Tuesday, January 05, 2010

Gas Meledak...

Pagi itu saya ujian akhir semester mata kuliah filsafat ilmu lanjutan, terus terang belajar saya belum maksimal alias belum tuntas. Bukan males tapi saya benar-benar sedang lelah karena habis pulang dari Purwokerto bersama mahasiswa-mahasiswa Uhamka tercinta. Tapi seperti apapun saya tetap semangat datang ke kampus dan berusaha siap menghadapi ujian akhir semester. Diri saya terus terang agak panik dan ketakutan jika tidak bisa mengerjakan soal uas, dan karena panik tiba-tiba perut saya sakit dan ternyata saya sangat lapar. Lepas mengerjakan soal uas, saya langsung ngacir menuju kantin di sebelah timur dekat fbs, karena kantin dekat pasca sudah terlihat sesak oleh lautan manusia.

Saya ngacir sendirian tanpa menunggu teman-teman saya yang juga pastinya akan makan siang, bukan tidak mau bareng sama teman tetapi lebih pada perut saya benar-benar sudah keroncongan dan ingin segera dimasuki oleh nasi. Saya langsung menuju etalase tempat nasi dan lauk-pauk bertengger dengan cantiknya. Saya memesan nasi dengan gudeg, tahu-tempe, dan ampela ati, kemudian saya memesan es teh tawar. Es teh karena saya merasa sangat ingin minum es, tahu sendiri Jakarta begitu panasnya, tawar karena saya sudah lama tidak minum manis.

Saya baru sadar bahwa ternyata tempat duduknya sudah penuh sesak dan saya sama sekali tidak kebagian bangku meski hanya satu biji. Akhirnya saya memutuskan duduk di bangku dalam punya ibu kantin, saya makan dengan lahap dan dengan cepat nasi di depan saya telah habis. Saya melanjutkan ngobrol dengan ibu pemilik kantin tentang macam-macam, dan si ibu ternyata sedang curhat tentang banyaknya mahasiswa yang nongkrong dan tidak bisa dibuat gantian tempat duduknya. Kata si ibu jika sedang tidak ramai sih tidak apa-apa, tapi jika sedang ramai dia beraharap sekali para mahasiswa bisa sedikit mengerti untuk tidak berlama-lama duduk di kantin.

Tiba-tiba semua orang di dalam kantin teriak-teriak dan berhamburan keluar kantin sampai bertabrakan, dan saya melihat beberapa orang hampir terjatuh. Saya kira ada gempa bumi atau ada kejadian kemalingan kemudian malingnya digebugin rame-rame sampai babak belur. Cukup lama saya dan si ibu mengerti dan mencari tahu tentang apa yang terjadi. Ternyata kantin ujung timur mengalami masalah karena gasnya meledak dengan kerasnya. Setelah tahu saya ikut agak kaget dan panik dan hampir lari ke luar kantin, tapi kemudian kembali karena saya ingat bahwa saya belum bayar makanan dan minuman yang saya pesan.

Selain itu saya juga penasaran dengan meledaknya gas tersebut, curi-curi saya menuju ke arah terjadinya ledakan dan saya melihat api tengah menyambar-nyambar dengan ganasnya. Ada orang yang membawa air, ada yang mencari karung untuk disirami air, ada juga yang mencoba mengambil alat pemadam api yang terdapat di kantin. Akhirnya api padam oleh alat pemadam api, dan orang-orang sudah mulai tenang. Tetapi tiba-tiba ledakan kedua terjadi kembali dan orang-orang kembali panik, kemudian saya lihat ada bapak-bapak yang kembali mencari alat pemadam dan alhamdulillah api kedua berhasil dipadamkan.

Saya duduk lemas di bangku sambil menyaksikan para pelayan kantin membersihkan lantai yang kotor oleh sisa pemadam api. Saya tiba-tiba berfikir jangan-jangan para mahasiswa yang kabur dan saya lihat tidak kembali lagi mereka ternyata belum bayar makanan dan minumannya. Bukan apa-apa sih, tapi saya kasihan saja sama pemilik kantin, berarti dia harus menanggung kerugian akibat musibah meledaknya gas tersebut. Tapi biarlah, toh saya melihat pemilik kantin tidak begitu peduli dengan apa yang saya pikirkan, saya hanya melihat ekspresi ketakutan di wajah mereka akibat meledaknya tabung gas.

Selesai menenangkan diri, saya ngobrol dengan beberapa mahasiswa yang masih kembali ke kantin untuk melanjutkan makannya yang sempat tertunda. Baru setelah agak tenang saya menuju ke gedung pasca untuk kembali kuliah desain eksperimen. Satu hal yang saya dapatkan, bahwa kadang ada kejadian yang sangat mengagetkan kita yang kita tidak pernah siap dengan kejadian itu. Dan atas ketidaksiapan tersebut berarti kita memang harus senantiasa menjadi manusia yang eksis dan tangguh, sehingga separah apapun musibah yang kita hadapi, kita tidak terlalu stress dan mengeluh.

0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog