Friday, November 20, 2009

Sepak Bola Indonesia...

Sepak bola adalah salah satu cabang olah raga yang disukai dan diminati oleh banyak orang, tidak terkecuali saya pribadi. Olah raga sepak bola menjadi menarik menurut saya karena jenis olah raga yang dimainkan oleh banyak orang sehingga karena banyaknya orang tersebut sepak bola adalah satu jenis contoh olah raga yang didalamnya terdapat: saling kerjasama, saling tolong-menolong, saling bahu-membahu, dan saling kompak. Tanpa kerjasama yang solid antar masing-masing personal, sepak bola tidak akan berhasil mengegolkan bola ke gawang musuh.

Saya menyukai sepak bola sejak saya kecil dan kebetulan karena rumah saya bersebelahan denga lapangan sepak bola. Saya hampir setiap ada pertandingan pasti menonton dari awal sampai akhir. Memang tujuan saya menonton awalnya karena ingin jajan, karena kebetulan setiap ada pertandingan antar desa para pedagang tiba-tiba menjamur. Namanya juga masih sekolah dasar, pasti doyan sama yang namanya jajanan. Lama kelamaan orientasi saya nonton bola bukan lagi jajan tetapi benar-benar ingin mendukung sepak bola dari desa saya. Saya mulai menggerombol dengan perempuan-perempuan dewasa, dan saya juga mulai belajar mendukung tim desa dengan berteriak-teriak. Bahkan para perempuan-perempuan tersebut tidak jarang membawa kertas yang sudah dipotong-potong untuk ditaburkan saat tim desa saya memasukkan bola ke gawang musuh.

Kemeriahan atas kemenangan begitu rupa dan begitu riuhnya, hingga lawan merasa tidak suka karena dipermalukan oleh para penonton. Kemeriahan orang-orang didukung dengan berhamburannya mereka ke tengah lapangan saat bola berhasil masuk ke gawang. Bahkan tidak hanya keriangan makian juga sering menghiasi mulut untuk sekedar membuat jengkel tim sepak bola lawan. Saya begitu menikmati situasi tersebut tanpa protes, apalagi jika para pemain bola lawan cakep-cakep. Sudah rahasia umum bagi para perempuan untuk menyukai para pemain yang cakep-cakep, meski niat menonton tidak untuk cakep saja tetapi benar-benar karena ingin mendukung tim sepak bola dari kampung.

Saat dewasa saya masih suka bola meskipun tidak lagi intens dan rutin. Bola bagi saya hanya sekedar untuk hiburan jika sedang tidak banyak kerjaan. Tetapi akan saya lupakan jika saya benar-benar tidak punya waktu dan sibuk dengan rutinitas pekerjaan. Semua kembali membuncah saat ada film garuda didadaku, saya menonton dan mengamati ketika nonton di 21. Sebagai guru PPKn saya begitu bangga dan terharu dengan film tersebut. Bangga karena penulis skenario dan sutradara begitu hebat menggambarkan alur film dan terharu karena ada pesan moral dalam film tersebut. Pesan moral yang sungguh luar biasa yaitu: bahwa seburuk apapun citra persepakbolaan Indonesia, kita tetap tidak punya hak mengklaim tim nasional Indonesia, bagaimanapun mereka telah memberikan yang terbaik untuk negara Indonesia.

Saya mengajak murid-murid dan mahasiswa saya untuk menonton film garuda didadaku. Saya tidak akan mendogma mereka, saya hanya ingin mereka menikmati dan mengambil hikmah dari film tersebut. Saya ingin para murid dan mahasiswa saya juga sepakat dengan saya, bahwa masih ada harap untuk tim nasional Indonesia terutama untuk timnas usia mudanya. Saya juga ingin murid-murid dan mahasiswa paham bahwa ada banyak kesalahan yang harus dibenahi secara bersama-sama. Buruknya citra persepakbolaan Indonesia tidak mutlak karena kualitas SDM para pemain, tetapi ada sistem yang bermain didalamnya. Banyak sistem yang harus dirombak secara total, banyak pola permainan yang harus segera diperbaharui demi majunya timnas Indonesia dimasa yang akan datang.

Beberapa waktu lalu saya nonton pertandingan bola di senayan, pertandingan antara Indonesia dengan Kuwait. Saya nonton bareng dengan murid-murid saya yang kebetulan rata-rata anak kelas tiga ipa dan ips. Kita berangkat bareng dan menyewa mikrolet, suasana begitu riuh dan menyenangkan atas keramaian anak-anak. Saya bangga dengan mereka, karena semangat nasionalisme yang terpancar dari mukanya sama sekali tidak ternilai oleh apapun. Mereka bilang: bahwa mereka menonton untuk mendukung dan juga untuk bilang kesemua orang bahwa mereka mencintai Indonesia dengan titik darah penghabisannya.

Kebahagiaan kembali membuncah dengan sempurna saat kami tiba di senayan, begitu banyak orang yang hadir di senayan dalam rangka membeirkan support bagi tim nasional Indonesia yang akan bertanding melawan Kuwait. Kita merangsek masuk dengan sedikit memaksa karena pintu hanya dibuka satu jalur, dengan berdesak-desakkan akhirnya masuk juga ke dalam senayan. Riuh, rame, penuh sesak, penuh keriangan dan penuh semangat nasionalisme. Selama pertandingan semua penonton antusias memberikan dukungan lewat: teriakan, tabuh gendang, terompet, mengibarkan bendera merah putih, dan masih banyak lagi cara-cara digunakan untuk menyenangkan para pemain tim nasional Indonesia.

Tidak hanya bola tentunya, bangsa Indonesia harus bangga dengan apa yang dimiliki oleh Indonesia. Sepak bola hanya menjadi gambaran riil saja, dan hanya menjadi cerminan atas cabang-cabang olah raga yang lainnya. Warga negara Indonesia harus optimis menatap masa depan, termasuk harus menyiapkan generasi mudanya agar berperan dalam tim nasional Indonesia. Semua yang ada di Indonesia harus lebih baik lagi dibandingkan masa-masa yang kemaren. Pesimisme harus dikubur dalam-dalam dan jangan dimunculkan lagi, karena pesimisme adalah ladang kehancuran bagi setiap bangsa. Hidup Indonesiaku saat ini dan maju Indonesiaku di masa yang akan datang. Yakinlah bahwa masih banyak generasi muda yang layak kita percaya dengan sempurna.

Bahkan kita harus sepakat bahwa kebaikan itu sangat subjektif sifatnya. Klaim mutlak yang selama ini kita luncurkan untuk para generasi muda Indonesia, menurut saya terlalu kejam dan membabi buta. Anak-anak pelajar yang kita anggap bermasalah dan bejat, mereka adalah anak-anak baik dalam sisi lain. Disitulah kita musti bertanya, sudahkah kita baik, sehingga kita seolah berhak mengklaim mereka?

0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog