Tuesday, September 01, 2009

Tanggal 31 Agustus 2009...

Hari itu saya pertama kuliah di program doktoral unj jurusan penelitian dan evaluasi pendidikan. Saya sampai di unj sekitar pukul 07.30 sementara acara kuliah perdana dimulai pukul 08.00. Sesampai di unj saya agak terasing karena benar-benar tidak punya teman. Akhirnya kuliah perdanapun dimulai di aula lantai satu gedung pasca sarjana, dan ternyata agiel temenku juga masuk pasca s2 di unj. Karena dia sudah datang dan untuk yang magister jam 10.00 maka saya mengajak agiel untuk ikut kuliah perdana di program doktoral.

Mahasiswa yang diruangan tersebut lebih dari dua ratus dan saya melihat girang semangat di wajahnya. Sayapun terbawa suasana semangat yang luar biasa dan sudah membayangkan gelar doktor yang selama ini saya impikan dan cita-citakan. Dalam sesi tanya jawab saya sempat meminta kerjasama dari semua dosen yang kelak menjadi promotor, karena bagaimanapun kita tidak bisa menafikkan akan kasus kegagalan skripsi, thesis, atau desertasi. Para dosen tertawa dan menegaskan bahwa dirinya akan membantu semaksimal mungkin dan sebisa mungkin. Tentu ini sangat melegakan buat saya, orang yang juga kadang takut dengan klaim dosen kiler.

Saya sempat mengamati wajah-wajah para pimpinan pasca dan juga dosen-dosen yang terdiri dari ibu-ibu dan bapak-bapak, betapa hebatnya mereka dan betapa cerdasnya mereka. Rata-rata dari mereka sudah doktor dan bahkan profesor. Semangat saya untuk seperti mereka tiba-tiba menggebu-gebu, dan saya ingin sekali bisa menjadi mereka di masa mendatang. Bukan pada jabatan strukturalnya tetapi lebih pada ilmu yang mereka miliki. Selesai kuliah umum saya masih sempat ke dokter erna untuk memeli cream malam dan toner, karena kebetulan cream malamnya sudah habis.

Pukul 13.00 saya harus masuk kelas lagi untuk silaturahmi dengan teman-teman sejurusan dan juga untuk mendapatkan orientasi dengan ketua program studi dan sekretaris program studi pep. Semua mahasiswa s3 jurusan pep telah memasuki ruangan ber ac yang sangat dingin. Tiba-tiba ada hal yang tidak diinginkan yaitu lampu diruangan tersebut padam dan gelaplah ruangan dengans segera. Akhirnya karena gelap mahasiswa s3 pep digabung dengan mahasiswa s2 pep yang jumlahnya ternyata menjadi sangat banyak sekali. Karena kapasistasnya tidak mencukupi mahasiswa s3 banyak yang berdiri termasuk saya. Saya sebenarnya tidak masalah ketika harus berdiri, cuma terkesan kurang sopan saja, masa iya diantara puluhan orang saya harus berdiri mencolok dengan baju dan kerudung merah. Tiba-tiba ada seorang bapak yang nawari saya kursi sampai maksa, saya tidak berkenan bukan sombong tetapi lebih pada hak bahwa dia lebih dulu mendapat kursi dari saya.

Selesai acara di kampus unj saya langsugn menuju menteng untuk ikut acara buka bersama di rumah menteri kesehatan. Alhamdulillah bus belum pada berangkat dan mobil terlihat menumpuk di depan gedung muhammadiyah, bahkan sampai luber ke parkiran gedung-gedung sebelah. Saya mendapatkan tumpangan mobil punya mas rohim, sebenarnya banyak yang menawari saya tetapi saya terlanjur diajak mbak neny naik mobilnya mas rohim. Setibanya di rumah menkes saya dan rombongan langsung masuk ke rumah ibu menkes bagian belakang. Dan ternyata mobil-mobil pengangkut sudah ada sebagian yang tiba terlebih dahulu. Acara di mulai pukul 16.30 dan selesai pada buka bersama yang dilanjutkan dengan sholat maghrib berjamaah. Pada sesi acara diisi oleh sambutan-sambutan dari ketua ppa dan ketua ppm, sambutan dari tuan rumah, dan diisi pengajian oleh dosen uhamka bapak ki ageng.

Selesai makan rombongan siap-siap menuju menteng untuk kembali melanjutkan diskusi yang masih ada dua sesi lagi. Sesi tentang membangun peradaban dan sesi tentang penanaman nilai-nilai islam. Pada sesi pertama peserta sangat banyak bahkan kursi yang tersedia kurang. Tetapi sesi kedua peserta sudah mulai berkurang meski tidak signifikan. Tapi kata ki ageng kita tetap harus selalu optimis kepada orang lain, bisa saja peserta yang meninggalkan ruangan memang sangat kelelahan dan harus istirahat segera. Ki ageng juga mengomentari tentang statemen polisi yang akan menjaga pengajian-pengajian yang mencurigakan, kata ki ageng: alhamdulillah kalau polisi sempat jagain pengajian, berarti polisi kan bisa ikut ngaji sekalian, barangkali selama ini tidak sempat mengaji. Luar biasa, jika dalam hidup sehari-hari kita selalu berbaik sangka sama orang lain seburuk apapun perlakuan orang tersebut sama kita.

0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog