Tuesday, June 02, 2009

Remaja Dan Masalahnya...

Berbicara mengenai masalah remaja tidak akan habis-habisnya, namun saya hanya menyumbangkan sebagian kecil pemikiran masalah kenakalan remaja yang mungkin saja berguna untuk menambah pengetahuan kita semua.

Saat ini generasi muda khususnya remaja, telah digembleng berbagai disiplin ilmu. Hal itu tak lain adalah persiapan mengemban tugas pembangungan pada masa yang akan datang, masa penyerahan tanggung jawab dari generasi tua ke generasi muda. Sudah banyak generasi muda yang menyadari peranan dan tanggung jawabnya terhadap negara di masa yang akan datang. Tetapi, dibalik semua itu ada sebagian generasi muda yang kurang menyadari tanggung jawabnya sebagai generasi penerus bangsa.

Disatu pihak remaja berusaha berlomba-lomba dan bersaing dalam menimba ilmu, tetapi dilain pihak remaja berusaha menghancurkan nilai-nilai moralnya sebagai manusia. Hal ini sangat memprihatinkan bagi kita semua. Memang tingkah laku mereka hanyalah merupakan masalah kenakalan remaja, tetapi lama-kelamaan menuju suatu tindakan kriminalitas dan penyakit masyarakat yang sangat meresahkan.

Pada umunya kenakalan remaja ini dilakukan oleh anak yang berumur antara 15-18 tahun. Masa remaja merupakan masa dimana sedang beralihnya masa anak-anak menuju masa kedewasaan. Pada masa ini jiwa mereka masih labil dan mereka tidak memiliki pegangan yang pasti. Mereka berbuat sesuai dengan pikiran dan nalar, perbuatan itu mereka lakukan dalam mencari jati diri mereka sebenarnya.

Kenakalan remaja itu harus diatasi, dicegah dan dikendalikan sedini mungkin agar tidak berkembang menjadi tindak kriminal yang lebih besar yang dapat merugikan dirinya sendiri, lingkungan masyarakat dan masa depan bangsa. Apalagi sekarang, kenakalan remaja telah merambah juga ke anak-anak usia 12-14 tahun. Sehingga akan sangat menakutkan jika tidak diantisipasi sedari dini.

Masalah remaja adalah usia yang sangat rentan dengan berbagai masalah. Periode hidup manusia punya masalahnya sendiri-sendiri, termasuk periode remaja. Remaja seringkali sulit mengatasi masalah mereka. Ada dua alasan hal itu terjadi, yaitu :

1. Ketika masih anak-anak, seluruh masalah mereka selalu diatasi oleh orang-orang dewasa. Hal inilah yang membuat remaja tidak mempunyai pengalaman dalam menghadapi masalah.

2. Remaja merasa dirinya telah mandiri, maka mereka mempunyai gengsi dan menolak bantuan dari orang dewasa.
Remaja pada umunya mengalami masa pencarian jati diri atau keutuhan diri. Itu bisa menjadi suatu masalah karena terkadang perubahan-perubahan emosional, fisik dan psikologis di dalam diri mereka tidak sesuai dengan realitas masyarakat. Perubahan-perubahan ini diperparah dengan kondisi masyarakat kita yang semakin kompleks dan berteknologi modern. Arus perubahan kehidupan yang berjalan amat cepat cenderung membuat individu merasa hanya seperti sebuah sekrup dalam mesin raksasa daripada seorang makhluk utuh yang di dalam dirinya memiliki suatu keyakinan akan identitas diri sebagai seorang pribadi.

Adapun masalah yang dihadapi remaja masa kini antara lain :

a. Kebutuhan akan figur teladan
Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai-nilai luhur yang berlangsung dari keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar nasihat-nasihat bagus yagn tinggal hanya kata-kata indah.

b. Sikap apatis
Sikap apatis meruapakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat yang bersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud di dalam ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di masyarakatnya.

c. Kecemasan dan kurangnya harga diri
Kata stress atau frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja. Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk “pelarian” (memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya).

d. Ketidakmampuan untuk terlibat
Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan di masyarakat. Persahabatan dinilai dengan untung rugi atau malahan dengan uang.

e. Perasaan tidak berdaya
Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin menguasai gaya hidup dan pola berpikir masyarakat modern. Teknologi mau tidak mau menciptakan masyarakat teknokratis yang memaksa kita untuk pertama-tama berpikir tentang keselamatan diri kita di tengah-tengah masyarakat. Lebih jauh remaja mencari “jalan pintas”, misalnya menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat nilai baik atau ijasah.

f. Pemujaan akan pengalaman
Sebagian besar tindakan-tindakan negatif anak muda dengan minumam keras, obat-obatan dan seks pada mulanya berawal dari hanya mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak muda dewasa ini memberikan pandangan yagn keliru tentang pengalaman.

Bentuk-bentuk dari perbuatan yang anti sosial antara lain :

a. Anak-anak muda, yang berasal dari golongan orang kaya yang biasanya memakai pakaian yang mewah, hidup hura-hura dengan pergi ke diskotik merupakan gaya hidup mewah yang tidak selaras dengan kebiasaan adat timur.

b. Di sekolah, misalnya dengan melanggar tata tertib sekolah seperti bolos, terlambat masuk kelas, tidak mengerjakan tugas dan lain sebagainya.

c. Ngebut, yaitu mengendarai mobil atau motor ditengah-tengah keramaian kota dengan kecepatan yang melampaui batas maksimum yang dilakukan oleh para pemuda belasan tahun.

d. Membentuk kelompok (genk-genk) anak muda yang tingkah lakunya sangat menyimpang dengan norma yang berlaku di masyarakat, seperti tawuran antar kelompok. Bahkan adanya komunitas anak muda yang merasa mempunyai ideology seperti komunitas partai dan samurai.

e. Adanya genk-genk khusus perempuan yang mencoba eksis di sekolah dan memberlakukan senioritas bagi yang senior, dan gerakan mempertahankan diri bagi yang yunior.

f. Sekelompok anak-anak muda yang mulai mencoba-coba untuk memakai narkoba, biasanya dilakukan oleh anak-anak yang orangtuanya mampu.

g. Kebiasaan anak-anak orang kaya yang suka berbelanja dan menghabiskan uang orangtuanya.

h. Kegandrungan anak muda Jakarta untuk gabung dan aktif di dunia entertainer (menjadi artis atau penyanyi).

i. Merebaknya free seks pra nikah yang dilakukan oleh anak-anak SMP, SMA, dan mahasiswa.

j. Kecanduan yang berlebihan terhadap dunia maya seperti: game on line, friendster, facebook, chatting, blogspot. Sebenarnya untuk tehnology akan bisa bermanfaat jika masing-masing anak mempunyai self control dan self critic.


Mengatasi problematika remaja dengan cara yang humanis dan bijaksana
Humanis yaitu karakter atau perilaku yang menghormati perbedaan orang lain tetapi kemudian tidak cuek atau acuh dengan keadaan yang ada. Sedangkan humanis yaitu karakter atau perilaku yang berlandaskan pada kualitas intelektualitas, emosionalitas, dan spiritualitas.

Pendekatan-pendekatan yang bisa dilakukan yaitu:

1. Pendekatan agama
Agama adalah sebagai basic yang paling penting bagi semua orang, termasuk bagi anak-anak usia remaja. Bayi lahir ke dunia berstatus sebagai anak dari orang tuanya masing-masing, dan karena orang tua telah beragama sebelumnya otomatis anak mengikuti agama orang tuanya. Penanaman dan pemahaman agama yang benar dan baik dari orang tuanya, akan menjadikan seorang anak tumbuh sebagai umat/hamba yang bertanggung jawab atas agama yang dianutnya.

Jika anak sudah mulai menjauh dan cuek dengan agama yang dianutnya, maka orang tua mempunyai hak penuh untuk kembali mengingatkan anaknya supaya tidak menyimpang terlalu jauh. Karena bagaimanapun, usia remaja adalah usia yang sangat rentan dan mudah terpengaruh dengan orang lain. Yang jauh lebih penting dalam masalah agama yaitu: adanya teladan yang baik dan benar dari orang tuanya.

2. Pendekatan teman sebaya
Orang tua yang bijaksana pasti mampu mengerti dan memahami kondisi perkembangan anaknya dengan utuh. Sehingga orang tua tidak acuh dengan teman sebaya dari anaknya. Orang tua bisa memantau sejauh mana pola hubungan dan komunikasi yang terjadi diantara anak dan teman-temannya. Orang tua tidak perlu turut campur secara berlebihan, orang tua boleh terlibat jika keadaan memang sudah membutuhkan bantuan dan bimbingan dari orang tua.

3. Pendekatan orang tua
Orang tua yang baik adalah orang tua yang dihormati anaknya tanpa dirinya meminta untuk dihormati. Orang tua yang benar yaitu orang tua yang memberikan contoh teladan dengan perbuatan nyata, bukan hanya dengan kata-kata. Orang tua yang baik juga orang tua yang mampu menumbuhkan perasaan emosional yang dalam antara dirinya dan buah hatinya.

4. Pendekatan moderat
Bahwa tidak bisa dinafikkan bahwa era sekarang adalah era globalisasi dan modernisasi. Dimana segala aspek kehidupan baik ekonomi, sosial, politik, dan budaya telah berubah baik secara lokal maupun secara internasional. Orang tua sebagai orang terdekat dari anak tidak boleh ketinggalan arus informasi dan tehnology yang begitu pesat perkembangannya. Sehingga ketika anak tersesat di megahnya era globalisasi misalnya tehnology, orang tua tidak kaget dan telah mempunyai strategi yang jitu untuk mengatasinya.

5. Pendekatan prinsip
Prisip adalah pegangan yang harus dimiliki oleh semua orang. Manusia yang siap dengan masa depan yaitu manusia yang mempunyai prinsip hidup. Tanamkan dan yakinkan kepada anak kita, bahwa dalam hidup dan kehidupan yang cuma sebentar ini dibutuhkan prinsip yang kuat. Sehingga ketika mendapat gangguan dan rongrongan dari sesuatu yang menyesatkan, dirinya telah mengatisipasi dari awal dan tidak kaget.

0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog