Wednesday, July 15, 2009

Rupa-Rupa Di Desaku Krengseng Krajan...

desa saya tidak jauh dari laut pantura, meskpun tidak terlalu dekat. jarak dari rumah saya ke pantai kurang lebih lima kilo meter, bisa ditempuh dengan sepeda motor atau jalan kaki jika mau. bagi orang desa seperti saya jalan kaki tidak menjadi masalah. karena sewaktu kecil saya sering jalan kaki bareng sama teman-teman kecil saya. sewaktu smu juga saya beberapa kali jalan kaki ke laut untuk acara pramuka.

di desa saya masyarakat masih cenderung sepakat dengan sesuatu yang berbau mistik, atau anggapan yang diturunkan dari orang tua mereka. masyarakat di desa saya bukan tidak alim, tetapi kealiman masyarakat belum bisa lepas dari keyakinan-keyakinan tradisi yang sudah mendarah daging. beberapa hal yang terjadi di desa saya selama saya pulang liburan kemaren:

1. cerita tentang pepaya

ceritanya mbah saya mendapatkan pepaya dari kakak sepupu saya, pepaya itu cukup besar dan masih terlihat segar. mbah saya berfikir pepaya tersebut akan di masak besok hari, karena mbah ju tahu saya suka sayur pepaya yang dikecapi agak pedas. pagi hari tiba-tiba mbah ju bilang bahwa dia agak ragu akan pepaya tersebut, dan dia merasa takut karena datangnya pepaya tidak jelas dan malam itu adalah malam jumat.

karena takut pepaya itu pepaya jadi-jadian, mbah ju akhirnya mengembalikan pepaya tersebut ke samping rumahku tepat dimana pepaya itu ditemukan. saya awalnya diam saja, tetapi tiba-tiba ada orang lewat yang ijin ke saya untuk meminta pepaya itu. karena mbah ju sudah tidak mau, saya mempersilahkan orang itu untuk membawa pulang pepaya tersebut. akhirnya saya mencoba berdialog dengan mbah ju tentang pepaya tersebut:
saya: mbah ju, memangnya pepayanya kenapa?
mbah ju: tidak kenapa-napa, cuma saya takut saja.
saya: takut kenapa?
mbah ju: soale saya tanya is tak pikir itu pepaya dari pohonnya is, tapi kata is pepayanya tidak ada yang jatuh.
saya: yah bisa saja bu is gak hafal sama pepayanya.
mbah ju: tapi memang saya lihat pepayanya is sama yang itu beda banget.
saya: bedanya pepaya apa sih? wong sama saja kok. lagipula takut kenapa?
mbah ju: saya takut saja kalau pepaya itu pepaya pasangan orang untuk mencelakakan keluarga kita.
saya: oalah mbah ju, wong pepaya kok pasangan. pepaya itu aman menurut saya, paling ada orang yang lewat terus pepayanya jatuh atau memang ada orang baik yang sengaja meninggalkan pepaya tersebut di samping rumah kita.
mbah ju: saya tetap tidak berani ah, kalau kamu pengen pepaya nanti tak belikan saja.
saya: yaudah terserah mbah ju saja, kalau saya tetap yakin pepaya itu pepaya asli.

2. angkutan umum di desaku

waktu smea saya sekolah di kecamatan weleri kendal, kebetulan weleri dekat dengan gringsing kecamatan dimana saya tinggal. meskipun dekat saya harus menggunakan angkutan umum untuk bisa sampai ke sekolah. di desa saya kebetulan ada angkutan umum no 29 jurusan krengseng weleri. sebenarnya angkutan itu sudah ada sejak smp, tetapi ketika itu angkutan umumnya tidak sebanyak ketika saya sudah smea. angkutan umum no 29 sangat membantu anak-anak sekolah yang kebetulan sekolah di weleri. selain membantu anak-anak sekolah, angkutan umum juga mengantar ibu-ibu dan bapak-bapak yang hendak menuju jalan raya pancuran atau jalan raya gringsing.

selesai smea saya kuliah di semarang dan ternyata angkutan umum no 29 telah raib ditelan bumi. alasan raibnya yaitu telah adanya dokar/andong yang bisa mengantarkan orang-orang desaku keluar desa. selain adanya dokar, angkutan merasa bahwa masyarakat desa krengseng telah banyak yang punya sepeda motor sehingga tidak lagi butuh angkutan umum. akhirnya dokar berjaya kembali, setelah dulu jaman saya kecil dan jaman orang tua saya kecil hanya ada dokar yang bisa mengantar orang bepergian.

ternyata benar bahwa orang-orang di desa saya telah banyak menggunkan motor. sekarang ini di pasar krengseng hanya ada dokar dan tidak ada lagi angkutan umum. tarif dokar relatif lebih murah dari pada angkutan umum. terakhir tarif sekali naik dari krengseng ke weleri 4.000, sebelumnya kalau tidak salah sekitar 3.000. sangat murah dan pastinya terjangkau dibandingkan ojek dan becak. tapi sayangnya naik dokar terasa sangat lama dan tidak sampai malam. dokar beroperasi dari pukul 08.00 padi sampai pukul 05.00 sore. sehingga jika orang-orang krengseng kemalaman dia harus naik becak dari gringsing atau ngojek dari pancuran.

3. teman-teman lamaku

saya punya temen mi namanya suryati, dia teman mainku dari sejak kita di madrasah ibtidaiyah. anaknya cantik, putih, suka tertawa dan perhatian sama saya. sewaktu kecil saya suka main ke tebunya punya pak nawar. kadang sesekali saya minta tebu untuk dimakan bersama-sama. sebenarnya tidak hanya suryati teman saya, ada hartanti dan bariyah. kalau hartanti kebetulan kakak sepupu saya. tapi saya memang lebih dekat sama suryati dan bariyah, mungkin karena hartanti tidak begitu senang main seperti saya.

sayangnya saya tidak lama bareng sama suryati, setelah lulus mi saya melanjutkan smp, smea muhammadiyah di weleri, dan kemudian kuliah di unnes. sedangkan suryati hanya berhenti sampai mi dan setelah itu kerja ke luar negeri. saya ketemu dia hanya ketika lebaran saja, atau pas kebetulan saya pulang ke desa. meski jarang ketemu, saya selalu menyempatkan untuk bersilaturahmi dengan suryati. karena bertemu dengan dia merupakan kesenangan tersendiri, apalagi ketika melihat dia tertawa dengan renyahnya.

saya tidak pernah merasa lebih tinggi dari suryati, meskipun pendidikan dia hanya sampai mi. saya menghargai dia dalam kapasitas yang lain, bahwa suryati adalah teman kecil saya yang lucu dan cantik. bahwa suryati adalah teman baik saya yang selalu ngertiin saya meski basic besarnya kita berbeda. bukan masalah kekayaan, karena saya dan suryati sama-sama bukan orang kaya alias sama-sama orang miskin. mungkin keberuntungan saya hanya karena saya terlalu terobsesi dengan pendidikan.

terima kasih teman, dirimu telah menjadi teman baik saya. dan dirimu juga telah banyak memberikan inspirasi buat saya. bahwa perbedaan sekalipun tidak mesti terlihat dalam hubungan pertemanan. karena perbedaan terlalu indah untuk dijadikan alasan perpecahan.

4. pasar weleri

lama saya tidak ke pasar weleri, dulu waktu smea saya suka ke pasar weleri karena ada bakso langganan di lantai dua pasar weleri. baksonya lumayan enak menurut saya meski tidak enak banget. saya senang karena baksonya rasanya sederhana dan ada irisan ketimunnya. saya kadang mengajak tatik, hezti, dan trikus untuk makan bakso disitu. dan mereka juga termasuk pelanggan bakso tersebut.

beberapa waktu lalu saya diajak mbah ju ke pasar weleri untuk membeli unus dan barang-barang lainnya. ternyata pasar weleri begitu padatnya dan sesaknya, selain penjual pengunjungnya juga sangat padat. setiap saya jalan pasti bertabrakan sama para pengunjung yang lainnya. disana juga banyak pengamen yang berkeliaran mencari uang, bahkan ada pengamen yang terkesan maksa ketika meminta uang. saya ketemu sampai tiga kali dengan pengamen itu, dan saya menegaskan bahwa saya tidak bersedia memberi. saya tahu dia marah dan tidak suka sama saya, matanya meloto saat saya bilang bahwa saya tidak mau memberinya uang.

selain hal-hal di atas, pasar tradisional terlihat agak kotor. saya tidak tahu berapa kali pasar tersebut dibersihkan, tapi dibandingkan swalayan pasar tradisional sangat terlihat kumuh. maklum banyak orang kota yang lebih memilih belanja di swalayan dari pada di pasar tradisional. bukan setuju dengan swalayan, tetapi lebih pada bagaimana agar orang-orang betah untuk berlama-lama nongkrong di pasar tradisional.

ada hal lagi yang cukup menjadikan pikiran bagi saya, bahwa ketika saya membeli jeruk saya memperhatikan timbangan di depan mata saya. saya kaget ketika melihat ada kertas yang digunakan untuk mengganjal timbangan tersebut. jelas niatnya untuk mengurangi jumlah jeruk yang seharusnya, tetapi anehnya saya tidak bisa komentar apa-apa dan hanya diam seribu bahasa. dan saya hanya bisa mengomel dibelakang setelah jeruk berada di tangan saya.

0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog