Tuesday, April 16, 2013

Pendakian Gunung Gede....

Waktu sekolah dulu, sering mendaki bukit saat acara Pramuka atau Saka.
Kebetulan saya ikut Pramuka dan dua Saka sekaligus; Saka Bhayangkara dan Wana Bhakti.
Yah kalau sekedar mendaki bukit mah sudah sangat sering bahkan rutin dilakukan oleh sekolah.
Tapi kalau untuk mendaki Gunung sama sekali belum pernah.
Bukan takut, tetapi lebih karena ngeri tidak sanggup sampai ke puncaknya.
Saya sih sadar diri, bahwa saya jarang olah raga.
Secara otomatis, otak sadar saya bilang bahwa hanya orang-orang sehatlah yang mampu mendaki Gunung.
Arti dari orang sehat adalah orang yang rutin melakukan aktivitas olah raga harian atau mingguan.

Beberapa kali diajak sih oleh teman-teman untuk mencoba naik gunung.
Pernah juga diajak oleh mahasiswa bahkan pernah teman tongkrongan.
Tetapi benar-benar tidak berani dan merasa tidak siap.

Saat ulang tahun kemaren, tiba-tiba saya menemukan selebaran pendakian Gunung dengan tujuan Gunung Gede.
Tidak tahu kenapa, seolah spontan nalar sadar saya mengiyakan untuk ikut.
Sepertinya memang saya butuh merefresh otak saya.
Maklum selama ini sok sibuk dan sok tidak punya waktu untuk sekedar refreshing.
Dan menurut saya, dan saya yakin semua orang sepakat bahwa alam itu adalah tempat paling indah untuk merefresh otak yang lagi jutek/puyeng oleh banyaknya aktivitas harian.
Akhirnya saya memutuskan untuk ikut dengan mengajak teman saya yaitu mbak Eni.
Dan alhamdulillah mbak Eni bersedia menemani saya naik Gunung.
Saya paham mbak Eni, dan dia termasuk orang yang suka berpetualang.

Tanggal 5 April sekitar pukul 22.00 WIB saya berangkat dari Pondok Kopi bareng dengan teman-teman yang lainnya.
Kurang lebih pukul 01.00 WIB saya tiba di lokasi start pendakian.
Pukul 02.30 WIB pendakian dimulai.
Saat itu juga saya mengucapkan Bismillah.
Saya yakin bahwa saya mampu mendaki Gunung tersebut dengan akhir yang gembira.
Meski awalnya agak ragu-ragu dan ngos-ngosan.
Tahu sendiri sama sekali jarang olah raga, jadi sangat berpengaruh terhadap sebuah pendakian.
Mana tas saya sangat besar dan berat, alhamdulillah ada teman yaitu mas Cidong yang menawarkan bantuan untuk membawakan tas saya tersebut.

Langkah demi langkah dilalui dengan sangat berat.
Lelah dan sangat lelah.
Berkali-kali harus minum, makan, dan istirahat karena alasan tidak kuat.
Berkali-kali pula harus mengeluh kepada panitia pendamping.
Serasa mau patah tulang kaki saya, dan badan saya seolah remuk-remuk.
Ingin menangis tetapi malu, karena saya yakin semua merasakan hal yang sama.
Kecuali bagi mereka yang sudah terbiasa melakukan pendakian Gunung.

Ketika itu saya sempat berfikir tentang laki-laki dan perempuan.
Awalnya saya fikir laki-laki memang jauh lebih kuat dari perempuan.
Tetapi setelah melihat banyak perempuan kuat dan santai melakukan perjalanan bahkan seolah tanpa beban, saya langsung sepakat dengan idiologi awal saya bahwa ini bukan persoalan laki-laki dan perempuan, tetapi lebih pada kebiasaan dan pengalaman mendaki Gunung.
Artinya perempuan yang terbiasa mendaki, tidak tidak akan bermasalah dengan sebuah perjalanan mendaki Gunung.

Di tengah perjalanan, saya sungguh menikmati indahnya alam.
Saya merasa sangat nyaman dan tenang berada dalam hutan nan sejuk dan permai.
Banyak cerita dan banyak ilmu yang saya dapat dari teman-teman yang sudah sering malakukan pendakian.
Dan di tengah kelelahan itu, alhamdulillah ada sekelompok teman yang selalu setia mendampingi saya.

Subhanallah.
Maha besar Allah dengan semua ciptaannya.
Tambah banyak kenalan dan tambah banyak saudara.
Tegur, senyum, dan sapa dilantunkan untuk siapa saja yang berpapasan di jalan.
Seolah semua menjadi teman dan saudara meski tidak saling kenal satu sama lainnya.

Benar-benar menyatu dengan alam.
Seolah lebur dalam suasana haru dan keceriaan.
Seolah saya merasakan kehadiran Tuhan dalam setiap yang saya lihat.
Seolah ada sesuatu yang segar mengalir dalam aliran darah saya.
Luar biasa hebat dan agung Engkau ya Allah.
Begitu kecilnya saya kala itu.
Dan begitu hinanya keberadaan saya di hadapan-Mu.

Akhirnya pukul 11.00 WIB saya tiba di Surya Kencana.
Sangat lama perjalanan yang saya tempuh, maklum masih pemula.
Hahahaha.
Tapi luar biasa saya bisa sampai ke Surya Kencana dengan dibantu oleh beberapa teman-teman panitia.
Malam itu saya dan teman-teman baru saya bermalam disitu dengan mendirikan tenda.
Sangat kedinginan dan mengginggil.
Baju basah dan jaket pinjaman yang cukup tebal tak mampu menahan dingin.
Malam itu saya merintih dan mengginggil.
Hampir tidak bisa lelap dalam tidur.
Tapi tidak mengaapalah, saya pikir itu adalah bagian dari kenikmatan melakukan pendakian.

Pagi hari sekitar pukul 10.00 WIB saya dan teman-teman melanjutkan perjalanan ke puncak Gunung Gede.
Siang hari kami semua sampai ke puncak dengan selamat.
Subhanallah, maha suci Engkau ya Allah.
Telah menciptakan alam yang begitu indah.
Dan terima kasih telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mencapai puncak Gunung Gede.
Beberapa saat menikmati keindahan puncak tersebut, akhirnya saya dan teman-teman melakukan perjalanan turun.
Kurang lebih pukul 21.00 WIB saya dan teman-teman tiba di lokasi dimana mobil telah menunggu dengan setia.
Lelah yang luar biasa.
Payah dan sungguh-sungguh payah.
Tapi, kenikmatan yang saya rasakan mengalahkan kelelahan yang sangat payah itu.

Sampai Pondok Kopi kurang lebih pukul 02.00 WIB.
Saya dan mbak Eni pulang menuju SMA Dozqi untuk mengambil motor saya.
Saya minum kopi di warteg samping Dozqi supaya tidak mengantuk di jalan.
Berharap sampai rumah dengan selamat tiada halangan apapun.
Tapi kenyataan berkata lain, kurang lebih subuh saya jatuh di daerah Bojong Sari.
Ada lobang besar sebelah kiri dan saya tidak awas karena lelah dan mengantuk.
Saya mental ke tengah jalan raya dan sempat pingsan.
Gigi patah, bibir robek, pipi tergores, kaki tangan luka-luka.
Saya dibawa ke rumah sakit Sawangan dan akhirnya di pindah ke rumah sakit Fatmawati.
Seharian di rawat di rumah sakit Fatmawati.
Sempat kaget dan sedih dengan keadaan saya waktu itu.

Tapi apapun yang terjadi dan seperti apapun keadaan saya pasca naik gunung.
Satu kalimat; Subhanallah, terima kasih Allah telah memberikan kesempatan kepada saya untuk melihat betapa besar dan betapa hebatnya diri-Mu.
Terima kasih juga kepada semua teman-teman yang telah memberi saya kesempatan untuk melakukan pendakian.
Pengalaman ini tidak akan pernah saya lupakan sampai kapanpun.
Dan insya Allah saya tidak akan takut atau kapok untuk kembali mendaki Gunung.

Sallam damai.
Dan mari bersama kita cintai alam nan indah ini.
Karena alam adalah salah satu kita bisa merasakan kehadiran Tuhan yang sesungguhnya.

0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog