Sunday, April 12, 2009

Mahasiswa Akta IV...

Hari itu hari sabtu, hari pertama saya mengajar di kelas mahasiswa akta IV stai bina madani. Karena mahasiswa akta IV, usianya rata-rata antara 25 sampai 45 tahun. Maklum, rata-rata dari mereka sudah mengajar di sekolah, cuma karena belum mempunyai ijazah akta IV, mereka harus kuliah lagi dalam rangka sertifikasi guru yang di canangkan oleh diknas. Diknas mengadakan sertifikasi dalam rangka meningkatkan kualitas guru dalam kancah nasional dan internasional. Meskipun dalam prakteknya, untuk ikut sertifikasi guru musti memenuhi banyak persyaratan-persyaratan yang tidak mudah, tetapi sangat banyak syaratnya dan sangat berbelit-belit.

Seperti yang pernah saya alami, mahasiswa akta IV yang akan saya ajar agak sedikit memperhatikan saya, mungkin karena usia saya yang relatif lebih muda dari pada mereka. Supaya tidak bertanya-tanya, saya mencoba menjelaskan kepada mahasiswa saya, bahwa meskipun masih muda, saya telah menyelesaikan sarjana pendidikan dan magister di bidang pendidikan juga.

Kuliahpun saya mulai, dan saya sedikit memberikan stimulus serta banyak memberikan study kasus untuk mahasiswa saya, alhamdulillah mereka merespon dengan baik. Ditengah materi yang sedang saya sampaikan, saya sedikit menyinggung tentang partai politik dan pemilu legislatif yang baru saja dilaksanakan di indonesia. Karena saya caleg, saya juga sedikit bercerita tentang susah senang menjadi caleg di indonesia, termasuk tentang susahnya menjadi caleg perempuan, karena realitasnya banyak caleg perempuan yang tidak bisa kampanye secara maksimal hanya karena tidak didukung oleh keluarga atau suaminya. Kasus yang sepele misalnya: caleg perempuan tidak bisa sering kampanye karena harus mementingkan anaknya lebih dulu baru diijinkan keluar oleh suaminya.

Maksud saya, atau bayangan ideal saya, mbok ya suaminya itu mengerti, bahwa istrinya sedang menjadi caleg, sehingga hendaknya jangan membatasi istrinya untuk berkampanye secara full time. Karena saingan caleg perempuan adalah caleg laki-laki, yang secara realitas caleg laki-laki tidak mempunyai kendala dengan rumah tangga. Sehingga akan ada ketimpangan ketika sama-sama caleg, tetapi karena dia perempuan, dia menjadi sangat terbatas gerak langkahnya.

Kembali ke perkuliahan, saat saya memaparkan kondisi caleg-caleg perempuan, tiba-tiba ada mahasiswa perempuan yang angkat bicara, berikut diskusi singkat saya dengan mahasiswa saya:

Mahasiswa: "Ibu mohon maaf, memang begitulah kodrat perempuan, jadi meskipun dia caleg, dia tetap harus menomorsatukan keluarga dulu."

Saya: "Nggak adil dunk mbak, posisinya kan sama-sama caleg, masa kampanyenya masih banyakan yang caleg laki-laki??? Gimana perempuan bisa menjadi anggota dpr, kalau kampanye saja dia tidak punya waktu."

Mahasiswa: "Kan memang tugas istri mengurusi rumah tangga bu...???"

Saya: "Kalau menurut mbak demikian ya silahkan saja, tapi mbak tidak bisa mengklaim mutlak, bahwa semua perempuan harus seperti mbak, karena realitas sekarang dan bahkan teman-teman dekat saya, sudah banyak yang berfikiran bahwa suami dan istri adalah patner, sehingga laki-laki mencuci baju juga gak salah kan...???"

Mahasiswa: "Ya iya sih."

Sebenarnya saya pengen melanjutkan debat tersebut, tetapi karena mata kuliah saya kali itu pengembangan kurikulum, untuk menghindari klaim dari mahasiswa, saya memutuskan untuk mengganti tema dan melanjutkan materi. Karena harus diakui, bahwa persoalan tentang perempuan sangat-sangat sensitif, dan tidak banyak yang memihak kepada persoalan perempuan, apalagi manusia dengan jenis kelamin laki-laki. Bahkan ketika saya cerita tentang perempuan yang diperkosa, jangan salahkan perempuannya, karena dia adalah korban yang mengalami shock yang luar biasa, bahkan bisa mengakibatkan trauma yang berkepanjangan. Eh ada bapak-bapak yang tetap juga menyalahkan perempuan, katanya:

Bapak: "Coba perempuannya berpakaian rapi dan berkerudung kayak ibu, pasti tidak akan diperkosa...???"

Saya: "Tetap saja pak, laki-laki tidak punya hak untuk memperkosa perempuan yang bukan haknya, masa iya bukan siapa-siapanya kok diperkosa...???"

Bapak: "Namanya juga orang pengen bu, makanya sekali lagi menurut saya, perempuan harus menjaga auratnya, sehingga kaum laki-laki tidak pengen memperkosanya."

Saya: "Menurut saya pak, kalau saja para laki-laki pikirannya bersih, pasti dia tidak akan memperkosa pak, bahkan mungkin tidak akan terpengaruh meski melihat perempuan yang telanjang."

Bapak: "Kalau laki-laki normal gak mungkin dia gak tertarik dengan perempuan yang telanjang, dia pasti nafsu bu, tapi kalau perempuannya rapi dan menutup aurat pasti akan aman dari gangguan laki-laki."

Saya: "Bapak percaya gak, di semarang waktu saya kuliah, ada perempuan menggunakan cadar dengan jubah dan kaos kakinya, tetapi dia tetap saja diperkosa sama segerombolan laki-laki, hingga perempuan tersebut mengalami trauma yang luar biasa banget, jadi siapa yang salah kalau gitu...???"

Bapak: "Kalau itu, berarti laki-lakinya emang yang penasaran bu, makanya memerkosa perempuan yang pake cadar."

Saya: "Bukan penasaran pak, tetapi laki-lakinya tidak punya hati pak, sampai tega memerkosa perempuan yang bukan haknya."

Setelah diskusi singkat tersebut, saya kembali melanjutkan materi, meski benak saya belum puas dengan diskusi-diskusi tentang perempuan. Saya agak kecewa dengan cara pandang orang menanggapi perempuan, saya lebih sedih lagi jika yang apatis terhadap perempuan hebat bukan laki-laki tetapi malah perempuannya. Karena kenyataannya, banyak perempuan yang tidak mendukung kemajuan perempuan, tetapi menganggap bahwa perempuan itu ya perempuan, tidak perlu neko-noko dan tidak perlu menjadi perempuan yang hebat. Karena kata mereka, yang wajib neko-neko dan jungkir balik cari uang itu laki-laki, bukan perempuan.

Aneh aja, heran juga, gimana perempuan mau maju, jika dari pihak perempuan saja sudah sangat pesimis dengan dirinya, bahkan sudah pasrah bongkokan dengan kaum laki-laki. Padahal Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan pastinya untuk bekerjasama, bukan untuk jalan sendiri-sendiri. Bahkan negara indonesia ini bisa maju bukan cuma karena laki-laki, tetapi juga atas andil besar dari kaum perempuan. Hidup perempuan....!!!!!





0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog