Tuesday, May 29, 2012

Peran Ortu Dalam Mendidik Anak....

Salah satu tujuan orang berumah tangga yaitu untuk melangsungkan keturunan, karena dengan berlangsungya keturunan maka kehidupan manusia akan terus berlanjut. Hampir semua keluarga pasti menginginkan keturunan dalam rumah tangganya, seperti pepatah “bagai sayur tanpa garam jika berumah tangga tapi tidak dikaruniai keturunan”. Sehingga konsekuensi logis yang harus diambil oleh keluarga yang telah mempunyai keturunan adalah mengurus dan mendidik keturunannya supaya kelak menjadi anak yang taat beragama, berbakti kepada orang tua, berguna untuk masyarakat sekitar, dan bermanfaat untuk negara tercintanya.

Mengasuh anak pada hakikatnya adalah tanggung jawab bersama antar suami dan istri, karena sesungguhnya anak membutuhkan sentuhan lembut dari kedua orang tuanya. Jika anak hanya mendapatkan satu kasih sayang dari salah keduanya, maka sering terjadi ketidakseimbangan psikologis pada diri anak. Sehingga idealnya urusan pengasuhan anak harus diperbincangkan matang oleh kedua orang tuanya. Jika suaminya sibuk dan istrinya tidak terlalu sibuk, maka istri sebagai ibu harus bisa membeikan porsi waktu yang cukup banyak untuk memantau dan mengamati perkembangan fisik dan psikis anaknya. Sebaliknya jika istrinya yang sibuk dan suaminya lebih mempunyai banyak waktu di rumah, maka suami yang statusnya sebagai bapak musti mempunyai banyak waktu untuk mengasuh anaknya.

Jika melihat realitas masyarakat Indonesia, lebih banyak istri/ibu yang mempunyai banyak waktu di rumah dibandingkan suaminya, sehingga wajar jika si ibu musti lebih banyak meluangkan waktunya untuk mendidik dan membesarkan anak-anaknya, tentu tidak selalu sendirian karena suami/bapak tetap harus memantau perkembangan anak-anaknya. Anak adalah harta paling berharga dalam keluarga jangan sia-siakan keberadaan anak dan sayangi mereka dengan sepenuh hati dan jiwa. Baik dan buruknya anak kelak tergantung pada keseriusan orang tua dalam mendidiknya di waktu anak masih kecil.

Berikut ini ada tips bagi ibu yang di rumah agar mendidik anak-anaknya dengan baik;
1.       Berikan makanan yang halal dan bergizi untuk anak-anaknya
2.       Ketika anak berumur 1-2 tahun ajari dengan perkataan-perkataan yang baik
3.       ketika anak berumur sekitar 3-5 tahun ajari dengan disiplin waktu, menghargai diri sendiri, dan menghargai orang lain
4.       Ketika anak berusia 7 tahun keatas, pada fase ini kita boleh memberikan hukuman pada si anak secara fisik jika si anak melakukan kesalahan fatal
5.       Ajari anak rasa tanggung jawab ketika mereka berumur 10 tahun, tanggung jawab atas pekerjaan mereka, PR, Shalat 5 waktu, dan membantu orang tua

Usaha yang terbaik harus selalu dilakukan oleh kedua orang tuanya, agar kelak anak-anaknya bisa menjadi manusia yang bijaksana dan humanis. Keberhasilan dan kesuksesan anak adalah bukti kesungguhan orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Bagaimanapun karakter dasar anak pertama kali terbentuk adalah dalam keluarga, lingkungan sekitar dan teman sebaya hanya ikut mempengaruhi tetapi tidak bisa mempengaruhi dalam porsi yang besar. Misalnya, anak dengan prinsip agama kuat ketika bergaul dengan teman sebaya yang kurang baik akan tetap baik karena prinsip agamanya telah kuat. Berbeda dengan anak yang sama sekali tidak punya bekal agama, dia akan mudah terjerumus dengan pergaulan kurang baik pada komunitas teman sebanyanya.

Bagi orang tua yang keduanya sibuk dengan pekerjaan dan organisasi tidak selayaknya dijadikan alasan pembenar untuk tidak memperhatikan perkembangan anak-anaknya. Mendidik anak-anak tidak selalu dengan kuantitas waktu tetapi bisa dilakukan dengan kualitas waktu. Meskipun waktu yang ada hanya sedikit gunakan waktu yang sedikit tersebut untuk semaksimal mungkin melihat perkembangan dan pertumbuhan anak-anaknya. Saat ini jaman sudah semakin canggih sehingga ada banyak cara berkomunikasi dengan anak saat orang tua sibuk di luar rumah seperti: sms, telephone, dan atau chatting.

Yang perlu diperhatikan orang tua dalam mendidik anaknya yaitu:
1.       Didiklah anak dengan kasih sayang tulus
2.       Tanamkan disiplin tinggi pada anak
3.       Luangkan waktu untuk bersama dengan anak
4.       Berikan contoh tentang berbuat baik dan untuk menjauhi perbuatan tidak baik
5.       Ajarkan anak untuk menghargai sesamanya
6.       Ajari anak untuk mandiri dan tidak tergantung pada orang lain
7.       Latihlah anak untuk mengenal dirinya sendiri
8.       Pahamkan mereka untuk menghargai lingkungan sekitarnya
9.       Motivasi anak untuk selalu optimis
10.   Tanamkan nilai-nilai agama dalam keseharian anak

Ajarkan kepada anak agar selalu mengenal dan mencintai Tuhannya:
“Waha anak-anakku tidakkah engkau belajar dari alam ini? Tersungkurlah wahai anakku, ruku’lah dan sujudlah di haribaan Yang Maha Perkasa karena kagum akan kemurahan dan curahan kasih-Nya.  Siapakah Dia wahai anakku? Dia adalah Allah, Tuhan Yang Maha paling sempurna. Tuhan yang sangat baik kepada kita semua, maka wajib bagi kita mengikuti aturan-Nya. Tuhan yang sangat pemurah kepada kita, maka wajib bagi kita untuk menyembah-Nya dengan kesungguhan hati dan jiwa. Tuhan yang sangat mengasihi kita, maka wajib bagi kita untuk mencintai-Nya di atas segala-galanya”.

Kehidupan saat ini sudah sangat memprihatinkan, dampat negatif dari globalisasi dan modernisasi sudah sangat parah, sehingga orang tua musti antisipasi sejak dini agar supaya anak-anaknya tetap eksis dan teguh pendirian di tengah-tengah arus globalisasi dan modernisasi. Jangan pernah menyalahkan kemajuan dan perubahan, tetapi seimbangkan diri kita dan anak-anak kita dengan bekal nilai-nilai agama, tentu bekal nilai-nilai agama yang kuat bukan hanya bekal nilai agama yang tekstual.

Ibu yang mempunyai banyak waktu di rumah sehingga musti mengurus anak-anaknya, hendaknya selalu berkoordinasi dan bekerjsama dengan suaminya, karena sesungguhnya anak-anaknya tersebut juga membutuhkan sentuhan kasih sayang dari bapaknya. Ibu yang berada di rumah juga harus menjadi ibu yang cerdas baik secara agama maupun cerdas secara intelektualnya, sehingga si ibu mampu membentuk anak-anaknya menjadi anak-anak yang multi kualitas yaitu: berkualitas secara religius, intelektual, dan emosional. Ketika anak-anak tersebut telah mempunyai ketiga kualitas tersebut maka kelak anak-anaknya akan menjadi anak-anak yang bijaksana dan humanis.

Menjadi ibu rumah tangga bukan alasan bagi ibu/perempuan untuk tidak mengembangkan dirinya. Bagaimanapun ibu/perempuan harus mempunyai banyak karya nyata dan harus selalu mengembangkan dirinya. Ibu/perempuan harus selalu belajar dan belajar dalam banyak hal sehingga dirinya menjadi ibu dambaan bagi anak-anaknya di rumah. Ibu yang baik dan cerdas akan memunculkan generasi-generasi yang unggul dan militan. Amien.

0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog