Tuesday, March 08, 2011

Belajar Dari Orang Gila.....

Part I

Waktu kuliah di Semarang, untuk sampai ke kampus saya memilih jalan kaki dari pada naik angkot.

Perjalanan yang saya tempuh kurang lebih 1,5 kilo meter, dan butuh waktu sekitar 15 menit.

Jika langkah kaki saya lebih cepat, dalam waktu 10 menit saya bisa sampai ke kampus.

Apalagi jika saya terlambat bangun, bisa 7 menit saya sampai ke kampus, hahaha.

Di daerah dekat kos, ada orang Gila laki-laki yang berkeliaran dijalanan.

Orang Gila tersebut suka teriak-teriak, suka ngoceh, suka senyum, suka tertawa, dan terkadang menyapa.

Banyak teman-teman saya yang takut dan menghindar dari orang Gila tersebut.

Saya awalnya takut, tapi kemudian saya mencoba memahami keGilaan orang tersebut.

Saya mencoba untuk santun, biasa saja, tidak takut, dan sesekali tersenyum/menjawab pertanyaannya.

Dari keramahan saya tersebut, akhirnya saya tahu bahwa dia Gila karena ilmu.

Dulu waktu muda, dia belajar agama dan bahasa di pesantren.

Karena terlalu banyak ilmu yang diberikan, dia tidak kuat dan akhirnya Gila.


Part II

Suatu pagi dini hari sekitar pukul 01.00 malam, saya sedang menuju ke daerah dekat pasat Kebayoran Lama.

Saya agak buru-buru karena ada janjian sama teman-teman muda saya.

Dan saat dijalanan, saya sempat berhenti karena jalanan macet.

Tiba-tiba saya dipukul orang Gila perempuan dari sebelah kanan.

Dia mukul dengat sangat keras kearah wajah saya, spontan saya kaget dan kesakitan.

Dia memukul dengan gulungan kain besar, sontak saya terperangah dan langsung menancap gas motor saya.

Setelah ketemu teman-teman saya, saya baru tahu bahwa orang Gila tersebut memang biasa memukul orang.

Bahaya juga tu, kalau tidak hati-hati, untung yang dipukulkan ke saya cuma kain.

Kebayang nggak? jika yang dipukulkan adalah balok kayu?


Part III

Malam hari sekitar pukul 21.00, tiba-tiba saya merasa lapar.

Sebenarnya saya ogah-ogahan keluar rumah, maklum sudah posisi enak di rumah.

Tapi perut lapar saya menggelora, akhirnya saya memutuskan untuk mencari makanan.

Saya memutuskan membeli mie ayam di samping rumah.

Dan saat tiba di warung mie ayam, saya kaget ada orang Gila laki-laki yang sedang duduk di warung itu.

Posisi kursi kosong tinggal satu dan pas di sebelah orang Gila tersebut.

Dengan setengah ragu, akhirnya saya putuskan untuk duduk di sebelah orang Gila tersebut.

Posisi duduk saya sangat dekat dengan orang Gila tersebut, jaraknya hanya sejengkal.

Sekitar 10 menit saya diam terpaku tanpa berani menoleh ke samping.

Takut dipukul sama orang Gila itu, karena saya lihat dia membawa gitar rusak.

Semakin lama, saya semakin penasaran, karena penasaran saya memaksakan diri menoleh ke arah orang Gila tersebut.

Ups, saya kaget saat melihat dia tersenyum ke arah saya.

Hampir loncat dari kursi, tapi tidak mungkin.

Akhirnya kupaksakan membalas senyumnya, meski tanpa makna.


HIKMAH

Tidak semua orang gila benar-benar Gila.

Ada orang gila yang sesungguhnya dia tidak benar-benar Gila.

Waspada dan hati-hati terhadap mereka boleh-boleh saja.

Tetapi menjustifikasi mereka sebagai gembel yang harus dijauhi, sepertinya adalah tindakan yang keliru.

Bagaimanapun mereka adalah manusia.

Yang harus dihormati dan dihargai secara kapasitasnya.

0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog