Wednesday, January 20, 2010

Bodoh Itu Pilihan...

Tuhan tidak mungkin menciptakan manusia dalam keadaan bodoh, tetapi Tuhan menciptakan manusia dalam keadaan penuh dengan kesucian dan kelebihan-kelebihan. Bahkan Tuhan menciptakan manusia dalam keadaan baik dan berhati mulia. Otak yang melekat dalam badan manusia adalah bukti bahwa Tuhan melengkapi manusia dengan kecerdasan dan kecerdikan. Karena tugas manusia sangat berat dan penuh dengan rintangan-rintangan.

Saat dewasa atau ketika remaja, manusia hidup berdampingan dengan manusia lainnya. Dia diberi pilihan-pilihan oleh manusia lain tersebut untuk terus menjadi baik atau berubah menjadi manusia yang tidak baik. Tidak ada yang memaksa dalam menentukan pilihan tersebut, karena semuanya diserahkan kepada masing-masing orang. Bagaimana tidak, pertanggung jawabannya pun diserahkan kepada masing-masing individu tersebut.

Baik itu memang kadang multi tafsir dan masing-masing orang punya standar penilaian. Sedangkan jahat adalah sifat yang mutlak dan bisa dirasakan karena merugikan orang lain. Pintar itu juga relatif karena masing-masing orang mempunyai bakat dan minat yang tidak sama. Sedangkan bodoh itu sering terlihat karena bodoh berefek pada perilaku dan hasil belajar.

Menurut saya orang pintar tidak harus berbasic cerdas tetapi bisa juga karena ketekunan dan keseriusan dalam belajar. Sedangkan orang bodoh juga bukan bawaan tetapi lebih pada kemalasan dan pesimisme yang dipelihara dengan sempurna. Lagi-lagi kembali kepada masing-masing individunya dalam menjalani hidup dan kehidupan yang kompleks dan banyak cobaan ini.


Waktu Madrasah Ibtidaiyah/SD kata teman-teman saya, saya termasuk siswa yang bodoh bahkan sering dihukum sama guru gara-gara tidak bisa mengerjakan soal di depan kelas. Waktu itu saya merasa bukan karena saya keturunan bodoh, karena ibu saya ternyata sangat pintar waktu sekolah. Saya bodoh waktu MI karena saya memang jarang sekali belajar dan mengerjakan PR. Saya lebih senang main sama anak-anak cowok, dan saya sibuk dengan teman-teman saya itu. Boro-boro belajar dan mengerjakan PR, malam haripun saya main sama teman-teman saya di lapangan.

SMP saya mulai merubah cara pandang saya tentang pendidikan, saya alhamdulillah berteman dengan teman-teman yang rajin belajar dan pintar. Akhirnya saya termotivasi penuh untuk pintar seperti teman-teman saya. Saya tidak merasa cerdas sehingga untuk pintar saya perlu bekerja keras, dan alhamdulillah lagi nilai saya meningkat dan saya selalu masuk 10 besar selama SMP. Mungkin saya termotivasi karena waktu SMP saya sudah aktif di organisasi Pramuka dan anggota Osis. Bagi saya organisasi sangat mempengaruhi semangat saya untuk lebih rajin lagi dalam belajar.

Meningkat ke SMK saya lebih rajin dan lebih semangat lagi dalam belajar, selain karena dapat teman yang baik saya juga menemukan seorang guru yang sangat perhatian dengan saya. Perhatian dalam banyak hal baik masalah organisasi maupun masalah pelajaran. Guru tersebut adalah guru Al-Islam, guru yang benar-benar memberikan inspirasi dan memberikan banyak pelajaran tentang ilmu agama. Saya sangat salut dan bangga mempunyai guru sepertinya, sosok yang sangat saya hormati dan teladani. Selain dapat guru baik tersebut, saya juga mempunyai teman dekat yang cukup memotivasi saya. Teman saya tersebut aktif di organisasi Pramuka dan IRM bareng saya, dan dia adalah orang yang terpandai di sekolah saya. Dia orang luar biasa yang pernah saya kenal: dia cantik, anak orang terhormat, pintar, aktivis, dan peduli dengan temannya. Sayang dia tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi karena alasan jenis kelamin perempuan. Ortunya menganggap bahwa perempuan itu tidak perlu sekolah tinggi-tinggi, sedangkan laki-laki wajib sekolah sampai tinggi.

Kuliah sudah tidak perlu dipertanyakan lagi, karena iklim belajar di kampus berbeda dengan di sekolah SMP dan SMA. Saya lebih semangat lagi belajar di perguruan tinggi, karena belajar di perguruan tinggi jauh lebih santai dan menyenangkan. Yah meski tidak pintar banget minimal saya bisa lulus kuliah tepat waktu. Lumayan bisa meringankan beban orang tua, maklum ibu saya hidup seorang diri tanpa suami lagi.

Jadi sekali lagi bodoh itu bukan takdir, dan pintar juga menurut saya bukan takdir. Semuanya bisa diupayakan dan diusahakan dengan niat dan kesungguhan kita. Tuhan tidak mungkin menciptakan manusia dalam keadaan bodoh, karena Tuhan maha menyukai kecerdasan dan kepintaran. Selamat mencoba menjadi pintar dan cerdas, dan selamat mencoba untuk meninggalkan kedunguan dan dunia kebodohan, dengan ilmu tentunya.

0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog