Tuesday, February 03, 2009

Kepercayaan...

Suatu hari saya bepergian sama muridku, dia kelas 10 sma. Dia sangat cantik, baik, dan sayang kepada guru2nya termasuk juga saya. Kebetulan saya menggunakan motor. Rencana awal, saya yang akan memboncengkan dia. Tapi tenyata dia menawarkan diri untuk memboncengkan saya. Dia meyakinkan saya bahwa dirinya sudah mahir menggunakan motor sejak smp. Meski kurang yakin, saya mencoba untuk meyakinkan diri saya, bahwa dia adalah anak baik yang memang sudah mahir menggunakan motor.

Perjalanan yang akan kita lalui sekitar 25 km. Jarak yang lumayan agak jauh untuk jakarta yang macet. Saya bahagia karena muridku tersebut terlihat sangat senang karena telah diberi kepercayaan besar dari saya. Kepercayaan untuk memboncengkan gurunya yang berat tubuhnya lebih berat dari dirinya.

Setelah sekitar 6 km ketika sedang belok di tikungan, ada taksi dari belakang yang berada di sebelah kanan kami, dan taksi tersebut menyerempet motor kami. Saya melihat kaki murid saya luka lecet2 dan motor saya juga sedikit lecet2. Dan ternyata juga taksinya berhenti dan minta ganti rugi. Akhirnya saya bernegosiasi dengan supirnya untuk sama2 mengikhlaskan, karena sama2 salah dan sama2 lecet2 baik motor maupun taksinya. Ditambah kaki murid saya menjadi korban srempetan tersebut.

Akhirnya supir taksi mengikhlaskan dan tidak jadi meminta ganti rugi. Ketika itu saya berfikir untuk menggantikan murid saya. Tetapi ketika saya tanya, dia bilang bahwa dirinya tidak apa2 dan baik2 saja. Dia merasa masih mampu untuk menyetir motor. Melihat kegigihannya meyakinkan saya, saya kemudian berfikir: sangat tidak adil ketika saya membuat dia menjadi merasa bersalah dan merasa lemah karena dianggap tidak bisa menyetir motor. Padahal maksud saya ingin menggantikan dia bukan untuk menyalahkan dia, tetapi karena saya melihat kakinya luka akibat kena srempetan taksi.

Akhirnya dengan bangga hati, saya tidak jadi mengambil alih untuk menyetir motor. Karena dari awal saya sudah memberikan kepercayaan penuh kepada dia. Sehingga tidak pantas bagi saya untuk merampas kebahagiaannya karena telah bangga dipercaya oleh saya. Apalagi jika alasan pembenarnya karena dia hanya seorang murid. Bagi saya, murid juga manusia normal yang juga ingin dihormati dan dihargai oleh guru2nya.

0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog