Salah
satu tujuan orang berumah tangga yaitu untuk melangsungkan keturunan, karena
dengan berlangsungya keturunan maka kehidupan manusia akan terus berlanjut.
Hampir semua keluarga pasti menginginkan keturunan dalam rumah tangganya,
seperti pepatah “bagai sayur tanpa garam jika berumah tangga tapi tidak
dikaruniai keturunan”. Sehingga konsekuensi logis yang harus diambil oleh
keluarga yang telah mempunyai keturunan adalah mengurus dan mendidik keturunannya
supaya kelak menjadi anak yang taat beragama, berbakti kepada orang tua,
berguna untuk masyarakat sekitar, dan bermanfaat untuk negara tercintanya.
Continue Reading...
Mengasuh
anak pada hakikatnya adalah tanggung jawab bersama antar suami dan istri,
karena sesungguhnya anak membutuhkan sentuhan lembut dari kedua orang tuanya.
Jika anak hanya mendapatkan satu kasih sayang dari salah keduanya, maka sering
terjadi ketidakseimbangan psikologis pada diri anak. Sehingga idealnya urusan
pengasuhan anak harus diperbincangkan matang oleh kedua orang tuanya. Jika
suaminya sibuk dan istrinya tidak terlalu sibuk, maka istri sebagai ibu harus
bisa membeikan porsi waktu yang cukup banyak untuk memantau dan mengamati
perkembangan fisik dan psikis anaknya. Sebaliknya jika istrinya yang sibuk dan
suaminya lebih mempunyai banyak waktu di rumah, maka suami yang statusnya
sebagai bapak musti mempunyai banyak waktu untuk mengasuh anaknya.
Jika
melihat realitas masyarakat Indonesia, lebih banyak istri/ibu yang mempunyai
banyak waktu di rumah dibandingkan suaminya, sehingga wajar jika si ibu musti
lebih banyak meluangkan waktunya untuk mendidik dan membesarkan anak-anaknya,
tentu tidak selalu sendirian karena suami/bapak tetap harus memantau
perkembangan anak-anaknya. Anak adalah harta paling berharga dalam keluarga
jangan sia-siakan keberadaan anak dan sayangi mereka dengan sepenuh hati dan
jiwa. Baik dan buruknya anak kelak tergantung pada keseriusan orang tua dalam
mendidiknya di waktu anak masih kecil.
Berikut
ini ada tips bagi ibu yang di rumah agar mendidik anak-anaknya dengan baik;
1.
Berikan makanan yang halal dan bergizi
untuk anak-anaknya
2.
Ketika anak berumur 1-2 tahun ajari
dengan perkataan-perkataan yang baik
3.
ketika anak berumur sekitar 3-5 tahun
ajari dengan disiplin waktu, menghargai diri sendiri, dan menghargai orang lain
4.
Ketika anak berusia 7 tahun keatas,
pada fase ini kita boleh memberikan hukuman pada si anak secara fisik jika si
anak melakukan kesalahan fatal
5.
Ajari anak rasa tanggung jawab ketika
mereka berumur 10 tahun, tanggung jawab atas pekerjaan mereka, PR, Shalat 5
waktu, dan membantu orang tua
Usaha
yang terbaik harus selalu dilakukan oleh kedua orang tuanya, agar kelak
anak-anaknya bisa menjadi manusia yang bijaksana dan humanis. Keberhasilan dan
kesuksesan anak adalah bukti kesungguhan orang tua dalam mendidik anak-anaknya.
Bagaimanapun karakter dasar anak pertama kali terbentuk adalah dalam keluarga,
lingkungan sekitar dan teman sebaya hanya ikut mempengaruhi tetapi tidak bisa
mempengaruhi dalam porsi yang besar. Misalnya, anak dengan prinsip agama kuat
ketika bergaul dengan teman sebaya yang kurang baik akan tetap baik karena
prinsip agamanya telah kuat. Berbeda dengan anak yang sama sekali tidak punya
bekal agama, dia akan mudah terjerumus dengan pergaulan kurang baik pada
komunitas teman sebanyanya.
Bagi
orang tua yang keduanya sibuk dengan pekerjaan dan organisasi tidak selayaknya
dijadikan alasan pembenar untuk tidak memperhatikan perkembangan anak-anaknya.
Mendidik anak-anak tidak selalu dengan kuantitas waktu tetapi bisa dilakukan
dengan kualitas waktu. Meskipun waktu yang ada hanya sedikit gunakan waktu yang
sedikit tersebut untuk semaksimal mungkin melihat perkembangan dan pertumbuhan
anak-anaknya. Saat ini jaman sudah semakin canggih sehingga ada banyak cara berkomunikasi
dengan anak saat orang tua sibuk di luar rumah seperti: sms, telephone, dan
atau chatting.
Yang
perlu diperhatikan orang tua dalam mendidik anaknya yaitu:
1.
Didiklah anak dengan kasih sayang
tulus
2.
Tanamkan disiplin tinggi pada anak
3.
Luangkan waktu untuk bersama dengan
anak
4.
Berikan contoh tentang berbuat baik
dan untuk menjauhi perbuatan tidak baik
5.
Ajarkan anak untuk menghargai
sesamanya
6.
Ajari anak untuk mandiri dan tidak
tergantung pada orang lain
7.
Latihlah anak untuk mengenal dirinya
sendiri
8.
Pahamkan mereka untuk menghargai
lingkungan sekitarnya
9.
Motivasi anak untuk selalu optimis
10.
Tanamkan nilai-nilai agama dalam
keseharian anak
Ajarkan
kepada anak agar selalu mengenal dan mencintai Tuhannya:
“Waha
anak-anakku tidakkah engkau belajar dari alam ini? Tersungkurlah wahai anakku,
ruku’lah dan sujudlah di haribaan Yang Maha Perkasa karena kagum akan kemurahan
dan curahan kasih-Nya. Siapakah Dia
wahai anakku? Dia adalah Allah, Tuhan Yang Maha paling sempurna. Tuhan yang
sangat baik kepada kita semua, maka wajib bagi kita mengikuti aturan-Nya. Tuhan
yang sangat pemurah kepada kita, maka wajib bagi kita untuk menyembah-Nya
dengan kesungguhan hati dan jiwa. Tuhan yang sangat mengasihi kita, maka wajib
bagi kita untuk mencintai-Nya di atas segala-galanya”.
Kehidupan
saat ini sudah sangat memprihatinkan, dampat negatif dari globalisasi dan
modernisasi sudah sangat parah, sehingga orang tua musti antisipasi sejak dini
agar supaya anak-anaknya tetap eksis dan teguh pendirian di tengah-tengah arus
globalisasi dan modernisasi. Jangan pernah menyalahkan kemajuan dan perubahan,
tetapi seimbangkan diri kita dan anak-anak kita dengan bekal nilai-nilai agama,
tentu bekal nilai-nilai agama yang kuat bukan hanya bekal nilai agama yang
tekstual.
Ibu
yang mempunyai banyak waktu di rumah sehingga musti mengurus anak-anaknya,
hendaknya selalu berkoordinasi dan bekerjsama dengan suaminya, karena
sesungguhnya anak-anaknya tersebut juga membutuhkan sentuhan kasih sayang dari
bapaknya. Ibu yang berada di rumah juga harus menjadi ibu yang cerdas baik
secara agama maupun cerdas secara intelektualnya, sehingga si ibu mampu
membentuk anak-anaknya menjadi anak-anak yang multi kualitas yaitu: berkualitas
secara religius, intelektual, dan emosional. Ketika anak-anak tersebut telah
mempunyai ketiga kualitas tersebut maka kelak anak-anaknya akan menjadi
anak-anak yang bijaksana dan humanis.
Menjadi
ibu rumah tangga bukan alasan bagi ibu/perempuan untuk tidak mengembangkan
dirinya. Bagaimanapun ibu/perempuan harus mempunyai banyak karya nyata dan
harus selalu mengembangkan dirinya. Ibu/perempuan harus selalu belajar dan
belajar dalam banyak hal sehingga dirinya menjadi ibu dambaan bagi anak-anaknya
di rumah. Ibu yang baik dan cerdas akan memunculkan generasi-generasi yang
unggul dan militan. Amien.