Tuesday, July 03, 2012

Serba-Serbi Muktamar Nasyiah Ke-12


Kehilangan
Kehilangan ini diawali dari hilangnya mukena dari salah seorang panitia Muktamar, sudah dicari kesana kemari tapi mukena tersebut tidak juga ditemukan oleh pemiliknya. Karena sudah diusahakan dicari dan ternyata tidak ketemu, maka si empunya mukena mengikhlaskan mukena tersebut. Meskipun sejujurnya mukena tersebut masih sangat baru dan hasil pemberian dari orang tua siswa dimana dia mengajar. Yang bikin ngenes lagi orang tua siswa tersebut memberikan mukena itu dengan amanah sebagai berikut “mukena ini saya berikan kepada ibu sebagai ucapan terima kasih karena ibu telah mendidik anak saya, dan juga sebagai tanda persaudaraan kita karena saya tidak punya anak perempuan, saya tahu ibu masih muda makanya senang jika saya bisa menganggap ibu guru sebagai anak saya juga”. Mukena tersebut hilang di kantor PW Muhammadiyah Lampung, barang siapa yang menemukan mukena warna putih yang berada dalam tasnya, di tas tersebut ada motif bunga, dimohon mengembalikannya kepada panitia baik dari wilayah atau panitia dari pusat, terima kasih.

Kehilangan berikutnya adalah kehilangan secara bersamaan dalam lingkungan sekitar kamar panitia dari pusat. Kehilangan pertama yaitu kehilangan sebuah sepatu yang sebelah kanan, pemilik sepatu merasa bahwa sepatu tersebut masih ada sebelum dia meninggalkan kamar dengan menggunakan sandal jepit. Dicarilah sepatu tersebut hingga keseluruh ruangan kamar hingga ke plastik sampah dan kamar mandi tetapi tidak juga ketemu. Karena sudah tidak ketemu si empunya pasrah dan bilang “yawislah mungkin sudah nasib, aku memang harus beli sepatu baru lagi sepertinya”. Belum lama berselang teman satu kamar yang lain tiba-tiba kehilangan charger hand phone, sama paniknya dengan yang kehilangan sepatu sebelah kanannya, pemilik charger tersebut mencari chargernya hingga kepelosok kamar tetapi belum juga ketemu. Charger belum ketemu bertambah lagi satu kehilangan yaitu kehilangan sebuah flash disk berwarna putih, si pemilik flash diskpun sangat panic karena banyak data yang tersimpan dalam falsh diks tersebut, tenaga pun dikerahkan untuk mencari flash disk tersebut tetapi tidak juga ditemukan. Akhirnya semua yang berada dalam kamar terdiam sambil memikirkan sesuatu dibalik kehilangan tersebut, tiba-tiba datanglah seorang perempuan yang berstatus sebagai panitia dari pusat dia masuk ke kamar dan bilang “hai teman-teman sekalian, barangkali kalian menemukan sepatu aku yang sebelah kiri, sepatu aku hilang dan tidak tahu dimana rimbanya, terima kasih”. Seisi kamar hanya bisa bengong, tertegun, dan menahan tawa hingga teman kami tersebut keluar dari kamar.

Kelucuan
Selesai seminar diadakanlah konferensi pers di aula tersebut dalam rangka sosialisasi tentang kegiatan Muktamar Naysiah kepada para wartawan baik media cetak maupun elektronik yang berada di Lampung maupun tingkat Nasional. Tidak begitu memperhatikan sampai tiba-tiba saya melihat ada beberapa teman sedang mengangkut makanan buah dan kue yang ada di meja depan tempat pembicara seminar. Saya mencoba mendekatinya bermaksud ingin tahu kenapa teman saya tersebut heboh banget mengumpulkan buah dan kue yang ada di meja depan:
Saya: “itu untuk apa kok di ambilin?”
Teman: “kan saya sedang menyusui jadi butuh banyak makanan”.
Saya: “kalau kamu untuk apa coba?”
Teman: “kalau saya kan nanti mau nulis untuk bulletin jadi saya butuh banyak makanan untuk lembur”.
Saya: “owh begitu ya, hehehe”.

Selesai dari ruang seminar saya langsung meluncur ke tempat makan siang, saya bersama teman satu kamar makan rame-rame. Saya sengaja memilih tempat duduk yang disitu ada penjual minuman, karena saya sangat merindukan es teh manis. Saat duduk makan saya diajak bercerita oleh teman-teman dari Papua, dia menceritakan bahwa temannya satu orang tertinggal di Jakarta karena anaknya sakit dan musti di rawat di rumah sakit Jakarta karena kecapean melakukan perjalanan Papua menuju Jakarta. Sedih rasanya mendengar cerita tersebut, yang bisa kita lakukan adalah berdo’a untuk teman kita tersebut supaya anaknya lekas sembuh, amien. Teman-teman yang dari Papua beranjak pamit karena telah selesai makan, tiba-tiba datanglah teman dari Sulawesi Tenggara panggil saja Kak ‘A’, dia memesan energen jahe dan setelah tersedia diminumlah energen jahe tersebut dengan kenikmatan yang seolah-olah tiada tara. Terjadilah percakapan antaraka saya, teman-teman saya, dan Kak ‘A’:
Saya:  “kakak dari mana?”
Kak A: “saya dari Kendari”.
Saya: “transit di Jakarta dahulu kak?”
Kak A: “iya, saya ketakutan naik Damri dari Jakarta jalannya tanjakan dan turunan sangat curam, mana belum pamitan lagi sama suami, takut saja kalau kenapa-kenapa di jalan”.
Saya: “hahaha, lagi kenapa tidak pamit dulu sama suami?”
Kak A: “iya saya belum sempat pamit, oya mau minum jahe tidak? Nanti saya yang bayarin?”
Saya: “tidak kak makasih banyak saya sudah kebanyakan minum, perut sudah tidak muat lagi”.
Kak A: “yah basa-basi nawarilah kan tidak enak kalau minum sendirian, tapi sepertinya tidak pantas kalau saya yang traktir, masa saya traktir dari panitia pusat?”
Saya: “yaudah saya saja yang bayari jahenya kakak”.
Kak A: “janganlah tidak enak, lagipula saya di rumah sana banyak tambah, jadi tidak perlu membayari jahe saya”.
Saya: “hahahaha, bisa saja ini kakak”.
Kak A: “suara saya keras sekali ya tidak seperti suara kalian?”
Saya: “mungkin karena kakak orang Sulawesi ya?”
Kak A: “mungkin Tuhan mentakdirkan pita suara orang Sulawesi berbeda dengan pita suara orang Jawa”.
Saya: “hahahaha, ada-ada saja kakak ini”.

0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog