Saturday, March 28, 2009

Bendera PMB...

Hari itu hari rabu, saya masih menginap di rumah bu misliany. Pagi hari sekitar pukul 06.00 wib ketika saya habis selesai mandi, pak cipto dan kawan-kawan pmb datang ke rumah bu misliany. Pak cipto memberikan bendera pmb kepada saya sejumlah 90 bendera, dan pak cipto meminta saya untuk memasang bendera tersebut di daerah batang, karena kebetulan di batang belum banyak bendera pmb.

Karena sudah tidak mungkin mencari bambu sebanyak 90 buah, siang itu saya memutuskan menjahit benderanya menjadi tiga pasang bendera. Saya meminta tolong awang untuk mencarikan tukang jahit yang bisa ditunggu, dan ternyata tetangga awang ada yang bersedia menjahit 90 bendera dan langsung jadi hari itu. Saya pikir saya akan membayar mahal untuk upah menjahit bendera, ternyata tukang jahitnya hanya minta 30.000 rupiah saja.

Malah harinya, saya ditemani oleh awang kerja lembur sampai pukul 00.00 wib memberi nama saya dan keterangan dpr ri pada bendera dengan menggunakan pilog. Saya dan awang mengerjakan semua itu di rumah bu misliany. Sungguh luar biasa, saya bangga dengan awang yang kebetulan anak irm kota pekalongan. Semangat membantunya sungguh luar biasa dan patut untuk diacungi jempol.

Keesokan harinya saya pulang ke gringsing dan berniat memasang bendera-bendera tersebut di daerah pantura batang. Saya mengajak wanto, inul, dan kang dun. Mereka semua sebenarnya masih saudara saya, meskipun bukan saudara dekat. Saya dan anak-anak memasang bendera di sepanjang jalan raya batang, dan kami baru selesai sekitar isya.

Saat masang bendera, saya sempat bermasalah dengan anak-anak muda disalah satu desa. Mereka tidak mengijinkan kami memasang bendera di pagar rumah walet, alasanya rumah walet tersebut dijaga oleh pemuda kampung, sehingga saya harus ijin terlebih dahulu kepada pemuda kampungnya. Karena tidak mau berurusan panjang, bendera saya lepas dan kami melanjutkan perjalanan kembali. Saat kami pergi, ternyata ada yang meminta brosur, dan karena diminta kamipun memberikan brosur yang dimintanya.

Sekitar pukul 19.00 wib, ada pemuda yang mengaku bernama andy mengirim sms kepada saya, isinya kurang lebih demikian: pemuda desa sejumlah 100 orang siap mendukung saya dan memberikan suaranya kepada saya, tetapi mereka minta uang ganti rugi selama sehari kerja. Karena menghargai mereka saya jawab: terimakasih atas dukungannya, tetapi untuk uang ganti ruginya saya tidak bisa memberi, karena menurut saya pemilu adalah program pemerintah yang harus didukung, itu seandainya kita merasa sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Setelah saya kirim sms tersebut, andy sudah tidak menanggapi lagi.

Saya bingung mau nulis apa lagi jika berhubungan dengan uang, bahkan sayapun ikut apatis dengan sistem demokrasi di indonesia. Ternyata benar, bahwa untuk nyaleg tidak dibutuhkan kecerdasan dan pendidikan yang tinggi. Yang diperlukan untuk menjadi caleg yaitu: kaya, terkenal, cakep, dan berani menggadaikan harga diri demi untuk membagi-bagikan uang kepada para pemilihnya nanti.

0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog