Tuesday, January 26, 2010

LP...

Saat mendengar istilah lembaga permasyarakatan (LP) orang pasti sudah ngeri dan tidak berharap untuk masuk kesitu, bukan takut tapi lebih pada persoalan tidak mau diklaim buruk karena pernah menjadi nara pidana. Semua orang tentunya tidak berharap untuk masuk ke lembaga permasyarakatan, karena pasti sangat tidak enak jika kita berada di dalam sana. Berada dalam tempat yang begitu terbatas dan dalam keadaan tidak bebas melakukan apapun.

Jangankan untuk merasakan di dalamnya, melihat dari luar saja sudah sangat ngeri dan angker. Saya tadi sore tiba di depan gedung LP pria dewasa Tangerang, saat berdiri di depan gerbang perasaan saya sudah sangat ngilu dan hampir tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya di dalam sana. Tentu tidak bermaksud ingin merasakan tinggal di dalam lapas dengan status sebagai tahanan. Status yang masyarakat hampir tidak suka alias berprasangka buruk terhadap status tersebut.

Saya mencari petugas untuk bertanya tentang birokrasi jika ingin melakukan penelitian, tetapi ternyata penjaga kosong dan dalam keadaan sepi. Akhirnya ada orang disitu dan sayapun bertanya kepada orang tersebut, ternyata LP wanita adanya bukan disitu tetapi masih jauh dari situ. Saya kemudian melanjutkan perjalanan untuk mencari LP wanita. Saya memang sengaja mencari LP wanita karena permintaan mahasiswa saya.

Sampai di depan gerbang LP wanita saya langsung mengetuk gerbang dengan pintu besinya, saya dipersilahkan untuk masuh dan akhirnya kitapun berbincang banyak tentang masalah tahanan. Mereka memberitahukan kepada saya bahwa untuk penelitian saya harus ijin terlebih dahulu ke Kanwil Provinsi Banten, tempatnya di daerah Serang. Saya pikir surat ijin bisa langsung di bawa ke LP Tangerang ternyata tidak bisa. Saya sebenarnya mamaklumi birokrasi tetapi untuk ke Serang rasanya terlalu jauh dan takut tidak punya banyak waktu.

Saya ingin bisa masuk ke dalam dan ingin berdiskusi dengan para nara pidana, tetapi saya dilarang oleh petugas, karena yang boleh masuk ke dalam hanyalah petugas yang berwenang. Saya bergurau ingin masuk ke lapas tetapi bukan karena saya melanggar hukum, saya hanya ingin merasakan bagaimana rasanya menjadi nara pidana. Saya ingin merasakan suka dan duka di dalam penjara, yang tentunya pasti sangat tidak enak dan menyebalkan.

Meskipun mungkin menyenangkan untuk tahanan yang berstatus sebagai orang berduit, dia pasti akan dihargai sama teman-temannya serta bisa mendapatkan fasilitas yang lebih layak dan lebih sempurna dari tahanan lainnya. Gimana masyarakt mau percaya dengan penegak hukum, jika realitas ketidak adilan ada di depan mata. Bagaimana ceritanya penjara Arthalita bisa bagus dan sangat mewah bak hotel bintang lima? Kenapa itu bisa terjadi dan kenapa itu hanya memihak kepada orang-orang kaya saja? Karena kalau dipikir secara logika, semua napi pasti ingin merasa nyaman dan bahagia di dalam penjara.

Jika demikian mending orang-orang kaya yang bersalah tidak usah di penjara sekalian, biarkan saja hanya orang-orang miskin yang dipenjara. Karena orang kaya pasti mengaku tidak betah jika harus tidur di tempat yang semestinya, dia merasa bahwa dirinya punya uang yang bisa digunakan untuk menyenangkan hidupnya, meski sedang dalam penjara.

So saya tidak pernah berharap untuk masuk lapas, dan tentunya semua orangpun pasti berharap demikian. Bagaimanapun orang mengklaim buruk terhadap mantan nara pidana, meskipun pasti ada alasan kenapa orang melakukan kejahatan. Selamat mencoba untuk selalu menjadi baik, sehingga kita tidak perlu merasakan hidup di dalam LP, amien.

0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog