Saturday, March 28, 2009

Perjalanan Ke Randu Dongkal...

Usai kampanye seharian, sorenya saya memutuskan untuk pergi ke randu dongkal pemalang ditemani awang anak irm kota pekalongan. Saya dan awang berangkat dari pekalongan pukul 17.00 wib dan tiba di rumah mas aziz pukul 20.00 wib. Saat lewat jalan dari pemalang kota sampai randu dongkal, jalanan sangat gelap dan hampir tidak ada lampu jalan, ditambah tidak banyak orang/kendaraan yang melintas di jalan tersebut. Sebenarnya saya agak takut sama gelap bahkan sangat phobia sama gelap, tetapi karena ada teman yaitu awang, perasaan takut saya sedikit berkurang. Karena saya pikir awang tidak bermasalah dengan gelap tidak seperti saya. Tetapi ternyata, awang juga phobia sama gelap, saya baru sadar saat motor yang kami gunakan beberapa kali melewati lubang dan kami berdua terlonjak-lonjak. Tapi untungnya, kami bisa sampai rumah mas aziz dengan selamat dan tanpa halangan apapun.

Mas aziz adalah teman saya waktu di irm dulu, dia adalah mantan ketua irm daerah pemalang. Saat ini mas aziz telah mempunyai istri dan satu orang anak bernama azmi. Malam itu kita ngobrol sedikit tentang partai dan lebih banyak ngobrol tentang kenangan-kenangan masa lalu ketika sama-sama di irm. Karena lelah, pukul 22.00 wib yang sebenarnya belum terlalu malam, saya memutuskan untuk istirahat. Karena besoknya, saya berencana mencari sahabat lama saya ketika kuliah di unnes, namanya miftahudin.

Pagi harinya, saya diajak oleh istri mas aziz ke pasar randu dongkal, kami sarapan soto dan kemudian baru jalan-jalan ke dalam pasar. Mas aziz dan istrinya punya toko di pasar tersebut, istrinya jualan pakaian, sedangkan mas aziz jualan bahan-bahan baso. Saya bangga dengan mereka berdua, karena bagi saya mereka sangat luar biasa kreatif. Mereka berdua sama-sama sarjana, tetapi mereka tidak bergantung pada peluang kerja kantoran yang memang hampir-hampir sangat sedikit di indonesia. Sayangnya, saya belum berani untuk berinisiatif menjadi seorang pedagang/minimal berwiraswasta sendiri, suatu saat pasti saya coba. Saya sadar, bahwa untuk menjadi orang baik (banyak beramal) harus punya banyak uang, dan punya banyak uang berarti orang kaya. Dan orang kaya di indonesia tidak ada yang profesinya sebagai pns/guru swasta, tetapi orang kaya di indonesia yaitu: artis/pekerja seni, pengusaha/pedagang, dan para pejabat-pejabat di indonesia.

Usai jalan-jalan dari pasar, saya dan awang memutuskan untuk pergi ke moga menemui teman saya yang bernama miftahudin. Saya pernah ke rumah miftahudin kira-kira tujuh tahun yang lalu, tetapi saya yakin masih bisa mengingat rumah miftahudin. Akhirnya sampai juga di rumah miftahudin, dan saya kaget ketika melihat stiker miftahudin, dan ternyata dia juga nyaleg sama seperti saya. Miftahudin nyaleg dprd 2 kabupaten pemalang nomor urut 4 dari pks.

Ternyata miftahudin tidak berada di rumah dan sedang mengajar di sma pgri. Saya dan awang memutuskan untuk menyusul miftahudin di sma pgri. Setelah samapi di sma pgri, ternyata miftahudin tidak sama temui, dan ada beberapa guru yang ikut mencarinya, tetapi tetap saja tidak ketemu. Saya mencoba telephone dan sms berkali-kali, ternyata hpnya ditinggal di kantor. Setelah menunggu sekitar 15 menit, saya ketemu dengan miftahudin, kurang lebih sudah sekitar lima tahun saya tidak bertemu dengan dia secara langsung. Tidak banyak perubahan, masih sederhana dan pendiam seperti dulu, hanya saja sekarang dia telah mempunyai istri dan baru menikah sekitar dua bulan.

Maksud hati menemui miftahudin untuk minta dukungan atas pencalegan saya, tetapi ternyata dia juga seorang caleg. Meskipun dia caleg dprd 2, saya paham bahwa dia harus komitmen terhadap caleg dpr ri dari pks, sehingga tidak bijak rasanya jika saya meminta miftahudin untuk membantu pencalegan saya. Akhirnya kita hanya bercerita tentang beberapa hal yang sifatnya umum, dan lebih pada kenangan masa lalu ketika sama-sama menjadi mahasiswa unnes. Bagaimanapun miftahudin adalah teman dekat saya, sehingga ketika ketemu saya merasa bahwa ada banyak hal yang harus diperbincangkan ulang.

Setelah dari miftahudin, saya kembali ke rumah mas aziz dan melanjutkan obrolan yang semalam. Disela obrolan, saya dikenalkan oleh istri mas aziz kepada seorang anggota pc na randu dongkal namanya mba hany. Kebetulan hari minggu tanggal 29 maret ada pertemuan na cabang randu dongkal, dan saya atas nama pp na menawarkan diri untuk menjadi pembicaranya. Mba hany menyetujui dan mengijinkan saya untuk jadi pembicaranya. Selang 15 menit mba hany kembali dan bilang bahwa saya tidak diijinkan mengisi acara di pc na randu dongkal karena alasan saya adalah caleg. Awalnya saya paham dan mencoba mengerti, tetapi ternyata ketua pc na randu dongkal adalah seorang caleg dari pan.

Bukan iri atau tidak terima, tetapi lebih pada persoalan bahwa saya adalah kader muda muhammadiyah. Dan pasca konvensi nasional amm bulan maret awal diputuskan bahwa amm daerah wajib mendukung caleg-caleg yang berasal dari kader amm apapun partainya. Sehingga logika saya mengatakan bahwa apapun partainya, teman-teman amm daerah wajib mendukung caleg yang kebetulan berasal dari amm. Sehingga dibutuhkan kerendahan hati dari para caleg yang kebetulan berbeda partai untuk bisa bergandengan tangan meraih masa muhammadiyah. Tidak perlu takut tersaingi, dan tidak perlu takut tidak dipilih, karena pada hakikatnya orang sudah tahu mana yang baik dan mana yang tidak baik. Atau sama dengan istilah: tidak usah merasa takut jika tidak bersalah, dan tidak usah takut tidak dipilih jika kita memang orang yang layak untuk dipilih.

0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog