Monday, March 22, 2010

Pengabdian Masyarakat di Surakarta,,,

Kesepakatan untuk berangkat ke Surakarta sebenarnya pukul 07.00 Wib, tetapi namanya rombongan pasti ada satu dua orang yang tidak satu pemikiran. Karena ada yang datang terlambat, maka akhirnya keberangkatan dilangsungkan sekitar pukul 09.00 Wib, dan itu artinya molor sekitar dua jam. Sebenarnya agak sebel sedikit, tapi dipikir lagi masing-masing orang kan kepentingannya berbeda-beda, sehingga saya mencoba untuk menerima apapun keadaannya.

Perjalanan dimulai dengan dipimpin do'a oleh Pak Wawan, dan semua teman-teman saya berdo'a dengan khidmat dan tulus. Perjalananpun dimulai dan saya membuat kesepakatan dengan sopir agar melewati jalan pantura saja, karena pantura saya pikir lebih cepat dan jalannya lumayan bagus. Perjalanan dimulai dengan riang gembira, dan ketika siang hari saya dan teman-teman saya mampir di Indramayu kampus Pak Suwardi, saya dan teman-teman saya dijamu makanan istimewa yaitu: makanan laut dan sekaligus dinikmati di pinggir laut. Makanan-makanan yang disajikan seperti: udang besar, cumi-cumi besar, ikan bawal, ikan-ikan lain, kangkung, sayur asem, teh tawar, dan es kelapa muda. Tidak tanggung-tanggung, jumlah yang disajikan sangat-sangat banyak dan bahkan sampai sisa-sisa.

Setelah selesai makan, saya dan teman-teman merasa sangat kekenyangan bahkan sangat kekenyangan, bahkan ada beberapa bapak-bapak dan ibu-ibu yang kesulitan bangun gara-gara kekenyangan, hehehe. Perjalanan dilanjutkan kembali dan saya melihat teman-teman saya tetap ceria disepanjang perjalanan, mungkin karena perjalanan dilakukan pada siang hari, sehingga kurang nyaman untuk tidur.

Perjalanan dilalui dengan senang sambil menyaksikan daerah-daerah yang bagi teman-teman saya cukup asing, karena kebetulan teman-teman saya banyak yang berasal dari luar Jawa, berbeda dengan saya yang asli orang Jawa Tengah, sehingga jalan pantura sudah sangat saya hafal. Malam hari sekitar pukul 20.00 Wib saya dan teman-teman berhenti di daerah Banyumanik untuk istirahat dan makan malam. Setelah makan saya dan teman-teman melanjutkan perjalanan, saya dan teman-teman sampai di hotel Keprabon Surakarta sekitar pukul 00.10 Wib, sudah sangat malam bahkan sudah pagi terhitungnya.

Tiba di hotel Keprabon saya langsung naik kelantai dua untuk meletakkan barang-barang yang saya bawa, setelah saya membagi kamar untuk teman-teman saya tentunya. Satu kamar ada yang dua orang ada pula yang tiga orang dengan tiga kasur. Saya sendiri alhamdulillah dapat yang dua kamar, saya mengajak sepupu saya Fatma untuk menginap di hotel, karena esok harinya saya butuh bantuan Fatma untuk acara penelitian sosial.

Pukul 02.00 malam saya keluar dengan Didik pacarnya Fatma, saya bermaksud pergi ke lokalisasi pelacuran untuk ijin kepada germonya, agar penelitian sosial keesokan harinya bisa berjalan dengan lancar. Alhamdulillah berjalan lancar meskipun saya dan Didik sempat kehujanan. Pulang dari lokalisasi saya langsung masuk kamar bu Ketut minta dikerokin dan dipijitin, perut saya tiba-tiba begah dan sesak sekali. Saya pikir saya hanya masuk angin biasa atau magh saya yang kambuh. Kalau cuma masuk angin biasanya langsung sembuh setelah dikerokin. Setelah di kerokin saya langsung tidur dan ternyata sampai pukul 04.00 Wib perut saya masih sakit dan saya tidak bisa tidur. Akhirnya Fatma bangun dan kembali ngerokin leher saya, setelah itu saya minum tolak angin cair dan alhamdulillah saya bisa istirahat sampai pagi hari.

Pagi hari saya bangun agak telat, langsung siap-siap dan berangkat bareng teman-teman menuju tempat seminar nasional yaitu di STAIN Surakarta. Pukul 09.00 Wib acara baru dimulai, berarti molor sekitar satu jam dari rencana pukul 08.00 WIb. Peserta yang datang adalah guru-guru di Surakarta, teman-teman mahasiswa S3 STAIN Surakarta, dan teman-teman dari S3 UNJ yang tidak lain adalah teman-teman saya sendiri.

Selesai acara saya langsung mengajak teman-teman naik ke bus untuk melanjutkan kegiatan observasi sosial. Kelompok di bagi menjadi empat: kelompok pertama penelitian dengan guru-guru peserta seminar nasional, kelompok kedua ke kraton Kasunanan, kelompok ketiga ke lokalisasi pelacuran, dan kelompok keempat ke pasar Klewer. Bus pertama menurunkan teman-teman saya ke lokalisasi, baru ke kraton Kasunanan, dan terakhir ke pasar Klewer. Sore hari sekitar pukul 17.00 Wib busa rombongan menuju ke Jogjakarta untuk melakukan perjalanan wisata ke Malioboro.

Pukul 19.00 Wib saya dan teman-teman tiba di Kantor Muhammadiyah pusat yang terletak di jalan Kyai Hajin Ahmad Dahlan. Saya dan teman-teman saya disambut oleh Lia anak PP IPM, saya dan teman-teman saya bermaksud menumpang mandi dan sholat, karena perjalanan selanjutnya masih sangat panjang yaitu kembali ke Jakarta. Setelah sholat dan mandi, kami makan oseng-oseng mercon di dekat kantor Muhammadiyah, saya sudah mengingatkan teman-teman saya bahwa oseng-oseng mercon sangat berbahaya bagi perut yang tidak tahan pedas. Tapi ternyata teman-teman saya tetap kukuh ingin mencoba oseng-oseng mercon. Setelah makan saya dan teman-teman langsung jalan ke Malioboro untuk belanja bakpia dan baju khas Jogjakarta.

Malam itu saya dan teman-teman melanjutkan perjalanan dengan kecapekan. Saking capeknya, saya dan teman-teman tidur begitu pulasnya di bus. Merupakan kebahagiaan bagi pak Haposan dan pak Adam yang suka ngisengin saya dan teman-teman, dengan mengambil gambar saya dan teman-teman yang sedang tidur pulas. Tapi biarlah, membahagiakan orang kan ibadah, makanya saya tidak ambil pusing dengan aksi mereka berdua. Pukul 10.00 Wib saya dan teman-teman sampai juga di Jakarta dengan selamat, masing-masing kami kemudian pulang kekediaman masing-masing, termasuk saya yang menumpang bus hingga Rempoa. Sampai di Rempoa saya langsung naik angkutan umum 08 turun di Pondok Betung.
Continue Reading...

Ujian Nasional 2010...

Ujian nasional sesuatu yang biasa sebenarnya, tidak pantas jika ujian nasional dijadikan momok dan dijadikan sebagai sesuatu yang mengerikan dan menakutkan. Ujian nasional sama dengan ketika siswa akan melaksanakan ulangan tengah semester atau ujian akhir semester. Karena akan ulangan siswa harus mempersiapkan diri dengan belajar sebelumnya, sehingga ketika ulangan tiba sang siswa tidak takut lagi dan justru siap untuk mengerjakan soal-soal ulangan tersebut.

Ujian nasional menjadi momok bagi sebagian besar siswa dan guru karena ada standarnya, bagi yang tidak memenuhi standar 5,5 maka dinyatakan tidak lulus dan harus mengikuti remedial, jika remedial juga tidak lulus maka siswa tersebut harus mengikuti ujian nasional paket C. Standar nilai untuk syarat standarisasi kualitas pendidikan bagi suatu negara bukan merupakan hal yang aneh dan layak untuk disalahkan. Bagaimanapun Indonesia adalah negara yang tidak hidup sendiri, melainkan negara yang eksis dengan adanya tetangga-tetangga. Standar nilai yang dimiliki Indonesia akan dijadikan sebagai patokan ukuran kualitas pendidikan di negara Indonesia.

Masyarakat harus melihat ujian nasional dari sisi positifnya juga, bahwa dengan adanya standar nilai pendidikan di Indonesia, Indonesia akan dipandang dan dihargai oleh negara-negara lain. Realitasnya standar pendidikan di Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan dengan standar pendidikan negara-negara di Asia Tenggara apalagi jika di bandingkan dengan negara-negara maju di dunia. Sehingga semua pihak harus mendukung program pemerintah lewat ujian nasional.

Menurut saya ketakutan siswa terhadap ujian nasional sebenarnya sangat berlebihan dan lebih kurang rasional, karena bagaimanapun Diknas pasti mengeluarkan soal-soal ujian yang pastinya sudah dipelajari oleh para siswa di sekolah. Sebenarnya ketakutan siswa bisa dikurangi juga dengan adanya try out-try out yang diadakan secara kontinyu menjelang ujian nasional. Tidak hanya try out, pendalaman materipun dilakukan penuh selama satu semester sebelum ujian nasional. Sehingga kurang pantas kiranya sebagai sosok yang intelek, menjadi begitu takut dengan ujian nasional, sementara guru-guru di sekolah sudah mati-matian membantu siswanya untuk mempersiapkan ujian nasional lewat try out dan pendalaman materi.

Belajar tidak mungkin tanpa hasil, demikian juga dengan usaha tidak mungkin tanpa keberhasilan. Jika siswa sungguh-sungguh mengikuti program sekolah untuk persiapan ujian nasional ditambah dengan les-les di luar sekolah, seharusnya siswa tersebut telah siap sedia untuk mengikuti ujian nasional. Selama ini kenyataan yang terjadi adalah para siswa tetap merasa tidak siap bahkan ada yang tiba-tiba tidak siap ketika detik-detik ujian nasional sudah mulai mendekat. Psikologis dan sugesti mereka terlalu tinggi dan tidak terkontrol dengan baik, sehingga rasionalitas mereka menjadi anjlok hampir 90 persen. Dalam kondisi seperti ini, orang tua dan guru seharusnya menjadi teman paling dekat yang harus mampu memotivasi agar anaknya kembali bangkit dari keterpurukan emosional.


Saya tidak tahu harus bicara apa, tadi ketika mengawas ujian nasional saya berbincang dengan guru pengawas dari sekolah lain, berikut petikan dialog kami:
Saya: kenapa bu?

Ibu Diah: tidak apa-apa bu, cuma sedang sedih saja memikirkan anak-anak sekarang.

Saya: misalnya apa bu?

Ibu Diah: menyontek dalam ujian nasional itu kan tidak boleh ya bu, tapi kok ya tetap banyak anak-anak yang melakukan itu ya bu?

Saya: iya bu saya tahu, sebenarnya kita kadang dilematis juga ya bu, mau idealis dicaci dan kita tidak tega sama anak-anak didik kita, mau tidak idealis kok perbuatan kita sebagai guru kayaknya kurang baik.

Ibu Diah: saya ngeri saja bu, bagaimanapun kita kan guru yang setiap harinya mengajarkan kebaikan dan kejujuran kepada murid, masa iya pas ujian nasional kita menjadi orang yang mengingkari ajaran kita sendiri, saya malu bu?

Saya: iya bu, saya mengerti dan saya bisa paham bu, saya juga sedih bu, tapi kita juga tidak bisa menyalahkan siswa secara mutlak, karena banyak sistem yang bermain dalam kecurangan ini.

Ibu Diah: iya bu saya juga tahu, ada guru yang mungkin kurang maksimal dalam mengajar, ada anak murid yang memang malas belajar, dan ada sistem oknum yang menyediakan jawaban untuk dibeli oleh para siswa.

Saya: sehingga try out-try out dan pendalaman materi yang diberikan untuk persiapan ujian nasional seolah-olah menjadi sesuatu yang sia-sia dan tanpa makna.

Ibu Diah: iya bu, saya sedih sekali bu.


Saya tidak tahu lagi musti bicara apa tentang ujian nasional, tetapi sore hari ketika melihat berita tentang ujian nasional saya sedikit terharu dan menjadi kembali semangat. Ada beberapa siswa yang dalam kondisi kekurangan tetap semangat melakukan ujian nasional: siswa yang ditahanan, siswa yang sakit dan di rawat di rumah sakit, dan siswa luar biasa. Mereka sangat antusias mengikuti ujian nasional untuk mendapatkan ijazah sma/smk.

Teman-temanku yang saya sayangi, tidak ada manusia yang bodoh dan tidak ada juga manusia yang tidak mampu mengerjakan sesuatu sementara dirinya mempunyai akal dan pikiran. Saya tidak akan menjustifikasi kalian dengan statemen saya, saya hanya ingin teman-teman berfikri secara rasional dan dengan hati nurani. Bahwa teman-teman adalah seorang pelajar yang intelek dan mempunyai kemampuan-kemampuan yang tidak dimiliki oleh anak-anak yang tidak sekolah. Selamat mencoba menjadi baik, karena baik itu indah dan anggun.
Continue Reading...

Wednesday, March 17, 2010

Keliling Jakarta Di Hari Lahir,,,

Malam hari sebelum tanggal 16 Maret saya ketemu sahabat saya mbak Eny, dia menawarkan kepada saya agar pada tanggal 16 Maret kita bisa jalan-jalan keliling Jakarta dengan menggunakan sepeda. Saya agak keberatan kalau harus keliling Jakarta, akhirnya saya putuskan untuk pergi ke Ancol dan akan mampir di Kota Tua. Keesokan paginya mbak Eny datang ke rumah saya dengan satu orang teman lagi yaitu Ria yang kebetulan adiknya mbak Eny. Sebelum berangkat kita makan terlebih dahulu, nasi putih dengan telur ceplok serta kecap manis bekal dari ibunya mbak Eny untuk kita bertiga.

Pukul 07.00 kita bertiga mulai berangkat dengan semangat yang membara, maklum orang-orang Jakarta sedang berbahagia dengan kehadiran sepeda, meskipun kebahagiaan yang saya rasakan mungkin berbeda dengan yang orang lain rasakan. Terus terang saya tidak begitu kaget dengan sepeda, karena saya tinggal di kampung Jawa Tengah dimana bersepeda sudah menjadi hidup saya dari saya kecil. Dari Madrasah Ibtidaiyah, SMP, dan SMA saya masih bergelayut dengan sepeda. Berbeda dengan mbak Eny dan Riya yang mengenal sepeda ketika mereka sudah dewasa.

Kita bertiga jalan beriringan satu sama lain, kadang balapan kalau sedang ingin dan tidak terlalu lelah. Tibalah kami di Pasar Kebayoran dan agak miris ketika melihat sampah yang menggunung. Awalnya hanya memikirkan nasib pekerja sampahnya, saya sempat kasihan melihat tukang sampah sedang membersihkan sampah-sampah pasar yang sungguh banyak. Kemudian saya berfikir lebih jauh lagi tentang Jakarta, seandainya di Jakarta ada sekian puluh atau mungkin sekian ratus pasar dan setiap pasar menghasilkan sampah-sampah, berarti Jakarta tiap hari menghasilkan banyak sampah. Bagaimana mau bersih dan tidak banjir, jika sampah-sampah yang dihasilkan saja masih sungguh banyaknya?

Lewat Kebayoran saya sedikit bahagia setelah melihat sederetan bunga-bunga dengan pot-pot besar di jalan Asia Afrika dekat Senayan, saya sedang membayangkan seandainya seluruh Jakarta dipenuhi dengan bunga-bunga nan indah sesuai dengan program Pemda DKI Jakarta tentang gerakan sejuta bunga di DKI Jakarta. Bahagia lagi setelah tiba di Monas, alhamdulillah di Monas begitu rindang dan asri, pepohonan menjulang disana-sini, damai rasanya hati ini.


Setelah beberapa menit di Monas, kita bertiga melanjutkan perjalanan ke Ancol dan sebelum Ancol kita sempat mampir ke Gereja Katedral dekat masjid Istiqlal. Saya senang sekali bisa berfoto di depan Gereja Katedral tersebut, menurut saya bangunan Gereja tersebut sungguh indah dan mengandung nilai seni yang tinggi. Mbak Eny dan Riya sempat tidak mau ketika saya ajak masuk ke Gereja, tetapi setelah saya bujuk akhirnya mereka mengikuti saya masuk ke Gereja tersebut.

Dari Gereja kita menuju Ancol dengan sisa tenaga yang ada, alhamdulillah kita bertiga masih tetap semangat menuju tempat yang kita ingini. Sekitar pukul 10.00 kita bertiga masuk ke Ancol dengan senyuman, akhirnya sampai juga ke Ancol dengan sepeda kesayangan. Kita bertiga duduk ditepian pantai sambil menikmati makanan dan minuman seadanya yang telah kami siapkan dari rumah. Lelah, pegel-pegel, pusing, dan senang bercampur jadi satu dalam tawa riuh kita bertiga. Setelah kurang lebih satu jam bersendau gurau, kita bertiga memutuskan untuk naik perahu meski sayang perahunya tidak terlalu jauh dan hanya berputar-putar sangat sebentar.

Setelah naik perahu, kita bertiga langsung menuju musholla untuk persiapan sholat dzuhur. Sebelum sholat kita bertiga memutuskan untuk mandi di toilet gratis dekat musholla secara bergantian. Kita memutuskan bergantian karena tidak enak jika toilet penuh oleh kita bertiga yang sedang mandi. Segarnya setelah mandi, meskipun tidak memakai sabun mandi. Selesai sholat kita bertiga langsung melanjutkan perjalanan ke arah Kota Tua.

Sambil jalan kita bertiga sambil melihat ke kanan kiri untuk mencari penjual mie ayam atau bakso untuk makan siang. Tapi sayang kanan kiri yang kita lihat yaitu pemandangan-pemandangan agak kumuh yang kurang mengenakkan, sehingga selera makan kita agak sedikit menurun. Setelah jalan sekitar dua kilo meter akhirnya kita menemukan mie ayam wonogiri yang tempatnya alhamdulillah bersih. Kita bertiga makan dengan keriangan dan keikhlasan sampai-sampai sambal yang di mangkok sedikit ludes oleh kami bertiga, tidak hanya sambal teh tawarpun jadi sasaran kehausan kita bertiga.


Sampai juga di Kota TUa, waktu itu jam menunjukkan pukul 14.00 Wib, dan di Kota Tua cuaca kelihatan agak mendung dan hampir hujan. Sampai di Kota Tua kita bertiga lansung berputar-putar keliling Kota Tua sambil melihat-lihat sekitar. Hari itu orang-orang begitu banyak, sepertinya orang-orang tersebut sedang liburan, karena kebetulan hari itu tanggal merah (hari nyepi). Saya tiba-tiba tertarik dengan kerumunan orang-orang yang sedang melihat sulap, dan pesulap tersebut ternyata sambil jualan obat untuk segala penyakit.

Pesulap dengan peci dikepala dan tasbih ditangan terus berbicara tentang khasiat obatnya, dan dia sedang mengurung laki-laki dalam keranda hitam yang kata dia akan berubah menjadi perempuan cantik. Masa bergerombol semakin mendekat karena tertarik dengan bualan-bualan pesulap. Pesulap tidak tanggung-tanggung menggunakan ayat-ayat al-qur'an untuk meyakinkan para penontonnya termasuk saya. Saya bengon benar-benar penasaran ingin melihat perubahan laki-laki dalam keranda. Hampir 30 menit saya menunggu dengan sabar, keranda tidak dibuka dan pesulap terus saja mengoceh sambil menawarkan obatnya. Para penonton seperti terhipnotis tiba-tiba beramai-ramai membeli obat tersebut hingga hampir habis. Tiba-tiba di akhir acara pesulap tersebut bilang bahwa permainan tidak bisa dilanjutkan karena hujan, dan laki-laki dalam keranda hitam tetap menjadi laki-laki seperti semula.

Saya karena tidak terima dan gondok langsung memaki-maki dengan sadis di depan pesulap gombal tersebut. Bahkan saya berteriak-teriak sampai orang-orang disekitar melihat ke saya. Yang aneh menurut saya, penonton yang bubar sama sekali tidak mencibir dan langsung pergi begitu saja, seolah-olah pesulap tersebut tidak melakukan kesalahan apapun.

Setelah marah-marah dan gondok saya mencari minuman dingin dan mencari gorengan yang panas. Alhamdulillah dapat juga minuman dan makanan tersebut, saya menikmatinya dengan mbak Eny dan Riya, begitu enak makan dan minum dikala lapar dan haus. Setelah selesai saya mencari toilet dan melanjutkan perjalanan pulang menuju Bintaro tercinta. Meskipun gerimis kita bertiga tetap semangat dengan sisa-sisa tenaga yang ada. Di jalan kita bertiga melihat para jak mania yang hendak menuju Senayan. Saking lelahnya saya tidak bisa berkomentar banyak tentang rombongan jak mania yang ditahan polisi karena naik di atas metro dan karena membawa senjata tajam.

Pukul 18.30 kita bertiga tiba di rumah, saya tidak langsung pulang tetapi main dulu ke rumah mbak Eny. Alhamdulillah ditengah laparnya perut, ibunya mbak Eny masak ayam goreng dan sambal tomat. Perut sudah sangat keroncongan dan kita bertigapun makan dengan lahapnya seperti orang yang kelaparan karena seharian tidak makan. Setelah makan saya beristirahat di kamar mbak Eny, seluruh badan terasa pegel-pegel semua. Tapi saya tidak menyesal bahkan saya sangat bahagia, karena di hari ulanga tahun saya, saya bisa keliling Jakarta ditemani oleh teman-teman baik saya.
Continue Reading...

Thursday, March 04, 2010

Berbagi Cerita...

HP Hilang...

Sore itu saya janjian dengan teman-teman yang mau tampil di acara talk show tentang: saatnya bicara laki-laki. Saya menunggu empat teman-teman yang ternyata saat saya datang mereka belum ada yang datang sama sekali. Saat mereka datang dan kumpul, ada salah seorang yang bilang bahwa hp nya hilang selama di jalan naik motor. Saya mencoba untuk menghubungi no dari hp yang hilang tapi tidak aktif, akhirnya saya mencoba untuk sms dan berikut isi sms saya: mohon maaf jika menemukan hp ini tolong hubungi saya, hp yang hilang ini adalah hp murid saya, terima kasih.

Sehari kemudian saat saya work shop di puncak, ada orang yang sms mengaku bernama ady dan dia mengaku telah menemukan hp murid saya yang hilang tersebut. Dia bercerita bahwa dia menemukan hp tersebut di depan itc cipulir, dan saat ditemukan hp sudah dalam keadaan mati total. Akhirnya saya dan ady janjian untuk ketemu dalam rangka pengembalian hp tersebut. Ady memberikan no hp yang lain kepada saya, dan malam itu saya telephone dia agak lama. Dia sudah tidak lagi bercerita tentang hp tetapi dia lebih tertarik cerita tentang hal-hal lainnya.

Saya sudah sempat bercerita ke murid saya tersebut yang kehilangan hp, bahwa hp nya sudah ada yang menemukan. Tetapi saya heran selang dua hari dari saya berhubungan dengan penemu hp, tiba-tiba nomor murid saya yang hp nya hilang dan nomor ady tidak aktif. Saya sudah mencoba berkali-kali untuk menghubunginya dalam rangka untuk janjian tetapi nomornya sudah tidak aktif. Dari situ saya berfikir maksud dari ady yang sebenarnya apa ya?

Menemukan HP...

Saya sedang ingin makan di nasi kucing dekat taman ismail marzuki jakarta pusat, saat memarkir motor saya melihat hp tergeletak di atas tikar yang digelar lesehan. Saya dan teman saya langsung menyambar hp tersebut dengan maksud ingin menyelamatkan hp tersebut. Saya dan teman saya bermaksud akan menghubungi nomor yang ada di dalamnya dan menanyakan siapa pemilik hp yang saya temukan itu.

Setelah mengambil hp tersebut saya makan di nasi kucing sambil mengobrolkan banyak hal dengan teman saya. Tiba-tiba penjual nasi kucingnya panik dan bilang bahwa dia kehilangan hp, saya dan teman saya tidak langsung percaya dan akhirnya kami berdua menanyakan nomornya dan memintanya missed called ke hp nya. Dia missed called menggunakan hp teman saya dan ternyata nomor yang diputar salah. Karena kesalahan itu saya dan teman saya tidak percaya dan kami tidak bilang bahwa kami menemukan hp.

Pemilik hp sudah sangat panik dan terlihat sedih atas kehilangan hp nya. Saya akhirnya menyarankan untuk mengecek nomornya kembali barangkali ada kesalahan. Ternyata benar bahwa dia tidak hafal dengan nomornya sendiri karena masih baru. Akhirnya dia memutar kembali nomornya setelah melihat nomornya di hp temannya, dan hp yang saya pegangpun berbunyi. Akhirnya hp saya kembalikan dan si pemilikpun kembali tersenyum dengan manisnya.

Sepedaan...

Minggu pagi saya memutuskan sepedaan sama teman saya mbak eny dan hanya berdua. Sebenarnya ada beberapa yang mau ikut sepedaan tapi sepedanya kurang satu. Saya dan mbak eny mengayuh sepeda dengan tujuan al-azhar bsd, tempat yang sama sekali belum pernah kita ketahui keberadaannya. Tetapi jika ke arah bsd, kita berdua tentunya sudah lumayan beberapa kali lewat sana.

Saya dan mbak eny berangkat pukul 10.00 wib dan mulai melakukan perjalanan dengan santai dan serius. Kami berdua awalnya mengira bahwa perjalanan yang akan kami tempuh sekitar satu jam, ternyata prediksi kami salah, kami menempuh perjalanan berangkat hampir kurang lebih 2,5 jam. Waktu yang cukup lama dan lumayan melelahkan sehingga kami berdua harus beberapa kali berhenti untuk istirahat minum dan makan.

Sesampai di al-azhar bsd kami berdua langsung cari warung untuk membeli minuman dingin, disana kami berdua ketemu dengan anak kecil kurang lebih kelas enam sekolah dasar, dia mengambilkan minuman yang kami pesan sambil tersenyum. Karena melihat keramahannya tersebut, saya dan mbak eny menitipkan sepeda saya disitu dan kami berdua mencari masjid untuk sholat dan istirahat sebentar melepas lelah.

Saat di masjid kami berdua baru sadar bahwa ternyata perjalanan yang kami tempuh sungguh jauh dan sangat melelahkan fisik kami berdua, kamipun akhirnya tidur-tiduran sebentar sambil melepas lelah. Setelah agak enakkan kami berdua berjalan mencari makanan untuk isi perut, dan kami menemukan mie ayam dan es cincau pinggir jalan. Sebenarnya mencari nasi tetapi karena tidak ada, kamipun memesan mia ayam dan es cincau.

Setelah makan dan minum kami bermaksud masuk ke al-azhar bsd untuk menonton SID, tetapi kami tidak jadi masuk karena alasan kecapean dan cuaca sudah sangat mendung. Saya kembali ke rumah dimana kami menitipkan sepeda kami. Di depan rumah tersebut sudah ada yang punya rumah dan ternyata anaknya yang menerima kami saat menitipkan sepeda tengah ke luar rumah dengan bapaknya. Karena kelihatannya orang baik, kamipun berbasa-basi dengan ibu tersebut. Setelah berbasa-basi kamipun numpang leyeh-leyeh di dipan depan rumahnya.

Pukul 15.00 wib kami berdua memutuskan untuk pulang ke bintaro segera, selain cuaca sudah mendung kami berdua juga ingin mencoba rute jalan lainnya. Akhirnya kami berdua meluncur untuk pulang dan saat kami meluncur hujan turun mengguyur tubuh dan sepeda kami. Perjalanan tidak tehenti oleh hujan, kami tetap asyik menikmati perjalanan meski badan kedinginan karena dinginnya air hujan. Pukul 17.30 wib kami berdua sampai di rumah dalam keadaan lelah yang bertambah-tambah, dan sayapun langsung rebahan di kamar mbak eny, bukan hanya rebahan tetapi sayapun langsung tertidur dengan pulasnya. Bangun dari tidur yang cuma sebentar itu, saya telah dikagetkan oleh bau harumnya telur ceplok yang di masak oleh ria adeknya mbak eny.


Jilbab...

Saya senang saat melihat perawat di suatu klinik kecantikan resmi tiba-tiba menggunakan kerudung. Saya senang bukan karena apa-apa karena kerudung menurut saya sudah bukan hal yang aneh lagi, karena banyak orang yang bisa menggunakan kerudung tanpa alasan yang jelas misalnya karena alasan ajaran agama.

Mbak ini menggunakan kerudung di tengah-tengah komunitas pekerjaan yang pemilik dan pegawainya mayoritas beragama non islam. Bukan persoalan membedakan agama lain, cuma saya bahagia karena si mbak menemukan proses spiritualisasi di komunitas yang mayoritas non islam. Maksudnya saya agak iri saja dan merasa bahwa keimanan teman saya ini luar biasa, apalagi setelah saya mendengan cerita bahagianya ketika memutuskan menggunakan kerudung.

Dia bercerita bahwa dia senang sekali bisa menggunakan kerudung, dia sudah lama mau menggunakan kerudung tapi baru kesampaian. Dia juga minta didoakan agar penggunaan kerudungnya bisa bertahan sampai dia meninggal dunia. Tentu saya senang mendengarnya, apalagi dia merasa bahwa kerudung bisa menjaganya dari godaan tangan-tangan jahil laki-laki hidung belang. Selamat ya mbak, saya turut bahagia atas nilai yang engaku temukan, amien.
Continue Reading...
 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog