Wednesday, November 24, 2010

Menolong.........

Suatu ketika saya pernah jalan sama murid saya anak SMA, saya enjoy jalan sama dia karena dia orangnya asyik dan humorin.

Sebut saja namanya Endah Partini.

Endah ternyata termasuk anak yang tidak suka di rumah karena: BANYAK ALASAN.

Dia merasa kurang nyaman jika harus berdiam diri di rumah.

Sementara bapak dan ibunya tidak suka jika Endah sering keluar rumah, maklum: PEREMPUAN.

Beberapa kali dia jalan sama saya, dan saya juga meminta ijin sama ibunya.

Gila ajah kalau saya enggak ijin, tar dikiranya saya: PENCULIK.

Hahahahaha.


Suatu ketika, ibunya telephone saya, dan katanya Endah beberapa waktu terakhir suka jalan dan pulang malam.

Dan parahnya, Endah bilang kalau dia selalu pergi sama: SAYA.

Saya panik dan kaget, karena seingat saya, beberapa waktu terakhir saya tidak jalan sama: ENDAH PARTINI.

Tapi karena saya menghormati Endah, saya mencoba mengiyakan apa kata ibunya Endah.

Tentu, setelah itu saya: KONFIRMASI DENGAN ENDAH.

Dan jawaban Endah adalah: MAAFIN ENDAH KAK, ENDAH BOHONGIN MAMA.

Terus kalau sudah begitu, mau diapain lagi?

Palingan juga saya hanya bisa berkata: IYA, BESOK LAGI JANGAN DIULANGI YA ENDAH?

Kata dia dengan ekspresi wajah memelas: BERES KAK.


Cerita II


Tiba-tiba teman saya datang ke rumah, dia minta tolong saya untuk anterin teman ceweknya yang sudah sehari semalam: TIDAK PULANG.

Nah kata teman saya itu, tu anak cewek gak berani pulang sendirian karena takut di: MARAHIN.

Yaudah deh, saya anterin tu anak cewek: PULANG KE RUMAHNYA.

Ternyata dia tidak pulang ke rumah, tetapi pulang ke rumah: PAKDE DAN BUDHENYA.

Sampai dirumah pakde dan budhenya saya langsung masuk dan duduk di ruang tamu.

Saya sebenarnya sangat: TIDAK ENAK.

Maklum, pakde dan budhenya pasti akan menyalahkan saya.


Akhirnya kita berempat: KUMPUL DI RUANG TAMU.

Pakdenya mulai bertanya kemudian disusul oleh budhenya.

Saya bilang: DIA NGINEP DI RUMAH SAYA.

Saya juga minta maaf karena tidak memaksa dia pulang, sehingga dia tidak berangkat sekolah.

Pakde dan budhenya sepertinya: PERCAYA NGGAK PERCAYA.

Wajar sih, dan saya juga tidak punya hak untuk memaksa agar mereka: PERCAYA SAMA SAYA.


Kurang lebih satu jam pakde dan budhe tu cewek nyeramahin ponakannya.

Saya juga ikut diceramahin.

Pengen ketawa sih, tapi: TIDAK TEGA.

Akhirnya saya cuma bengong dan diam: SERIBU BAHASA.

Eh tu cewek malah cuek banget dan malah smsan.

Hahahahaha.


Kesimpulan


Ehm, apa ya?

Semua anak pasti pernah konflik sama: ORTUNYA.

Entah konflik besar atau konflik kecil.

Karena persepsi dan latar pengalaman ortu dan anak: BERBEDA.

Ortu terlalu tua untuk memahami dunia: ANAKNYA.

Anak terlalu muda untuk bisa mengerti dunia: ORTUNYA.

Tapi percaya deh, kalau sejatinya tidak ada ortu yang: JAHAT SAMA ANAKNYA.

Apapun yang diinginkan dan dipaksakan ortu kepada anak, pasti demi kebaikan dan demi: MASA DEPAN ANAK.


Ingat teman-teman, ortu kita tu sayang banget sama kita.

Ibu kita mengandung kita selama sembilan bulan sembilan hari.

Dia ikhlas dan tidak pernah: MENGELUH.

Kalau ibu kita mengeluh, pasti dia sudah meletakkan perutnya di rumah.

Setelah kita dilahirkan, beliau masih harus: MENYUSUI.

Setelah itu beliau masih harus membesarkan dan menyekolahkan kita sampai kita: PINTER.

Bapak juga tidak kalah sibuknya, beliau mencari uang buat menghidupi keluarga.

Keringat yang menetes tidak: DIHIRAUKANNYA.


Yang ada di fikiran ortu kita cuma satu:

BAGAIMANA AGAR ANAK-ANAKNYA BISA MAKAN, BISA SEKOLAH, BISA SUKSES, DAN JADI ORANG HEBAT.


Ortu kita tidak pernah mengharap imbalan dari kita.

Apa yang diberikannya sangat: TULUS.

Mereka tidak punya kepentingan terhadap kita.

Mereka hanya ingin agar kita: SELALU BAHAGIA.


Percaya sama saya.

0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog