Friday, April 06, 2012

Mengapa...??

Mengapa kita bisa lebih dekat dengan orang lain dari pada dengan saudara kita?
Mengapa kita bisa lebih perhatian dengan orang lain dari pada dengan saudara kita?
Mengapa kita bisa lebih membantu orang lain dari pada membantu saudara kita?
Mengapa kita bisa lebih bersaudara dengan orang lain dari pada dengan saudara kita?

Jawabannya pasti bervariasi, tetapi saya akan menjawab sebagai berikut:
Kita bisa lebih menjadikan orang lain sebagai bagian hidup kita dibandingkan saudara kita karena dengan orang lain tersebut kita tidak memiliki ikatan darah, sehingga kita lebih sungkan dan lebih hormat dengan orang lain.
Selain sungkan, dengan orang lain kita tidak munkin emosi dan marah-marah.
Dengan orang lain juga kita tidak mungkin kesel atau menyalahkan.
Sementara dengan saudara kita, sejak dari kecil kita sudah hidup bersama sehingga rasa sungkannya sudah hilang.
Karena rasa sungkan itu sudah hilang, maka hawa yang terbangun adalah hawa ego dan emosi.
Kecuali untuk keluarga-keluarga yang membelajarkan rasa kekeluargaan yang tinggi pada anggota keluarganya.

Saya sering meluangkan waktu dan tenaga untuk teman-teman saya.
Selagi saya bisa pasti akan saya lakukan.
Meskipun saya dalam keadaan lelah yang berpayah-payah.
Saya kurang suka jika teman-teman muda saya malas sekolah dan pasti saya akan berusaha semaksimal mungkin agar dia mau sekolah.
Atau jika teman-teman muda saya ada kasus di sekolah, saya juga ingin sekali membantu mereka sampai tuntas.
Pokoknya saya ingin sekali bisa mengabdikan hidup saya untuk sebanyak-banyaknya teman-teman saya yang membutuhkan saya.

Adek laki-laki saya meninggal setahun yang lalu dalam kecelakaan lalu lintas.
Alhamdulillah adek saya tersebut tidak pernah ada masalah dengan sekolah.
Sugy cenderung mencontoh saya dalam urusan pendidikan.
Sehingga lepas dari SMA N 1 Weleri Kendal, dia langsung kuliah dan alhamdulillah diterima di Universitas Negeri Jendral Soedirman Purwokerto Banyumas Jateng Jurusan Sastra Inggris.

Seminggu lalu saya dapat kabar dari guru BP SMK M 1 Weleri Kendal dimana adek saya yang kedua sekolah.
Adek saya Septi namanya duduk di bangku SMK kelas X.
Guru BP tersebut bilang bahwa Septi mogok sekolah sudah dua minggu.
What...????
Kaget, stress, bingung, puyeng, down, dan frustasi.
Kata guru BP Septi, Septi sudah didatangi Wali Kelasnya dua kali tapi tetap tidak mau sekolah.
Wow......!!!
Kira-kira apa yang musti saya lakukan kawan...???
Sontak saya langsung sms Septi tanya kenapa dia tidak mau sekolah.
Jawab dia: "saya males sekolah, saya ada masalah sama teman-teman saya mbak."
Setelah saya cek ke guru BP nya katanya sih tidak ada masalah dengan teman-temannya.
Saya ngotot ke guru BP nya supaya di cek ada apa sebenarnya dengan Septi...???

Bukan apa-apa ya.
Septi itu termasuk anak pinter waktu di TK, MI, dan SMP.
Dia selalu dapat rangking pertama kalaupun merosot juga masing di tiga besar.
Usut punya usut guru BP Septi menemukan sebuah temuan mencengangkan, bahwa uang SPP Septi belum di bayar selama tujuh bulan.
What...???
Saya sontak tidak percaya, karena meskipun ibu saya bukan orang kaya beliau tidak pernah bermasalah dalam urusan uang SPP/sekolah.
Ternyata benar, uang tersebut sudah dikasih ke Septi tetapi tidak dibayarkan.

Takut tambah runyam.
Saya memutuskan menghubungi teman-teman alm Sugy untuk mendekati Septi.
Saya menghubungi Maria mantan Sugy, Koco, Budi, Inul agar bisa membujuk Septi sekolah lagi.
Untuk urusan SPP biar saya dan keluarga yang mikirin.
Toh yang paling penting kan gimana caranya Septi mau sekolah lagi.
Uang itu kan musti tidak ada masih bisa dicari lagi, meskipun harus hutang.
Akhirnya Inul saudara saya datang ke sekolah dan mengajak guru BP nya Septi datang ke rumah.
Setelah sampai rumah, ada juga Budi teman dekat alm Sugy.
Mereka negosiasi dengan Septi kurang lebih tiga jam lamanya.
Sampai akhirnya saya dapat kabar bahwa Septi mau sekolah lagi asal teman-temannya di sekolah tidak tahu menahu masalah Septi.
Alhamdulillah, akhirnya mau juga Septi sekolah.
Terima kasih untuk teman-teman saya yang telah membantu saya membujuk Septi agar mau sekolah lagi.

Beberapa hari kemudian saya dapat kabar dari adek-adekkan saya.
Dia juga cerita bahwa adeknya yang masih kelas lima SD juga mogok sekolah selama dua minggu.
Waduh, kok bisa sama masalahnya??
Kebetulan si adeknya yang anak kelas lima SD itu kenal juga sama saya.
Akhirnya adek-adekkan saya tersebut minta tolong sama saya agar mau menemui adeknya, supaya saya menanyakan kenapa dia tidak mau sekolah? dan tentunya berharap agar adeknya tersebut mau sekolah lagi.
Setelah perjuangan panjang, dirayu secara bersama-sama, dan diajak nginap di rumah teman saya, si adek tersebut berjanji senin depan bakalan sekolah lagi.
Hemmm.
Memang kocak dan lucu dunia ini.
Pengen tertawa tapi pengen nangis juga.

Tuhan.
Berilah hikmah dalam semua hal yang terjadi dalam hidup saya.
Saya yakin Tuhan sayang sama saya.
Makasih Tuhan.

0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog