Thursday, February 19, 2009

Murid Adalah Teman...

malam itu saya ngajar di stai bina madani cipondoh tangerang. disitu ada seorang mahasiswa yang memanggil saya dengan sebutan kakak, rahmah namanya, usianya sekitar 21 tahun. dia memanggil saya kakak karena dia merasa bahwa saya seperti kakaknya. dan tentunya saya tidak keberatan dengan panggilan itu.

kebetulan karena kuliah malam, perkuliahan selesai sekitar pukul 20.15 wib. karena sudah malam dan kebetulan rumah saya searah dengan rahmah, saya menawarkan untuk mengantar rahmah pulang. awalnya dia merasa tidak enak, karena dia merasa saya dosennya. tetapi setelah saya bilang bahwa saya tidak apa-apa, akhirnya dia bersedia saya antar sampai rumah.

saya seorang dosen, guru sma swasta, dan juga seorang tentor di lembaga pendidikan primagama. sampai saat ini saya merasa, bahwa murid atau mahasiswa adalah teman saya juga, sama seperti teman-teman saya yang lainnya. saya menganggap mereka sebagai manusia yang dewasa dan punya nurani, sehingga karenanya saya merasa bahwa mereka harus diperlakukan manusiawi juga sesuai dengan kapasitasnya.

pendidikan adalah dunia yang penuh dengan khasanah keilmuan dan moralitas, sehingga sebagai seorang guru yang baik, idealnya bisa menjadikan murid-muridnya sebagai seorang sahabat. artinya bahwa bagaimana kemudian, guru mampu menjadi orang yang sangat dibutuhkan kehadirannya oleh murid-murid. guru akan dikangeni ketika tidak hadir di sekolah. akan dicari dan ditengok ketika sedang sakit. akan diingat petuah-petuahnya dikemudian hari ketika murid-murid tersebut telah dewasa.

kasus-kasus guru yang galak atau menakutkan adalah fenomena yang seharusnya sudah tidak ditampilkan lagi. atau karakter-karakter lain yang lebih menyeramkan seperti; guru memukul muridnya, guru membentak muridnya, guru menghukum muridnya dengan fisik, guru mencabuli muridnya, guru tidak mengajar di kelas, guru ditakuti oleh murid, dan guru terlalu banyak memberikan tugas atau pekerjaan rumah kepada murid.

guru dan murid adalah sama-sama sebagai subjek pendidikan, artinya bahwa suksesnya pendidikan adalah berkat kerjasama antara guru dan murid. karena sama-sama sebagai patner, otomatis guru dan murid harus saling mengerti, toleransi, dan menghargai. guru tidak perlu merasa malu untuk menghormati murid, hanya karena usia murid relatif lebih muda dari sang guru. karena muda tidak selalu dekat dengan kebodohan dan ketidaktahuan. dalam hal ini saya sepakat dengan ungkapan; "belajarlah dari siapapun, meskipun harus belajar dari seorang anak kecil sekalipun."

pada jaman orde baru, dogma-dogma dan legalisasi struktur sangat mendominasi di dalam semua aspek kehidupan, tidak terkecuali dalam lembaga pendidikan di indonesia. guru pada waktu itu menganggap, bahwa murid adalah objek pendidikan, yang mana dapat diperlakukan seperti apapun oleh seorang guru. pada waktu itu, guru boleh memukul, menampar, membentak, dan memberi banyak tugas rumah kepada murid.

sekarang jaman telah berganti menjadi jaman reformasi yang ditandai oleh runtuhnya rezim soeharto pada tanggal 21 mei 1998. pada jaman reformasi ini, diharapkan akan ada banyak perubahan baik yang struktur formal maupun non formal, termasuk perubahan dalam sistim pendidikan. sehingga masa-masa pahit di jaman soeharto kalau bisa tidak akan terulang lagi. sudah saatnya indonesia berubah menjadi indonesia yang tanpa air mata.

kurikulum lama telah berubah menjadi kbk dan sekarang telah disempurnakan lagi menjadi ktsp. berubahnya kurikulum berarti berubahnya juga sistem dan pola-pola pengajaran dalam pendidikan. perubahan tidak ada yang negatif, perubahan harus selalu positif. kbk dan ktsp tidak lagi menggunakan cara-cara lama. sebagai contohnya yaitu; kedudukan guru dan murid menjadi sama-sama sebagai subjek pendidikan, metode yang dahulu menggunakan ceramah sekarang diharapkan menggunakan banyak metode yang lainnya seperti opinion, game, study kasus, diskusi kelompok, presentasi makalah, praktek lapangan, cerita, pendekatan emosional, dan masih banyak metode-metode lainnya yang dirasa lebih mengena ketimbang sekedar menggunakan metode ceramah.

kembali ke permasalahan awal, bahwa saat ini guru dan murid adalah patner, kalau dalam bahasa saya, guru dan murid adalah teman atau sahabat. tentu sahabat disini mempunyai makna yang lebih luas dari pada sahabat biasa. menurut saya makna sahabat berarti;
1. bahwa guru tidak perlu terlalu gila hormat
2. bahwa guru tidak perlu malu mengakui kesalahannya dihadapan murid
3. bahwa guru tidak usah sungkan untuk bercanda dengan murid
4. bahwa guru tidak perlu terlalu galak dengan murid
5. bahwa guru tidak perlu kasar dengan murid
6. bahwa guru harus siap dikritik oleh murid
7. dan bahwa guru harus bisa menjadi teman curhat bagi murid

tentunya karena sebagai patner atau sahabat, tidak hanya guru yang dituntut untuk mengerti murid. murid juga harus bisa memposisikan dirinya dan harus bisa menghargai guru sesuai dengan kapasitasnya. murid juga harus mengerti, bahwa guru mempunyai kelebihan usia dan pengalaman dibandingkan dirinya, sehingga murid harus sadar bahwa dirinya perlu ilmu dan pengalaman baru dari gurunya. dengan demikian guru dan murid akan sama-sama sadar akan fungsinya masing-masing. sehingga guru tidak merasa dilecehkan oleh murid, dan sebaliknya murid tidak tersakiti oleh guru.

0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog