya bahkan semua saudara dan teman-teman adek saya. Yang terpikir di otak saya saat itu hanya satu: bahwa sungguh saya telah kehilangan adek laki-laki saya satu-satunya. Dia tanggal 23 September 2010 ini tepat berumur 24 tahun, dan dia janji bulan Maret 2011 dia akan wisuda sarjananya di kampus universitas negeri jendral soedirman dengan jurusan sastra inggris.

Tidak banyak tanda-tanda yang dia perlihatkan buat saya pribadi, dia hanya meninggalkan beberapa kenangan dengan saya:

1. dia ingin melanjutkan s2 jurusan filsafat

2. dia juga ingin mengabdikan dirinya menjadi guru sekolah dasar

3. dia ingin bisnis baju-baju batik

4. dia bilang bahwa dia sedang mendalami dunia komputer

5. dia menceritakan betapa pacarnya sungguh baik dan sayang terhadapnya

6. dia tiba-tiba mengajak ke laut dengan menggunakan sepeda

7. dia tiba-tiba mengajak melewati jalan yang sudah jarang dilewati orang, jalan itu adalah jalan yang sering saya lewati dengan dia ketika kita masih kecil

8. dia minta dibelikan bakwan goreng dari bu waginem, bakwan kesukaan saya dan dia sewaktu kecil

9. dia pengen sekali bisa membahagiakan embah juminah, embah bagi saya dan dia yang mengasuh kita berdua dari kecil

Yang membahagiakan saya dan keluarga atas meninggalnya adek saya yaitu:

1. meninggal setelah puasa ramadhan

2. meninggal setelah idul fitri dan saling memaafkan

3. meninggal pada hari jumat

4. meninggal setelah sholat jumat

5. meninggal saat hendak menuntut ilmu ke kampusnya

6. meninggal saat hujan

7. meninggal menjelang ulang tahunnya

Saya dan keluarga yakin dengan sepenuh hati, bahwa adek saya insya allah diterima disisih allah, amien.

Continue Reading...
 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog