Monday, November 01, 2010

Guru-Murid

Masing-masing orang pasti punya urusan masing-masing.

Tidak peduli dia orang tua, orang muda, orang remaja, anak-anak.

Tidak peduli pejabat, presiden, tukang bakso, tukang pemulung, pelajar, tukang siomay, dan bahkan tukang sol sepatu.

Idealnya kita tidak melihat orang dari sudut diri kita, karena yang ada malah kita meremehkan orang lain.

Tidak perlu mengatakan tidak, secara kenyataannya manusia cenderung ingin menonjolkan dirinya sendiri dari pada menonjolkan orang lain.

Orang lebih bangga melihat keberhasilan dirinya sendiri dari pada melihat keberhasilan orang lain.

Selain ingin menonjolkan diri sendiri, orang juga sering menganggap sepele aktivitas orang lain.

Dia sering merasa bangga dengan aktivitasnya yang seabrek, tanpa pernah tahu bahwa orang lain pun mempunyai aktivitas yang juga seabrek.

Negativnya orang-orang seperti di atas disebut sebagai orang yang sangat individualistik.


Saya ingin bicara lebih spesifik tentang kasus yang sebenarnya sederhana.

Ada kenyataan kasus misalnya adanya klaim dari orang tua terhadap orang muda.

Kasus riilnya terjadi pada guru dan murid.


Guru

Dalam kenyataanya guru adalah orang yang pastinya sibuk dengan seabrek aktivitas.

Selain mengajar seorang guru terkadang masih harus mengajar di tempat bimbel atau harus mengajar les privat.

Selain aktivitas mengajar, guru juga masih harus mengurusi keluarganya dirumah.

Apalagi bagi guru yang aktif di organisasi sosial, pastinya tambah sibuk dan super sibuk.


Murid

Murid kelihatannya tidak banyak memiliki aktivitas selaian belajar dan belajar lagi.

Entah belajar di sekolah, di les, di rumah, atau belajar bersama teman-temannya.

Selain belajar aktivitas yang dilakukan oleh murid seolah-olah tidak penting secara sosial masyarakat.

Orang tua murid, guru, masyarakat sering menganggap bahwa yang wajib dikerjakan murid tidak lain hanya belajar.

Anggapan itu benar dan tidak salah, karena memang tugas utama murid adalah mencari ilmu hingga maksimal.


Menurut saya, anggapan tentang guru dan murid tidak benar secara mutlak.

Guru meskipun benar-benar lebih sibuk dari murid, dia tetap harus menghormati murid-muridnya sesuai dengan kapasitasnya.

Aktivitas murid yang bukan belajar tetap harus dihargai dan dihormati.

Meskipun di mata seorang guru terkadang aktivitas muridnya kurang penting, misalnya seperti aktivitas nongkrong-ngongkrong.

Guru harus paham bahwa dunia remaja memang pada tataran itu.

Tidak perlu melarang secara mutlak, guru dan orang tua hanya punya hak mengontrol si anak tersebut.

Mengontrol dalam artian untuk menunjukkan mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak patut untuk dilakukan.


0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog