Semua orang merasa paham tentang cinta.
Dan semua orang merasa ngerti arti cinta.
Semua orang merasa begitu karena rata-rata orang mengalami yang namanya mencintai dan dicintai.
Tentu indah rasanya bisa mencintai dan dicintai.
Karena tidak perlu munafik bahwa hidup ini butuh cinta dan kasih sayang.
Anak tidak akan tumbuh besar tanpa cinta kasih dari kedua orang tuanya.
Adek tidak bisa mandiri tanpa bantuan tulus dari kakak-kakaknya.
Murid akan cerdas dengan bantuan ikhlas dari para guru-guru.
Rakyat sejahtera karena cinta kasih dari pemimpinnya.
Manusia tidak akan eksis jika tidak ada Allah dalam hidupnya.
Cinta secara universal artinya mencintai dengan nilai dan untuk komunitas luas.
Sedangkan cinta secara subjektif yaitu mencintai antar lawan jenis.
Tentu lebih menarik bicara cinta subjektif ketimbang cinta yang universal.
Karena cinta subjektif mengkaji dan membahas cinta secara detail dan rinci.
Cerita Cinta I
Saya mempunyai teman deket sebut namanya Ety.
Dia mencintai seorang cowok sebut saja Hardi dari mereka sama-sama SMA.
Saya tahu cerita mereka setelah mereka sama-sama lulus kuliah.
Kala itu rata-rata usia cinta Ety yaitu tujuh tahun.
Saking terharunya saya mencoba membantu Ety supaya cintanya kesampaian.
Karena ternyata Hardi sama sekali tidak tahu tentang perasaan sahabatnya tersebut.
Saya mencoba membuat beberapa acara untuk mereka berdua, dan saya melakukan banyak hal untuk mereka berdua.
Kurang lebih setengah tahun saya berusaha dengan segenap daya untuk menyatukan mereka.
Dan setengah tahun itu tidak membuahkan hasil positif.
Sampai akhirnya Hardi memberitahu saya bahwa satu bulan lagi dia akan menikah.
Dia menikah dengan perempuan lain yaitu teman kerjanya.
Dan dia minta maaf kepada saya karena tidak bisa bersatu dengan Ety.
Hardi bilang; bahwa Ety perempuan sangat baik dan dia hanya bisa menjadi teman Ety tidak lebih.
Saya menangis dan berfikir bagaimana caranya menyampaikan berita ini kepada sahabat sekaligus kakak angkat saya Ety.
Mau tidak mau, berani tidak berani Ety harus tahu berita ini.
Sampai akhirnya saya menemui Ety dan menceritakan semuanya.
Ety menangis dan kemudian pingsan.
Setelah sadar dari pingsannya dia bilang; subhanallah, Tuhan selalu punya rencana untuk hamba-hambanya.
Hingga saat ini, pernikahan Hardi sudah tiga tahun jalan.
Dan Ety masih mencintai Hardi dan tidak pernah membuka hatinya untuk laki-laki lain.
Ety merasa bahwa cintanya untuk Hardi begitu besar dan dia akan selalu menjaganya sampai kapanpun.
Tidak peduli bahwa Hardi telah menikah dan mempunyai anak.
Bagi Ety cinta tidak harus bersatu.
Melihat Hardi bahagia dengan perempuan lain sudah cukup buat Ety.
Karena cinta bagi Ety yaitu melihat orang yang dicintainya bahagia dengan pilihannya.
Meski dirinya harus menjadi korban.
Cerita Cinta II
Sebut saja Dijah seorang janda berusia 50 tahun.
Dijah sangat kaya raya dan ditinggal mati oleh suaminya.
Anaknya ada tiga orang dan ketiganya sudah besar.
Dijah tidak pernah menikah lagi dan memutuskan hidup sendiri.
Sampai akhirnya Dijah ketemu dengan laki-laki yaitu mahasiswa ayahnya sebut saja Ahmad.
Kebetulan ayahnya dosen di kampus Negeri dan mengajar program Pascasarjana.
Usia Ahmad kala itu adalah 27 tahun, selisih 23 tahun dari Dijah.
Tetapi karena sering main ke rumah ayah Dijah, maka Ahmadpun sering ketemu Dijah.
Dan dalam proses pertemuan tersebut Ahamd jatuh cinta kepada Dijah.
Dan cinta Ahmad tidak main-main.
Saking seriusnya Ahmad melamar Dijah lewat ayah Dijah.
Dan ayah Dijah mengijinkan Ahmad menikahi Dijah.
Ahmad tahu bahwa Dijah sudah tidak dapat hamil karena usianya sudah 50 tahun.
Tapi tidak masalah bagi Ahmad karena Dijah telah mempunyai tiga orang anak.
Bagi Ahmad meski ketia anak Dijah bukan anak kandungnya dia akan menganggapnya sebagai anak sendiri.
Karena cinta bagi Ahmad bukan pada fisik atau usia tetapi lebih pada substansinya.
Bagi Ahmad bisa mendapatkan Dijah adalah sesuatu yang berharga.
Sehingga Ahmad berjanji kepada ayah dan anak-anak Dijah bahwa dia akan selalu membahagiakan Dijah hingga Dijah meninggal dunia.
Hingga kini Ahmad telah berusia 35 tahun dan Dijah telah berusia 58 tahun.
Delapan tahun pernikahan tidak membuat mereka bosan.
Bahkan hubungan mereka semakin romantis dan akur.
Hingga teman-teman Ahmad dan Dijah sangat iri melihat keromantisan mereka berdua.
Kesimpulan
Ety subhanallah, tidak banyak orang seperti Ety.
Meski sayang, masyarakat pasti akan menganggap Ety goblok.
Menunggu sesuatu yang tidak jelas.
Ahmad juga luar biasa, dan tidak banyak laki-laki yang seperti Ahmad.
Kebanyakan laki-laki mencari perempuan yang lebih muda dan cantik.
Jarang laki-laki mau sama perempuan yang lebih tua.
Apa sih yang orang tau tentang cinta?
Cinta itu di hati, cinta itu dirasakan, dan cinta itu dibuktikan.
So, tidak usah mengklain tentang cinta.
Biarkan masing-masing individu membumbui cintanya sendiri.
Biarkan masing-masing orang menentukan pilihannya tanpa klaim dan tanpa justifikasi.
Wong yang menjalani bukan kita kok, tapi kita yang repot.
Thursday, January 03, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment