Thursday, November 04, 2010

Menyontek................

SAYA

Waktu sekolah dasar saya benar-benar termasuk murid yang tidak pernah menyontek. Meskipun waktu itu saya tidak terlalu pinter, tapi saya termasuk murid yang benar-benar tidak pernah menyontek. Entah karena takut ketahuan atau memang tidak ada pikiran untuk menyontek. Mungkin juga karena di sekolah dasar materi pelajarannya tidak terlalu sulit ditambah guru selalu setia mendampingi murid-muridnya dengan teliti dan sabar.


Masuk SMP alhamdulillah SMP negeri, saya senang masuk negeri karena kebetulan SD saya swasta. Di SMP saya ingat betul bahwa saya sama sekali tidak pernah menyontek saat ulangan. Padahal teman sebangku saya dari kelas satu sampai kelas tiga rata-rata pandai menyontek saat ulangan. Pernah satu kali mencoba menyontek tapi saya gemetaran dan mengeluarkan keringat dingin, sejak saat itu saya takut menyontek dan tidak mengulangi lagi.


Lepas dari SMP negeri saya masuk ke SMK Muhammadiyah 1 jurusan akuntansi, saya pengen masuk di sekolah negeri tapi kalau tidak salah ingat saya ketinggalan daftar ke negeri, makanya dengan terpaksa masuk ke sekolah swasta Muhammadiyah. Di SMK Muhammadiyah saya sama sekali tidak pernah menyontek, bagaimana mau menyontek secara saya pengurus harian PR IRM dan Pramuka. Di SMK Muhammadiyah ada aturan bahwa pengurus IRM dan Pramuka tidak boleh menyontek dan tidak boleh pacaran. Karena bagaimanapun pengurus IRM dan Pramuka adalah pimpinan yang idealnya harus bisa menjadi teladan bagi rekan-rekannya yang lain. Meskipun dalam prakteknya ada juga beberapa pengurus IRM dan Pramuka yang pacaran secara sembunyi-sembunyi termasuk saya, hahaha. Tapi kalau untuk urusan menyontek saya benar-benar komit dengan sungguh-sungguh, bahwa menyontek itu bukan pekerjaan pelajar.


Setelah SMK saya masuk perguruan tinggi Universitas Negeri Semarang jurusan HKn-PPKn Fakultas Ilmu Sosial. Saya kuliah selama empat tahun penuh dan alhamdulillah empat tahun tersebut terhitung lulus dengan tepat waktu. Saya pikir di kampus tidak ada contek menyontek saat ulangan, ternyata sama saja dengan di bangku SD, SMP, dan SMA. Malahan mahasiswa lebih lihai cara menyonteknya dibandingkan anak-anak pelajar. Saya sempat kaget dan sedikit shock sebenarnya melihat para mahasiswa pada menyontek dengan damai saat ulangan. Kecuali saat open book, dan sebenarnya saya berharap agar semua ulangan diadakan open book supaya tidak ada lagi mahasiswa yang menyontek.


Kemudian saya melanjutkan study magister ke UHAMKA dan sekarang saya study doktoral di UNJ. Ternyata budaya menyontek tidak hanya berhenti di tingkatan sarjana tetapi juga masuk ke level magister dan doktoral. Nah di level magister dan doktoral saya mulai mengikuti irama belajar secara umum. Tapi menurut saya level magister dan doktoral tidak bisa dibilang menyontek, karena rata-rata soal ulangan dalam bentuk analisis. Sehingga musti buka buku untuk memahami kata kuncinya untuk kemudian di analisis dengan logika dan opini pribadi.


PELAJAR SEKARANG

Yang saya heran adalah kebiasaan menyontek para pelajar di Jakarta, saya heran karena anak-anak sekolah sekarang menyontek karena malas belajar bukan karena dalam keadaan kepepet. Menyontek dalam keadaan kepepet itu misalnya kita sudah berusaha mengerjakan sungguh-sungguh tapi ada satu atau dua yang tidak bisa, nah disitulah kita bertanya dengan teman sebelah kita yang bisa. Anak-anak sekarang tidak seperti itu, dia menyontek dari nomor satu sampai nomor akhir. Herannya lagi dia tidak pernah peduli bahwa temannya yang dicontekin sebenarnya pintar atau tidak pintar. Kenyataannya ternyata orang-orang yang dicontekin juga tidak pintar, sehingga efeknya nilai satu kelas sama-sama jeblok/jelek.


Saya bingung mau bicara apa lagi, anak sekarang susah dan bandel kalau dinasehati. Anak-anak sekarang suka tidak percaya dengan dirinya sendiri. Mereka tidak sadar bahwa sesungguhnya dirinya adalah anak pintar dan cerdas yang bisa mengerjakan soal-soal tanpa menyontek dari teman-temannya. Mereka tidak sadar bahwa kebiasaan menyontek jika tidak dihentikan akan mendarah daging dalam hidupnya selama dia menuntut ilmu.


Tips bagi pelajar yang masih mau berubah menjadi lebih baik:

1. Perhatikan guru saat menerangkan

2. Matikan hp saat pelajaran berlangsung

3. Kerjakan latihan-latihan yang diberikan guru

4. Kerjakan pr yang diberikan oleh guru

5. Bertanya dengan guru jika ada yang tidak paham

6. Berdiskusi dengan teman yang lebih pintar/lebih paham

7. Belajar rutin tiap malam sebelum tidur

8. Banyak-banyak membaca buku pelajaran dan buku-buku umum

9. Belajar saat mau ulangan

10. Jangan menyontek apapun alasannya

11. Yakinlah bahwa kamu bisa


Jika hal-hal di atas dilakukan terus menerus saya yakin tidak akan ada lagi pelajar yang menyontek saat ulangan. Lagipula sama sekali tidak ada untungnya menyontek, yang ada juga rugi buat diri sendiri. Karena anak-anak yang menyontek sebenarnya adalah anak-anak yang picik dan tidak yakin akan kemampuannya sendiri. Kalau masih bisa mengerjakan sendiri ngapain coba menyontek? Bukannya lebih bangga mendapat nilai bagus dengan hasil sendiri? Dari pada mendapat nilai bagus tapi dari hasil melakukan kecurangan (menyontek)?


Mulai sekarang say no to Menyontek.

0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog