Monday, November 23, 2009

Membuntuti Makna....

Hari itu terik matahari begitu menyengat kulitku, perjalanan baru sampai daerah Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Saat saya menanjak arah ke Pasar Kebayoran Lama saya melihat segerombolan anak-anak dengan seragam smu sekitar 40 orang berjalan dikanan kiri jalan raya tersebut. Saya tiba-tiba berfikir bahwa mereka sedang akan melakukan tawuran. Karena keyakinan yang sangat subjektif dan karena kepentingan ingin tahu, saya membuntuti teman-teman smu tersebut. Saya melihat mereka sedang membajak metro mini dan saya melihat dibelakang metro mini ada polisi yang hendak membubarkan mereka. Anak-anak langsung naik ke atas metro mini sebagian lagi naik mobil pick up, dan bus metro mini langsung tancap gas dengan kencangnya. Saya langsung meluncurkan motor saya dengan sangat cepat agar tidak ketinggalan kecepatan metro mini.

Di daerah Permata Hijau saya melihat anak-anak yang di mobil pick up pindah ke metro mini jurusan Joglo, jalanan sempat macet karena jumlah mereka lumayan banyak. Saya tidak mempedulikan klakson motor dan mobil dibelakang saya, yang saya perhatikan hanya satu kerjasama mereka untuk saling tolong menolong saat menaiki metro mini bajakan tersebut. Setelah semua naik ke metro mini, metro kembali melaju dengan kencangnya, saya juga ikut mengencangkan motor saya agar tidak tertinggal terlalu jauh. Sampai Joglo metro mini berhenti dan anak-anak pindah bus metro mini arah ke Ciledug. Saya masih setia mengikuti mereka meskipun pakaian seluruh badan telah basah kuyup, dan saya telah merasakan kedinginan yang teramat dalam.

Mereka berhenti di depan smu swasta dan saya kira mereka akan tawuran sama smu tersebut, ternyata mereka hanya berhenti dan menuju kompleks perumahan di daerah Ciledug lewat jalur belakang. Karena mereka jalan kaki, laju motor saya kurangi supaya tidak keteteran membuntuti mereka. Langkah mereka begitu cepat dan tergesa-gesa, mereka juga terlihat kedinginan oleh air hujan. Satu lagi yang saya yakin mereka pasti kelaparan dan kehausan karena jalan lumayan jauh. Pengen sekali bisa bergabung dengan mereka sekedar untuk berbagi minuman atau makanan snack, tapi saya takut mereka curiga dengan saya. Tiba-tiba saya kehilangan mereka dan saya langsung mempercepat laju motor saya agar bisa mengejar mereka. Waktu ditikungan saya kaget saat laju motor cepat saya berpapasan dengan segerombolan mereka yang sedang nogkrong dengan nyamannya. Saya kaget karena dijegat mereka, dan karena sudah terkepung saya langsung pura-pura bilang: "maaf bukan murid-murid saya kan?". Pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu saya tanyakan, karena jelas-jelas yang disitu bukan murid-murid saya. Setelah mereka menjawab: "bukan" saya langsung ngacir dengan motor saya.

Saat ngacir tersebut tiba-tiba saya merasa kasihan dengan mereka, saya tahu mereka pasti sangat lapar dan haus, apalagi baju mereka basah kuyup oleh air hujan. Saya puter balik dan berhenti di warung tegal sederhana semi permanen, berharap bisa membelikan mereka minum dan roti. Saat saya merenung di warteg tersebut tiba-tiba ada empat anak-anak tersebut datang dengan maksud membeli minum dan roti untuk teman-temannya. Saya langsung tersenyum dan menyapa mereka, mereka juga ikut tersenyum meski agak sinis. Saya memperkenalkan diri dan saya mengakui bahwa saya telah membuntuti mereka dari Kebayoran Lama. Saya minta maaf apabila mereka ada yang tidak berkenan, tetapi alhamdulillah mereka tidak masalah dan nyaman-nyaman saja. Akhirnya sebagai bentuk pertemanan dan sebagai bentuk permintaan maaf, saya membelikan mereka minum dan roti untuk mengganjal perut mereka. Saya berkenalan dengan mereka dan menawarkan diri untuk menjadi sahabat mereka. Mereka tidak memberitahu asal sekolah dan tidak memberi nomor hp ke saya, akhirnya saya yang berinisiatif memberikan nomor hp saya ke mereka.

Akhirnya saya mengaku kalau saya guru di salah satu smu swasta di Jakarta, saya berpamitan karena harus mengajar di Primagama. Saya mengucapkan terima kasih dan mengungkapkan kebahagiaan saya karena bisa berbagi cerita banyak kepada mereka. Saya pamit dan saya kaget karena masing-masing mereka mencium tangan saya. Saya kaget karena selama ini masyarakat begitu mengklaim mereka sebagai remaja yang bandel dan tidak tahu aturan. Ternyata klaim masyarakat tidak selamanya benar, bahkan dari peristiwa itu bisa kita simpulkan bahwa mungkin mereka kurang dari sisi diri mereka yang lain. Sementara mereka sempurna (baik) dari sisi mereka yang kita masyarakat tidak pernah tahu itu. Terima kasih kawan, teruskan pencarian hidupmu, jangan stagnan hanya pada tawuran tetapi carilah yang lebih bernilai dari itu semuanya, saya percaya kalian pasti mampu.

0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog