Sunday, August 02, 2009

Skripsi Bagaikan Momok...

saya tidak mengerti harus mulai bicara dari mana, yang jelas adekku tercinta saat ini juga belum lulus kuliah karena skripsi. saya bilang tinggal skripsi karena mata kuliahnya sudah hampir selesai bahkan sepertinya sudah selesai. untuk kasus adek saya, saya tidak bisa brutal seperti ketika saya marah-marah sama teman-teman saya yang belum lulus-lulus gara-gara skripsi. saya cukup punya beban mental untuk bisa memaksa adek saya menyelesaikan skripsinya. saya seolah menjadi sangat mengerti betapa dia sangat tersiksa dengan skripsinya. tapi lagi-lagi jika tidak segera diselesaikan, maka kitalah yang akan tergilas oleh waktu yang terus berjalan dengan maju bukan dengan mundur.

saya paham tidak mudah bisa menyelesaikan skripsi, butuh keseriusan dan banyak waktu yang harus tersedia. selain itu dibutuhkan dana yang juga tidak sedikit, apalagi jika dosennya agak susah ditembus. saya ketika skripsi juga mengalami hal-hal aneh yang juga dialami oleh seluruh mahasiswa di dunia. saya takut dengan dosen pembimbing, saya merasa tidak bisa mengerjakan, saya takut salah, saya takut uang saya kurang, saya juga takut tidak lulus kuliah gara-gara gagal skripsi.

tapi saya mencoba realistis, bahwa saya bukan orang kaya dan saya harus bergantian dengan adek saya yang ketika saya lulus kuliah dia juga telah lulus smu. semester enam saya sudah mengajukan judul dan semester tujuh saya menyelesaikan proposal skripsi saya. semester delapan sembari menyelesaikan mata kuliah yang belum diambil saya menyusun skripsi saya. dan alhamdulilah saya bisa lulus tepat waktu yaitu delapan semester.

selama skripsi banyak halangan dan rintangan yang menghadang diantaranya:
1. Dosen

saya benar-benar gemetaran ketika ingat dosen pembimbing satu dan dua. saya benar-benar hampir merinding ketika membayangkan bertemu dengan beliau berdua. tapi saya tetap menyusun skripsi saya dan terus membuat janji untuk bisa bimbingan dengan dosbing satu dan dosbing dua. selain telephone saya juga menghubungi beliau lewat sms dan kadang nebeng teman yang kebetulan juga mau bimbingan sama dosen tersebut. saya menemui dosbing di kampus, di rumahnya, bahkan sampai di rumah sakit. saya tidak gentar meski pernah dimarahi salah satu dosbing hanya karena saya menghubunginya lewat sms. saya juga tidak putus asa meski kedua dosbing saya sangat sibuk dan hampir tidak ada waktu. saya selalu mengkesampingkan rasa takut saya terhadap beliau berdua. bahkan saya harus ke demak dan ke pucang gading yang lumayan jauh dari kampus. saya harus kehujanan dijalan dan kelaparan karena belum makan dari pagi. tapi saya selalu optimis bahwa saya pasti bisa melewati semuanya.

2. Uang

selain takut dosen, saya juga takut banget jika kekurangan uang dalam penyusunan skripsi. karena tidak munafik ternyata untuk membuat skripsi dibutuhkan uang yang tidak sedikit. tapi lagi-lagi saya harus tetap optimis bahwa semua pasti ada jalan keluarnya. lagipula untuk mahasiswa uang masih menjadi tanggung jawab orang tua sepenuhnya, meski saya sadar bahwa orang tua saya tidak kaya.

3. Penelitian

saya sempat takut ketika ingat tentang penelitan, bagaimana tidak takut saya harus penelitian ke purwokerto banyumas. daerah yang sangat-sangat jauh dari semarang, otomatis saya harus benar-benar meluangkan waktu banyak untuk fokus penelitan. belum lagi ketakutan akan susahnya mencari data dari pemda maupun dari objek yang saya teliti. ternyata setelah saya jalani penelitan sangat enak dan menyenangkan. saya mengajak serta afri untuk menemani saya selama penelitian di purwokerto. saya lupa berapa lama tinggal di purwokerto, yang pasti saya cukup lama tinggal di kos yani dan keliling purwokerto untuk mencari data-data yang saya butuhkan. saya begitu bangga dan sangat berkesan dengan penelitian saya, apalagi ada afri yang selalu menemani saya.

4. Menyusun skripsi

selesai penelitian, ternyata saya agak males menyusun hasil penelitiannya. saya merasa kepala saya hampir mau pecah saat melihat tumpukan dokumen hasil penelitian. saya hampir menangis membayangkan bagaimana cara menyusunnya, ditambah saya tidak punya komputer pada waktu itu. tapi saya hanya berfikir satu hal, jika saya menyerah dan berhenti pasti saya akan malas selamanya dan pasti skripsi saya tidak akan selesai. akhirnya semangat saya timbul lagi meski saya harus nginep di rental komputer punya kirun teman saya, teman karena saking seringnya saya rental disitu. saya yakin pada diri saya bahwa saya bukan mahasiswa bodoh yang tidak bisa menyusun hasil penelitian.

5. Bimbingan setelah penelitian

ternyata setelah saya menyelesaikan bab empat dan bab lima saya mempunyai masalah baru yaitu bimbingan pasca penelitian yang ketika saya sedang penelitian saya lupa akan rasa takut itu. saya juga tidak tahu kenapa rasa takut itu bisa muncul lagi, dan jika saya tidak berfikir secara logis pasti saya sudah menyerah dan tidak mau bimbingan. tapi semangat saya tidak pernah saya turunkan sejengkalpun. saya berfikir ketika itu bahwa dosen juga manusia biasa sama seperti saya. setelah beberapa kali bimbingan dan setelah beberapa kali dicoret-coret juga, saya mulai lemas lagi dan hampir putus asa. tapi saya selalu mencoba untuk tidak berhenti, karena jika saya berhenti resiko yang bakal saya terima pasti saya akan terhenti untuk waktu yang sangat lama.

6. Sidang skripsi, revisi, dan nilai

bimbingan kelar masih ada yang menakutkan dan masih menjadi beban yaitu sidang skripsi, revisi, dan nilai. saya ngeri membayangkan sidang skripsi setelah mendengan cerita dari kakak kelas saya yang sudah sidang skripsi. saya bahkan sampai tidak nafsu sarapan gara-gara memikirkan mau sidang. saya takut jika dibantai dan tidak bisa menjawab dengan benar. tapi alhamdulillah sidang skripsi saya lancar meski ada salah satu dosen yang tidak bisa hadir ketika itu. jadi saya hanya di uji oleh dua dosen yang seharusnya di uji oleh tiga dosen. dan revisi saya alhamdulillah lagi tidak begitu banyak artinya saya masih mampu untuk melakukannya. dan untuk nilai saya pasrah asal tidak dapat nilai c saya sudah sangat senang, meski yang saya harapkan adalah nilai a.

kejadian-kejadian ketika skripsi tersebut juga saya alami ketika mengerjakan thesis, tapi lagi-lagi semangat dan berfikir positif bisa mengalahkan segalanya. buktinya saya bisa menyelesaikan s2 dan tidak kapok dengan melanjutkan s3 di unj, hehe. bagi teman-teman yang mengalami masalah dalam skripsi, bisa hubungi saya untuk berkonsultasi, insya allah gratis tanpa biaya sepeserpun.

oya jadi ingat mahasiswaku ne, saya kan juga membimbing skripsi di kampus, gara-gara kasian sama nasib teman-teman saya yang belum pada lulus kuliah gara-gara skripsi, saya sampai menghubungi mahasiswa saya untuk segera menyelesaikan skripsinya. maksud hati mau memberi tahu mereka bahwa mereka tidak perlu takut dengan dosen pembimbing, eh tetap saya dari lima mahasiswa yang saya bimbing baru dua yang menemui saya. yang tiga sama sekali tidak menghubungi saya apalagi menemui. yang menyebalkan lagi, yang dua juga ikut-ikuttan menghilang tanpa jejak. padahal ketika mereka bimbingan saya sudah bersikap sebaik mungkin dan seramah munkgin menghadapi mereka. jadi sebenarnya masalah mahasiswa itu apa?

0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog