Wednesday, April 22, 2015

Acara Yudisium FIP UMJ....

Ini mahasiswa saya Program Studi PGSD FIP UMJ, mereka baru saja tampil Puisi Berantai Humor pada acara Yudisium FIP UMJ.
Hari itu Tanggal 21 April 2015 bertepatan dengan Hari Kartini dilangsungkan Yudisium di FIP UMJ (Wisuda Fakultas) bagi mahasiswa yang telah lulus.
Banyak kegiatan di acara Yudisium FIP salah satunya seremonial Wisuda dari Prodi PAUD, PGSD, dan Pendidikan Matematika.
Selain seremonial Wisuda, acara Yudisium dimeriahkan juga dengan hiburan-hiburan dari masing-masing Program Studi salah satunya hiburan Puisi Berantai dari Prodi PGSD semester 2.
Puisi Berantai adalah hiburan yang berbentuk humor (candaan) dalam rangka menghibur penonton.
Disebut Puisi Berantai karena sambung menyambung antara tokoh satu dengan tokoh yang lainnya, dengan setiap kata terakhir berhubungan dengan kata setelahnya.
Puisi Berantai yang ditampilkan oleh mahasiswa PGSD kali ini ada tiga tokoh yang diperankan yaitu: orang gila, tukang oncom, dan tukang becak.
Sebenarnya tampilnya mahasiswa di atas panggung dalam rangka mengembangkan bakat dan kreativitas mahasiswa.
Karena bagaimanapun mahasiswa adalah sosok intelektual yang harus berani bicara dan berani tampil dimanapun.
Selain Puisi Berantai masih banyak lagi hiburan yang lainnya yaitu: tari, akustik, paduan suara, dan angklung.
Pada Fakultas Ilmu Pendidikan UMJ ada Mata Kuliah Pengembangan Bakat dan Kreativitas, yang bertujuan mengakomodir bakat mahasiswa dan kemudian dibantu oleh Fakultas untuk disalurkan secara benar dan pada tempatnya.
Alhamdulillah Mata Kuliah ini mendapat apresiasi positif dari mahasiswa, karena kemudian masing-masing dari mereka merasa bakatnya dapat tertampung pada tempatnya.
Mata kuliah Bakat dan Kreativitas tersebut mencakup lima hal yaitu: futsal, basket, angklung, tari, dan paduan suara.
Mahasiswa dipersilahkan untuk memilih kekhususannya sesuai dengan kesenangannya masing-masing, tidak ada paksaan dari pihak manapun dalam menentukan pilihan.
Ke depan harapan lebih tingginya adalah supaya masing-masing kekhususan tersebut menjadi ciri khas FIP UMJ yang dapat ditampilkan di kancah Nasional dan Internasional, amin.
Sehubungan dengan Hari Kartini, kebetulan mahasiswa FIP UMJ mayoritas perempuan.
Harapan saya pribadi sebagai dosen, agar mereka yang kelak menjadi pengajar dapat menjadi pengajar yang profesional dan humanis.
Menjadi pengajar yang tidak hanya mengajar tetapi juga mampu mendidika dengan cerdas dan benar.
Agar mereka kelak juga menjadi orang tua yang baik buat anak-anaknya di masa yang akan datang.
Terutama buat mahasiswa saya yang peremuan supaya menjadi perempuan yang kuat, mandiri, konsisten, dan perempuan yang berani bersaing dalam hal positif di kancah nasional dan internasional.
Continue Reading...

Mengenalkan Hizbul Wathan....

Hari minggu Tanggal 19 April 2015 saya bersama dengan mahasiswa PGSD FIP UMJ Kampus Roxy melakukan Ujian Tengah Semester praktik di Taman Monas Jakarta Pusat.
Praktik tersebut berupa pembuatan video pembelajaran Hizbul Wathan dengan tema menyanyikan lagu-lagu Kepanduan HW, menyanyikan lagu-lagu Kepramukaan, dan mempraktikkan game-game humor.
Di bagi menjadi lima kelompok dengan komposisi masing-masing kelompok empat orang.
Menyanyikan lagu-lagu HW dan Kepramukaan dalam rangka supaya mahasiswa lebih senang belajar tentang Kepanduan dan Kepramukaan.
Selain juga alasan bahwa Kepanduan dan Kepramukaan memang merupakan kegiatan yang lebih dekat dengan lingkungan dan alam sekitar.
Alhamdulillah, mahasiswa terlihat lebih senang dan nyaman belajar sambil bermain di Taman Monas Jakarta Pusat.
Kegiatan berlangsung sangat menarik dan meriah, karena orang-orang yang berada di sekiar Taman Monas ikut melihat kegiatan yang sedang dipraktikkan oleh mahasiswa saya.
Mereka cukup antusias dalam mengamati dan mencermati, meskipun tidak sampai bertanya kepada saya dan mahasiswa saya.
Paling tidak mereka melihat bahwa Kepanduan di Indonesia tidak hanya Kepramukaan tetapi juga ada Kepanduan lain yaitu Hizbul Wathan Muhammadiyah.
Memang masih butuh waktu panjang untuk bicara tentang HW di Indonesia, butuh banyak support dari orang-orang Muhammadiyah secara khusus dan dari pemerintah secara lebih umumnya.
Tapi paling tidak, di lingkungan internal Muhammadiyah keberadaan HW sudah diakui secara utuh dan tuntas.
Majulah HW Muhammadiyah, bergeraklah secara aktif dan progresif untuk membentuk kader bangsa menjadi manusia yang berani, tangguh, mandiri, dan religius.
Continue Reading...

Thursday, April 02, 2015

Menghalalkan Banyak Cara Untuk Menang....

Sepakat dengan yang diungkapkan oleh Albert Einstein bahwa Bekerja keras itu bukan untuk menang melainkan untuk 'Nilai'.
Tapi sayang tidak semua orang bisa memahami kata nilai dengan benar, sebagian orang memaknai nilai sebagai bagian dari kepentingan.
Padahal kepentingan itu sendiri bermakna sebagai sesuatu yang sangat subjektif.
Dan subjektif berarti lebih cenderung kepada pemenuhan kepentingan individu/personal.

Terkadang berat juga untuk menyalahkan sosok manusianya, dikala sistem yang ada terlihat nyata penuh dengan kekacauan dan intrik-intrik.
Meskipun buka menjadi pembenar untuk tidak berusaha menjadi manusia yang baik dan humanis.
Sistem itu ada bermacam-macam: bisa sistem di keluarga, sistem di masyarakat, sistem di sekolah/kampus, dan sistem di pemerintahan.
Jika semua sistem tersebut sudah rusak maka jangan berharap akan lahir generasi-generasi yang beradab dan mempunyai prinsip.

Sebenarnya sepakat sih bahwa ketika keluarga mampu membentuk karakter dasar anak dengan baik, maka anak tersebut tidak akan mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar.
Karena harus diakui bahwa pembentuk karakter utama dan pertama adalah di keluarta.
Sehingga memang berat menjadi orang tua di jaman sekarang, harus benar-benar menyiapkan diri dengan kualitas dan kapasitasnya.
Sehingga melahirkan generasi cerdas yang humanis.

Terlepas dari siapapun juga, bahwa yang terpenting adalah kerjasama dari semua pihak untuk mewujudkan sebuah tatanan yang baik di masyarakat.
Bagaimana supaya masing-masing orang mempunyai prinsip bahwa "tetangga kita yang susah adalah tanggung jawab bersama."
Sehingga kehidupan yang berjalan di masyarakat akan selaras dan seimbang.

Teknologi informasi tidak bisa disalahkan secara membabi buta.
Karena semakin maju dunia maka efeknya akan semakin maju pula kehidupan manusia dari berbagai lininya.
Mau tidak mau semua orang harus siap dengan keadaan tersebut, karena jika tidak siap makan akan tergilas dengan sendirinya.
Seperti hukum alam yang berlaku pada kehidupan manusia.
Oleh karena itu mulai sekarang tebalkanlah prinsip hidup kita supaya benar, dan jadilah manusia yang konsisten dengan prinsip yang telah dibuatnya.
Amin.
Continue Reading...

Wednesday, March 11, 2015

Cerita Prasetyo Milanto....

Beberapa hari lalu tepatnya tanggal 07 Maret saya bertemu dengan Prasetyo dan tiga orang lainnya yaitu Baginda, Fadli, dan Heidir Ali. Mereka semua adalah dahulunya sebagai murid-muridku di SMA Muhammadiyah 18 Seskoal Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Mereka semua lulus Tahun 2011 dan sekarang tengah menyelesaikan study (semester 8), dan dari keterangan mereka bahwa rata-rata dari mereka tengah menyelesaikan Skripsi. Senang sekali rasanya mendengar murid-murid saya sudah hampir mencapai kesuksesan minimal di tingkat studynya.

Malam itu kita berlima jalan ke Gunung Munara Rumping Bogor, pendakian kecil yang tidak perlu membawa banyak perlengkapan seperti ketika kita mau mendaki gunung yang tinggi. Saya bertemu dengan mereka di Giant Bojongsari, kebetulan malam itu juga saya rapat SSFL (komunitas Satria F) untuk acara bulan Maret Akhir. Kurang lebih pukul 24.00 kami berlima mulai start menuju Rumpin tepatnya Gunung Munara. Saya kebetulan boncengan dengan Prasetyo menggunakan motor saya, karena perjalanan lumayan jauh saya cukup punya waktu untuk bisa ngobrol santai dengan Pras (teman-teman yang lain biasa memanggil Tyo).

Dia cerita sudah putus dengan pacarnya enam bulan lalu, perempuan yang sudah dipacari kurang lebih empat tahun. Putus karena ternyata si perempuan tersebut sudah jalan lagi dengan laki-laki lain tanpa sepengetahuan Pras. Awalnya Pras tahu dari photo-photo yang terunggah di FB perempuannya yang kondisi photonya berduaan dengan laki-laki lain. Tapi Pras tidak percaya begitu saja karena merasa harus konfirmasi ke pacaranya tersebut. Padahal sudah banyak juga dari teman-teman Pras yang bercerita tentang pacarnya, bahwa beberapa kali teman-teman Pras tersebut juga melihat pacar Pras dengan laki-laki lain.

Sampai suatu ketika malam minggu Pras datang ke rumah pacarnya kurang lebih pukul 21.00 dan bertemu dengan ibu pacarnya yang sedang sakit, ternyata pacarnya tidak ada di rumah dan sedang pergi dengan temannya. Begini kurang lebih dialognya Pras dengan pacar dan teman laki-laki pacarnya:
Pras: "hai selamat malam?"
Pacarnya: "menangis."
Pras: "bisa saya bicara dengan kamu mas?"
Laki-laki: "iya bisa mas."
Pras: "saya tidak mau berantem ya, bukan tidak bisa, tapi saya sudah janji dengan ibunya dia bahwa saya akan menyelesaikan masalah dengan damai dan baik."
Laki-laki: "iya mas, saya paham kok."
Pras: "saya mau tanya sama kamu, bisa tidak kamu jaga dia dengan baik dan benar?"
Laki-laki: "insya Allah bisa mas, akan saya jaga dia dengan baik dan benar."
Pras: "kalau kamu benar-benar bisa menjaga dia, saya ikhlaskan dia sama kamu, dan saya titip dia sama kamu, jaga baik-baik dan jangan sakiti dia sedikitpun, berani kamu menyakiti dia maka saya akan turun tangan mengatasinya."
Laki-laki: "iya mas, saya janji sama kamu bahwa dia akan saya jaga dengan benar sesuai dengan amanah kamu."
Pacarnya: "menangis menjadi-jadi."

Subhanallah, bangga sekali saya mempunyai murid seperti Pras. Laki-laki keren dan bertanggung jawab, laki-laki yang sadar bahwa cinta itu tidak harus memiliki. Laki-laki yang paham bahwa cinta itu adalah membiarkan orang yang dicintainya bahagia dengan pilihan hatinya. Pras, saya bangga sebagai guru kamu yang dahulu pernah mengajar kamu di SMA Muhammadiyah 18 Seskoal Kebayoran Lama. Semoga kamu mendapat gantinya yang lebih baik lagi dan lebih setia lagi, yang bisa mendampingi kamu dan menjadi patner hidup kamu. Tentu dalam rangka menggapai tujuan rumah tangga Islami yang damai, tentram, dan selalu di jalan Allah. Amin.
Continue Reading...

Tuesday, March 03, 2015

Lama Sekali Tidak Menulis.....

Malu sekali sesungguhnya, mengingkari apa yang sejatinya menjadi kesenangan dalam hidup yaitu menulis.
Dahulu, sampai hampir lupa dahulu itu kapan?
Aku sangat-sangat suka sekali menulis dan menulis.
Seolah ada yang kurang dan tidak mengenakkan ketika aku belum menulis (menuangkan ide-ideku) yang terkadang logis, terkadang kacau, dan terkadang aneh, bahkan sering tidak logis.
Tapi sekarang?
Apa kabar dengan kesenanganku itu?
Kenapa tiba-tiba lenyap tiada arahnya.
Sangat memalukan dan sangat mengesalkan sekali.

Tapi seperti yang orang bilang, lebih baik terlambat dari pada tidak melakukan sama sekali.
Jadi tidak ada yang terlambat, bagi orang-orang yang masih mau berusaha menjadi lebih baik lagi.
Yang terpenting adalah bagaimana kemudia kita mampu merangkai perbaikan-perbaikan dalam hidup dan kehidupan kita.

Semoga di masa yang kedepannya, semangat menulisku tumbuh lagi dan tumbuh lagi.
Semoga juga cita-citaku menjadi penulis dapat tercapai dengan sempurna.
Meskipun kesempurnaan itu sesungguhnya hanya milik-Nya.
Tapi paling tidak nyaris/mendekati sempurna itu sudah cukup baik.

Oya saat menulis ini, aku sedang berada di meja kantorku tepatnya di Ruang Ka Prodi FIP UMJ.
Pintu sengaja dibuka lebar-lebar supaya tidak merasa sendirian dalam kesepian.
Maklum di ruang Ka Prodi semua penghuninya sudah melejit pulang tinggal aku seorang diri disini, hehe.
Tapi tidak apa-apa, hal seperti ini sudah biasa dan aku tidak merasa aneh.
Bagiku apapun yang dipilih orang dalam hidupnya harus dihargai dan dihormati.
Karena sesungguhnya masing-masing manusia punya kapasitas untuk menafsir tentang kehidupan.
Yang terpenting lagi dari semuanya adalah tetap komitmen dan konsisten di jalan kebenaran.
Meskipun rintangan selalu datang silih berganti.

Cukup sekian sebagai penyemangat ulang atas kemalasanku menulis.
Semoga setelah ini aku dapat membangkitkan kembali semangat menulisku.
Amin ya Allah.
Continue Reading...

Wednesday, February 25, 2015

Memetik Hikmah Dari Sebuah Agenda......

Terkadang ada pelajaran yang tidak disangka-sangka dalam hidup kita. 
Harusnya tanggal 18 Februari 2015 malam aku pergi ke Wonosobo Jateng bersama temanku untuk mendaki gunung Sumbing yang kebetulan terletak di Wonosobo.
Sebenarnya terletak diantara dua daerah yaitu Wonosobo dan Temanggung.
Ada dua gunung disitu yaitu Sumbing dan Sindoro.
Tapi untuk mendaki dua gunung itu butuh semingguan, itu kenapa aku hanya memutuskan ke Sumbing, karena waktu aku dan temanku cuma empat hari.
Niat ke Sumbing sudah direncanakan dua setengah bulan lalu.
Kita sudah mengumpulkan uang bersama, sudah packing barang-barang, dan sudah mengajukan cuti kerja.
Dan hampir membeli tiket bus untuk perjalanan ke Wonosobo.

Ternyata diinfokan oleh tempat aku kerja bahwa ada rapat mendadak antra pimpinan dengan karyawan di luar kota daerah Sumatera.
Berangkat di malam yang sama dan pulang minggu tanggal 22 Februari 2015.
Rapat yang tidak boleh di tawar yang artinya bahwa rapat tersebut wajib untuk diikuti.
Nyesek banget sebenarnya dan ingin sekali menangis.
Selain juga tidak enak sama temanku.
Karena acaranya ke Sumbing jadi cancel karena aku rapat ke luar kota.
Itu artinya aku sudah mengecewakan dia.

Ternyata, tadi pagi aku dapat kabar dari salah satu temankua tgl 15 Februari 2015 ada satu korban pendaki yang meninggal di gunung Sumbing.
Memang cuaca di daerah situ sedang ekstrim menurut info dari banyak orang, sehingga agak rawan untuk sebuah pendakian.
Dan harus ekstra hati-hati jika ingin mendakinya.
Pelajarannya adalah mungkin tidak saat ini mendakinya ke Sumbing.
Karena baru ada yang meninggal.
Itu tandanya Allah sayang sama aku, sehingga aku diingatkan untuk tidak kesana saat ini.
Insya Allah lain waktu pasti aku akan kesana wahai gunung Sumbing.
Terima kasih.
Continue Reading...

Wednesday, February 18, 2015

BERKUNJUNG KE SEKOLAH TEMPAT PPL

Hari ini Tanggal 15 September 2014 saya berniat berkunjung ke MI Miftahul Huda Muhammadiyah Cinangka Sawangan Depok, berkunjung dalam rangka memantau perkembangan mahasiswa PPL yang saya bimbing dan sekaligus silaturahmi dengan guru-guru di sekolah tersebut. Di hari yang sama, di rumah saya juga sedang ada dua orang tukang yang ingin mengerjakan pintu-pintu yang rusak dan bermaksud melihat kondisi atap rumah yang sepertinya juga ada beberapa titik kerusakan. Karena sudah janji ingin  ke Sekolah saya berusaha sebisa mungkin menyiapkan dahulu yang dibutuhkan oleh tukang di rumah supaya bisa ditinggal, alhasil pagi jam 07.00 saya sibuk belanja ke toko bangungan untuk keperluan rumah. Setelah semuanya selesai dan siap di pegang oleh tukang sayapun pamitan dan bergegas menuju ke sekolah tempat PPL mahasiswa yang saya bimbing.

Setibanya di sekolah saya langsung memarkir motor saya di parkiran depan, tepatnya di depan ruang guru SMP Muhammadiyah. Kondisi parkiran sangat sempit dan hanya tersisa sedikit untuk motor saya, karena sudah tidak ada tempat sayapun sedikit memaksakan supaya motor saya tersebut bisa masuk diantara motor-motor yang lainnya.
Guru: “bisa tidak mbak?”
Saya: “agak susah bapak, karena sempit.”
Guru: “sini saya bantu mbak.”
Saya: “terima kasih bapak, maaf merepotkan bapak.”
Guru: “sama-sama dan tidak apa-apa mbak, oya mbak kenapa baru datang? Teman-teman yang PPL sepertinya sudah datang dari pagi lho?”
Saya: “iya bapak, tadi di rumah ada yang harus diselesaikan dulu, makanya saya terlambat.”
Guru: “yasudah sana cepat ke kantor guru MI, supaya bisa langsung masuk kelas dan mengajar.”
Saya: “terima kasih bapak.”

Saya sesungguhnya tersenyum geli, karena si bapak guru tersebut menyangka saya masih mahasiswa. Disisi lain saya senang karena itu berarti bapak guru tersebut masih menganggap saya muda dan hampir seusia dengan mahasiswa saya yang sedang PPL. Saya langsung masuk ke ruang guru bersalaman dan ngobrol dengan guru-guru MI yang sedang berada di kantor. Setelah ngobrol seperlunya saya langsung ijin untuk masuk ke ruangan kelas 3, kebetulan guru PPL di kelas 3 yaitu Dini dan Bachrul. Saya langsung masuk dan duduk di bangku siswa yang kebetulan diduduki hanya satu orang, karena teman sebangku siswa tersebut sedang tidak masuk karena ijin. Di dalam tidak hanya Dini dan Bachrul tetapi ada juga Maheni dan Anggi yang sedang menjadi observer.

Saya mencoba mengamati keadaan kelas tersebut dengan seksama, supaya saya bisa memahami kondisi psikologis mahasiswa saya yang sedang PPL disitu. Siswa-siswi sebagian gaduh, sebagian lagi berlarian kesana kemari, sebagian lagi mencatat dengan serius, dan sebagian lagi maju ke depan untuk menyerahkan hasil tulisan mereka kepada guru PPL. Saat itu juga saya berfikir betapa lucu, unik, menarik, dan menggemaskannya anak-anak usia Sekolah Dasar. Butuh kesabaran lebih dan butuh keberanian untuk menghadapi anak-anak tersebut. Karena jika salah mendampingi maka akibat kedepannya bisa fatal bagi anak tersebut.

Tiga puluh menit kemudian bel istirahat berbunyi, guru PPL mempersilahkan siswa-siswi untuk ke luar kelas dan beristirahat. Karena tertarik melihat aktivitas anak-anak tersebut, saya mengikuti mereka beristirahat, dan sebagian besar mereka menuju kantin di belakang yang letaknya tidak jauh dari ruang guru. Jajanan disitu sangat banyak dan lumayan beragam, dan yang menarik adalah jajanan disitu sangat murah dan terjangkau oleh kantong anak-anak. Disitu ada siswa yang membawa bambu untuk bermain enggrang, sepertinya sangat menarik jika saya bisa memainkan enggrang tersebut.

Saya: “hai, boleh pinjam bambunya tidak?”
Siswa: “memangnya kakak bisa mainnya?”
Saya: “saya waktu kecil mahir, tapi sekarang sudah lupa, ada yang mau mengajari saya?”
Siswa: “boleh kalau kakak mau, saya bisa mengajari kakak bermain enggrang.”
Saya: “terima kasih ya sudah mau mengajari, tapi susah sekali, kakak sepertinya tidak bisa lho bermain enggrang ini.”
Siswa: “kalau kakak sering berlatih pasti nanti bisa, intinya harus gigih berlatih kak.”
Saya: “jadi begitu ya? Berarti kapan-kapan kakak harus belajar lebih gigih lagi ya supaya bisa bermain enggrang.”
Siswa: “iya kakak benar sekali, oya kakak mengajar di kelas mana?”
Saya: “kakak tidak mengajar.”
Siswa: “kenapa tidak mengajar kak?”
Saya: “karena saya gurunya mereka, jadi saya tidak mengajar.”
Siswa: “owh jadi begitu ya kak, hehe.”
Saya: “iya sayang.”

Setelah bermain dan ngobrol dengan siswa-siswi MI tersebut saya mengajak mahasiswa untuk kumpul sebentar untuk berkoordinasi. Saya melihat mahasiswa saya ikut nimbrung jajan di kantin tersebut, setelah saya tanya mereka menjawab harganya sangat murah sekali, sehingga sangat menyenangkan mahasiswa. Cuma ada satu hal yang disampaikan oleh Fikrah, bahwa sampah bekas anak-anak jajan berserakan di tanah, itu terjadi karena tidak adanya tempat sampah disitu, sehingga anak-anak dengan santainya membuang sampah sembarangan. Akhirnya saya menyarankan supaya mahasiswa yang PPL menyiapkan tempat sampah disitu entah berupa tempat sampah sungguhan atau plastik hitam besar yang khusus untuk tempat sampah. Karena bagaimanapun itu adalah sekolah Muhammadiyah, sehingga tidak patut sepertinya jika masalah membuang sampah saja tidak tuntas.

Demikian kunjungan saya pada hari ini, setelah koordinasi dengan mahasiswa saya langsung ke ruang kantor untuk ngobrol lagi dan sekalian pamitan dengan guru-guru yang ada di kantor. Bahagia rasanya bisa belajar banyak dari semua yang ada di sekolah tersebut. Belajar tentang kesabaran, belajar tentang dunia anak-anak, belajar betapa susahnya menjadi guru untuk anak Sekolah Dasar, dan belajar untuk selalu menghargai apapun yang ada di sekitar kita, amin.
Continue Reading...
 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog