Friday, January 01, 2010

Selamat Jalan Gus Dur...

Kematian adalah sesuatu yang pasti akan datang menghampiri setiap manusia, seperti apapun takutnya manusia terhadap kematian itu. Hampir semua manusia yang hidup pasti akan berhadapan dengan yang namanya kematian. Oleh karena itu hendaknya sebagai manusia yang berfikir dan berkeyakinan kita harus siap menghadapi kematian yang akan menjemput. Jika kematian bisa direncanakan dan diketahui datangnya mungkin kita akan bersiap-siap, tetapi sayangnya kematian datang secara tiba-tiba. Intinya apabila ajal datang menjemput, kita sebagai manusia tidak bisa menunda atau menolaknya.

Pada Tanggal 30 Desember 2010 tepatnya pukul 18.45 Gus Dur telah tutup usia tepatnya di RSCM Jakarta Pusat. Jenazah kemudian di bawa ke Ciganjur dan esok harinya di bawa ke tanah kelahirannya yaitu Jombang Jawa Timur. Jenazah dikebumikan di tanah kelahirannya berdasarkan wasiat dari Gus Dur sebelum meninggal dunia. Presiden SBY beserta kabinetnya menyempatkan datang ke upacara resmi pemakanan Gus Dur, dan beliau bahkan membatalkan beberapa acara untuk bisa menghadiri upacara pemakaman Gus Dur, sosok pemimpin yang pernah menjadi atasan SBY.

Lautan manusia baik yang merupakan saudara, santri, tetangga, dan para penggemar Gus Dur berkumpul di Pesantren Tebu Ireng Jombang. Tidak usah diragukan bahwa hampir seluruh rakyat Indonesia kehilangan Gus Dur. Beliau adalah sosok manusia yang luar biasa yang layak dijadikan panutan tidak hanya bagi warga NU tetapi juga untuk semua masyarakat Indonesia. Kepergian diiringi dengan simpati dan empati banyak orang adalah kepergian yang diharapkan semua orang. Karena itu berarti bahwa keberadaan orang tersebut sungguh disenangi dan diingini.

Gus Dur adalah mantan Presiden RI ke empat yang lahir di Jombang Jawa Timur pada tanggal 7 September 1940 dan meninggal di Jakarta 30 Desember 2009 pada umur 69 tahun. Ketika menjadi Presiden beliau di dampingi oleh Ibu Megawati Soekarno Putri. Pada masa pemerintahannya yang meskipun tidak sampai tuntas, beliau menelurkan banyak hal-hal baru yang sangat kreatif dan sebelumnya belum pernah dilakukan.

Gus Dur menegaskan kembali kepada rakyat Indonesia agar menegakkan bhineka tunggal ika dengan benar, karena bhineka tunggal ika sesungguhnya simbol bagi bersatunya perbedaan-perbedaan yang ada di Indonesia. Gus Dur juga mendorong agar kong hu chu disahkan menjadi agama yang resmi di Indonesia, karena menurut Gus Dur kong hu chu sudah layak menjadi agama. Beliau juga mengusulkan agar TAP MPR No. XXV Tahun 1966 dicabut karena dirasa merugikan para anak cucu mantan PKI.

Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara, beliau lahir dari keluarga yang sangat terhormat dalam komunitas muslim Jawa Timur. Kakek dari ayahnya adalah KH Hasyim Asyari pendiri Nahdlatul Ulama (NU), sedangkan kakek dari pihak ibu adalah KH Bisri Syansuri adalah pengajar pesantren pertama yang mengajarkan kelas pada perempuan. Ayah Gus Dur yaitu KH Wahid Hasyim terlibat dalam gerakan nasionalis dan menjadi Menteri Agama pada tahun 1949. Ibunya Ny Hj. Sholehah adalah putri pendiri Pondok Pesantren Denanyar Jombang.

Pada Juni 1999 PKB ikut serta dalam arena pemilu legislatif dan PKB memenangi 12 persen, sedangkan PDI-P menang dengan raihan 33 persen. Dengan kemenangan partainya, Megawati memperkirakan akan memenangkan pemilihan presiden pada SU MPR. Namun PDI-P tidak memiliki mayoritas penuh, sehingga membentuk aliansi dengan PKB. Pada bulan Juli Amien Rais membentuk Poros Tengah yang berisi koalisi partai-partai Islam.
Poros Tengah kemudian mulai menominasikan Gus Dur sebagai kandidat ketiga pada pemilihan presiden, dan komitmen PKB terhadap PDI-P mulai berubah. Pada 7 Oktober 1999 Amien Rais dan Poros Tengah secara resmi menyatakan Abdurrahman Wahid sebagai calon presiden. Pada 19 Oktober 1999 MPR menolak pidato pertanggungjawaban Habibie, dan Habibie harus mundur dari pemilihan presiden.

Pada sambutannya saat pemakaman Gus Dur, SBY menetapkan Gus Dur sebagai bapak pluralisme dan multikulturalisme di indonesia. SBY mengatakan bahwa Gus Dur adalah sosok tokoh yang menghargai kemajemukan. Gus Dur dinilai oleh SBY sebagai tokoh yang sangat bijaksana dan banyak memberikan ide-ide moderat bagi negara Indonesia.
Selamat jalan bapak bangsa yang sungguh luar biasa, jasa-jasamu akan dikenang oleh negara Indonesia selama-lamanya. Pemikiran-pemikiranmu yang cerdas, kreatif, baru, dan berani sungguh memberikan inspirasi yang tidak ternilai untuk kita semunya.

Sekali lagi kematian adalah hak Tuhan, manusia tidak punya hak untuk mendikte Tuhan atas kematian. Tuhan mempunyai kuasa dan kehendak atas kematian hamba-hambanya. Dan kematian saya kira bukan akhir dari segalanya, karena Tuhan telah menjanjikan kehidupan yang abadi setelah kematian itu sendiri.

Tidak salah jika manusia takut dengan kematian, karena ada beberapa alasan kenapa manusia takut mati yaitu:
1. Belum siap untuk meninggalkan dunia
2. Takut akan rasa sakit saat nyawa dicabut dari badan
3. Merasa belum memiliki banyak karya
4. Terlalu takut dengan egonya sendiri
5. Masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab
6. Ketakutan akan dosa

Tetapi ketakutan-ketakutan tersebut hendaknya tidak menjadi belenggu dan momok yang mematikan potensi diri sendiri. Karena betapapun takut dan menghindarnya kita dari kematian, toh kematian tetap akan datang menghampiri. Bagi saya satu hal yang terpenting sebelum kita meninggal yaitu bahwa ketika kita meninggal hendaknya orang merasakan kehilangan. Itu artinya bahwa keberadaan kita selama hidup memberikan banyak konstribusi buat banyak orang, sehingga orang merasa bahwa kehadiran kita begitu dibutuhkan dalam kondisi apapun, amien.

0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog