Friday, February 18, 2011

Razia Polisi.................

Pasca kejadian di Pandeglang Banten (penyerangan terhadap Ahmadiyah),

tiba-tiba banyak razia motor dan mobil di Jakarta.

Sepertinya berhubungan dengan kejadian di Pandeglang tersebut.

Karena pasca kejadian di Pandeglang disusul kejadian di Temanggung dan Jawa Timur.

Kejadian-kejadian itu adalah tindakan anarkisme.

Jelas, apapun alasannya anarkisme dilarang dimuka bumi ini.

Karena tidak ada yang mau diperlakukan dengan anarkis.


Razia yang dilakukan oleh polisi adalah sebuah kebaikan dan kebenaran.

Razia diadakan tentu untuk menertibkan dan mengamankan Jakarta.

Jadi tidak ada alasan membenci razia motor dan mobil.

Meski dalam kenyataannya, pengendara sering kabur-kaburan jika melihat razia.

Pengendara memilih putar balik arah atau pura-pura berhenti ditempat.


Dari jaman sekolah, kuliah di Semarang, sampai sekarang di Jakarta,

saya selalu kucing-kucingan dengan razia polisi.

Waktu SMA saya belum punya SIM, waktu kuliah di Semarang saya juga belum punya SIM.

Baru pada semester akhir saya membuat SIM.


Di Jakarta posisi SIM saya sudah mati, dan saya malas untuk membuat baru.

Malas karena mahal dan malas karena tanpa SIM pun saya aman naik motor.

Artinya jarang ada razia motor kecuali penangkapan oleh polisi karena pelanggaran.

Yah, bukan bermaksud mangkir dari kewajiban membuat SIM.

Tapi saya janji bakalan buat SIM, demi kenyamanan dan ketaatan terhadap hukum di Indonesia.


Selama bawa motor di Jakarta, beberapa kali saya ketangkap polisi.

Saya ketangkap bukan karena masalah SIM, tetapi karena pelanggaran lalu lintas.

Dan alhamdulillah, kurang lebih tiga kali saya ketangkap,

pasti saya dilepaskan oleh bapak polisi terhormat.

Alasannya satu: karena saya adalah guru.


Awalnya saya pikir alasan guru hanya subjektifitas saya saja.

Ternyata saya salah, ada teman guru juga yang baru saja ketangkap karena pelanggaran.

Teman saya tersebut dilepas lagi hanya karena setelah polisinya tahu bahwa teman saya itu adalah guru.

Saya jadi mikir, berarti bapak polisi menghormati guru ya?

Jadi penasaran ne, kenapa bisa demikian ya?


Tapi terima kasih buat bapak polisi, bukan berarti kami memanfaatkan profesi kami sebagai guru.

Saya tahu dan sadar kok, bahwa saya memang salah.

Saya salah, karena SIM saya telah mati, dan saya belum membuat yang baru.

Apalagi saya guru PPKn, hehehehe.


Untuk para pengendara motor dan mobil, biasa saja dunk kalau lihat razia.

Tidak usah kabur-kaburan dan panik.

Sampai ada yang jatuh gara-gara takut ditangkap.

Kalau memang kita tidak salah, buat apa takut dengan razia?

Hahahaha.

Padahal saya juga ngeri kalau lihat razia polisi, gemetaran badan saya.

0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog