Sunday, October 25, 2009

Mengapa Berubah...???

Waktu kelas tiga SD saya pernah mendapatkan cerita dari guru saya namanya bu Siti, beliau bercerita bahwa ada teman kuliahnya yang pacaran hampir lima tahun tetapi akhirnya harus putus. Kala itu saya tidak begitu paham akan makna cinta, yang saya pertanyakan kenapa setelah pacaran lima tahun mereka berdua harus putus. Bu Sitipun menjawab bahwa mereka putus karena ternyata mereka masing-masing sadar bahwa ada ketidakcocokan diantara mereka berdua.

Kembali kepada teman saya yang sedang mempertanyakan cinta, menurut teman saya cintanya orang yang sedang pacaran berbeda dengan cintanya ketika mereka berdua setelah menikah. Orang berpacaran cenderung sempurna dan berlebihan. Orang berpacaran sangat perhatian, sangat mengerti, sangat memahami, sangat ada waktu untuk berdua, dan sangat membahagiakan. Sedangkan setelah menikah, masing-masing yang tadinya begitu perhatian dan saling paham, tiba-tiba menjadi sangat egois dengan kepentingannya sendiri-sendiri. Laki-laki menjadi begitu mengatur istrinya karena menganggap istrinya adalah manusia yang harus dikendalikannya. Istri juga menjadi tidak suka dengan otoritas suami yang tanpa kompromi dan tanpa toleransi. Masing-masing sibuk dengan pekerjaan dan organisasinya, sehingga intensitas pertemuan merekapun menjadi sangat minim.

Menurut teman saya hal tersebut sebagai akibat dari kebosanan dan kejenuhan karena hidup dengan orang yang sama, tetapi kalau menurut saya hal-hal di atas lebih karena bahwa orang saling mencintai ketika mereka hidup bersama mereka cenderung lupa akan perasaannya dan mereka baru akan merasa kehilangan ketika pasangannya pergi meninggalkan dirinya. Saya berpendapat seperti itu karena hampir sama dengan kasus yaitu sering kita tidak dekat dengan saudara-saudara kita sendiri padahal mereka berada dekat di samping kita, sementara dengan kawan yang jauh kita merasa sangat kangen dan begitu menyayanginya. Kita tidak pernah sadar bahwa sesungguhnya kita akan sedih jika tiba-tiba saudara kita meninggal dunia atau sakit yang parah.

Yang sepertinya harus kita koreksi bersama yaitu tentang makna cinta itu sendiri. Bahwa cinta adalah sebuah perasaan tertarik, suka, simpati, empati, kangen, sayang, rindu, ingin melihat, ingin memberi, ingin diperhatikan olehnya, dan ingin hidup berdampingan dengannya. Cinta yang seperti demikian tentu sangat sempurna dan membahagiakan. Cinta yang demikian juga merupakan cinta yang paling sempurna dan diimpikan oleh semua orang. Persoalannya adalah bahwa manusia sering tidak komitmen dengan cintanya, bahwa manusia sering kalah oleh egonya, bahwa manusia sering lupa dengan perasaannya, bahwa manusia sering silau oleh dunia, dan bahwa manusia kadang mudah untuk jatuh cinta.

Masing-masing manusia punya cinta karena cinta adalah bagian dari perasaan hati. Cinta secara umum mungkin akan sama, tetapi cinta secara subjektifitas mempunyai tafsir yang beragam. Cinta sebelum pernikahan dan cinta sesudah pernikahan seharusnya kadarnya tidak berubah, dan akan lebih bagus jika kadarnya menjadi bertambah karena bertambahnya jumlah keluarga yaitu anak. Kesibukan tidak bisa dijadikan asalan untuk tidak lagi punya waktu bagi keluarganya. Kebosanan juga tidak manusiawi jika dijadikan alasan pembenar, karena bagaimanapun ketika kita memilih dia untuk pasangan hidup kita berarti kita telah siap dengan segala konsekuensinya. Kecuali ada alasan pembenar dan masuk akal yang mengakibatkan mereka harus berpisah, meski Tuhan tidak begitu suka orang-orang yang bercerai.

0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog