Tuesday, May 01, 2012

Minggu 29 April 2012


Bagian I
Minggu sore saya mengajar di kampus UMJ cabang Poris Tangerang,
Sampai disana pukul 15.00 WIB,
Karena dosen sebelumnya belum keluar saya menunggu di ruang dosen,
Sekitar pukul 15.15 saya baru masuk ruangan,
Saya naik ke lantai tiga tetapi ternyata perkuliahan dilaksanakan di lantai dua,
Saya mengajar hingga pukul 17.00 WIB,
Materi hari itu adalah presentasi makalah mapel PKn SD kelas tiga oleh kelompok tiga,
Tapi saya heran mahasiswa saya waktu itu lebih merespon persoalan yang saya lontarkan dari pada merespon pemakalah,
Kebetulan sebelum kuliah saya melontarkan tentang fenomena kaum homo dan lesbi di ibu kota Jakarta,
Niatan saya hanya satu supaya mahasiswa saya tidak terlalu tabu dengan persoalan homo dan lesbi yang memang sudah menggejala di Indonesia,

Mahasiswa: “bu, bukannya homo dan lesbi dosa? Tapi kok yang ibu ceritakan mereka tetap sholat sebelum berhubungan badan?”
Saya: “dosa itu bukan hak kita mbak, hanya Tuhan yang mempunyai hak berbicara tentang dosa dan pahala”.
Mahasiswa: “iya sih bu, kalau menurut ibu sendiri bagaimana tentang homo dan lesbi?”
Saya: “saya tidak pernah bilang bahwa saya sepakat dengan komunitas mereka, kalau saya lebih pada persoalan bahwa itu adalah pilihan hidup mereka yang mustinya mereka harus berani bertanggung jawab atas apa yang mereka pilih”.
Mahasiswa: “kenapa memilih orientasi homo atau lesbi ya? Padahal lebih enakkan dengan lawan jenis”.
Saya: “itu kan menurut pendapat kita mbak, bisa jadi mereka bilang lebih seru dan nyaman berhubungan dengan sesama jenis, atau mereka pernah mempunyai persoalan pribadi yang membuat mereka trauma sehingga mereka memutuskan untuk menjadi homo atau lesbi”.

Bagian II
Setelah kelar mengajar saya langsung cabut kearah daerah Slipi,
Saya janjian sama teman saya Isal,
Saya janji pukul 18.00 WIB saya usahakan tiba disitu,
Tetapi karena lumayan jauh saya telat sekitar 30 menit,
Alhamdulillah Isal masih menunggu saya,
Saya khawatir dia sudah tidak ditempat karena HP dia mati dan tidak bis dihubungi,
Bensin motor saya habis dan lampu depan saya mati,
Akhirnya kami ke pom bensin untuk mengisi bensin,
Baru setelah itu kami pergi ke Slipi Jaya untuk menonton film Indonesia baru ‘modus anomali’,
Cerita filmnya lumayan baguslah,
Bercerita tentang pembunuhan tetapi setting filmnya sudah seperti film luar negeri,
Menurut saya sih lumaya layak untuk di tonton,

Kelar nonton kami langsung mencari bengkel untuk membetulkan lampu depan motor saya,
Alhamdulillah dapat bengkel,
Setelah usai saya silaturahmi ke rumah teman,
Kebetulan teman saya tersebut adalah suami istri yang sedang butuh orang buat sharring,
Senangnya saya bisa ketemu mereka berdua,
Bahagia juga bisa sharring dengan mereka berdua,
Saya bisa merasakan apa yang sedang mereka risaukan,
Ingin sekali bisa membantu mereka berdua dengan semampunya saya,
Teman saya tersebut masih sangat muda untuk mendapatkan cobaan sebesar itu,
Tapi satu hal yang pasti bahwa kita musti yakin dan percaya bahwa Tuhan memberi cobaan sesuai dengan kemampuan hambanya,
Satu lagi tidak ada masalah yang tidak ada solusinya,
Usai dari rumah teman saya kurang lebih pukul 23.30 WIB saya memutuskan untuk pulang ke Parung Bogor,
Karena jarak dari Jakarta ke Parung lumayan jauh,
Isal teman saya memutuskan untuk mengantar saya sampai Parung,
Karena esoknya Isal musti sekolah dia akhirnya mampir dulu ke rumah untuk mengambil baju seragam dan buku pelajaran untuk sekolah esok harinya,

Bagian III
Sampai parung kurang lebih pukul 01.30 WIB,
Agak lancar karena malam hari,
Tiba di depan gerbang telaga kahuripan kami membeli nasi goreng dan cap cay untuk kami makan,
Kami baru sadar bahwa sore itu kami belum makan,
Karena saya tidak makan nasi dan lain-lainnya kecuali sayur,
Maka saya memesan cap cay tanpa minyak goreng, tanpa ayam, tanpa telur, dan tanpa sosis,
Hahaha, si abangnya senyum tahu pesanan saya,
Tidak mengapa lah kan demi untuk diet,
Hehehehe,

Pukul 02.00 WIB saya dan Isal baru tidur (di kamar berbeda jadi jangan su’udzon),
Masing-masing kami menyalakan alarm dari hp,
Berniat jalan pukul 05.00 WIB karena Isal masuk pukul 06.30 WIB,
Tapi kami kurang beruntung,
Tidak ada yang mendengar alarm HP sehingga kami bangun pukul 05.30 WIB,
Sayapun langsung mandi dan siap-siap,
Baru kemudian Isal yang mandi dan siap-siap,
Setelah siap untuk berangkat,
Eh ternyata ban belakang motor saya bocor,
Akhirnya kamipun berjalan mencari tukang tambal ban yang sudah buka,
Alhamdulillah Tuhan masih sayang sama kami berdua,
Tukang tambal ban belakang rumah sudah buka,
Dan kamipun menambal ban disitu,

Bagian III
Hujan turun lumayan lebat,
Mulai dari Kebayoran hingga sampai ke sekolah Isal,
Kamipun memutuskan untuk menggunakan mantel supaya tidak terlalu basah kuyup,
Ternyata dengan memakai mantel kami tetap basah kuyup karena hujan terlalu lebat,
Saya tidak enak hati sama teman saya,
Karena dia sudah telat terlau lama,
Dan benar saja kami tiba di sekolahnya Isal sekitar pukul 09.00 WIB,
Isalpun akhirnya masuk kelas setelah jam istirahat,

Selepas mengantarkan Isal saya bermaksud mengajar di kampus Cipondoh pukul 11.00 WIB,
Sampai pesing kurang lebih pukul 10.00 dan saya memutuskan untuk berhenti di pom bensin karena ingin kencing dan ingin mengisi bensin,
Setelah berhenti sambil minum jus jambu saya baru sadar bahwa saya kedinginan sekali karena baju basah kuyup,
Akhirnya saya memutuskan menghubungi mahasiswa saya agar mereka pulang dan kuliah diganti hari rabu siang,
Alhamdulillah mahasiswa saya bisa mengerti keadaan saya,
Saya duduk di kantin pom bensin sambil memesan indomie rebus pakai telur,
Saya minta kepada ibunya agar diperlama karena saya boleh makan pukul 11.00 WIB,
Setelah matang saya makan dan sambil smsan,

Di sebelah saya ada dua orang bapak-bapak yang sedang bercakap-cakap,
Saya sama sekali tidak tertarik untuk nimbrung,
Karena saya tidak tertarik saya hanya mendengarkan percakapan mereka berdua,
Bapak 1: “saya kerja di kontraktor rumah, kalau bapak dimana?”
Bapak 2: “kalau saya di asuransi pak”.
Bapak 1: “sekarang saya lagi janjian sama perempuan kaya, dia lagi mau buat rumah di daerah serpong, katanya sih janda muda”.
Bapak 2: “lha apa hubungannya sama janda pak?”
Bapak 1: “yah kan lumayan buat sampingan, siapa tahu saja dia cantik”.
Bapak 2: “wah kalau itu sih saya tidak berani bicara, meskipun kita laki-laki tapi kalau saya sih kasihan sama istri dan anak saya di rumah”.
Bapak 1: “saya juga ingat sama anak istri pak, tapi kan buat sampingan di luar saja yang penting jangan dinikahi”.
Bapak 2: “hahahaha, bisa saja bapak ini”.
Ibu kantin: “kenapa sih laki-laki sukanya begitu?”
Bapak 1: “itu sudah fitrah laki-laki bu, kalau hanya satu yah masih kurang lah, kan jatahnya lebih dari satu”.
Ibu kantin: “wah kalau saya tidak mau, jika suami saya begitu, meskipun saya setuju dengan poligami, karena Islam memang membolehkan poligami”.
Bapak 1: “nah perempuan yang begini ni yang saya suka, setuju dengan poligami”.

Pengen muntah saya mendengarnya,
Saya secara pribadi adalah perempuan yang anti dengan poligami,
Apapun alasannya,
Jangankan poligami,
Coba dech berfikir pakai logika,
Saat pacaran saja kita sangat kecewa jika pasangan kita selingkuh,
Apalagi membayangkan suami kita menikah dengan perempuan lain,
Hahahaha,
Menurut saya cinta sejati itu tunggal bukan ganda,
Tidak ada orang yang bisa mencintai lebih dari satu orang dalam waktu yang sama,
Pasti akan ada kecenderungan terhadap salah satunya,
Mustinya laki-laki menanyakan itu pada hatinya sendiri,
Rela atau tidak jika istri/pacarnya berpaling kepada laki-laki lain?
Jawabannya pasti tidak rela dan tidak ikhlas,
Sama dengan perempuan,
Sangat tidak rela jika cinta pacar/suaminya dibagi kepada perempuan lain,
Jangan poligami dijadikan alasan untuk masuk syurga,
Jalan menuju syurga masih terbentang misalnya: membangun musholla/masjid, menyantuni fakir miskin, memelihara anak yatim, membangun jalan, membantu teman yang kesusahan, beramal, zakat dll nya,

Bagian IV
Kurang lebih waktu menunjukkan pukul 12.30 saat saya keluar dari pom bensin,
Saya agak lama disitu karena sekalian menunggu hujan reda,
Eh ternyata ban motor saya bocor lagi,
Saya pengen kesel tapi buat apa?
Akhirnya saya menuntun motor saya sambil mencari tukang tambal ban,
Benar saja tukang tambal ban tidak jauh dari pom bensin,
Dan dugaan saya benar bahwa ban motor saya kena paku,
Benar-benar kena paku yang lumayan besar,

Saya minta pakunya dan saya bilang ke tukang tambal bannya:
“sini pak pakunya, saya punya saudara yang bisa nyantet, nanti mau saya kasih paku ini ke saudara saya, biar orang yang nebar paku di jalan di santet sama saudara saya, kesel banget saya, masa iya tadi pagi sudah bocor sekarang bocor lagi? Mana dua lagi bocornya, mau jadi apa negara ini kalau mental orangnya picik-picik, nyari uang mbok ya pakai uang halal, tidak usah pakai cara beginian?”

Saya baru sadar bahwa banyak orang yang melihat ke arah saya saat saya marah-marah,
Termasuk abang yang nambal ban juga melihat saya sambil melongo,
Abangnya: “jadi ini mau di tambal gak neng?”
Saya: “yah di tambal lah bang, kalau tidak saya mau naik apa pulangnya?”
Abangnya: “lobangnya dua neng jadi biayanya Rp. 15.000”.
Saya: “okeh tidak apa-apa, kesel saya sama penjahat yang nebar paku dijalanan”.
Abangnya: “iya neng saya juga ngerti kok”.
Saya: “kalau lagi tidak buru-buru si bodo amat, ini kan saya lagi buru-buru di kejar waktu”.
Abangnya: “yah namanya juga ujian neng”.
Saya: “ujian sih ujian, tetap aja kurang di ajar tu penebar pakunya”.
Abangnya: “iya neng”.

Bagian V
Selesai tambal ban saya langsung ngacir ke arah Ciputat,
Bermaksud mampir ke kampus UMJ terlebih dahulu,
Kebetulan ada perlu sama bagian keuangan dan Dekannya,
Saya lagi butuh dana sekitar Rp. 5.000.000 untuk tunggakan rumah yang belum kebayar,
Saya pasrah bisa dapat pinjaman atau tidak dari kampus,
Sesampainya di kampus saya langsung ketemu Dekan dan bagian keuangan,

Saya dag dig dug,
Berharap lancar dan langsung dapat respon positif,
Karena jatuh tempo pembayaran sudah telah sebulan lebih,
Bisa di usir saya dari rumah tersebut,
Hehehehe,

Subhanallah,
Bu Dekan mengabulkan permohonan pinjaman saya dan uang bisa langsung cair hari itu juga,
Saya tidak menyangka bahwa hari itu akan berakhir dengan senyuman bahagia,
Saya cium tangan bu Dekan seraya mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga,
Akhirnya saya bisa bahagia dan pulang ke Parung dengan tenang,

Terima kasih untuk semua orang yang selalu baik kepada saya,
Dan terima kasih juga untuk semua orang yang selalu mendoakan saya,
Juga untuk orang-orang yang selalu sayang kepada saya,
Terima kasih Tuhan,

0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog