Wednesday, September 02, 2009

Negara Indonesia Bagaimana Nasibmu...

Semua orang di indonesia pasti percaya dan yakin bahwa yang akan melanjutkan kepemimpinan di indonesia adalah para generasi muda. Generasi muda dianggap mampu karena usianya yang masih belia dan karena semangat generasi muda masih menggebu-gebu. Idealnya berarti bahwa generasi muda yang diharapkan tersebut harus benar-benar siap menjadi manusia perkasa yang akan menggantikan tampok kepemimpinan para genarasi tua. Nah pertanyaannya kemudian adalah bagaimana gambaran generasi muda saat ini? Siapkah mereka menjadi pemimpin-pemimpin bangsa untuk menggantikan para pendahulunya? Mungkin bukan kita yang menjawab tetapi mereka, meskipun secara kasat mata kitapun sudah dapat menilai secara umum bahwa generasi muda di indonesia mengalami kemunduran dalam banyak hal, termasuk dalam cara berfikir dan bergaul.

Saya ingat salah satu siswa yang tidak berpuasa pada bulan ramadhan dan ketika saya tanya alasannya dia bilang: "saya bosan bu puasa, dari dulu sampai sekarang gini-gini saja tidak ada perubahannya." Saya kaget dengan jawaban tersebut, sekaligus koreksi diri bahwa ternyata kadang jawaban mereka jauh lebih logis dari yang pernah kita fikirkan sebagai orang dewasa. Masalah lain misalnya tentang tawuran yang jelas-jelas merupakan tindakan kekerasan dan menimbulkan kekacauan, ada beberapa anak muda yang bilang seperti ini tentang tawuran: "namanya juga anak remaja bu, gejolak jiwa mudanya masih tinggi dan ibu sebagai orang dewasa harus bisa ngerti dung." Lagi-lagi saya kaget dengan jawaban tersebut, karena saya berharap anak tersebut akan bilang: "iya bu, saya prihatin dengan generasi muda yang bisanya hanya tawuran, mereka mencemarkan nama baik indonesia bu." Tapi sayang, kata-kata tersebut seolah hanya hayalan yang sulit untuk terwujud dengan indah.

Bicara tentang nasib negara indonesia tentu tidak bisa lepas dari perilaku masyarakatnya, apakah perilaku masyarakatnya bermoral atau tidak memiliki etika sama sekali, atau berada diantara keduanya. Bagaimanapun moral menjadi standar, karena agama di indonesia ada enam dan kita tidak mungkin menggunakan salah satu agama saja sebagai sumber inspirasi dalam membangun negara indonesia. Sehingga batasan moral sekiranya bisa disepakati oleh semua agama, karena hampir semua agama yang ada di indonesia dan di seluruh duni pasti mengajarkan kebaikan kepada umatnya.

Saya tidak lagi sedang bilang bahwa moral di indonesia tidak baik, hanya sedang mengalami penurunan yang cukup drastis. Bagaimana tidak, akhir-akhir ini ada anggapan yang bicara tentang realitas keberagamaan di indonesia. Ada yang mempertanyakan tentang dua hal penting yang berkaitan langsung dengan moral yaitu:
1. orang beragama tapi tidak agamis
2. orang tidak beragama tapi agamis
Ketika kita menemukan dua pertanyaan tersebut, sebagai orang yang beragama kita akan memilih yang mana kira-kira, yang pertama atau yang kedua? Tentu tidak ada pilihan ketiga, karena tawaran pertanyaannya hanya ada dua.

Realitas yang mayoritas di indonesia menurut saya adalah yang kesatu, di indonesia agama menjadi wajib dan tidak boleh atheis di negara tercinta ini, sehingga semua manusia yang menginjakkan kaki di indonesia wajib memakai agama dalam kehidupannya. Keberagamaan yang mayoritas tersebut ternyata tidak menjamin kualitas keberagamaan manusianya, terbukti indonesia adalah negara yang mempunyai banyak permasalahan yang berhubungan dengan menurunnya nilai-nilai moralitas. Ada beberapa contoh yang saya kira kita semua sepakat bahwa itu adalah permasalahan moral yang musti cepat diselesaikan diantaranya:
1. budaya korupsi
2. free seks di kalangan anak remaja
3. tawuran pelajar
4. anak-anak berani membantah orang tuanya
5. banyaknya pelacuran
6. adanya penguasa yang kurang bertanggung jawab
7. pengangguran
8. kemiskinan
9. pencurian dan perampokan
10. pembunuhan, dan lainnya.

Bukan tidak bisa diselesaikan, tetapi lebih pada pertanyaan ulang kenapa indonesia dengan masyarakatnya yang beragama cenderung tidak agamis dalam kehidupan sehari-harinya? Karena saya tidak akan menyalahkan agama, bagaimanapun agama tidak salah dan tidak layak dijadikan tersangka, karena agama akan pasif jika tidak dijalankan oleh manusia sebagai benda hidupnya.

Tentu kiranya jawaban atas pertanyaan dan ketakutan-ketakutan terhadap permasalahan di atas menurut saya hanya satu: bangkitnya semangat generasi muda untuk menjadi manusia yang tangguh dan siap membangun negeri dengan keringatnya dan darahnya. Bukan tidak percaya dengan orang-orang tua, tetapi dalam sistem apapun regenerasi harus berjalan dengan baik dan sempurna. Sehingga mulai dari saat ini para orang-orang tua harus mendidik anak-anaknya menjadi generasi yang siap tersebut, generasi yang tangguh, dan generasi yang tidak cengeng serta siap berperang untuk kemaksiatan di muka bumi indonesia.

0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog