Thursday, August 20, 2009

Kekerasan...

Oleh:
Deni Wahyudi Kurniawan
Ketua Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Dua hari yang lalu saat seluruh bangsa negeri ini memperingati hari bersejarah, kemerdekaan Republik yang ke 64, sekelompok siswa dari dua sekolah menengah atas di Jakarta terlibat baku hantam. Sabuk, balok, batu, dan tiang bendera menjadi senjata untuk saling menyakiti satu sama lain. Seorang teman yang terjebak di dalam peristiwa itu bercerita betapa mencekam dan menyedihkan menemukan kejadian seperti itu di hari raya kemerdekaan negara yang seharusnya dimaknai dengan khidmat. Di saat warga negara lain memaknai kembali arti kemerdekaan bangsa dan mengenang jasa pahlawan yang telah bersimbah dan bertumpah darah untuk meraih kemerdekaan, sekelompok anak negeri harapan bangsa di masa depan malah melakukan laku yang tak pantas ditiru.

Saya gagal memahami logika dan alasan para pelajar tersebut melakukan hal seperti itu. Apapun alasan yang melatarbelakanginya, tawuran dan kekerasan dalam bentuk lain bukan bentuk perilaku yang terpuji. Kekerasan dalam bentuk apapun dan dengan alasan apapun tidak akan memberikan solusi. Sebaliknya kekerasan hanya akan mereduplikasi dan mereproduksi kekerasan yang lain. Yang kemudian akan menjadi mata rantai kekerasan yang sulit sekali untuk dihentikan. Kekerasan adalah petak, kapan, dimana, kenapa dan kepada siapapun itu terjadi. Karena kekerasan hanya akan menambah keruh hati, menambah dengki dan dendam bagi pelaku dan korbannya.

Pelaku akan merasa ketagihan, karena melakukan kekerasan terkadang memberi candu kepongahan dan sensasi berkuasa. Sebaliknya korban akan selalu membawa dendam dan membuat sang korban menunggu waktu untuk menuntut balas.

Persoalan tawuran dan budaya kekerasan di kalangan pelajar baik itu yang dilakukan oleh pelajar, pengajar atau orang tua adalah masalah klasik yang rasanya tidak akan pernah lekang dari kenyataan. Apalagi dengan semakin canggihnya teknologi saat ini, banyak praktek kekerasan yang muncul dan terekespose oleh media. Kekerasan saat ini kembali menjadi isu hangat yang menggugah kembali kesadaran kita semua bahwa hal ini masih menjadi masalah besar dalam kehidupan sosial dan budaya kita.

Sumbernya bisa dari banyak hal. Faktor budaya, ekonomi, politik, agama, absennya kepastian hukum bisa menjadi menjadi penyumbang secara langsung ataupun tidak langsung, terasa atau tidak terasa, disadari atau tidak disadari terhadap eksistensi budaya kekerasan. Dibutuhkan pemetaan yang panjang dan analisa yang tajam dari berbagai penyebab budaya kekerasan ini. Namun saya budaya kekerasan sebetulnya bisa diminimalisir dengan mengkampanyekan dan memberikan pemahaman tentang budaya damai, peralwanan tanpa kekerasan. Dan untuk melaksanakan ini diperlukan jiwa yang sangat besar.

Dalam literatur Islam contoh yang sangat populer dari praktek budaya damai ini adalah saat Nabi dilempari penduduk Thaif. Kemudian jibril menawarkan apakah mereka perlu dibalas. Maka Nabi hanya menjawab biarlah mereka berbuat seperti itu, karena itu disebabkan ketidak tahuan mereka akan kebenaran risalah nabi. Kebesaran hati seperti ini lah yang perlu dicontoh dan diteladani. Dalam dunia kontemporer contoh yang dekat adalah apa yang dilakukan oleh Mahatma Gandhi dengan gerakan Ahimsa. Tentu dengan berpegang teguh pada ajaran agama juga bisa mengurangi dan meminimalisir hal ini. Ada konsep sabar, halim dlll yang semuanya berkonotasi anti kekerasan.

Kadang manusia selalu berkilah dan berdalih bahwa karena manusia memiliki amarah dan emosi ini, kekerasan adalah sebuah kelumrahan. Namun melakukan kekerasan sebetulnya adalah pilihan cara yang bisa kita tempuh. Dialog, memediasi dan mendengar adalah kemampuan lain yang harus dipunyai supaya kita tidak menjadi pelaku kekerasan. Karena kekerasan adalah perwujudan rasa frustasi, saat dialog dan argumentasi tidak bisa efektif untuk berkomunikasi. Anda yang memilih! Give Peace a Chance...

0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog