Wednesday, March 18, 2009

Haruskah Masyarakat Percaya Dengan Parpol...???

Saya kebetulan seorang caleg DPR RI untuk dapil 10 jawa tengah nomor urut 3 dari partai matahari bangsa (PMB). Saya mau mencalonkan diri karena diminta oleh teman dan karena juga saya ingin berpartisipasi aktif dalam politik, ya bagaimanapun saya kan wni yang ingin menjadi baik. Bulan maret ini saya berencana untuk cuti mengajar dan pulang ke jawa tengah untuk melakukan kampanye melalui pendekatan masyarakat, maklum caleg kere dan tidak punya duit, sehingga tidak mungkin berkampanye dengan meriah.

Kepulangan saya ke jawa tengah selalu tertunda dan sampai sekarangpun saya masih asyik ngajar di sekolah, primagama dan kampus. Bukan masalah ijin, tetapi lebih pada persoalan pendanaan dan kemalesan saya untuk pulang ke rumah. Pendanaan saya anggap berpengaruh, karena untuk pulang dan tinggal selama dua minggu, saya harus mempunyai uang minimal untuk pegangan saya. Sedangkan kemalasan saya lebih karena saya menjadi sangat apatis dan pesimis, ketika melihat keributan di TV saat para simpatisan partai berkampanye.

Saya caleg dan saya anggota partai, tetapi saya heran dengan diri saya sendiri, kenapa saya apatis terhadap cara-cara partai berkampanye. Misalnya: ada caleg yang marah-marah saat balihonya dilepas oleh panwas, ada partai yang kampanye tetapi melanggar lalu lintas, ada partai yang membolehkan anak-anak ikut kampanye, ada partai yang bagi-bagi duit ke masyarakat, ada pimpinan partai yang tonjok-tonjokkan gara-gara masalah sepele, dan ada beberapa pengurus partai yang suka mengobral janji. Contoh tersebut yang membuat saya menjadi lemas, malas, dan patah semangat untuk pulang.

Sebenarnya sebagai orang yang tidak bodoh banget, saya masih mempunyai keyakinan bahwa diantara orang yang tidak baik masih ada orang yang baik, dan diantara partai yang tidak benar misalnya masih ada partai yang tulus ikhlas memperjuangkan kepentingan rakyat banyak. Tetapi ternyata bagai mengambil jarum ditumpukkan jerami, bahwa kebaikan yang kecil akan terkalahkan oleh ketidakbaikkan yang sangat besar. Bahwa racun meskipun sedikit akan bisa mematikan orang tanpa menunggu waktu yang lama.

Contoh kasus yang nyata misalnya: kampanye menggunakan uang atau bagi-bagi uang kan sebenarnya tidak boleh, tetapi ketika kita turun ke bawah untuk kampanye dan ketika kita tidak punya uang, maka orang-orang akan mencibir dan membicarakan kita di belakang. Atau orang masih beranggapan bahwa caleg itu harus kaya, padahal dalam syarat-syarat mencalonkan diri tidak ada kriteria harus kaya, yang ada minimal punya ijazah sma, tidak pernah dipenjara, tidak mempunyai sakit berat, dan asli warga negara indonesia.

Kawan, saya sangat lelah memikirkan banyak hal tentang pencalegan saya dan tentang partai saya. Saya ingin sekali bisa memberikan banyak sumbangsih untuk partai saya, tetapi saya merasa bahwa berpolitik di negeri ini menjadi sangat impulsif dan sangat naif bahkan hampir mendekati kesia-siaan. Meskipun sebagai orang Islam saya percaya bahwa tidak ada yang sia-sia, karena di dunia ini serba ada fungsi dan manfaatnya.

Setelah melihat fenomena di atas, saya sempat memutuskan untuk tidak pulang sama sekali sampai pemilu legislatif tiba. Tetapi tiba-tiba saya dikagetkan oleh keluarga saya di batang yang bilang bahwa saya harus bertanggung jawab, karena bagaimanapun nama saya telah terdaftar secara sah di kpu, sehingga ketika saya tidak berkampanye pada akhir masa sebelum pemilu, keluarga saya menganggap bahwa saya lari dari tanggung jawab. Saya dan keluarga saya tidak mentargetkan untuk jadi, kita lebih berfikir pada bagaimana saya memberikan konstribusi yang positif untuk partai, meskipun sangat tidak seberapa jika dibandingkan dengan teman-teman saya yang begitu gigih berjuang untuk partai.

Kawan, doakan saya ya?? Besok malam saya akan pulang ke batang jateng selama insya allah dua minggu. Saya relakan hati saya meninggalkan murid-murid saya di sekolah, primagama, dan di kampus demi demokrasi di indonesia. Atau minimal demi memberi sumbangsih untuk partai saya meskipun hanya sedikit. Saya tidak berani menjanjikan yang muluk-muluk, karena ternyata saya sendiri tidak begitu percaya dengan para caleg, meskipun saya seorang caleg juga. Mohon maaf sekali lagi, bukan menyiutkan caleg tetapi lebih pada perlu pemaknaan bersama tentang sistem demokrasi yang di bangun di indonesia, yang selama ini ternyata sangat menyakitkan banyak pihak, terutama masyarakat bawah yang sesungguhnya tidak banyak tahu dan tidak tahu apa-apa.

0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog