Friday, December 25, 2009

Bersepeda Bareng Mbak Eny...

Berangkat pagi hari sekitar pukul 05.15 Wib, disamperin sama teman saya mbak eny. Malam harinya saya dan mbak eny sudah menyiapkan dua sepeda untuk dipakai esok harinya. Tapi pagi-pagi sepeda satunya tidak bisa dipakai dan alhamdulillah mbak eny dapat sepeda pengganti. Kita telah siap untuk berangkat, hanya siap secara fisik dan mental, tanpa menyiapkan perbekalan apapun. Mulailah kita berdua mengayuh sepeda membayangkan bisa sampai di senayan. Senayan ide mendadak yang muncul tanpa direncanakan, saya dan mbak eny berfikir bahwa hari libur jalanan pasti bisa dikendalikan, karena orang-orang banyak yang beristirahat di rumah. Senayan menjadi impian karena bayangan kita di senayan pasti akan dipenuhi orang-orang yang juga berolahraga, dan ternyata benar tidak hanya orang-orang yang berolahraga tetapi juga banyak para pedagang yang berspekulasi mengais rejeki.

Sepanjang jalan menuju senayan, saya mencoba berbagi cerita dengan mbak eny. Kadang-kadang kita berdua tertawa-tawa sendiri, kadang marah-marah sama mobil dan motor yang mengklakson tanpa ampun. Saya yang paling tidak terima, menurut saya pengendara mobil dan motor terlalu berlebihan. Mungkin mereka bermaksud mengingatkan saya dan mbak eny agar tidak ke tengah. Tapi mengklakson menurut saya bukan cara yang bijak, karena mengagetkan saya dan mbak eny, dan kami berdua selalu hampir meloncat setiap mendengar klakson. Karena sepeda kami tidak ada spionnya apalagi lampu sen, sehingga kami harus ekstra berhati-hati.

Kita berdua melewati jalan daerah tanah kusir, karena menurut kami jalan itulah yang paling dekat menuju senayan, selain tanjakannya tidak terlalu banyak dibandingkan jika harus lewat ulujami dan kebayoran lama. Banyak hal yang kita berdua dapatkan seperti dengan bersepeda kita berdua merasa lebih jeli melihat satu persatu rumah dan bangunan yang berdiri di pinggir jalanan. Berbeda dengan menggunakan sepeda motor, kita tidak akan punya banyak waktu untuk mengamati sekitar jalan raya.

Pukul 06.15 saya dan mbak eny telah tiba di senayan dengan senang hati tentunya, senang karena apa yang kita berdua angankan bisa tercapai dengan tanpa suatu halangan apapun. Kita berdua masuk ke senayan dan berkeliling senayan dengan menggunakan sepeda. Beberapa waktu setelah itu saya dan mbak eny mencari makan disekitar situ, karena kita berdua baru sadar bahwa kita berdua kelaparan dan kehausan. Kita beruda makan lontong sayur dengan mencoba menikmatinya, karena kadang orang lapar sering tidak bisa menilai makanan secara objektif.

Setelah makan dan minum kita berdua bercerita tentang banyak hal, seperti biasa saya yang banyak melontarkan tema untuk diskusi. Mbak eny sebagai sahabat yang baik dan tidak banyak menuntut, dia oke saja sama tema-tema yang saya ajukan. Dimanapun dan dalam keadaan apapun, ketika saya dan mbak eny bersama, saya selalu mengajaknya untuk mendiskusikan sesuatu yang up to date. Diskusi dengan mbak eny adalah diskusi yang sangat menyenangkan dan mengasyikkan. Dia bisa menjadi pendengar yang baik sekaligus menjadi lawan diskusi yang menarik. Saya tidak pernah bosan berdiskusi dan bercerita tentang apapun kepada sahabat saya tersebut.

Usai berdiskusi saya dan mbak eny kembali bersepeda keliling senayan, dan secara tidak sengaja kita berdua menemukan teman kecil yang bernama noval dan ayu. Kita berjabat tangan dan saling menanyakan jati diri masing-masing, berikut petikan dialog kami:
Saya: hai kawan kecil?
Noval: hai juga kawan.
Saya: kelas berapa dek?
Noval: kelas dua sekolah dasar.
Mbak Eny: kalian siapa namanya?
Noval: saya noval dan teman saya ayu.
Saya: ayu kelas berapa?
Ayu: saya kelas TK b.
Mbak eny: kalian hebat ya, kesini sama siapa?
Noval: saya sama ibu dan ibu lagi belajar nyetir mobil.
Saya: kalau ayu sama siapa, bareng sama noval?
Ayu: saya sama mama saya kak.
Saya: jadi kalian berdua satu mobil?
Noval: iiihhh kok enggak paham-paham sih? saya sama ayu mobilnya beda-beda.
Saya: hah? maaf ya dek.
Noval: makanya dengering dunk kalau saya lagi menjelakan?
Saya: iya maaf ya noval sama ayu?
Noval: yaudah saya maafkan dech.

Saya senang kenal sama noval dan ayu, dan saya dan mbak eny memutuskan mengajak mereka berdua balapan sepeda. Alhamdulillah noval bersedia diajak balapan, meskipun ayu terlihat keberatan. Ayu merasa tidak sanggup mengalahkan rekan-rekannya yang lebih tua dari dirinya. Balapanpun dimulai dan ternyata sepeda noval bagus dan kita berdua kalah cepat dari noval. Ada yang lebih kalah lagi yaitu ayu, karena ayu jauh di belakang kita berdua. Selesai balapan kita berempat foto-foto dan kami kembali mengulang balapan untuk yang kedua kalinya. Bahkan yang kedua kalinya pun saya dan mbak eny tetap kalah cepat sama noval. Itu anak memang luar biasa cara bersepedanya, kayaknya saya dan mbak eny harus banyak belajar lagi dari noval.

Pukul 09.00 saya dan mbak eny memutuskan untuk pulang, karena terik matahari telah memanggang kulit kita berdua. Pulangnya kita tidak lagi lewat tanah kusir, kita berspekulasi lewat kebyaoran lama. Sebenarnya kita sadar bahwa jalanan itu sangat tinggi tanjakannya, bahkan tanjakannya sangat banyak, tetapi kita berdua memutuskan untuk tidak lewat jalan yang sama, biar tidak bosan kata mbak eny. Ternyata benar, kita berdua sangat kecapean dan hampir tepar gara-gara banyaknya tanjakan. Tapi alhamdulillah saya dan mbak eny akhrinya bisa sampai bintaro dengan selamat tanpa halangan apapun. Pukul 11.00 kita berdua sampai bintaro, dan perjalanan pulang agak lama karena saya dan mbak eny harus muter-muter dulu di kebayoran, saya dan mbak eny ada urusan sebentar disana.

Sampai rumah saya rebahan dikasur dan bermaksud istirahat, ternyata saya ketiduran dan baru bangun sekitar pukul 17.30. Saya tiba-tiba merasa sangat lelah dan kecapean, badan saya terasa pegel semuanya. Saya langsung ke mbak eny dan mengkhawatirkan keadaan mbak eny, dan ternyata benar mbak eny juga sedang kecapean dan kepegelan. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan naik sepedanya, yang salah adalah kebiasaan saya dan mbak eny yang jarang olah raga tiba-tiba olah raga pakai sepeda ke senayan. Tapi seperti apapun keadaan saya dan mbak eny, saya dan mbak eny merasa tidak pernah kapok. Kita berdua merasa senang dan kapan-kapan akan kembali bersepeda ke tempat yang lebih jauh lagi, ke monas atau kebundaran HI misalnya, semoga tercapai amien.

0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog