Tuesday, March 24, 2009

Tentang Kampanyeku...

Saya bingung mau mulai dari mana menulis cerita ini...
Yang jelas saya telah meninggalkan jakarta dan berencana tinggal di dapil 10 selama dua minggu untuk melakukan kampanye...
Memang sudah terlambat bicara kampanye, karena pemilu tinggal hitungan hari...
Tapi kata orang: mending terlambat dari pada tidak melakukan sama sekali...

Saya pulang ke Batang malam sabtu tanngal 20 maret 2009, saya lewat grogol karena sebelumnya saya harus maketin motor lewat SJB tanah abang...
Sebenarnya saya sama sekali belum pernah lewat grogol, tapi karena saya sudah menunda kepulangan berhari-hari saya putuskan untuk tetap pulang lewat terminal manapun...
Ternyata benar, saya harus mengalami kekecewaan...
Bus krmatjati yang saya pikir akan melaju pukul 21.00 baru melaju pukul 23.30...
Akhirnya saya sampai Batang sudah sangat siang yaitu pukul 10.00 WIB, padahal biasanya pukul 06.00 WIB sudah bisa istirahat di rumah...

Hari itu saya istirahat di rumah dan tidur seharian, menyiapkan fisik saya untuk berkeliling esok harinya...
Hari minggu saya pergi ke pekalongan diantar sama Riyan, temannya adek kandung saya Sugy...
Sampai ke Pekalongan saya langsung menuju rumah Aditya...
Ternyata dia baru bangun tidur dan langsung menemui saya, kita bicara basa-basi sedikit tentang partai dan perkembangan perpolitikan di daerah Pekalongan dan sekitarnya...
Selang beberapa waktu saya di ajak Aditya ke rumah salah satu rekan PMB, dan disana kita berbincang banyak hal tentang perkembangan perpolitikan di daerah Pekalongan dan sekitarnya...

Saya tidak menyangka dengan pertemuan kali itu, saya pikir saya akan tambah semangat untuk berkampanye di akhir waktu yang tersisa, ternyata semangat yang saya harapkan menguap begitu saja terusir oleh kacaunya kondisi kepentingan perpolitikan di daerah dan bahkan saya yakin di hampir seluruh penjuru tanah air Indonesia...
Ditambah dengan kabar dari keluarga saya, bahwa nama saya sudah tidak disebut lagi oleh ibu-ibu pengajian di desa saya, lantaran ada caleg dpr ri dari salah satu partai besar yang datang dan memberikan uang...
Padahal sebelumnya, masyarakat desa saya berkomitmen secara tidak langsung untuk mendukung saya untuk caleg dpr ri...

Saya mencoba untuk tabah dan tetap berbaik sangka kepada masyarakat, bahwa memilih caleg yang memberi uang adalah pilihannya, dan orang lain tidak punya hak untuk menyalahkan masyarakat di tengah demokrasi di Indonesia yang setengah matang dan hampir busuk...
Bahkan saya berfikir, bahwa masyarakat bawah hanyalah sebagai korban kepentingan saja, dan sayangnya mereka tidak sadar, yah semoga bukan karena pura-pura tidak sadar...

Saya lanjutin...
Setelah berdiskusi cukup lama dengan Aditya dan kawan-kawan, saya mengambil motor dan kemudian mentraktir Riyan makan baso...
Siang itu hujan turun cukup deras, dan baju kami lumayan cukup basah kuyup terkena air hujan...
Setelah baso tersaji, saya dan Riyan baru sadar bahwa ternyata kami sangat-sangat kelaparan...

Setelah makan baso saya meluncur menuju rumah bu Mislany...
Kemudian Riyan langsung berpamitan untuk pulang terlebih dahulu...
Riyan pulang duluan, karena saya memang punya rencana untuk tinggal di Pekalongan selama beberapa hari ke depannya...

Sore itu ada rapat PMB kota pekalongan dan saya ikut serta, rapat kali itu untuk merencanakan aksi kampanye terbuka keesokan harinya yaitu tanggal 23 maret 2009...
Malam harinya saya, bu Mis, Ira, dan Mas Lichin mengisi acara pemuda kampung yang memang mengundang kita untuk berbagi cerita tentang caleg perempuan...
Bu Mis membawa snak untuk para pemuda, dan saya membelikan beberapa bungkus rokok untuk menemani mereka...
Awalnya ada anak PMB yang tidak setuju, karena rokok dia pandang sebagai sesuatu yang kurang baik, bagaimanapun PMB kan partai Islam, jadi tidak layak mengajarkan yang tidak baik, tetapi karena kondisi yang menginginkan, saya tetap membelikan rokok untuk para pemuda yang hadir dalam acara tersebut...

Bla bla bla, kita sedikit memberikan ceramah dan berbagi pengetahuan, dan mereka menanyakan banyak hal kepada saya dan teman-teman saya diantaranya tentang: pembuatan ktp kenapa harus lunas pbb? tentang askeskin yang kurang efektif, tentang janji-janji caleg yang sering diingkari oleh caleg sendiri, tentang mahalnya pendidikan, dan tentang visi misi saya dan teman-teman...
Saya dan teman-teman cukup lancar menjawab dan hampir tidak ada halangan sama sekali...
Justru yang menghalangi adalah saya dan teman-teman takut, seandainya jawaban kami hanya bualan kosong yang karena kelalaian kami, kami nantinya tidak mampu menjalankannya, tentunya kami harap semoga tidak demikian...

Saya dan teman-teman cukup senang bisa bertemu dengan anak-anak muda yang luar biasa dan terlihat sangat sungguh-sungguh ingin mendukung saya dan teman-teman saya yang kebetulan berasal dari partai baru, partai yang sangat muda dan belum dikenal oleh banyak orang, meskipun secara tekstual partai saya sangat bagus dan idealis, sorry tentunya dalam kapasitas pandangan subjektif saya...

Hari Senin tanggal 23 maret saya dan teman-teman PMB kumpul di rumah salah satu simpatisan PMB kota Pekalongan...
Tidak sesuai harapan, yang datang untuk berkampanye hanya beberapa saja, dan jumlahnya sangat tidak signifikan...
Tetapi berapapun yang datang, saya sangat bersyukur, karena dari yang sedikit saya yakin pasti akan ada hikmah yang luar biasa dan akan ada hasil yang bermakna di kemudian hari...
Saya dan teman-teman keliling kota Pekalongan menggunakan sepeda motor dan dua mobil...
Kita tidak membawa kaos dan juga uang, yang kita bawa hanya brosur, pamflet, kartu nama, dan stiker...
Kita membagi-bagikan brosur di pasar tradisional, swalayan, dan di pinggir-pinggir jalan...

Saya sangat senang bisa langsung berkomunikasi dengan masyarakat secara langsung, tapi sayang, masyarakat kurang welcome dan terlihat sangat apatis dengan kedatangan kami...
Apatisme mereka mungkin hampir sama dengan apatisme saya terhadap para caleg...
Tidak sedikit yang menanyakan uang dan kaos, bahkan banyak yang menolak menerima brosur yang kami sebarkan, alasannya tidak ada gunanya...
Saya pribadi tidak akan menyalahkan masyarakat atas responnya terhadap partai...
Karena sekali lagi mereka bagi saya adalah korban kepentingan penguasa, kepentingan yang selama ini memang sama sekali tidak memihak kepada mereka...

Segala tempat telah kita jelajahi, bahkan saat di swalayan sempat ada wartawan dari rcti yang mengikuti saya dan teman-teman...
Meskipun jumlah kami sedikit, saya tidak merasa malu dan rendah diri, karena saya pikir kata itu sudah tidak begitu bermakna dalam situasi perpolitikan yang sangat hampir busuk ini...
Saya terus mencoba bermurah hati sepanjang perjalanan tersebut, bermurah hati dalam pesimisme dan apatisme, bukan terhadap PMB tetapi kepada situasi dan sistem yang ada saat ini...

Saya dan teman-teman sholat dzuhur dan makan siang, kita juga beramah-tamah dengan beberapa orang yang kita kenal...
Termasuk dengan pemilik warung makan yang kebetulan dikenal oleh salah satu teman saya yaitu pak Slamet, akhirnya saya menitipkan brosur kepada si pemilik warung tersebut...
Hari itu saya sangat bahagia dan bangga, terutama kepada teman-teman PMB yang ghirohnya sungguh luar biasa, berjuang untuk nilai dan berjuang tulus tanpa kepentingan serakah...
Saya sangat yakin, bahwa teman-teman saya memang benar-benar kader yang militan, kader yang tak tergoyahkan oleh kekuasaan semata...

Di segmen terakhir sebelum kita sholat ashar bersama, saya dan teman-teman sempat mengunjungi bekas lokalisasi pelacuran, saya sangat bersemangat sekali dan berharap masih bisa bertemu dengan salah satu pelacur...
Bukan apa-apa, saya hanya ingin berdiskusi dengan mereka, manusia-manusia yang dianggap orang sebagai sampah masyarakat, tanpa dipertanyakan dahulu kenapa mereka memilih menjadi pelacur???
Karena saya kira, tidak ada manusia yang menginginkan menjadi bahan cemoohan atau bahan omongan orang lain, ada beberapa kondisi yang memaksa orang untuk melakukan sesuatu yang mungkin bagi orang lain adalah sebagai sebuah kesalahan...
Sehingga tidak bijak rasanya ketika kita harus mengklaim orang lain, hanya karena orang lain mengklaim...
Karena sesungguhnya, tidak ada kebenaran mutlak dalam klaim, yang ada hanya kepentingan dan keegoisan seseorang yang merasa bahwa dirinya adalah yang paling benar...
Tetapi sayang, saya tidak bisa bertemu dengan pelacur atau mantan pelacur sekalipun...

Sama halnya dengan politik...
Tidak musti partai besar harus menang dan baik, dan tidak musti juga bahwa caleg yang berduit pasti amanah...
Karena ada banyak kemungkinan dalam politik...
Tidak musti juga partai yang kecil tidak baik dan pasti akan kalah, karena masayarakat Indonesia saat ini sudah cukup cerdas untuk mengerti...
Pun seandainya kondisi masyarakat masih belum cerdas, kita tetap tidak layak menghakimi mereka, karena mereka telah teracuni oleh klaim-klaim yang sangat berkepentingan dan hampir mengesampingkan 'nilai'...

0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog