Thursday, October 22, 2009

Poligami...

Makan bersama teman-teman kuliah di kantin kampus UNJ kurang lebih pukul 10.00 pagi. Ada seorang teman saya sebut saja Laki-laki A yang tiba-tiba membuka topik diskusi sehingga terjadilah dialog berikut ini:

Laki-laki A: teman-teman sudah tahu berita tentang komunitas yang sepakat dengan poligami belum? mereka bersekretariat di Jawa Barat, teman-teman setuju atau tidak? kalau saya sih sangat setuju sekali.

Saya: komunitas aneh dan kurang kerjaan menurut saya.

Laki-laki A: kok kurang kerjaan? saya sangat mendukung mereka karena saya setuju poligami.

Laki-laki B: kalau saya bukan masalah setuju atau tidak setuju, tetapi kita sebagai laki-laki mampu atau tidak jika harus berpoligami, kalau kita mampu yah laksanakan saja, tapi kalau tidak mampu mendingan satu saja.

Saya: saya kok tidak yakin dengan konsep keadilan, menurut saya manusia tidak ada yang bisa berbuat adil, karena manusia bukan nabi bukan juga malaikat.

Perempuan C: saya sebagai perempuan sebenarnya kurang setuju, tetapi jumlah perempuan memang lebih banyak dari laki-laki, jadi yah saya setuju saja.

Saya: bener bu, tetapi jumlah perempuan yang banyak adalah perempuan yang maaf saja usia lanjut, karena angka harapan hidup perempuan lebih tinggi dari laki-laki, kalau laki-laki mau menikahi perempuan yang usia lanjut saya sih setuju-setuju saja.

Laki-laki A: enak saja, ngapain menikahi perempuan jompo, saya kalau poligami mau mencari yang masih gadis-gadis dunk.

Saya: dasar, itu sih maunya laki-laki, mau poligami dan mau dapat yang gadis-gadis.

Laki-laki B: pokoknya intinya kesanggupan saja, dan istri pertama juga harus mengijinkan suaminya, kalau istri pertamanya tidak mengijinkan yah suami tidak boleh egois.

Saya: saya kok tidak yakin ada perempuan yang merelakan suaminya untuk perempuan lain, meskipun secara di mulut dia mengijinkan, karena saya yakin dia mengijinkan lantaran dia dipaksa oleh klaim masyarakat bahwa perempuan memang harus mengijinkan suaminya menikah lagi.

Laki-laki A: saya tetap sepakat dengan poligami, dan poligami adalah jalan bagi istri untuk masuk syurga.

Saya: syurganya siapa? jalan untuk masuk syurga itu banyak bisa dengan membuat musholla, membuat masjid, menyantuni anak yatim, memberi zakat, atau mengasuh anak-anak jalanan. jangan-jangan syurga hanya untuk alasan pembenar saja, padahal kita sendiri belum punya banyak amalan yang nyata.

Laki-laki A: tapi poligami itu cara enak untuk mendapatkan syurga, laki-laki enak dan perempuan juga enak karena dijamin syurga.

Saya: saya tetap kekeh bahwa jalan menuju syurga sangat banyak dan poligami bukan jalan yang tepat untuk mendapatkan syurga.

Laki-laki A: istri saya tidak masalah kalau saya poligami, bahkan dia mengijinkan karena saya jauh dari dia.

Saya: lho kalau jauh berarti sama-sama butuh seks donk, berarti kalau suami merasa berhak menikah lagi karena alasan seks, perempuan juga punya hak menikah lagi dunk karena alasan seks. karena laki-laki dan perempuan sama-sama membutuhkan seks.

Laki-laki A: kalau perempuan yah tidak boleh menikah lagi, tapi kalau laki-laki dia punya hak menikah lagi.

Saya: aneh dan tidak logis, sekarang saya mau tanya? kalau tiba-tiba istrimu selingkuh atau suka sama laki-laki lain kamu cemburu tidak? kalau kamu cemburu berarti istrimu juga akan cemburu jika kamu selingkuh sama perempuan lain?

Laki-laki: perempuan tidak boleh selingkuh apalagi sampai menikah lagi.

Saya: egois banget, bicara pakai hati dunk, jangan pakai pembenar agama saja, perempuan juga manusia yang punya hati nurani, dia akan kecewa dan sakit hati jika dikhianati, apalagi dikhianati oleh suaminya sendiri.

0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog