Tetangga saya agamanya Kristen, tapi dia baik banget sama saya.
Komunikasi kita lancar banget dan kita saling membantu satu sama lain.
Tetangga saya tersebut biasa saya panggil budhe, kebetulan budhe berasal
dari Pekalongan Jawa Tengah satu daerah sama saya. Meksi kami berbeda
agama tetapi hubungan kami baik-baik saja. Kami bisa saling menghormati
satu sama lain, bahkan kami bisa saling sharring tentang persoalan agama
kami yang berbeda. Jadi kesimpulannya adalah bhwa perbedaan itu indah
dan bukan suatu masalah yang berarti.
Saya biasa beli
makan/lauk di chines food depan komplek perumahan saya. Kebetulan
pemiliknya china dan beragama Kristen. Tapi alhamdulillah lagi-lagi kami
nyambung kalau sedang diskusi, diskusi masalah apapun termasuk masalah
keyakinan kami yang berbeda. Di bulan puasa ini si Ibu pemilik warung
sering bertanya tentang hakikat puasa dan tujuan dari puasa. Sesekali
saya juga menanyakan tentang bagaimana ibadah beliau setiap minggunya.
Tidak hanya ibunya yang dekat sama saya, semua karyawannya juga baik dan
selalu ramah jika saya datang. Itu artinya kita harus sepakat bahwa
perbedaan itu berkah dan menambah saudara bukan malah menciptakan jurang
pemisah yang dalam.
Jadi ingat waktu sama SMK saya
juga pernah pacaran sama cowok yang beragama Kristen. Dengan kondisi
saya yang berjilbab sebenarnya saya malu pacaran sama cowok Kristen.
Tapi ternyata cowok saya tersebut sangat baik dan toleran terhadap saya.
Setiap tiba waktunya buat sholat, dia selalu mengingatkan saya dan
tidak jarang mengantar saya ke masjid atau musholla buat sholat. Dia
juga senang melihat saya mengenakan jilbab, kata dia saya lebih cantik
dengan jilbab saya. Meski kami sadar bahwa kami tidak mungkin bersatu
karena perbedaan itu. Minimal kami pernah tahu bahwa perbedaan itu
ternyata sangat mendamaikan, tergantung kita menyikapi perbedaan
tersebut.
Sama dengan masalah yang satu ini, tentang
persepsi ngabuburit anak-anak muda dengan ngabuburit yang ideal. Di
perumahan saya daerah parung anak-anak muda ngabuburit dengan nongkrong,
main motor, ngobrol ramai-ramai, dan dengan pacaran di taman perumahan.
Jumlah mereka tidak sedikit tetapi sangat banyak, saking banyaknya
kadang sampai macet dan susah buat sekedar lewat jalan komplek tersebut.
Saya secara pribadi tidak sepakat dengan cara ngabuburit tersebut,
karena hakikat dari puasa adalah mencari kebaikan dan sebagai jalan
untuk mendekatkan diri kepada Allah. Masa ngabuburitnya dilalui dengan
pacaran, pelukan, pegangan, dan berdua-duaan di taman perumahan. Tapi
begitulah realitas anak muda di Indonesia, mereka kadang terlalu asyik
dengan dunianya sendiri. Tanpa mencoba menafsir bahwa beragama itu musti dengan sempurna dan dengan kemuliaan.
Sunday, July 29, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment