Wednesday, September 28, 2011

KTP,,,,

KTP saya hilang karena kecopetan bersama dompet saya.

Bukan cuma KTP yang hilang, SIM, NPWP, Askes, ATM, KTM, Kartu Berobat, dan uang.

Otomatis karena telah lenyap semua saya harus mengurus satu-satu.

Tidak tahu kenapa, saya males banget mau ngurusi semuanya.

Kayaknya ogah-ogahan gitu.

Hahaha.

Akhirnya setelah sebulan lamanya saya mencoba mengurusi KTP.

Kemudian saya meminta surat pindah dari alamat lama.

Alhamdulillah dapat surat pindah dari RT.

Tetapi tentu tidak gratis.

Saya harus membayar 15.000 untuk surat tersebut.

Setelah ke Kelurahan dimana saya tinggal sekarang, saya dapat pengantar.

Dan ternyata pengantar tersebut juga tidak gratis alias bayar.

Kali ini saya mengeluarkan uang 20.000.

Saya masih harus minta keterangan ke Kelurahan tempat saya tinggal sebelumnya.

Dapatlah surat keterangan pindah yang legalitasnya lebih tinggi dari RT.

Ternyata lagi-lagi saya harus membayar 20.000 untuk surat tersebut.

Terakhir saya musti ke Kecamatan untuk menyerahkan semua berkas.

Dan karena belum jadi, saya belum tahu berapa uang yang harus saya keluaran untuk membayar.

Yang menjadi pertanyaan saya adalah?

Bukankah para pegawai tersebut sudah mendapat gaji?

Jika iya, seharusnya pelayanan yang diberikan kepada masyarakat idealnya cuma-cuma.

Dan tidak boleh dipungut biaya.

Bagaimana negara ini mau bersih dari KKN, kalau aparatnya saja melegalkan uang diluar gaji resminya.

Bukan tidak ikhlas mengeluarkan sejumlah uang.

Yang saya heran dengan diri saya sendiri.

Kenapa saya tidak berani untuk tegas.

Sehingga yang seharusnya dibayar yaitu di Kecamatan.

Hanya di Kecamatan.

Emang sih mereka enggak minta secara terang-terangan.

Begini ne percakapannya.

Saya: kena biaya administrasi berapa ya pak?

Bapaknya: yaudah saya terima berapapun dari ibu.

Saya: lha kok gitu?

Bapaknya: iya bu saya terima saja.

Padahal saya berharap dia bilang gini:

"Lho tidak usah membayar ibu, ini kan sudah tugas saya sebagai pegawai kelurahan,

malah kalau ibu membayar sama saja ibu meremehkan saya, ini namanya suap ibu, ibu tau suap kan?"

Tapi sayang, kalimat itu hanya hayalan semata.

Semoga suatu saat akan menjadi nyata.

Amien.

0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog