Kisah 1
Hari ini saya ke Jakarta tepatnya di Kemendiknas daerah
senayan, saya telah janjian dengan Mbak Lilis salah seorang pegawai
Kemendiknas bagian beasiswa unggulan. Saya sebenarnya agak berat turun
ke Jakarta dari Parung Bogor, karena waktu telah menunjukkan pukul
13.30. Sedangkan semua orang tahu bahwa jarak Parung ke Jakarta tidaklah
dekat, paling tidak butuh dua jam untuk bisa sampai ke Kemendiknas
Jakarta. Saya hampir memutuskan untuk datang lusanya dan membatalkan
janji hari ini dengan Mbak Lilis, tetapi tiba-tiba saya ingat bahwa
sebelumnya saya pernah janji juga dengan Mbak Lilis tetapi saya batalkan
karena ada tamu dari Philipina yang datang ke tempat dimana saya
bekerja. Akhirnya dengan bismillah saya turun ke Jakarta berniat
menepati janji saya bertemu dengan Mbak Lilis dengan maksud menyerahkan
berkas beasiswa. Jam 15.00 saya tiba di Kemendiknas dan langsung bertemu
dengan Mbak Lilis setelah menunggu kurang lebih 15 menit. Ternyata
berkas yang saya bawa kurang lengkap dan musti diberesin lagi, sehingga
Mbak Lilis meminta saya datang kembali esok harinya. Subhanallah,
benar-benar nyesek karena sudah datang jauh-jauh dari Parung Bogor, tapi
tidak mengapa yang penting saya bangga karena telah menepati janji
bertemu dengan Mbak Lilis, meskipun sedikit kecewa karena berkas belum
lengkap.
Kisah 2
Selepas dari Kemendiknas ketemu
Mbak Lilis saya langsung ngacir ke Sawangan lewat Bojongsari, bermaksud
mengikuti sebuah pelatihan mubalighot untuk aktivis gerakan Islam
tingkat pusat. Pukul 17.30 saya tiba di pertigaan Margonda Raya,
sepanjang jalan saya mencari hotel yang dimaksud di undangan tetapi
tidak ketemu. Karena nyerah dan kelelahan mencari akhirnya saya
memutuskan bertanya kepada orang yang berada disitu, tetapi aneh tidak
ada satupun yang tahu hotel yang saya cari. Akhirnya saya telephone
panitia ke HP nya tetapi tidak diangkat, saya telephone ke sekretariat
tetapi juga tidak diangkat. Setelah menunggu kurang lebih tiga puluh
menit pas maghrib, saya berhasil menelephone panitianya, dan ternyata
kegiatannya dipindah ke Puncak Bogor tidak lagi di Sawangan Depok, dan
saya sudah telat lama karena mulai acara dari siang setelah dzuhur.
Subahanallah maha suci Allah dengan segala kekuatannya, mana kehujanan
sore itu ditambah kebelet ingin pipis tapi tidak ada wc umum. Ehm tapi
tidak apa-apa, anggap saja jalan-jalan ke daerah Sawangan sembari
refreshing melihat daerah Sawangan. Tapi saya cukup bangga dan senang,
karena saya telah menepati janji saya kepada organisasi untuk menjadi
peserta pelatihan tersebut.
Kisah 3
Suatu ketika saya
janji sama teman anak stm di daerah Serpong ingin bisa nongkrong sama
mereka pas malam minggunya, tetapi karena saya kelelahan habis jadi MC
saya tidak jadi datang ke tongkrongan tersebut. Sebenarnya saya sangat
tidak enak karena sudah berjanji, dan karena sudah tidak menepati janji
saya, saya akhirnya memutuskan main ke sekolah stm tersebut. Kala itu
saya janji hari senin, tetapi karena acara saya belum kelar hingga pukul
14.00 saya berniat cancel untuk janji saya tersebut, karena anak-anak
itu pulang pukul 12.30. Alhamdulillah saya punya jalan lain yaitu
menyusul mereka yang kebetulan sedang nyekar di daerah Tiga Raksa,
kebetulan acara saya waktu itu tidak jauh dari Tiga Raksa. Habis ashar
alhamdulillah saya bertemu dengan anak-anak tersebut, dan kurang lebih
satu jam saya ngobrol sama meraka kebetulan ada beberapa yang sudah saya
kenal sebelumnya. Ketika pulang saya memutuskan untuk naik kereta
bareng sama mereka, sedangkan motor saya dibawa sama salah satu anak stm
itu. Pas tiba di stasisun kereta juga tiba, tidak berapa lama kereta
tiba-tiba jalan, sontak saya kaget dan ikut mengejar kereta seperti
anak-anak stm itu. Setengah jalan saya berniat menaiki kereta tersebut,
dan saya agak kerepotan karena saya menggunakan sepati hak tinggi.
Tangan saya ditarik-tarik oleh orang-orang yang ada di dalam kereta dan
alhamdulillah saya berhasil naik ke atas kereta dengan selamat. Pas saya
naik saya baru sadar bahwa yang berhasil naik kereta hanya setengah
anak-anak, yang setengahnya masih tertinggal di stasiun dan pulang
menggunakan kereta berikutnya. Dua hari setelah itu saya baru sadar
bahwa tangan kanan saya ternyata terkilir agak parah, langsung saya
pijat urut kebeberapa orang berharap bisa sembuh dan pulih. Sekarang
sudah dua minggu lebih, tetapi tangan kanan saya masih nyeri dan sangat
sakit. Tapi tidak mengapa, meski tangan saya terkilir tapi saya bahagia
bisa menepati janji saya yaitu main bareng dengan anak stm di daerah
Serpong.
Monday, October 15, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment