Tuesday, November 10, 2009

Mati Lampu...

Kuliah dialihkan ke ruang sidang utama gara-gara mati lampu, ruangan yang biasanya dingin oleh ac menjadi sangat panas dan pengap. Hampir semua mahasiswa dan dosen merasa sangat gerah dan kurang nyaman dengan kondisi yang tidak diinginkan tersebut. Sebenarnya hidup sehari-hari tidak selalu menggunakan ac, paling dalam kondisi kerja saja yang benar-benar bersentuhan dengan ac. Tetapi terkadang kita menjadi sangat berlebihan ketika tiba-tiba berada di dalam kondisi titik penurunan. Meski titik penurunan tersebut seharusnya tidak perlu mengagetkan kita. Setelah saya amati dan saya juga merasakan kondisi kaget tersebut sebenarnya hanya menjadi kebiasaan manusia pada nalar yang berlebihan. Alhamdulillah tepat pukul 12.00 lampu di kampus Universitas Negeri Jakarta kembali menyala dan ac bisa kembali mendinginkan ruangan kuliah.

Pulang dari UNJ sekitar pukul 17.30 saya lewat daerah tanah abang arah ke palmerah lurus kemudian bisa tembus kebayoran lama. Di daerah setelah pasar kebayoran lama yang dalam saya menyelinap masuk ke dalam gang kecil yang setahu saya bisa tembus ke dosqi. Ternyata saya salah jalan dan gang yang saya ambil adalah gang yang sangat kecil dan sempit dimana di dalamnya sangat padat dengan warga yang mukim. Awalnya saya biasa saja tetapi setelah saya amati betapa padatnya rumah-rumah kontrakan yang ada. Barang-barang rumah tangga, motor, sepeda, terlihat angkuh berserakan ke luar rumah. Kepadatan terlihat begitu lengang dalam gelapnya malam, akan kondisi itu saya jadi teringat ketika pertama kali saya datang ke Jakarta. Saya ketika itu transit di rumah bulek saya di daerah jakarta timur. Bulek saya ngontrak di dalam kompleks kontrakan yang juga padat akan orang-orang yang rata-rata orang jawa. Saya teringat kala tinggal di bulek karena saya terkesan pertama kali dengan jakarta saat tinggal di daerah jakarta timur di tempat bulek saya.

Kala itu jakarta begitu mengesankan karena begitu berbeda dengan kampung saya di jawa tengah. Jakarta menjadi sesuatu yang menarik sekaligus memprihatinkan untuk disaksikan dengan mata telanjang. Menarik dengan bangunan gedung-gedung pencakar langitnya, memprihatinkan karena adanya rumah-rumah kumuh dan banyaknya anak-anak jalanan yang terlantarkan oleh negara. Saya kala itu menjadi begitu terobsesi dengan jakarta karena ingin banyak belajar tentang kemajuan sekaligus ingin tahu kenapa banyak orang memilih merantau ke jakarta. Obsesi saya kemudian menjadi tujuan hidup saya pasca kuliah di semarang jawa tengah.

Sampai di daerah bintaro keadaan sama gelapnya dengan di kebayoran lama, ternyata bintaro juga sedang mati lampu karena pemadaman bergilir. Saya masuk kontrakan dengan kondisi gelap gulita hanya diterangi sebatang lilin di dekat kamar mandi. Tidak perlu marah dengan kondisi yang ada meski sejatinya saya tidak begitu nyaman dengan gelap. Saya merasa tidak nyaman karena saya agak takut dalam gulita yang berada diruangan sempit yaitu di kamar, kecuali ada yang menemani saya. Gelap bagi saya adalah kesuraman dan kepengapan yang jauh dari makna. Otak saya menjadi sangat tumpul ketika dalam keadaan gelap, ketakutan saya tiba-tiba muncul tak terkendali dengan benar. Mungkin itulan yang dinamakan dengan phobia yang berlebihan yang seharusnya tidak perlu saya rasakan. Karena phobia pada dasarnya bisa diterapi atau bahkan dimusnahkan.

Apalagi mati lampu ketika saya tidak siap untuk mati lampu, semalam pukul 02.00 malam tiba-tiba mati lampu. Saya terbangun dengan kaget dan langsung panik karena kamar saya gelap gulita. Saya bingung karena sendirian dalam kegelapan. Tapi untungnya semalam kondisi badan saya agak kurang enak pasca pelatihan di bekasi, sehingga ketakutan saya terkubur oleh kelelahan yang saya rasakan. Alhasil saya kembali tidur terlelap tanpa dibayangi phobia akan gelap yang menyelimuti.

Wahai pemerintah tidak ada yang melarang anda memadamkan listrik secara bergilir, selama tidak merugikan kepentingan masyarakat. Bagaimanapun lampu adalah sumber kehidupan bagi warga masyarakat apalagi masyarakat ibu kota. Malam hari bagi orang-orang jakarta adalah aktivitas tambahan yang belum bisa diselesaikan di kantor. Sehingga jika pemadaman terlalu lama maka akan menghambat kerja tambahan di rumah. Usul saya boleh pemadaman tapi jangan terlalu lama dan kalau bisa gardu yang rusak bekas kebakaran segera untuk diperbaiki, sehingga pemadaman tidak perlu lagi terjadi.

0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog